Anda di halaman 1dari 12

UU Keselamatan kerja

Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem


keselamatan dan kesehatan kerja yang
meliputi
keselamatan orang
perlindungan peralatan/mesin, bangunan dan
bahan serta
perlindungan lingkungan hidup.

Ketentuan umum sistem


pelaksanaan
K3
di
Indonesia
Kebijaksanaan umum pelaksanaan UU ada pada Menteri
Tenaga Kerja. Kebijaksanaan ini dituangkan ke dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja atau Keputusan Menteri
tenaga Kerja
Direktur melakukan pelaksanaan umum Undang-undang
ini. Fungsi Direktur dilaksanakan oleh Direktur Jendral
Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenaga Kerjaaan (Dirjen Binawas)
Manajemen bertanggung jawab secara hukum atas
pelaksanaannya di tempat kerja, dibantu oleh perangkat
K3 yang ada di tempat kerja, yaitu manajer atau ahli K3,
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
dan Pelayanan kesehatan kerja di perusahaan.

Ketentuan umum sistem


pelaksanaan
K3
di
Indonesia
Pihak manajemen maupun tenaga kerja masingmasing punya kewajiban dan tanggung jawab dalam
pelaksanaan K3 , dan dalam pelaksanaannya perlu
adanya kerja sama. Untuk membina kerja sama dan
saling pengertian dalam pelaksanaan kewajiban dan
tanggung jawab ini perlu dibentuk (P2K3)
P2K3 selain berfungsi untuk membina kerja sama
antara manajemen dan tenaga kerja juga membantu
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.
Pengawasan langsung di tempat kerja dilaksanakan
oleh Pegawai Pengawas dan Ahli K3. Syaratsyarat K3 ditentukan dengan Peraturan
perundangan.

Ruang Lingkup K3
UU berlaku untuk setiap tempat kerja yang

didalamnya terdapat tiga unsur, yaitu :


a. Adanya suatu usaha, baik usaha itu bersifat
ekonomis maupun sosial.
b. Adanya tenaga kerja yang bekerja
didalamnya baik secara terus menerus
maupun sewaktu-waktu.
c. Adanya sumber bahaya.

Syarat-syarat keselamatan
kerja diatur sebagai berikut
a.

mencegah dan mengurangi kecelakaan;


b. mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan
menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para
pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau
menyebar
luasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;

Syarat-syarat keselamatan
kerja
diatur
sebagai
berikut

Dilakukan mulai perencanaan, pembuatan,


pengangkutan, peredaran, perdagangan,
pemasangan, pemakaian, penggunaan,
pemeliharaan dan penyimpanan bahan,
barang, produk teknis dan aparat produksi
yang mengandung dan dapat menimbulkan
bahaya kecelakaan.

Tentang pemeriksaan kesehatan badan


tenaga kerja :
Pengurus di wajibkan memeriksakan kesehatan

badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari


tenaga kerja yang akan diterimanya maupun
akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat
pekerjaan yang diberikan padanya.
Pengurus diwajibkan memeriksakan semua
tenaga kerja secara berkala pada dokter yang
ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh
direktur.
Norma-norma mengenai pengujian kesehatan
ditetapkan dengan peraturan perundangan.

Kewajiban pengurus tentang


tenaga
kerja
baru
Menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru
tentang:
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat
timbul dalam tempat kerja;
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang
diharuskan dalam tempat kerja;
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang
bersangkutan;
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Mempekerjakan tenaga kerja yang memahami syarat-syarat
tersebut di atas.
Menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang
berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan
kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan
keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian
P3K.

Kewajiban pengurus
Secara

tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang


dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang
diwajibkan,
Memasang semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan
dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat
yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja.
Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri
yang diwajibkan pada tenaga kerja berada dan menyediakan
bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut,
disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi
dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja

Tentang kewajiban dan hak


tenaga kerja.
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta
b.
c.
d.
e.

oleh
pegawai pengawas dan atau keselamatan
kerja.
Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan.
Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat K3
yang diwajibkan.
Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua
syarat
K3 yang diwajibkan.
Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan
dimana syarat K3 serta alat-alat perlindungan diri
yang
diwajibkan diragukan olehnya kecuali
dalam hal-hal
khusus ditentukan lain oleh
pegawai pengawas dalam
batas-batas yang
masih dapat dipertanggung
jawabkan.

tentang sanksi hukum


Pelaksanaan ketentuan tersebut pada pasal-pasal

di atas diatur lebih lanjut dengan peraturan


perundangan.
ancaman pidana atas pelanggaran peraturannya
dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3
(tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp.
100.000,- (seratus ribu rupiah).
Untuk saat ini denda uang setinggi-tingginya
sekitar Rp. 50.000.000,- sampai Rp.
400.000.000,-. Tindak pidana tersebut adalah
pelanggaran.

Anda mungkin juga menyukai