Anda di halaman 1dari 19

Oleh :

dr. Sri Rezeki A., Sp.P

Pendahuluan
Bronkitis akut umumnya disebabkan oleh

infeksi paru; kira-kira 90% dari infeksi ini


berasal dari virus, dan 10% dari bakteri.
Serangan-serangan yang berulang dari
bronkitis akut, yang mengiritasi saluran
napas bronkus cukup lama, dapat
menyebabkan terjadinya bronkitis kronis.

Bronkitis kronis lebih sering ditemukan akibat

polusi industri, pada pekerja tambang, pedagang


biji padi-padian, pembuat cetakan metal, dan
orang yang terus menerus terpapar pada debu.
Namun penyebab utama adalah merokok sigaret
yang berat dan berjangka panjang, yang
mengiritasi saluran bronkus sehingga
menghasilkan lendir yang berlebihan.
Gejala-gejala dari bronkitis kronis juga memburuk
oleh konsentrasi yang tinggi dari sulfur dioxide
dan polutan-polutan lain di atmosfir.

DEFINISI
Bronkitis
inflamasi pada
selaput lendir (mukosa) bronkus dan
cabang- cabangnya (tracheobronchial
tree) yang
mengakibatkan
permukaan bronkus menebal atau
membengkak (edema)
dan
menghasilkan mukus sehingga
saluran pernapasan relatif menyempit.

Bronkitis terbagi atas 2 jenis, yakni:

bronkitis akut dan bronkitis kronis


Perlu diingat bahwa istilah akut (segera)

dan kronis (menahun) adalah terminologi


(istilah) berdasarkan durasi
berlangsungnya penyakit,bukan berat
ringannya penyakit.

Bronkitis Akut
Pada umumnya ringan.
Berlangsung singkat (beberapa hari hingga
beberapa minggu), rata-rata 10-14 hari.
Meski ringan, namun adakalanya sangat
mengganggu, terutamajika disertai sesak,
dada terasa berat, dan batuk
berkepanjangan. Biasanya disebabkan oleh
infeksi virus. Bronkitis akut dapat
dihubungkan dengan merokok dan dibuat
lebih buruk oleh merokok.

Bronkitis Kronis
Yaitu batuk menahun hampir setiap hari
disertai pengeluaran dahak, sekurangkurangnya 3 bulan berturut-turut dalam 1
tahun, dan paling sedikit selama 2 tahun.
Merokok adalah penyebab yang paling
umum dari bronkitis kronis.

ETIOLOGI
Virus

paling sering dijumpai


(rhinovirus, adenovirus,influenza

virus)
Bakteri

Infeksi sekunder

(H.influenza
,
Streptococcus
pneumoniae,
Mycoplasmapnemoniae, Clamydia pnemoniae)

Patogenesa
Patogenesis bronkitis kronis terjadi dari adanya proses inflamasi pada

saluran pernapasan. Peningkatan oksidan dan penurunan antioksidan


menginduksi terjadinya stres oksidatif yang merangsang terjadinya
inflamasi.
Pada saluran pernapasan atas yang berkartilago, bronkitis kronis
disertai dengan hipertrofi dari kelenjar yang memproduksi mukus sub
mukosa. Dan pada bronkioli bisa terjadi hiperplasia sel goblet, infiltrasi
sel inflamasi pada mukosa dan submukosa bronkioli, oedem, fibrosis,
plak mukus intralumen, dan meningkatkan aktivitas otot polos.
Salah satu yang dapat memperparah terjadinya bronkitis kronis
adalah
radikal bebas yang dihasilkan dari asap rokok. Saat asap rokok yang
terhisap berinteraksi dengan sel dan sistem imun paru, zatzat aktif
dalam rokok menyebabkan terbentuknya radikal bebas yaitu reactive
oxygen species (ROS) dan nitrit oksida (NO).

Gejala Klinis :
Batuk (berdahak ataupun tidak berdahak).
Nyeri dada, dada terasa berat dan tidak

nyaman.
Sesak napas, terasa berat bernapas.
Kadang batuk darah.
Demam (biasanya ringan).
Radang tenggorokan (tracheitis).

Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan fisik pada stadium awal biasanya

tidak khas.
Biasanya para dokter menegakkan diagnosa

cukup berdasarkan riwayat penyakit dan


pemeriksaan fisik.
Adapun pemeriksaan dahak maupun rontgen
dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa
dan untuk menyingkirkan diagnosa penyakit lain.

Dapat ditemukan adanya gejala rhinitis

sebagai manifestasi pengiring, atau faring


hiperemis.
Sejalan dengan perkembangan serta
progresivitas batuk, pada auskultasi dada
dapat terdengar ronki, wheezing, ekspirasi
diperpanjang atau tanda obstruksi lainnya.
Bila lendir banyak dan tidak terlalu lengket
akan terdengar ronki basah.

Pemeriksaan Penunjang :
Bila sputum purulen maka dilakukan :

- pemeriksaan pewarnaan bakteri gram +/- pemeriksaan kultur sputum /tes sensitivitas.
Pemeriksaan radiologi :
Tidak tampak konsolidasi maupun infiltrat;
Peningkatan corakan bronkovaskularisasi
Tidak tampak kelainan
Spirometri (uji faal paru).

Pemeriksaan Penunjang :
Tidak ada pemeriksaan penunjang yang

memberikan hasil definitif untuk diagnosis


bronkitis.
Pemeriksaan kultur dahak diperlukan bila etiologi

bronkitis harus ditemukan untuk kepentingan


terapi.
Hal ini biasanya diperlukan pada bronkitis kronis.
Pada bronkitis akut pemeriksaan ini tidak berarti

banyak karena sebagian besar penyebabnya


adalah virus.

PENATALAKSANAAN
Self limited disease
Antitusif/Ekspektoran
Antipiretik
Bronkodilator
Antibiotika

Penderita tidak perlu dirawat inap kecuali ada


indikasi seperti dehidrasi atau penyempitan
bronkus yang berat.

Anda mungkin juga menyukai