Anda di halaman 1dari 45

Anemia Defisiensi Besi

Pembimbing :
Dr. Kriston Silitonga, SpA
Disusun Oleh :
Eka Permata 00-043

PENDAHULUAN

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang


disebabkan oleh kurangnya besi yang
diperlukan untuk sintesis hemoglobin.

Merupakan bentuk anemia yang paling


sering ditemukan di dunia, terutama di
negara berkembang.

Di Indonesia, anemia defisiensi besi salah


satu masalah gizi utama disamping
kekurangan kalori-protein, vitamin A dan
yodium.
2

PENDAHULUAN

Anemia defisiensi Fe merupakan kelainan hematologi


yang paling sering terjadi pada bayi dan anak.

Zat besi pembentukan hemoglobin.

Berperan dalam penyimpanan dan pengangkutan


oksigen.

Zat besi digunakan oleh beberapa enzim dalam


proses metabolisme oksidatif, sintesis DNA,
neurotransmitter dan proses katabolisme.
3

PENDAHULUAN
Kekurangan besi dampak yang
merugikan bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak, menurunkan daya
tahan tubuh, menurunkan konsentrasi
belajar dan mengurangi aktivitas kerja.

EPIDEMIOLOGI

Hasil SKRT tahun 1992 angka kejadian anemia defisiensi


besi pada anak balita di Indonesia adalah 55,5%.

anak usia sekolah (5-8 tahun) 5,5 %.

anak praremaja 2,6 %.

gadis remaja yang hamil 26 %.

Amerika Serikat :
- anak usia 1-2 tahun : 6% kekurangan besi dan 3%
menderita anemia.
- 9% gadis remaja kekurangan besi dan 2% menderita
anemia.
- anak laki-laki sekitar 50% cadangan besinya berkurang
saat pubertas.
5

EPIDEMIOLOGI
Daerah

miskin : penderita
dengan gizi buruk atau bila
sedang menderita infeksi.
Penelitian di RSCM terhadap 167 anak
usia 6-60 bulan, menghasilkan
kesimpulan bahwa prevalensi anemia
akan meningkat dengan memburuknya
keadaan gizi. (Sulchan 1980)
6

Insidens tertinggi terdapat pada anak


golongan usia 1-3 tahun, sesuai
dengan prevalensi puncak KEP.

FISIOLOGI ERITROSIT

Eritrosit normal berbentuk lempeng bikonkaf,


7,8 m, tebal 2,5 m, bagian tengah 1 m atau
kurang. Volume rata-rata eritrosit : 90-95 m2

Bentuk eritrosit dapat berubah-ubah ketika sel


berjalan melewati kapiler.

Fungsi utama dari eritrosit :

Mengangkut hemoglobin, dan kemudian mengangkut


oksigen dari paru-paru ke jaringan.

Mengandung karbonik anhidrase, katalisis reaksi


antara CO2 dan H2O.
8

FISIOLOGI ERITROSIT

Eritrosit mampu mengkonsentrasikan Hb dalam


cairan sel sampai 34 gr/dl sel.

Bila pembentukan Hb dalam sumsum tulang


berkurang, maka persentase dalam sel dapat turun
sampai nilai dibawah 34 gr/dl sel , dan volume sel
darah merah juga menurun karena Hb untuk mengisi
sel berkurang.

Setiap gram hemoglobin murni mampu berikatan


dengan kira-kira 1,39 ml oksigen.

DIFERENSIASI SEL DARAH MERAH

10

Pembentukan
Hemoglobin

11

12

Metabolisme Besi

Didalam tubuh orang dewasa mengandung zat besi


sekitar 55 mg/kgBB atau sekitar 4 gram.
67 % zat besi tersebut dalam bentuk Hb.
30 % sebagai cadangan dalam bentuk feritin atau
hemosiderin.
3 % dalam bentuk mioglobin.
0,07 % sebagai transferin dan 0,2 % sebagai
enzim.
Pada bayi yang baru lahir dalam tubuhnya
mengandung besi sekitar 0,5 gram

13

Metabolisme Besi
Perkembangan

metabolisme besi dalam


hubungannya dengan homeostasis besi pada
anak di perkirakan mengalami hal yang sama
seperti pada orang dewasa.

