Pengertian
Pengertian
Jenis saham
Saham Biasa
Saham Preferen
Risk and return adalah kondisi yang dialami
oleh perusahaan, institusi, dan individu dalam
keputusan investasi yaitu, baik kerugian
maupun keuntungan dalam suatu periode
akuntansi.
Jika Anda berinvestasi dalam saham spekulatif
(atau saham apapun), Anda mengambil risiko
dengan harapan memperoleh suatu
pengembalian yang besar. Risiko suatu aset
dapat dianalisis dengan dua cara:
1. Secara berdiri sendiri (stand- alone), di mana
aset tersebut dianggap terpisah.
2. Berdasarkan jumlah portofolio, di mana aset
tersebut dianggap sebagai salah satu dari
sejumlah aset dalam portofolio.
Jadi aset stand alone-risk adalah risiko investor yang
akan dihadapi jika seorang investor hanya mengadakan
satu aset. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar aset diadakan di portofolio, tetapi perlu dipahami
stand-alone risk berguna untuk memahami risiko dalam
konteks portofolio. Tidak ada investasi yang harus
dilakukan kecuali tingkat pengembalian yang
diharapkan cukup tinggi untuk mengkompensasi para
investor untuk risiko yang diperoleh dari investasi.
Misalnya, dapat dipastikan bahwa beberapa investor
akan bersedia untuk membeli saham perusahaan
minyak jika pengembalian yang diharapkan lebih besar.
Pada umumnya, aset berisiko (risky assets) jarang
menghasilkan tingkat pengembalian yang
diharapkan para investor, aset berisiko
mendapatkan lebih baik atau kurang dari yang
awalnya diharapkan. Memang, jika aset selalu
menghasilkan pengembalian yang diharapkan para
investor, maka tidak akan berisiko. Risiko investasi
berkaitan dengan probabilitas yang berproduktif
rendah atau pengembalian yang negatif, sangat
besar mempunyai peluang pengembalian yang
rendah atau negatif, yang berisiko investasi
Risiko yang berhubungan dengan aset individu
adalah kontribusi risiko portofolio yang
terdiversifikasi dengan baik yang merupakan
aset market risk (risiko pasar). Karena market
risk tidak dapat dihilangkan melalui
diversifikasi, para investor harus dikompensasi
untuk menahan risiko tersebut.
Menurut Paul L. Krugman dan Maurice
Obstfeld bahwa pada kenyataanya, seorang
investor yang netral terhadap risiko cenderung
mengambil posisi agresif maksimum. Ia akan
membeli sebanyak mungkin aset yang
menjanjikan hasil tinggi dan menjual
sebanyak mungkin aset yang hasilnya lebih
rendah.
Adapun karakteristik tersebut secara umum dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Takut pada risiko (Risk Avoider)
Karakteristik ini di mana sang decision maker sangat hati-hati terhadap keputusan
yang diambilnya bahkan ia cenderung begitu tinggi melakukan tindakan yang
sifatnya mengindari risiko yang akan timbul jika keputusan diaplikasikan. Karakter
pebisnis yang melakukan tindakan seperti ini disebut dengan safety player.
2. Hati-hati pada risiko (Risk Indifference)
Karakteristik ini di mana sang decision maker sangat hati-hati atau begitu
menghitung terhadap segala dampak yang akan terjadi jika keputusan diaplikasikan.
Bagi kalangan bisnis, mereka menyebut orang dengan karakter seperti ini secara
ekstrem disebut sebagai tipe peragu.
3. Suka pada risiko (Risk Seeker atau Risk Lover)
Karakteristik ini adalah tipe yang begitu suka pada risiko. Mereka terbiasa dengan
spekulasi dan itu pula yang membuat penganut karakteristik ini selalu saja ingin
menjadi pemimpin dan cenderung tidak ingin menjadi pekerja. Mental risk seeker
adalah mental yang dimiliki oleh pebisnis besar dan juga pemimpin besar. Karakter
ini yang paling mendominasi jika dilihat dari kedekatannya pada risiko.
Tipe-tipe Risiko
Speculative Risk (Risiko Spekulatif) : suatu ketidakpastian akan
terjadinya untung atau rugi. Risiko ini dapat dikelompokkan menjadi 4
tipe yaitu:
1. Risiko Pasar: risiko yang terjadi dari pergerakan harga pasar. Contoh:
harga saham mengalami penurunan sehingga menimbulkan kerugian.
2. Risiko kredit: risiko yang terjadi karena counter party gagal memenuhi
kewajibannya kepada perusahaan. Contoh : timbulnya kredit macet,
persentase piutang meningkat.
3. Risiko likuiditas: risiko karena ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
kas. Contoh: kepemilikan kas menurun, sehingga tidak mampu
membayar hutang secara tepat, menyebabkan perusahaan harus
menjual aset yang dimilikinya.
4. Risiko operasional: risiko yang disebabkan pada kegiatan operasional
yang tidak berjalan lancar. Contoh: terjadi kerusakan pada komputer
karena berbagai hal termasuk terkena virus.
