Anda di halaman 1dari 14

VAKSINASI DBD

WAHYUNI N. R. RENFAAN
WESTY CORNELYA GASPERSZ

Penanggulangan & Strategi Pencegahan DBD


Hal yang penting dalam penanggulangan:
Pengendalian vektor
Kebersihan lingkungan

Strategi pencegahan DBD:


3M (menguras/menyikat bak mandi, menutup tempat penampungan air,

mendaur ulang barang bekas)


Untuk penampungan air yang sulit dikuras dapat digunakan bubuk
larvaside (abate)
Penggunaan kelambu saat tidur
Lotion anti nyamuk
Fogging
Pemberian vaksin dengue

VAKSINASI
Vaksin: Bakteri dan virus yang telah dilemahkan
Vaksinasi: proses memasukkan vaksin ke tubuh
manusia dengan tujuan untuk mendapatkan efek
kekebalan terhadap penyakit tertentu

Vaksin DBD Baru


WHO mengumumkan secara resmi terproduksinya

vaksin dengue untuk pencegahan infeksi virus


dengue pada April 2016 lalu.
Nama vaksin yang diresmikan adalah Dengvaxia,
vaksin yang telah diteliti selama 20 tahun
merupakan hasil penelitian Sanofi Pasteur.

Persetujuan vaksin dengue memberi akses


terhadap cara pencegahan inovatif untuk
mengendalikan penyebarannya dan
memperkuat sinergi pengendalian dengue di
masa mendatang

Vaksin DBD
Dengvaxia dapat menurunkan peluang infeksi

terhadap keempat jenis virus dengue sebanyak


59.2%
Dapat mencegah infeksi dengue berat sebanyak
79.1%
Berdasarkan jenis virus, vaksin ini lebih efektif
terhadap DEN-3 (71.6%) dan DEN-4 (76.9%)
dibandingkan DEN-1 (54.7%) dan DEN-2 (43%)

Vaksinasi DBD
Dengvaxia diberikan secara tiga kali selama 1 tahun

melalui cara suntik


Ditujukan untuk populasi yang berumur lebih dari 9
tahun yang terpapar virus di daerah endemis.
Badan pengawas obat dan makanan (BPOM)
Indonesia menyetujui vaksin dengue tetravalen
impor milik Sanofi Pasteur untuk diproduksi dan
diedarkan di daerah endemik DBD di Indonesia.

Vaksinasi DBD
Setiap suntikan vaksin mengandung 4 antigen

virus dengue yang telah dilemahkan: DENV 1,


DENV 2, DENV 3, DENV4.
Vaksin diberikan 3 kali suntikan dengan interval
waktu 6 bulan (bulan 0-6-12)
Vaksin disuntikkan subkutan

Dengvaxia

KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)


Adalah semua kejadian sakit dan kematian yang

terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi.


Pada umumnya reaksi terhadap obat dan vaksin
dapat merupakan reaksi simpang (adverse events),
atau kejadian lain yang bukan terjadi akibat efek
langsung vaksin

Klasifikasi KIPI
KIPI ringan (non serius), antara lain terjadi demam,

bengkak di lokasi suntikan, merah di lokasi suntikan


dan muntah
KIPI serius, antara lain tidak mau menetek/minum,
kejang, pucat/biru, sesak nafas, muntah berlebihan,
demam tinggi (> 39) lebih 1 hr, menangis terusmenerus > 3 jam, kesadaran menurun, anafilaktik,
dan abses

Reaksi Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi


(KIPI) pada penerima vaksin dengue,
didapatkan 30 persen reaksi lokal berupa
nyeri, 40 persen sebagai reaksi sistemik
berupa nyeri kepala, lemas, dan nyeri otot.

Anda mungkin juga menyukai