Jumlah

zat besi yang diserap oleh tubuh


dipengaruhi oleh jumlah besi dalam
makanan, bioavaibilitas besi dalam makanan
dan penyerapan oleh mukosa usus.
14

15

16

SUMBER BESI
Jenis jenis zat besi dalam makanan :
1. Zat besi yang berasal dari Hem

2.

daging, ikan dan unggas

Zat besi yang bukan Hem

Sereal
Buah
Sayuran
Protein Hewani (Keju, telur, susu sapi)
17

Kandungan besi dalam makanan anak


Makanan

Jumlah besi
( mg )

Unit

Susu
Telur
Cereal
Sayuran
Daging
Buah buahan

0,5 1,5
1.2
3.0 5.0
0.1 0.3
0.4 2.0
0.2 0.4

Liter
Butir
Ons
Ons
Ons
Ons
18

ETIOLOGI
1. Kebutuhan yang meningkat secara fisiologis:
- Pertumbuhan
- Menstruasi
- Kehamilan
2. Kurangnya besi yang diserap :
- Masukan besi dari makanan yang
tidak
adekuat.
- Malabsorpsi besi.
3. Perdarahan
4. Transfusi feto-maternal
5. Hemoglobinuria
6. Latrogenic blood loss
7. Idiopathic pulmonary hemosiderosis
19
8. Latihan yang berlebihan

Di tinjau dari segi umur penderita


etiologi anemia defisiensi besi dapat
digolongkan menjadi :
1. Bayi dibawah usia 1 tahun:
- kekurangan depot besi dari lahir.
- Pemberian makanan tambahan yang
terlambat.
2. Anak umur 1-2 tahun :
- infeksi yang berulang.
- Diet yang tidak adekuat.
3. Anak umur lebih dari 5 tahun
- kehilangan darah kronis.
- Diet yang tidak adekuat.
20

Patofisiologi

Tiga tahap terjadinya defisiensi besi :


1. iron depletion atau storage iron deficiency ;
ditandai dengan berkurangnya cadangan besi
atau tidak adanya cadangan besi.
2. iron deficient erythropoietin atau iron limited
erythropoiesis ; suplai besi yang tidak cukup
untuk menunjang eritropoisis.
3. iron deficiency anemia ; besi yang menuju
eritroid sumsum tulang tidak cukup sehingga
menyebabkan penurunan kadar Hb.

21

Hemoglobin

Tahap 1
normal

Tahap 2
sedikit
menurun

Tahap 3
menurun
jelas
(mikrositik/h
ipokromik

Cadangan besi (mg)

<100

Fe serum (ug/dl)

normal

<60

<40

TIBC (ug/dl)

360-390

>390

>410

Saturasl transferin
(%)

20-30

< 15

< 10

Feritin serum (ug/dt)

<20

<12

<12

Sideroblas (%)

40-60

<10

<10

FEP(Ug/dl sel darah


merah)

>30

> 100

>200

MCV

normal

normal 22

Menurun

Manifestasi klinis
1. Traktus Gastrointestinal :
Anoreksia
Pica-pagophagia (es), geophagia (pasir)
Papil lidah atrofi
Disfagia
Esophageal webs (sindrom Kelly- Patterson)
Penurunan asam lambung
Sindrom malabsorbsi

23

Manifestasi klinis
2. Sistem Saraf Pusat :
Iritabel
Lemas
Lekas lelah
Sakit kepala
Pucat (terutama pada mukosa bibir dan faring,
telapak tangan dan dasar kuku)
Fungsi neurologist dan intelektual menurun
Papilla edema
Konjungtiva okular berwarna kebiruan atau
putih mutiara (pearly white)
24