Static Risk (Risiko Statis) : mungkin sifatnya murni atau
spekulatif asalnya dari masyarakat yang tidak berubah yang
berada dalam keseimbangan stabil. Contoh : ketidakpastian
terjadinya sambaran petir.
Dynamic Risk (Risiko Dinamis) : mungkin sifatnya murni atau
spekulatif timbul dari perubahan yang terjadi dalam
masyarakat. Contoh : urbanisasi, perkembangan teknologi.
Subjective Risk (Risiko Subyektif) : berkaitan dengan kondisi
mental seseorang yang mengalami keragu-raguan dan
kecemasan akan terjadinya kejadian tertentu.
Objective Risk (Risiko Obyektif) : probabilitas penyimpangan
aktual dari yang diharapkan sesuai dengan pengalaman.
Logikanya, risiko dan tingkat pengembalian
dari masing-masing sekuritas harus dianalisis
dari segi bagaimana sekuritas tersebut
mempengaruhi dan tingkat pengembalian
portofolio di mana sekuritas dimiliki.
Pengembalian
portofolio
wi = bobot
n = jumlah saham
Portofolio
Diversifikasikan versus
Pasar.
Diversifiable risk disebabkan oleh peristiwapristiwa acak seperti tuntutan hukum, pemogokan,
program pemasaran yang berhasil dan gagal,
memenangkan atau kalah dalam kontrak besar
dan peristiwa-peristiwa lainnya yang khusus bagi
suatu perusahaan tertentu. Karena bersifat acak
pengaruh berbagai peristiwa ini pada suatu
portofolio dapat dihilangkan dengan melakukan
diversifikasi. Peristiwa merugikan yang terjadi
pada satu perusahaan akan dihilangkan oleh
peristiwa menguntungkan di perusahaan lain.
Pasar (market risk) dilain pihak tumbuh dari faktor-faktor yang
secara sistematis akan mempengaruhi sebagian besar perusahaan;
perang, inflasi, resesi, dan tingkat suku bunga yang tinggi. Karena
kebanyakan saham akan dipengaruhi secara negatif oleh faktorfaktor ini, pasar tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi.
Investor menginginkan premi karena menanggung, jadi semakin
tinggi tingkat sebuah sekuritas semakin tinggi ekspektasi tingkat
pengembalian yang harus diberikan untuk merangsang investor
membeli (memiliki) sekuritas tersebut.
Dengan hal itu tiap investor ingin mengetahui tingkat dari setiap
saham, tingkat dari setiap saham dapat diukur melaui model
penetapan aktiva modal (capital asset pricing model-CAPM),
sebuah alat penting yang digunakan untuk menganalisis hubungan
antara dan tingkat pengembalian.
Kesimpulan utama dari CAPM adalah tingkat dari suatu
saham secara relevan adalah kontribusi yang diberikannya
kepada tingkat dari portofolio yang terdiversifikai dengan
baik.
Saham-saham yang berbeda akan mempengaruhi portofolio
dengan cara yang berbeda pula, sehingga sekuritas yang
berbeda akan memiliki derajat relevan yang berbeda.
Seluruh kecuali yang behubungan dengan pergerakan pasar
secara luas dapat dan mungkin dihilangkan melalui
diversifikasi. yang masih tersisa setelah mendiversifikasikan
pasarnya, atau yang inheren di dalam pasar, dan dapat
diukur melalui seberapa besar sebuah saham tertentu
cenderung akan bergerak naik atau turun mengikuti pasar.
Konsep Beta
Teorinya, sebuah saham bisa saja memiliki beta negatif. Dalam
keadaan ini, pengembalian saham akan cenderung meningkat
ketika pengembalian dari saham-saham lain turun.
Namun, ingatlah bahwa sebuah saham dalam suatu tahun
tertentu dapat bergerak berlawanan dengan pasar secara
keseluruhan, meskipun beta dari saham tersebut memiliki nilai
positif. Jika sebuah saham memiliki beta positif, kita akan
memiliki ekspektasi bahwa tingkat pengembaliannya akan naik
ketika bursa saham secara keseluruhan mengalami peningkatan.
Meskipun begitu, faktor-faktor yang spesifik dari setiap
perusahaan dapat menyebabkan tingkat pengembalian saham
yang diterima menurun, walaupun pengembalian pasar memiliki
nilai positif.
>1 menunjukkan harga saham perusahaan
lebih mudah berubah dibandingkan indeks pasar.
Hal ini menunjukkan bahwa kondisi saham
menjadi lebih berisiko, artinya jika saat terjadi
perubahan pasar 1% maka pada saham X akan
mengalami perubahan lebih besar dari 1%.
