Pembimbing:
dr. Hj. Ken Wirastuti,
M.Kes, Sp.S.KIC
Oleh :
IDENTITAS
Nama / Umur
: An. IA / 16 tahun
Jenis kelamin
: Laki-Laki
Pekerjaan
: Pelajar
Agama
: Islam
Status Pernikahan : Belum Menikah
Suku Bangsa
: Jawa
Tanggal masuk
: 13 September 2016
Dirawat ke
: Pertama
ANAMNESA
Dengan autoanamnesa pada tanggal 16 Juli
2010
Keluhan Utama : Kelemahan pada
keempat ektrimitas
Keluhan Tambahan : demam
D isangk
al
RIWAYATKELAHIRAN/PERTUMBUHAN/PERKEMBANGAN
Tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS INTERNUS :
Keadaan umum :Tampak lemah sedang
Gizi : Baik
Tanda vital
STATUS PSIKIATRI
Tingakah laku : Wajar
Perasaan hati : Eutim
Orientasi
: Baik
Jalan pikiran : Baik
Daya ingat
: Baik
STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran
: Compos Mentis , E4M6V5
= 15
Sikap tubuh : Berbaring terlentang
Cara berjalan : Tidak dilakukan
Gerakan abnormal : Tidak ada
GCS
Kepala
Bentuk : Normocephal
Simetris : Simetris
Pulsasi : Teraba pulsasi A.Temporalis
dextra
& sinistra
Nyeri tekan : Tidak ada
Leher
Sikap : Normal
Gerakan : Bebas ke segala arah
Vertebra : Dalam batas normal
Nyeri tekan : Tidak ada
Kaku kuduk :
Laseque : >
Kerniq
: >
Brudzinsky I :
Brudzinsky II :
Kiri
(-)
70
>70
135
>135
(-)
(-)
(-)
(-)
NERVI CRANIALIS
N.I ( Olfaktorius)
Daya penghidu : Normosmia /
Normosmia
N II (Opticus)
Ketajaman penglihatan : Baik / Baik
Pengenalan warna : Baik / Baik
Lapang pandang : Sama dengan pemeriksa
Funduscopy : Tidak dilakukan
N III,IV,VI (Oculamotorius,Trochlearis,Abducens)
Ptosis : (-) (-)
Strabismus : (-) (-)
Nistagmus : (-) (-)
Exophtalmus : (-) (-)
Enophtalmus : (-) (-)
Gerakan bola mata
Lateral : Baik Baik
Medial: BaikBaik
Atas lateral : BaikBaik
Atas medial : BaikBaik
Bawah lateral : BaikBaik
Bawah medial : BaikBaik
Atas: BaikBaik
Bawah: BaikBaik
Pupil
Ukuran pupil : 3 mm / 3mm
Bentuk pupil : bulat / bulat
Isokor/anisokor: : isokor
Posisi : sentral / sentral
Rf cahaya langsung:
: (+) / (+)
Rf cahaya tdk langsung: : (+) / (+)
Rf akomodasi/konvergensi: (+) / (+)
N .V (Trigeminus)
Menggigit : (+)
Membuka mulut : Simetris
Sensibilitas Atas : (+) / (+)
Tengah : (+) / (+)
Bawah : (+) / (+)
Rf masester : (+) / (+)
Rf zigomatikus : (+) / (+)
Rf cornea : (+) / (+)
Rf bersin : Tidak dilakukan
N VII (Facialis)
Pasif
Kerutan kult dahi : Simetris kanan dan kiri
Kedipan mata : Simetris kanan dan kiri
Lipatan nasolabial : Simetris kanan dan kiri
Sudut mulut : Simetris kanan dan kiri
Aktif
Mengerutkan dahi : Simetris kanan dan kiri
Mengerutkan alis : Simetris kanan dan kiri
Menutup mata : Simetris kanan dan kiri
Meringis : Simetris kanan dan kiri
Menggembungkan pipi : Simetris kanan dan kiri
Gerakan bersiul : Simetris kanan dan kiri
Daya pengecapan lidah 2/3 depan : Tidak dilakukan
Hiperlakrimasi : Tidak ada
Lidah kering : Tidak ada
N. VIII ( Acusticus )
Mendengarkan suara gesekan jari tangan : (+) /
(+)
Mendengar detik arloji : (+) / (+)
Tes Schawabach : Tidak dilakukan
Tes Rinne
: Tidak dilakukan
Tes Weber : Tidak dilakukan
N. IX ( Glossopharyngeus )
Arcus pharynk : Simetris
Posisi uvula : Di tengah
Daya pengecapan lidah 1/3 belakang : Tidak
dilakukan
Refleks muntah : Tidak dilakukan
N.X ( Vagus )
Denyut nadi : Teraba, reguler
Arcus faring: Simetris
Bersuara : Baik
Menelan
: Tidak ada gangguan
N. XI ( Accesorius )
Memalingkan kepala : Normal
Sikap bahu
: Simetris
Mengangkat bahu : Simetris
N.XII ( Hipoglossus )
Menjulurkan lidah : Simetris kanan dan
kiri
Kekuatan lidah
: Baik
Atrofi lidah
: Tidak ada
Artikulasi
: Baik
Tremor lidah
: Tidak ada
MOTORIK
Gerakan :
Kekuatan:
terbatas terbatas
terbatas Terbatas
3 3
1 1
Tonus : normotonus pada keempat
ekstremitas
Trofi: Eutrofi pada keempat ekstremitas
REFLEKS FISIOLOGIS
Refleks Tendon Kanan Kiri
Refleks Biseps: (+) (+)
Refleks Triseps : (+) (+)
Refleks Patella : (+) (+)
Refleks Archilles : (+) (+)
Refleks Permukaan :
Dinding perut : Normal
Cremaster : Tidak dilakukan
Spinchter Anii : Tidak dilakukan