Manifestasi klinis
3. Sistem Kardiovaskuler :
Pembesaran jantung
Takikardia
Murmur sistolik
4. Sistem Muskuloskeletal : pemeriksaan
radiologis tulang tengkorak tampak
pelebaran diploe dan penipisan tabula
eksterna.
25

DIAGNOSIS
A. Kriteria diagnosis anemia efisiensi

1.
2.
3.
4.

besi menurut WHO :


Kadar Hb kurang dari normal sesuai
usia.
Konsentrasi Hb eritrosit rata-rata <
31% (N: 32-35%).
Kadar Fe serum < 50 Ug/dl ( N: 80180 ug/dl).
Saturasi transferin < 15% (N: 2050%).
26

B. Dasar diagnosis anemia efisiensi besi


menurut Cook dan Monsen:
1. Anemia hipokrom mikrositik
2. Saturasi transferin < 16%
3. Nilai FEP > 100 ug/dl eritrosit
4. Kadar feritin serum < 12 ug/dl
Untuk kepentingan diagnosis minimal 2
dari 3 kriteria (ST, feritin serum dan FEP)
harus dipenuhi.

27

C.

Lanzkowsky

1. Pemeriksaan apus darah tepi hipokrom mikrositer yang

dikonfirmasi dengan kadar MCV, MCH dan MCHC yang


menurun Red cell distribution width (RDW) > 17%.
2. FEP meningkat
3. Feritin serum menurun
4. Fe serum menurun, TIBC meningkat, ST < 16%
5. Respons terhadap pemberian preparat besi :
- Retikulositosis mencapai puncak pada hari ke 5-10
setelah pemberian besi.
- Kadar hemoglobin meningkat rata-rata 0,25-0,4 g/dl/hari
atau PCV meningkat 1%/ hari.
6. Sumsum tulang
- Tertundanya maturasi sitoplasma.
- Pada pewarnaan sumsum tulang tidak ditemukan besi atau
besi berkurang.
28

Cara lain untuk menentukan adanya anemia


defisiensi besi adalah dengan trial pemberian
preparat besi.

Prosedur ini sangat mudah, praktis, sensitif


dan ekonomis terutama pada anak yang
berisiko tinggi menderita anemia defisiensi
besi.

Bila dengan pemberian preparat besi dosis 6


mg/kgBB/hari selama 3-4 minggu terjadi
peningkatan kadar Hb 1-2 g/dl maka dapat
dipastikan bahwa yang bersangkutan
menderita anemia defisiensi besi.
29

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Klasifikasi morfologi :

Untuk menentukan morfologi darah digunakan beberapa istilah:


Mean corpuscular volume (MCV) =
Nilai hematokrit x 10
Jumlah eritrosit (juta/mm3)
Normal 76-96 ;. < 76 c mikrositik; >96 makrositik

Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) =


Nilai hemoglobin x 10
Jumlah eritrosit (juta/mm3)
Normal 27 32 c ;< 27c hipokrom ; > 32 c hiperkrom (biasa
normokrom).

Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration =


Nilai hemoglobin x 100
Nilai hematokrit
Normal : 32 - 37%. < 32% : Hipokrom ; > 37hiperkrom ( biasa
disebut normokrom )
30

Pemeriksaan Laboratorium
Nilai normal

Anemia defisiensi
besi

Eritrosit
(juta/mm3)

Laki-laki : 4.5 5.5


Wanita : 4 5

Normal

Hemoglobin (g%)

Laki-laki : 13 16
Wanita
: 12 14
76 69
27 32
32 37
0.5 1.5
90 150 ug/dL
250 350

Menurun

MCV
(cu)
MCH
(cu)
MCHC (cu)
Retikulosit (%)
SI
(ug/dL)
TIBC (ug/dL)

< 76
< 27
< 32
normal / menurun
30 ug/dL
31
350 500

Gambar sumsum tulang

32

33

34

Diagnosis Banding

Semua keadaan yang memberikan gambaran


anemia hipokrom mikrositik lain :
a. Thalasemia minor.
b. Anemia karena penyakit kronis.
c. Poisoning/ keracunan timbal.
d. Anemia sideroblastik.

