Anda di halaman 1dari 27

TAENIA SAGINATA

&
HYMENOLEPIS NANA

CESTODA
Cacing dewasa hidup dalam saluran
usus vertebrata
Larva hidup dalam jaringan vertebrata
Bentuk badan cacing dewasa
memanjang seperti pita
Pipih dorsoventral
Tidak mempunyai alat cerna dan
daluran vaskuler
Terbagi dalam segmen2 yg disebut
proglotid

Badan cacing dewasa terdiri dari:


Scolex, yaitu alat untuk melekat
Terdapat

Rostelum
Sucker
Kait atau hooklet
Leher, merupakan tempat pertumbuhan
segmen
Strobila, terdiri dari proglotid
Immature
Mature
Gravid

Telur dikeluarkan bersama proglotid atau tersendiri


Telur mengandung embrio heksakan atau embrio dengan 6 kait
atau onkosfer
Infeksi terjadi karena menelan:

Telur infektif
Telur
Daging yang mengandung larva
(kista)

Taenia saginata
Cacing pita sapi
HD : manusia, HP: sapi, kerbau
Penyakit: taeniasis saginata
Larvanya disebut: cisticercus bovis
Distribusi geografis: kosmopolitan, yaitu di Eropa, Timur
Tengah, Afrika, Asia, Amerika Utara, Amerika Latin,
Rusia dan Indonesia (Bali, Jakarta)

Morfologi
Terdiri dari:
Kepala disebut scolex
Leher
Strobila, yaitu untaian segmen/proglotid, terdiri
dari segmen imatur, matur dan gravid
Panjang strobila : 4 -12 m
Scolex berbentuk segi empat, terdapat 4 sucker, tidak
ada rostelum, tidak ada kait2
Telur: bulat, terdapat struktur radier, berisi embrio
heksakan (onkosfer)
Telur merupakan sadium infektif bagi sapi
Stadium infektif bagi manusia adalah larva sistiserkus
bovis dan telur

EMBRIO
HEKSAKAN

SRTUKTUR
RADIER

SUCKER

PROGLOTID GRAVID

SCOLEX

Siklus hidup

Dalam tubuh sapi (hp)


Telur keluar bersama tinja Px (manusia) menempel
pada rumput termakan oleh sapi telur menetas di
dalam saluran pencernaan keluar embrio heksakan
menembus dinding usus masuk pembuluh getah
bening atau pembuluh darah - mengikuti aliran darah
sampai ke otot menjadi larva sistiserkus bovis

Dalam tubuh manusia


Daging sapi yang mengandung sistiserkus bovis apabila
dimakan mentah, larva dapat tumbuh menjadi cacing
dewasa di dalam tubuh manusia - scolex akan keluar
(evaginasi) dari sistiserkus bovis - melekat pada
mukosa usus halus - tumbuh menjadi cacing dewasa di
dalam tubuh manusia

Gejala klinik

Infeksi oleh cacing dewasa pada manusia menimbulkan gejala yang


ringan: mual, muntah, mencret, pusing, gugup
Gejala yg lebih berat terjadi apabila ada proglotid menyumbat
apendix, atau penyumbatan usus oleh strobila
Infeksi oleh cisticercus bovis pada manusia sangat jarang terjadi

Diagnosis: dengan menemukan telur dan


proglotid gravid yang lepas di dalam tinja Px

Morfologi
SUCKER

ROSTELUM

PROGLOTID GRAVID

SCOLEX

KAIT

CYSTICERCOSIS

Yaitu infeksi yang disebabkan oleh larva T. solium


(cysticercus cellulosae)
Dapat mengenai otot dan susunan syaraf pusat (SSP)
atau neurosistiserkosis
Baru dikenal pada abad 19
Belum ada keberhasilan dalam pemberantasannya

Distribusi geografis:
Meksiko, Amerika tengah dan Selatan, India,
Afrika sub Sahara, China, Indonesia (Bali dan
Papua)
Sampai th 2003 hanya benua Antartika dan
Australia yang bebas dari sistiserkosis
Morfologi cicticercus cellulosae:
P 5 mm, l 8-10 mm
Berbentuk seperti kantong
Berwarna putih susu
Mengandung invaginated scolex

Cara infeksi
Hetero infection
External auto infection
Internal autoinfection

Bagian yang terinfeksi


Jaringan sub kutan
Otot, mata, otak
Organ dalam: liver, jantung, paru

Gejala klinik
Larva terdapat dalam jaringan berbentuk
kista yang berisi cairan (metacestoda)
Tergantung lokasi dan jumlah kista
Kista kecil pada otot tidak menimbulkan
gejala
Gejala timbul akibat reaksi radang
Manifestasi klinik utama pada
neurosistiserkosis : kejang, gejala lain, mula,
muntah, gangguan status mental

Diagnosis
Ditegakkan dengan menemukan larva cycticercus yang mengalami
pengapuran yaitu dengan pemeriksaan radiologis
Dengan menemukan telur dalam feses Px untuk membentu Dx
Anamnesa
Tes serologis
MRI

Pencegahan
Pengobatan Px
Kebersihan perorangan untuk mencegah terjadinya autoinfeksi
Menghindari kontaminasi makanan dan minuman dari tinja Px
Cysticercosis bovis: jarang terjadi

Hymenolepis nana
Cacing pita kerdil atau dwarf tapeworm
Panjang: 25-45 mm
HD: manusia dan tikus
Penyakit: hymenolepiasis
Distribusi geografis: kosmopolitan, di daerah tropik, juga
ditemukan di Indonesia

Morfologi

Menyerupai T. solium tetapi ukurannya lebih kecil


Scolex mempunyai: sucker 4, rostelum, kait2
Telur : lonjong, terdapat polar filamen, berisi embrio
heksakan (onkosfer)

EMBRIO
HEKSAKAN

POLAR
FILAMEN

Telur H. nana

Siklus hidup
Telur dan proglotid gravid keluar bersama
tinja Px tertelan oleh manusia menetas
keluar embrio heksakan menembus vilus
menjadi sistiserkoid pecah masuk ke
rongga usus scolex melekat pada mukosa
usus tumbuh cacing dewasa di nusus halus
Apabila telur termakan oleh serangga
(kumbang) kumbang termakan oleh
manusia telur menetas sistiserkoid dewasa

Epidemiologi
Tidak memerlukan hospes perantara
Cara infeksi

Makanan & minuman terkontaminasi


telur
Autoinfeksi externa (fecal-oral)
Autoinfeksi interna

Gejala klinik:
Rasa sakit pada abdomen, nausea,
diarea, anorexia
Urtikaria, pucat
Eosinofilia

Pencegahan
Kebersihan lingkungan, makanan dan
minuman
Pengobatan Px

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai