Anda di halaman 1dari 41

Perspektif Riset dan Metode Ilmiah

Akuntansi
Riset Pasar Modal dalam Akuntansi

TEORI
Istilah teori digunakan secara berbeda

dinamakan Hipotesis atau proposisi.


Proposisi: kalimat indikatif yang memiliki nilai

kebenaran jika dikaitkan dengan fenomena.


Hipotesis: proposisi dikaitkan dengan pengujian
empiris.
Proposisi dibagi 2, yaitu:
A Pripori: Pernyataan yang nilai kebenarannya

dapat ditentukan dengan penalaran murni (ex. 2+2


= 4). Proposisi ini bersifat ANALITIK matematika
A Posteriori: Pernyataan yang nilai kebenarannya
dapat ditentukan setelah diketahui adanya realitas
di alam nyata. (ex. Lampu merah harus berhenti).
Sifat : SINTETIK

PERUMUSAN TEORI
Teori dibentuk berawal dari fenomena yang

terjadi timbul ? butuh jawaban


Jawaban disebut EPISTEMOLOGI studi
tentang penciptaan suatu pengetahuan.
Review teori ilmiah menguji asumsi dengan
metoda ilmiah dengan sudut pandang
Scientific: terstrukturmasalah, hipotesis,
design riset
naturalistic/interactive menolak
terstruktur.
Teori dapat dirumuskan berdasarkan elemen yang membentuk teori, yaitu :

Suatu kumpulan konstruk atau konsep, definisi, dan proposi yang


menggambarkan fenomena secara sistematis melalui hubungan antar
variabel dengan tujuan untuk menjelaskan (memprediksi) fenomena alam

Model Segitiga Kausal antara Peneliti Akuntansi


dengan Pengajaran dan Praktik

RISET
TEORI DESKRIPTIF

MASALAH
KEPRAKTISAN
GAP DAN TEORI

PENGAJARAN

SOLUSI

PEDOMAN,ATURAN,PRAKTI
K

PRAKTIK
TEKNIK MENJADI
PROFESIONAL

Perspektif Penelitian dalam


Akuntansi

Model Pembelajaran Manusia


Kolb el al
Pengalaman
Konkret

Pengujian
implikasi dari
konsep do
dalam situasi
baru

Pengamatan
dan Refleksi

Pembentukan
Konsep
Abstrak dan
Generalisasi

Perolehan Ilmu Akuntansi


Pengalaman, dimana keunikan beberapa

kejadian, fenomena mendorong kita untuk


melakukanobservasi dan refleksiuntuk
mengetahui penyebabnya, dan
merumuskan hipotesisnya dalam
bentukkonsep dan generalisasiyang
abstrak. Langkah selanjutnya
yaitumenguji hipotesisnya, memahami
implikasi konsep pada situasi yang baru
dan pada proses untuk memperbaiki
pengetahuan kita.
Tetapi, model ini tidak membedakan antara
proses penguasaan suatu pengetahuan

3 Tipe Pembelajaran
Knowledgeofatau pengetahuan faktual (sesungguhnya)

Tingkat pertama, dari pengalaman sampai melakukan


observasi dan refieksi, menghasilkan"knowledgeof"atau
pengetahuan personal.
Knowledgethatatau pengetahuan yang diperoleh dari
pengalaman atau perkenalan,
Tingkat kedua, dari melakukan observasi dan refleksi
sampai mencari alasan abstrak untuk menguji dan
melakukan percobaan, menghasilkan"knowledgethat".
Knowledgehowatau pengetahuan yang berhubungan
dengan tata.cara (praktis)
Tingkat ketiga, dari pengujian dan melakukan percobaan
sampai mempunyai pengalaman,
menghasilkan"knowledgehow"praktis.

KLASIFIKASI PENELITI
AKUNTANSI

Klasifikasi Penelitian Akuntansi Menurut C.G. Jung


Jung mengklasifikasi individu dengan cara penerimaannya
terhadap informasi, yaitu dengan sensasi atau intuisi, dan cara
mereka dalam membuat keputusan, yaitu pikiran atau perasaan.
Definisi komponenkomponen dimensi model Jung
Sensasi mencakup penerimaan informasi melalui penginderaan,
berfokus pada halhal yang mendetail, menekankan pada saat
dan tempat ini dan pada halhal yang praktis.
Intuisi mencakup penerimaan informasi melalui imajinasi,
menekankan pada keseluruhan atau Gestalt, mempertahankan
idealisme yang memungkinkan pada pembuatan hipotesis, dan
mempunyai minat dengan jangka waktu yang lama.
Pemikiran terkait dengan penggunaan penalaran yang tidak
menunjuk pada orang tertentu dan formal untuk
mengembangkan penjelasan pada batasan yang ilmiah, teknis,
dan teoretis.
Pada sisi lain, perasaan terkait dengan pembuatan keputusan
yang berdasar pada ketetapan bernilai tinggi dan berfokus pada
masalah nilai, moral dan etika manusia.

Klasifikasi Penelitian
MenurutMitroff dan Kilman
Ilmuwan abstrak, merupakan orang yang mempunyai

kepribadian penginderaan pemikiran, dimotivasi dengan


perilaku bertanya dengan metodologi dan logika yang
tepat, yang berfokus pada kepastian, keakuratan, dan
reliabilitas, dan tergantung pada paradigma yang
sederhana, mudah dijelaskan dan konsisten.
Teoretisi konseptual, merupakan orang yang
mempunyai kepribadian pemikir-intuisi, berusaha untuk
membuat penjelasan dan hipotesis ganda untuk
menjelaskan fenomena, yang berfokus pada penemuan,
bukan untuk pengujian.
Humanis khusus, merupakan orang yang mempunyai
kepribadian penginderaanperasaan, terkait dengan
keunikan khusus setiap manusia. Setiap orang itu media
yang unik, bukan yang secara teoretis, abstrak.
Humanis konseptual, merupakan orang yang

Pandangan penelitian akuntansi yang diterima secara luas


menggambarkanbahwa akuntansi berfungsi untuk
membuat hukumhukum umum yang mencakup perilaku
kejadian atau objek empiris, yang merupakan perhatian
ilmu, sehingga memungkinkan bagi kita untuk
menghubungkan pengetahuan dari kejadian yang
diketahui secara terpisah, dan untuk membuat prediksi
yang reliabel mengenai kejadiankejadian yang belum
diketahui.

PERSPEKTIF METODOLOGI
AKUNTANSI: IDEOGRAFI VERSUS
NOMOTESIS

Nomotesis vs Ideografi
Perbedaan antara nomotesis dan ideografi bermula dari
perbedaan asumsiasumsi yang mendasari pengetahuan
ilmu sosial yaitu:
Pendekatan subjektif pada ilmu sosial memberikan ciri
asumsi nominalisme bagi ontologi (cabang ilmu filsafat
yang mempelajari sifat makhluk atau kenyataan), asumsi
anti positivisme bagi epistimologi (cabang ilmu filsafat
yang berkenaan dengan asal usul, sifat dan batasbatas
pengetahuan), asumsi voluntarisme bagi sifat alami
manusia, dan terakhir asumsi ideografi bagi metodologi.
Pendekatan objektif memberikan ciri ontologi realistis,
asumsi faktor penentu epistimologi positif pada sifat alami
manusia, dan metodologi nomotesis.

PERSPEKTIF ILMU
AKUNTANSI

Hipotesis Dunia oleh Stephen Pepper


Pengetahuan merupakan hasil perbaikan
kognitif secara konstan: kritik dan perbaikan
pengetahuan umum, memperjelas
pengetahuan yangdubitanda dinyatakan
meragukan. Perbaikan kognitif dicapai dengan:
Usaha untuk
memperjelas(multiplicative),yaitu konfirmasi
fenomena dengan berbagai subjek dan
Pembuatan struktur yang jelas(structural
corroboration),yaitu menggunakan teoriteori
dan hipotesis mengenai dunia dan
mengkonfirmasikannya dengan data empiris.

4 Hipotesis Struktural
Pepper
1) Formisme, mencakup teori analitis
dan dispersif.
2) Mekanisme, mencakup teori
analitis dan integratif.
3) Kontekstualisme, mencakup teori
sintesis dan dispersif,
4) Organisme, mencakup teori
sintesis dan integratif.