Rumus CAPM yaitu:
Ri= Rf +i (Rm-Rf), atau
Ri= Rf +(Rm-Rf)i , atau
Ri= (1-i )Rf + i .R
Keterangan:
Ri = Return saham i
Rf = Return investasi bebas risiko (Risk Free)
i = Beta saham i (indikator risiko sistematis)
Rm = Return pasar (return market)
Keterangan:
Ri = Return saham i
i = Alpha saham i
i = beta saham i
Rm = Return pasar
ei = random error
Perhitungan Risiko
Sekedar informasi bahwa risiko yang terkecil itu
adalah obligasi (bond) yang dijual oleh
pemerintah. Sedangkan risiko yang tertinggi
adalah saham yang dijual oleh perusahaan. Ada
model perhitungan risiko yang paling sering
dipergunakan khususnya dalam investasi, yaitu
secara standar deviasi dan varians.
Metode
Perhitungan
Return
Seiring dengan perkembangan ilmu investasi,
mulai muncul banyak istilah return seperti
Total Return, Compounded Return, Annualized
Return, Return yang dihitung dengan rata-rata
Aritmatik dan Return yang dihitung dengan
rata-rata Geometric.
Sebenarnya istilah Return itu sama dengan Total Return.
Kata Total menekankan pada keseluruhan namun secara
prinsip sebetulnya sama. Namun ketika dibandingkan dengan
Annualized Return atau Compounded Return istilah total
return menjadi berbeda. Sebagai contoh saya berikan ilustrasi
suatu reksa dana yang memiliki harga sebagai berikut:
Harga Akhir Tahun 2008 Rp 1000
Harga Akhir Tahun 2009 Rp 1200
Harga Akhir Tahun 2010 Rp 1500
Harga Akhir Tahun 2011 Rp 1725
Asumsi selama tahun2 tersebut tidak ada pembagian dividen.
Istilah Return atau Total Return digunakan ketika kita menanyakan,
Berapa total return tahun 2009 (Artinya beli di akhir 2008 jual di akhir
2009)
Berapa pula total return tahun 2010 dan 2011 ?
Berapa total return selama 3 tahun (beli di akhir 2008 dan jual di akhir
2011)?
Dengan menggunakan rumus return di atas maka diperoleh:
Return Tahun 2009 = Rp 1200 Rp 1000 = Rp 200 dibagi Rp 1000 = 20%
Return Tahun 2010 = Rp 1500 Rp 1200 = Rp 300 dibagi Rp 1200 = 25%
Return Tahun 2011 = Rp 1725 Rp 1500 = Rp 225 dibagi Rp 1500 = 15%
Total Return selama 3 tahun = Rp 1725 Rp 1000 = Rp 725 dibagi Rp
1000 = 72.5%
Pertanyaan selanjutnya, adalah bagaimana menghitung ratarata return per tahun? Dari sini kemudian berkembanglah 2
cara yaitu Arithmetic Mean dan Geometric Mean.
Metode Arithmetic Mean atau dalam bahasa Indonesia
disebut Rata-rata Return Aritmatik atau Rata-rata Return
Biasa menggunakan cara yang sederhana yaitu dengan
membagi total return tersebut dengan jumlah tahunnya.
Dengan menggunakan contoh di atas dimana:
Return Tahun 2009 = 20%
Return Tahun 2010 = 25%
Return Tahun 2011 = 15
Return 2008 2011 = 72.5%
Maka perhitungan Annualized Return dengan cara Rata-rata Aritmatik bisa dilakukan
dengan cara:
20% + 25% + 15% = 60% kemudian hasilnya dibagi 3 karena tiga tahun menjadi 20%
per tahun
Geometric Mean atau Rata-rata Return Geometrik dengan menggunakan data di atas
dihitung dengan cara
(1+20%) x (1+25%) x (1+15%) Hasilnya kemudian di akar pangkat 3 (sesuai jumlah
tahun) kemudian hasilnya dikurangi 1. Hasil yang diperoleh adalah 19.9305%
Bagi investor yang awam, ketika melihat harga beli 1000, harga jual 1725, periode 3
tahun, untuk menghitung rata-rata return digunakanlah logika sebagai berikut:
langsung Total Return selama 3 tahun yaitu 72.5% dibagi dengan 3 sehingga
diperoleh 24.1667% per tahun
Karena ada 3 angka dengan hasil yang berbeda, pertanyaan tentu manakah angka yang
paling benar:
Arithmetic Mean = 20% ?
Geometric Mean = 19.9305% ?
Atau Logika = 24.2667% ?
Dari tabel di atas, dengan menggunakan contoh AM
(Arithmetic Mean) kita bisa melihat bahwa nilai Rp 1000
dibungakan 20% akan menjadi Rp 1200 pada tahun
selanjutnya. Rp 1200 dibungakan 20% lagi akan menjadi
1440, dan kemudian dibungakan lagi 20% menjadi Rp 1728.
Dari contoh soal di atas diperoleh fakta bahwa pada akhir
2011, NAB/Up reksa dana adalah 1725. Dengan
menggunakan cara yang sama pada Geometric Mean dan
rata-rata yang dihitung dengan menggunakan Logika, hasil
yang sama persis dengan angka 1725 adalah dengan
Geometric Mean (Tampilan di atas ada koma karena saya
menggunakan pembulatan, jika digunakan semua angka
akan sama persis) yaitu 19.9305%.