Anda di halaman 1dari 3

BAB II PEMBAHASAN 2.1 aspek- aspek yang terdapat dalam penilaian obesitass pada anak dan remaja.

Obesitas masih menjadi masalah yang penting bagi pelayanan kesehatan anak, sehingga dikembangkan strategi yang efektif dalam mengevaluasi aspek-aspek yang mempengaruhi serta penanganan yang tepat mengenai obesitas pada anak dan remaja. Anak yang dinyatakan obesitas berdasarkan umur dan jenis kelamin yaitu umur <5 tahun pada BMI (Body Mass Index) 50th persentil dan anak dengan umur >5tahun dengan >95th persentil, sedangkan pada BMI anak beresiko mengalami obesitas yaitu pada angka 85th-94th persentil1,2,3. Evaluasi atau penilaian obesitas pada anak dan remaja yang dilakukan berpusat terhadap pemahaman informasi yang berbeda-beda dan berhubungan dengan alat, kepribadian, tempat dan waktu. Beberapa penilaiannya meliputi, riwayat kesehatan keluarga (Diabetes Melitus tipe 2, penyakit jantung dan depresi), pemeriksaan fisik, tekanan darah (Hipertensi), ukuran dan komposisi tubuh, kimia darah (asam urat, apolipoprotein, makroalbumin dan jumlah c-reaktif protein), olahraga aerobik, RMR atau Resting Metabolic Rate (penilaian nutrisi terhadap energi yang masuk), kekuatan dan fleksibelitas otot (push up, hands grip, isokinetik, sit-n-reach, dan goneometer), keterampilan gerak, spirometri, tingkah laku dan aktifitas fisik (kebiasaan menonton televisi dalam waktu yang lama), pola makan dan nutrisi (makan pagi, sayur dan buah makanan yang manis, makanan cepat saji, makanan ringan dan keamanan makanan), dan penilaian psikologi (aspek depresi, kecemasan, rasa, harga diri, dinamika keluarga, emosi dan semua tingkah laku dan pola makan yang tidak benar)1,2,3. Pada alat yang digunakan dalam menilai atau mengevaluasi obesitas pada anak dan remaja, yaitu BMI, pedometer, accelerometer atau monitor detak jantung, skinfold-thickness (tes cubit), Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), dan dual-energy radiografi. BMI (Body Mass Index) merupakan alat yang direkomendasikan untuk uji skrining pada anak yang mengalami obesitas saat ini yang berdasarkan tinggi badan dan berat badan, sedangkan dalam ukuran umur berdasarkan jenis kelamin menggunakan ukuran persentil1,2,3. Pada pedometer, alat ini memiliki nilai yang akurat namun validitasnya tidak teruji sedangkan penggunaan accelerometer yang sedikit karena memperhitungkan mengenai biaya dan tenaga yang diperlukan untuk menangani data. Monitor