Persfektif pada Penelitian Akuntansi:


Kerangka Kerja Burell dan Morgan
Sifat Ilmu Sosial
Empat asumsi ilmu sosial diuji, asumsiasumsi dibedakan
menjadi dimensi subjektif objektif yaitu:
Pertama, asumsi ontologika, yang menekankan pada esensi
fenomena akuntansi termasuk perbedaan
nominalismerealisme.
Kedua, perdebatan epistimologi menekankan pada dasardasar
pengetahuan dan sifat pengetahuan, mencakup
perdebatan anti-positivismepositivisme.
Ketiga, perdebatan sifat dasar manusia, yang menekankan pada
hubungan antara manusia dengan lingkungannya,
mencakup perdebatan voluntarismedeterminisme.
Keempat, perdebatan metodologi, yang menekankan pada
metodemetode yang digunakan utk menginvestigasi dan
mempelajari dunia sosial, mencakup perdebatan
ideografinomotesis.
Sifat Masyarakat

Persfektif pada Penelitian Akuntansi:


Kerangka Kerja Burell dan Morgan
Sifat Masyarakat
Salah satu asumsi mengenai sifat masyarakat adalah
terjadinya perdebatan konflik yang
teratur(orderconflict)atau lebih tepatnya adalah
perubahan aturan radikal (regulationradical change).
Sosiologi aturan(sociology of regulation) berusaha
menjelaskan tentang masyarakat dengan berfokus
pada kesatuan dan keeratannnya dan kebutuhan akan
aturan~aturan. Sebaliknya, sosiologiperubahan
radikalberusaha menjelaskan tentang masyarakat
dengan berfokus pada perubahan radikal, konflik
struktural yang dalam, bentukbentuk dominasi, dan
pertentangan struktural pada masyarakat modern.

Fondasi Intelektual dalam


Akuntansi
1) Berbasis ekonomi marginal
2) Ekonomi Politik
3) Berbasis disiplin bisnis

PARADIGMA
PENELITIAN AKUNTANSI

PARADIGMA Cara Pandang


Konteks kehidupan, paradigma merupakan seperangkat
kepercayaan atau keyakinan dasar dapat menyangkut
dimensi keimanan yang menuntun seseorang dalam
bertindak pada kehidupan sehari-harinya.
Konteks akademik, paradigma dimaksudkan sebagai cara
pandang seseorang (peneliti)dalam mengembangkan suatu
pengetahuan (melalui penyelidikan ilmiah).
Penelitimemiliki seperangkat keyakinan atas riset dan apa
yang dilakukannya dalam suatu penyelidikan ilmiah
tersebut.

Dimensi Penelitian Sosial


Di dalam riset ilmu sosial (dalam mana akuntansi

ada di dalamnya) yang dimensinya meliputi


obyektifisme dan subyektifisme.
obyektifisme meliputi paradigma fungsionalisme
dan radikal strukturalisme, serta subyektifisme
meliputi paradigma interpretifisme dan radikal
humanisme.

Asumsi Ontologi Objektifitas-Subyektifitas


Asumsi ontologi cara pandang peneliti terhadap realitas yang
diteliti
Obyektifisme dilandasi oleh pandangan nominalisme, bahwa
realitas sosial itu bersifat tunggal dan terpisah bagi individu.
Realitas sosialyang dipahami sebagai kaidah universal tidak
lebih dari sekedar nama, label ataupun simbol yang begitu
saja adanya untuk menstrukturkan realitas.
Subyektifisme dilandasi oleh pandangan realisme, bahwa
realitas social itu berganda dan menjadi bagian dari
kesadaran individu.Keberadaan realitas sosial dipahami
sebagai hal yang dicitakan sekaligus diciptakan oleh individu
dalam suatu proses sosial.

Asumsi Epistimologi Objektifitas-Subyektifitas


Asumsi Epistimologi bagaimana seseorang memahami dunia sosial
Obyektif, akan menghasilkan sifat ilmu sosial yang positivistik.
Asumsi epistemologi posivistik menyatakan bahwa dunia sosial
merupakan suatu keteraturan dan berbagai unsur di dalamnya
berhubungan secara kausal di antara mereka. Dengan pandangan
keteraturan dan keterhubungan kausal ini maka suatu fenomena
sosial dapat dijelaskan dan diprediksi sebagaimana suatu fenomena
alam.
Subyektif, akan menghasilkan sifat ilmu sosial yang anti-positivistik.
Asumsi epistemologi anti-positivistik menyatakan bahwa dunia sosial
secara esensial relatif dan hanya dapat dipahami dari titik pandang
individu-individu yang terlibat secara langsung dalam aktifitas yang
diteliti (Burrel & Morgan, 1979; 5-6).Pandangan ini menegaskan
keadaan dinamis dalam dunia sosial dan juga bukan merupakan
sesuatu yang bersifat kausal, sehingga fenomena sosial yang ada di
dalamnya tidak dapat diprediksi.Untuk dapat menjelaskan suatu
fenomena sosial, peneliti harus memahami dari konteks dalam yang
mengharuskannyaberada dalam dunia sosial yang ditelitinya dan

Asumsi Human Nature (Hakekat Manusia)


Objektifitas-Subyektifitas
Asumsi human nature sifat dan keberadaan manusia
Obyektifisme bersifat deteminis, bahwa manusia dan
aktifitasnya tergantung dan hanya ditentukan oleh
situasi dan lingkungan dalam mana dia berada.
Subyektifisme, asumsi hakikat manusia bersifat

voluntaris. Manusia itu berkehendak bebas, otonom


dan aktif mencipta.

Asumsi Metodologis Objektifitas-Subyektifitas


Asumsi Metodologis bagaimana peneliti
menginvestigasi dan mendapatkan pengetahuan
Obyektif yang bersifat nomotetis, pencarian ilmu
dilakukan dengan menekankan pada tehnik riset dan
protokol yang sistematis. Riset berfokus pada proses
pengujian hipotesis yang berkesesuaian dengan
prinsip ilmiah yang ketat (rigour).
Subyektif yang bersifat ideografis, pencarian ilmu
didasarkan pada pandangan bahwa seseorang hanya
dapat memahami dunia sosial dengan mendapatkan
first-hand knowledge dari subyek yang diinvestigasi.

Paradigma Ilmu Sosial


Empat paradigma utama yaitu fungsionalisme, interpretifisme,

radikal humanisme, dan radikal strukturalisme


Burrel, G. dan G. Morgan. 1979. Sociological Paradigms and Organisational
Analysis.
Tiga yang meliputi mainstream (positivisme), interpretifisme, dan

kritisisme.
Chua, W.F. 1986. Radical Developments in Accounting Thought. The
Accounting Review. Vol. 61,
No. 4 (Oct); 601-632.,
Empat paradigma sebagai pengembangan perspektifnya Chua
tersebut, yaitu positivisme, interpretivisme, kritisisme dan
posmodernisme
Triyuwono, I. 2012. Akuntansi Syariah: Perspektif, Metodologi, dan
Teori..

PARADIGMA
Fungsionalis/positivis
Interpretif
Kritis
Posmodern
Religius

SOCIOLOGY PARADIGM
Burell and Morgan (1978)
the sociology of social change

Radical Humanist

subjective

s
o
l
i
p
s
i
s
m

french
existensialism

Radical
Structuralist

anarchistic contemporary
rusian social
individualism mediteranian marxism theory

critical theory

conflict theory
objective
integrative theory

phenomenology

hermeunetics

phenomenological sociology

social system theory


interactionism and
social action theory

objecitivism

Interpretive

Functionalist/Positivist

German Idealism

Sociological Positivism

the sociology of regulation change

Paradigma Positif
Apabila kita memiliki pertanyaan Apa (what)

terhadap fenomena akuntansi yang terjadi, maka


kita perlu melakukan penjelasan (to explain) dan
memprediksikannya (to predict) melalui pendekatan
(metode riset) statistik (kuantitatif).
Penelitian positif memiliki beberapa ciri khas,
seperti Obyektif, berjarak dengan fenomena yang
diteliti, Terstruktur, Numbers, Rasional, Kasualitas,
Empiris, Logis, Konkrit