Refleks Patologis :
kanan
kiri
SENSIBILITAS
Eksteroseptif :
Nyeri : (+)
(+) (dari pusar
sampai kaki kanan & kiri bagian lateral)
Suhu : tidak dilakukan
Taktil : (+)
(+)(dari pusar
sampai kaki kanan & kiri bagian lateral)
Propioseptif :
Vibrasi
: Tidak dilakukan
Posisi
: (+) / (+)
Tekan dalam
: Tidak dilakukan
FUNGSI OTONOM
Miksi
Inkotinensia
Retensi
Anuria
:
Defekasi
Inkotinensi
Retensi
FUNGSI LUHUR
Fungsi
Fungsi
Fungsi
Fungsi
Fungsi
bahasa :Baik
orientasi
:Baik
memori
:Baik
emosi
:Baik
kognisi :Baik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil laboratorium
Keterangan
14-09-2016
20-09-2016
Nilai
Rujukan
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin
15.0
15
12-16 g/dL
Hematokrit
43,4
43,8
37-47%
Eritrosit
5,18
5,3
4,3 6,0
13,32
juta/L
4800
Leukosit
14,04
10800 /L
RESUME
Anamnesa
Pasien mengalami kelemahan pada keempat
ekstrimitas 1 hari yang lalu, sebelumnya pasien
mengatakan bahwa baru saja berpergian jauh yaitu
ke Yogyakarta mengendarai mobil. Setelah pulang
dari bepergian tersebut pasien mengalami
kesemutan pada daerah punggung, dan juga
pasien mengeluh badan terasa panas.
Setelah badan panas, pasien setelah kesemutan di
punggung merasakan kelemahan keempat anggota
gerak. Merasa berat dan tak bisa digerakkan.
Akhirnya pasien dibawa ke IGD Rumah Sakit Islam
Sultan Agung Semarang pada tanggal 13
September 2016 pukul 22.00
Pemeriksaan:
Status interna
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 84 kali/menit
RR : 24 kali/menit
Suhu : 36,5o C
Gizi : baik
K/L : tak
Thorak : tak
Abdomen : tak
Extermitas : akral hangat, tetraplegi
ekstremitas tipe spastik
Status psikiatri : dalam batas normal
Status Neurologis :
Motorik : Gerakan : Bebas
Bebas Terbatas
Bebas
Kekuatan :
3
3
1
1
Refleks Patologis : Babinski (+) kaki
kanan&kiri
Chaddock, Openheim, Gordon
(+)kaki
kiri.
Sensibilitas
:menurun dari pusar sampai
kaki kanan dan kiri bagian lateral
(T10-S1).
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis:myelitis transversa,
tetraplegia spastik
Diagnosis Topis : cervical 1-2, cervical
3thoracal 3
Diagnosis Etiologis : toxoplasma,
CMV, herpes
Terapi
Infus RL 20 tetes/menit
Medikamento
sa
Metilprednisolon 3 x 16 mg
Cefixim 2 x 200 mg
Rebal plus 2 x 1
Binoscom 2 x 1
Paracetamol 3x500
Na diklofenak 2x50
Non
Fisioterapi
medikament
osa
PROGNOSA
Ad vitam
: ad bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad malam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
Ad cosmeticum : Dubia ad malam
Mielitis
Transversa
Definisi
Epidemiologi
etiologi
infeksi viral
idiopatik
infeksi virus:
varicella zooster
herpes simplek
sitomegalovirus
Epstein-Barr
influensa
Echovirus
Patologi
Makroskopis pada medulla spinalis yang mengalami
peradangan akan tampak edema, hiperemi dan pada
kasusberat terjadi perlunakan ( mielomalasia ). 4
Mikroskopis
Gambaran klinik
spasme otot
gelisah
sakit kepala
demam
sistem respiratori
Nyeri
Selain itu pada pungsi lumbal djumpai blokase aliran likuor dengan
kadar protein yang meningkat tanpa disertai adanya sel.
Tes darah
Pengobatan
biasanya diberikan pada penderita yang datang dengan gejala awitannya sedang
berlangsung dalam waktu 10 hari pertama atau bila terjadi progresivitas defisit
neurologik.
Bila tidak dapat diberikan peroral dapat pula diberikan metilprednisolon secara
intravena dengan dosis 0,8 mg / kg/hari dalam waktu 30 menit.
ACTH dapat diberikan secara intramuskular dengan dosis 40 unit dua kali perhari
( selama 7 hari ),
lalu 20 unit dua kali sehari ( selama 4 hari ) dan 20 unit dua kali perhari ( selama 3
hari ) .
untuk mencegah efek samping kortikosteroid, penderita diberi diet rendah garam
dan simetidin 300 mg 4 kali / hari atau ranitidin 150 mg 2 kali / hari. Selain itu
sebagai alternatif dapat diberikan antasida peroral. 4
Prognosis
Perbaikan dari mielitis tansversa biasanya dimulai antara 2
sampai 12 minggu dari onset gejala dan mungkin
berlangsung sampai 2 tahun.
DAFTAR PUSTAKA