pedometer menggunakan data sensor yang berhubungan dengan sensor panas untuk memperkirakan energi yang terpakai saat beraktifitas diluar rumah dan sebaliknya accelerometer menggunakan software yang ramah dalam menghitung total energi yang keluar, energi saat beraktifitas, dan waktu yang digunakan dari yang paling sedikit sampai yang paling banyak pada aktifitas fisik dan penggunaan waktu yang aktual. Pada tes skinfold, tidak direkomendasikan pada penggunaan secara rutin, karena kurangnya data referensi, kesalahan terhadap pengukuran dan kurangnya kriteria atau nilai ambang batas. Sedangkan dengan BIA yang tergabung dari beberapa fungsi dan nilai. Persamaan antara BIA dan tes skinfold adalah untuk mengukur presentase lemak dalam tubuh2. 2.2. penanganan yang dilakukan dalam menangani obesitas pada anak dan remaja Penanganan obesitas sangat penting untuk meningkatkan kesehatan dalam jangka panjang melalui kebiasaan gaya hidup sehat. Beberapa penanganan obesitas pada anak dan remaja yaitu, mengenai edukasi, uji skrining, rujukan spesialis dan kombinasi mengenai tingkah laku dengan pengobatan secara farmakologi sebagai penilaian yang logis dan valid. Edukasi meliputi perubahan pola makan sehari-hari mengenai makan pagi, sayur dan buah makanan, makanan cepat saji, dan makanan ringan dengan bantuan dari orang tua dalam perubahan tersebut. Pada uji skrining laboratorium meliputi total kolesterol, profil lipid, glukosa puasa, pemeriksaan fungsi tiroid, uji skrining untuk DM tipe 2 mengenai insulin resisten, tes kimia darah sebagai indikator pada penyakit jantung dan sindrom metabolik, dan mengukur jumlah enzim hati untuk menguji penyakit fatty liver dan rujukan ke spesialis yaitu rujukan kepada ahli gizi, rujukan endokrin dan rujukan kardiologi1,2,3. Sedangkan pada kombinasi penaganan antara konseling tingkah laku dengan farmakologi yaitu, intervensi tingkah laku mencangkup teknik penanganan terhadap pengetahuan dan tingkah laku untuk memperoleh perubahan gaya hidup termasuk pemecahan masalah, keberhasilan dan kurangnya pengetahuan mengenai makanan sehat, dan pencegahan akan timbulnya hal tersebut. FDA (Food and Drug Administration) menyetujui penggunaan orlistat pada anak yang obesitas dengan >12 tahun dan sibutramin yang digunakan pada anak umur >16 tahun, namun kedua obat tersebut memiliki efek negatif. Intervensi yang dianggap komprehensif jika meliputi; koseling mengenai penurunan berat badan atau asupan makanan yang sehat, konseling mengenai aktivitas fisik atau program yang berpartisipasi mengenai aktivitas fisik, dan teknik penanganan tingkah

laku dalam perubahan diet dan aktivitas fisik. Perubahan pada BMI menjadi dasar pada pengukuran perubahan berat badan, karena jika BMI tidak akurat digunakan tiga dasar pengukuran lainnya yaitu, BMI SBS (Standar Deviasi Score) dan presentase terhadap kelebihan berat badan. Pada pemberian sibutramin didapatkan beberapa hal yaitu, perbaikan jumlah HDL (High Density Lipoprotein) kolesterol dan mengurangi kadar trigliserid, serum insulin dan keseimbangan insulin resisten, namun LDL (Low Density Lipoprotein) kolesterol dan serum glukosa puasa tidak mengalami perubahan. Sedangkan penggunaan orlistat terjadi pengurangan ukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul, penurunan yang sedikit pada tekanan darah diastolik, namun jumlah LDL, HDL, trigliserid, glukosa puasa dan insulin memiliki hasil yang tidak tetap3. Efek samping yang terjadi pada penggunaan sibutramin yaitu, peningkatan detak jantung (takikardi), tekanan darah, nyeri abdomen (daerah perut) dan konstipasi, sedangkan pada penggunaan orlistrat yaitu pada gastrointestinal (sistem pencernaan), terjadi kolelitiasis (batu empedu), dan dapat menyebabkan pasien meninggal karena pengertian yang kurang mengenai penanganan dari tenaga psikiatri. Intervensi dari intensitas medium sampai tinggi, ditangani oleh tenaga kesehatan khusus (dokter anak dalam praktek klinik atau sejenisnya). Intervensi penanganan berat badan dan tingkah laku nampaknya sedikit membahayakan karena penelitian ini tidak menemukan bukti patologis, makanan yang tidak teratur atau faktor mental, penemuan ini bersifat tetap dari data penelitian pada non-kooperatif termasuk pada anak yang berumur 10 tahun. Penurunan berat badan tidak berkaitan dengan pertumbuhan terhadap tinggi badan, model multivariasi yang menyangkut umur, jenis kelamin, tinggi badan, dan berdasarkan presentase kelebihan berat badan. penggunaan intervensi intensitas yang sangat rendah yang dapat dijadikan pelayanan kesehatan primer yaitu menurunkan berat badan dalam waktu yang sangat singkat dengan cara memberikan konseling sama halnya dengan edukasi, sedangkan program dengan intesitas tinggi akan memerlukan perhatian mengenai kesehatan dan biaya yang lebih tinggi. Anak dan remaja yang mendapatkan penanganan yang efektif pada program farmakologi masih diteliti terutama pada persentil yang tergolong tinggi, BMI pada obesitas tingkat dua dan tiga3.

Anda mungkin juga menyukai