Paradigma Interpretif
Apabila kita memiliki pertanyaan Mengapa (why)

terhadap fenomena akuntansi terjadi dan apa yang


terjadi di dalamnya serta kita ingin melakukan
interpretasi praktik akuntansi secara langsung, maka
kita perlu pendekatan (metode riset) verstehen
(pemaknaan realitas secara kualitatif).
Penelitian interpretif memiliki beberapa ciri khas,
yaitu subyektif, masuk dalam fenomena, tidak
terstruktur, tidak mementingkan angka, Irasional,
menggunakan rasa/emosi/batin, empiris, tidak logis,
tidak konkrit

Paradigma Kritis
Apabila kita resah dengan kenyataan akuntansi yang

tidak sesuai dengan pemikiran kita dan ingin


melakukan perubahan akuntansi, kita dapat
melakukan pendekatan perubahan (kritis)
Pertanyaan utamanya adalah Bagaimana (how)
Perubahan dapat dilakukan pada tataran kesadaran
akuntan (kritis humanis) atau pada tataran
organisasi, kelembagaan atau model akuntansinya
(kritis struktural).
Kritis humanis Perubahan melalui subyektifitas
Kritis struktural Perubahan melalui obyektifitas

Paradigma Postmodern
Apabila kita ingin membuat bentuk-bentuk

akuntansi baru (New Accounting) baik itu


menggunakan akuntansi yang ada dengan
penambahan nilai-nilai dari luar akuntansi, atau
membuat akuntansi yang benar-benar baru sesuai
dengan nilai yang kita pahami sebagai kebenaran
untuk kemajuan akuntansi, maka kita perlu
pendekatan (metode riset) akuntansi baru.
Paradigma ini dapat pula dengan melakukan
ekstensi atas Paradigma modern yang ada (positif,
interpretif dan kritis), seperti memasukkan nilainilai culture (budaya lokal) counter culture (melihat
konspirasi culture dominan)

Paradigma Religius
Apabila kita ingin melakukan penelitian dengan

menggunakan perspektif agama (wahyu), maka


yang perlu dilakukan adalah menyatukan aspek
obyektifitas, subyektifitas, sekaligus wahyu.
Menyatukan rasio, emosi/batin/rasa, dan wahyu
dalam proses penelitian.
Wahyu sebagai sumber utama penelitian dengan
dukungan rasio/rasa

6 Perspektif Ilmu Akuntansi


Ulum dan Juanda (2016)

Klasik
Model Keputusan
Model Matematik
Economic Event
Agency Theory
Proses Actual Policy Making

6 Perspektif Ilmu Akuntansi


Ulum dan Juanda (2016)

Klasik

True Income (Paton, Canning, Sweeney, MacNeal, Moonizt,


Sprouse&Monizt)
Perbandingan praktek dan dampaknya terhadap pelaporan
keuangan

Model Keputusan
Model Matematik
Economic Event
Agency Theory
Proses Actual Policy Making

6 Perspektif Ilmu Akuntansi


Ulum dan Juanda (2016)

Klasik
Model Keputusan,

Pengambilan keputusan pemberi modal, dikaitkan dengan


ilmu ekonomi, keuangan, dan keprilakukan

Model Matematik
Economic Event
Agency Theory
Proses Actual Policy Making

6 Perspektif Ilmu Akuntansi


Ulum dan Juanda (2016)

Klasik
Model Keputusan,
Model Matematik

Informasi ekonomi
Informasi publik/Private
Efesiensi Pasar Modal

Economic Event
Agency Theory
Proses Actual Policy Making

6 Perspektif Ilmu Akuntansi


Ulum dan Juanda (2016)

Klasik
Model Keputusan,
Model Matematik
Economic Event
Hubungan antara fenomena akuntansi dengan peristiwa ekonomi yang
relevan.
Apa yang menjadi nilai apriori dari dara akuntansi dan dapatkan utk
memprediksi
Bagaimana pengambilan keputusan user dan apa peranan data
akuntansi
Agency Theory

Proses Actual Policy Making

6 Perspektif Ilmu Akuntansi


Ulum dan Juanda (2016)

Klasik
Model Keputusan
Model Matematik
Economic Event
Agency Theory
Proses Actual Policy Making

Anda mungkin juga menyukai