Anda di halaman 1dari 32

OM SWASTIASTU

PENYAKIT DIARE DAN PENCEGAHANNYA

PENYULUHAN UPAYA PENCEGAHAN DIARE


AKUT PADA MASYARAKAT SERAYA

Latar Belakang
Diare

akut pada orang dewasa merupakan


tanda dan gejala penyakit yang umum dijumpai
dan bila terjadi tanpa komplikasi, secara umum
dapat di obati sendiri oleh penderita.
Komplikasi yang terjadi akibat dehidrasi atau
toksik menyebabkan morbiditas dan mortalitas.
Bila penyebab dan penanganannya telah
diketahui dengan baik serta prosedur
diagnostiknya juga semakin baik.

Diarrhea in
Indonesia
Mortality

Morbidity
Economic crisis

Data Profil Kesehatan Prov. Bali


Perkiraan Kasus secara keseluruhan
2012 10 besar penyakit, perkiraan
kasus 175.030 kasus
2013 perkiraan kasus 86.493 kasus
2014 perkiraan kasus 87.845 kasus
Kasus diare di RSUD (2014)
Rawat inap 10 besar penyakit, jumlah
4.121 kasus
Rawat jalan 10 besar penyakit, jumlah
5725 kasus

Kasus diare di Puskesmas (2012)


Termasuk dalam 10 besar penyakit,
sebanyak 40.942 kasus
PKM Karangasem II (2015)
Juli nomer 9 kasus tertinggi, 8 kasus
Oktober nomer 7 kasus tertinggi, 67
kasus
Desember nomer 2 kasus tertinggi,
102 kasus

Definisi Diare
Menurut WHO
Defekasi (BAB) encer > 3 x sehari dengan/
tanpa darah dan/ atau lendir dalam tinja Dapat
dengan suhu rektal > 38oC dan atau muntah.
Diare akut diare yang terjadi secara
mendadak dan berlangsung < 7 hari pada bayi
dan anak yang sebelumnya sehat.
Menurut Hippocrates adalah buang air besar
dengan frekuensi yang tidak normal
(meningkat), konsistensi tinja menjadi lebih
lembek atau cair.

Klasifikasi Diare

Diare

akut

Menurut Depkes (2002), diare akut yaitu diare


yang berlangsung kurang dari 14 hari tanpa
diselang-seling berhenti lebih dari 2 hari.
Diare

Persisten

Diare persisten adalah diare yang berlangsung


15-30 hari, merupakan kelanjutan dari diare akut
atau peralihan antara diare akut dan kronik
Diare

Kronik

Menurut (Suharyono, 2008), diare kronik adalah


diare yang bersifat menahun atau persisten dan
berlangsung 2 minggu lebih

Faktor Resiko Diare


Kuman

penyebab diare
Keadaan gizi
Malnutrisi korelasi positif dengan lama dan
beratnya diare, menurunnya aktifitas enzim
usus & hilangnya integrasi usus
Higiene dan sanitasi
Sosial budaya
Pemberian makanan tambahan yang terlalu
dini dan tidak tepat ( faktor penting ) . diare
Kepadatan penduduk
Sosial ekonomi

Penyebab Diare
P
E
N
Y
E
B
A
B
P
E
N
Y
A
K
I
T
D
I
A
R
E

BAKTERI
INFEKSI
VIRUS

SHIGELLA

SALMONELLA

E.COLI

GOLONGAN
VIBRIO

BACILUS
CEREUS

CLOSTRIDIUM
PEFRICENS

STAPHILOCOC
USAURFUS

CAMFYLOBACTER

NORWALK+NORWALK LIKE AGENT

ROTAVIRUS

PROTOZOA
MALABSORBSI

ADENOVIRUS

ENTAMURA
HISTOLYTICA

GIARDA
LAMBLIA

BALANTIDIUM
COLI

CRYPTO
SPARIDUM

CACING PERUT

ASCARIS

TRICHURIS

STRONGYLOIDES

BLASTISSISTIS
HUMINIS

BACILLUS
CEREUS

CLOSTRIDIUM
PERFRICENS

PARASIT

ALERGI
KERACUNAN BAHANBAHAN KIMIA

KERACU
NAN

JASAD RENIK

ALGAE

KERACUNAN OLEH
RACUN YANG
DIKANDUNG DN
DIPRODUKSI

IMUNISASI
DEFISIENSI

SEBAB2
LAIN

AEROMONAS

IKAN

BUAH-BUAHAN

SAYURSAYURAN

Patogenesis Diare
Masuknya jasad renik yang masih hidup
kedalam usus halus setelah berhasil
melewati rintangan asam lambung

