Antibiotik Gimul
Antibiotik Gimul
ODONTOGENIK
JENIS ANTIBIOTIK
Bakteriostatik
Bakteriosidal
Karakteristik
Contoh
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Tetrasiklin
Eritromisin
Klaritomisin
Klindamisin
Azitromisin
MEKANISME KERJA
Bakterisid
al
Antibiotik
DoA
(T1/2)
Sediaa
n
Dosis Dewasa
Dosis Anak
Amoksisilin
8 jam
(1jam)
250 mg
500 mg
125
mg/cth
250
mg/cth
250 500 mg
(3 x 1)
20-40 mg/kgBB/hari
dalam 3 dosis
Ampisilin
6 jam
(1 jam)
250 mg
500 mg
250-500 mg
4x1
100 mg/kgBB/hari
4 dosis
Sefazolin
6-8 jam
(1,5-2,5
jam)
500 mg
1500
mg
500 mg-2 gr
3-4 x 1
25-100
mg/kgBB/hari
4 dosis
Sefaleksin
8jam
(1 jam)
250 mg
1000
mg
125250mg/
mL
250-500 mg
4x1
25-50 mg/kgBB/hari
4 dosis
Vankomisin
(4-6
jam)
250 mg
500 mg
30 mg/kg/hari
dalam 2-3
dosis
40 mg/kgBB/hari
Dalam 3-4 dosis
Metronidazol
8 jam
500 mg
500 mg 3 x 1
30-40 mg/kgBB/hari
Dalam 3 dosis
Penicillin G
Bakteriostatik
Antibiotik
DoA
(T1/2)
Sedia
an
Dosis
Dewasa
Dosis Anak
Tetrasiklin
(6-8 jam)
500 mg
500 mg 4 x 1
6 12
mg/kgBB/hari
Eritromisin
6 jam
(1,5-2
jam)
250 mg
1000 mg
200mg/c
th
250-1000 mg
4x1
30-50
mg/kgBB/hari
4 dosis
Klaritromisin
8-12 jam
250 mg
250 mg 2-3 x
1
15 mg/kgBB/hari
Klindamisin
8-12 jam
(2,4 jam)
150 mg
300 mg
600 mg
75
mg/5mL
150-300 mg
2-3 x 1
10 20
mg/kgBB/hari
3-4 dosis
250 mg
500 mg
500 mg
1x1
5 10
mg/kgBB/hari
Azitromisin
(68 jam)
Penggunaa
n
Amoksisilin
Eritromisin
Klindamisin
Metronidaz
ol
Sefalospori
n
Pilihan
utama
Alergi
amoksisilin
Aerob
Anaerob
Kehamilan
Gastritis
Metabolism
e di hati
Metabolism
e di ginjal
yang tepat
- Pemilihan spektrum-sempit meminimalisir superinfeksi, host flora bisa
bertahan.
Toksisitas minimal
Utamakan penggunaan antibiotik bakterisidal
riwayat alergi & toksisitas
Gunakan antibiotik yang terbukti efektif (drug of choice)
Harga sesuai kemampuan pasien
Kepatuhan pasien
Aerobic
bacteria
frequen
cy
Anaerobic
bacteria
frequenc
y
Streptokokus
Streptokokus
Viridans
Sangat
sering
B- hemolytics
Unusual
Grup D
Jarang
Stafilokokus
jarang
Gram (-)
basil
Sering
Haemofilus
influenza
jarang
Porphyromonas
(Bacteroides)
jarang
E. Coli
Jarang
Prevotella
(Bacteroides)
Sangat
sering
Klebsiella
Jarang
Fusobacterium
Sering
Eikenella
korodens
Unusual
Bacterioides fragilis
Jarang
Dosis tepat
menunjukkan adanya gangguan pada fetus dalam trimester pertama tidak ada
studi pada wanita hamil.
Kategori C: Studi pada hewan percobaan menunjukkan gangguan
adanya gangguan pada janin. Obat ini merupakan kontra-indikasi untuk dipakai
pada kehamilan.
KEGAGALAN PEMBERIAN
ANTIMIKROBA
Terapi pembedahan tidak adekuat
Depressed host defense
Kepatuhan pasien berkurang
Masalah Antibiotik :
Obat tidak mencapai tempat infeksi
Dosis tidak adekuat
Salah diagnosis bakteri penyebab infeksi
Salah antibiotik yang diberikan
Adanya jaringan nekrosis
Muncul resistensi
Adanya interaksi obat
INDIKASI KULTUR
Perkembangan infeksi yang cepat
Pasca terapi antibiotik 3 hari tanpa
perbaikan(resisten)
Pasien immunocompromised
Luka infeksi pasca pembedahan
Rekurensi infeksi
Osteomyelitis
Departemen Kesehatan RI
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
Jl. Prof Eijkman no.56 Bandung
Nama Dokter :Dr. Ramli Rizal
Inscriptio
SIP : 0706259223
No.telp : 08XXXXXXXXX
Bandung, 2 November 2016
R/ Eritromisin 500mg tab No. XXX
S 4 dd tab I a.c.
Pro
Penisilin
Eritromisin
Klindamisin
Cefadroxil
Metronidazol
Tetrasiklin
BAKTERIOCIDAL
Antibiotik yang utama untuk infeksi bakteri di
regio maksilofasial :
- efektivitas
- relatif aman.
Mekanisme kerja :
Penicilin
Distribusi : tidak dapat masuk ke cerebrospinal fluid (CSF).
Konsentrasi penisilin di CSF < 1% dari konsentrasi penisilin di serum, sedangkan
Kontraindikasi : hipersensitivitas.
Insidensi alergi terhadap penisilin sekitar 1%-10% dari populasi.
Sebaiknya dihindari pada pasien dengan riwayat reaksi anafilkasis akibat
mg/hari. Konsentrasi puncak dicapai dalam waktu 30-45 menit, dan sebagian
besar obat menghilang dalam waktu 6 jam setelah pemberian.
Spektrum dari penisilin alami diantaranya terhadap sebagian besar bakteri gram
dan amoksisilin.
Ampisilin diabsorpsi kurang baik dari saluran pencernaan parenteral.
Amoksisilin diabsorpsi dengan sangat baik dengan pemberian secara peroral.