Jasad renik tersebut berkembang biak


(multiplikasi) di dalam usus halus

Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin


diaregenik)

Diare akut

Bila diare melanjut sampai


2 minggu/lebih, kehilangan BB atau tidak
bertambah selama masa tersebut

Diare kronik

Bila diarenya menetap dalam 2


minggu/lebih dan disertai gangguan
pertumbuhan

Perbaikan
Melanjutnya
Kerusakan
Mukosa

Diare persisten

Mukosa
yang
terlambat

Tanda dan Gejala


Karakteristik

Non
Inflamatory

Gambaran
Tinja :

Bloody, mukus Mukus Volume


Watery Volume
Volume sedang sedikit Leukosit
>> Leukosit (-)
Leukosit PMN
MN

Demam

(-)

(+)

(+)

Nyeri Perut

(-)

(+)

(+)/(-)

Dehidrasi

(+++)

(+)

(+)/(-)

Tenesmus

(-)

(+)

(-)

Komplikasi

Hipovolemik

Toksik

Sepsis

Karakteristik

Non
Inflamatory

Inflamatory

Penetrating

Gambaran
Tinja :

Bloody, mukus Mukus Volume


Watery Volume
Volume sedang sedikit Leukosit
>> Leukosit (-)
Leukosit PMN
MN

Inflamatory

Penetrating

Tabel Penilaian Derajat


Dehidrasi
Penilaian
Lihat :
Keadaan umum
Mata

Baik, sadar
Normal

Gelisah, rewel
Cekung

Air mata
Mulut & lidah
Rasa haus

Ada
Basah
Minum biasa, tidak
haus

Tidak ada
Kering
Haus, ingin banyak
minum

Lesu, lunglai, tidak


sadar
Sangat cekung atau
kering
Tidak ada
Sangat kering
Malas minum atau
tidak bisa minum

2. Periksa : turgor kulit

Kembali cepat

Kembali lambat

Kembali sangat lambat

3. Derajat dehidrasi

Tanpa dehidrasi
sedang

Dehidrasi ringan/
Bila ada 1 tanda*
ditambah 1 atau lebih
tanda lain

Dehidrasi berat
Bila ada 1 tanda*
ditambah 1 atau lebih
tanda

4. Terapi

Rencana terapi A

Rencana terapi B

Rencana terapi C

1.

TERAPI

Pengobatan Diare
Mengobati Diare Di Rumah ( Terapi A)
1.

Berikan lebih banyak cairan untuk cegah dehidrasi

2.

Beri makanan untuk cegah kurang gizi

3.

Segera bawa ke petugas kesehatan

Terapi B (Untuk Dehidrasi ringan/sedang)


- Berikan oralit dengan mengalih berat badan dengan 75 ml
-

Teruskan ASI

Berikan bila anak menginginkan lebih banyak


Terapi C

- Dilakukan di Sarkes

Upaya Pencegahan
Memberikan

ASI
Memperbaiki makanan
pendamping ASI
Menggunakan air bersih
Pengolahan makanan
Mencuci tangan
Menggunakan jamban
Membuang sampah yang benar

Penggunaan air bersih


Air

bersih adalah kebutuhan esential.


Dimana setiap hari kita membutuhkan
air bersih untuk minum, memasak,
mandi, mencuci dan sebagainya.
Banyaknya faktor penyebab, air bersih
mulai susah dijangkau.
Air yg tidak bersih akan banyak
berakibat buruk terutama di masalah
kesehatan.

Perlu

hati-hati dalam menggunakan

air.
Tentunya harus bisa mengatahui
kondisi air yang akan dikonsumsi.
Cara mendeteksi kondisi air secara
sederhana agar bisa digunakan

Air yang diuji

Air teh

Didiamkan terbuka
selama 1 malam

Setelah 1 malam,
diperiksa kondisi air
dalam gelas

Jika

kondisi air masih sama seperti


sebelumnya baik secara kimia
Jika berubah dari sebelumnya tidak
baik secara kimia

OM ANTIH ANTIH ANTIH OM

TEST

Anda mungkin juga menyukai