35

Pemeriksaan laboratorium untuk membedakan


Anemia defisiensi besi
Pemeriksaan
lab

ADB

Talasemia
minor

Anemia peny.
kronis

MCV

N,

Fe serum

TIBC

FEP

N,

Feritin
serum

Saturasi
transferi
n

36

Penatalaksanaan
Makanan

yang adekuat
Pemberian preparat besi peroral
Preparat besi parenteral
Transfusi darah
Antelmintik

37

Obat-obatan
1. Sulfas Ferrossus ( Feratab, Fer Iron, Slow Fe )
Pengobatan untuk pasien anemia defisiensi
besi
Bentuk pengobatan yang paling sering dipakai
dan paling murah
Tiap tablet mengandung 50 60 mg garam
besi
Bentuk suspensi sering digunakan untuk
pediatri
Dosis anak: 3 6 mg/KgBB/hari.
2. Carbonyl Iron ( Feosol, Fer-in-Sol, Slow Fe )
Sedikit lebih mahal dari sulfas ferossus
Tiap tablet mengandung 45 60 mg besi
Dosis anak : 3 6 mg/KgBB/ hari.
38

3. Dextran Iron (InFed , DexFerrum, Imferon)


Untuk

pemakaian IV, InFed diencerkan dalam


NaCl 0,9%
Dosis anak : 5 - 10 Kg : 50 mg besi (1 mL) 10
50 Kg : 100 mg besi (2 mL)
4. Obat golongan lainnya :
Ferrous fumarate (Femiron, Feostat)
Ferrous glukonate (Fergon)
Polisaccharide iron complex (Niferex, NuIron)

39

Respons terapi dari pemberian


preparat besi
Waktu setelah
Pemberian besi

Respons

12-24 jam

Penggantian enzim besi


intraselular; keluhan
subyektif berkurang, nafsu
makan bertambah

26-48 jam

Respon awal dari sumsum


tulang: hiperplasia eritroid

48 72 jam

Retikulositosis, puncaknya
pada hari ke 5-7

4 30 hari

Kadar Hb meningkat
40

Absorpsi

besi yang terbaik : pada saat


lambung kosong, diantara dua waktu makan,
akan tetapi dapat menimbulkan efek
samping pada saluran cerna.

Untuk

mengatasinya : pemberian besi dapat


diberikan pada saat makan atau segera
setelah makan meskipun akan mengurangi
absorpsi obat sekitar 40-50%.
41

PENCEGAHAN
Tindakan penting pencegahan kekurangan besi pada
masa awal kehidupan:
1. Meningkatkan penggunaan ASI ekslusif.
2. Menunda pemakaian susu sapi sampai usia 1 tahun
sehubungan dengan risiko terjadinya perdarahan
saluran cerna yang tersamar pada beberapa bayi.
3. Memberikan makanan bayi yang mengandung besi
serta makanan yang kaya dengan asam askorbat (jus
buah) pada saat memperkenalkan makanan padat
(usia 4-6 bulan).
4. Memberikan suplementasi Fe kepada bayi kurang
bulan.
5. Pemakaian PASI (susu formula) yang
42 mengandung
besi.

PENCEGAHAN
Upaya umum untuk pencegahan kekurangan
besi adalah dengan cara:
Me

konsumsi Fe dari sumber alami terutama


sumber hewani yang mudah diserap. Juga perlu
peningkatan
penggunaan
makanan
yang
mengandung vitamin C dan A.
Fortifikasi bahan makanan dengan cara menambah
masukan besi dengan mencampurkan senyawa
besi kedalam makanan sehari-hari.
Suplementasi,

cara paling tepat untuk


menanggulangi anemia defisiensi besi di
daerah yang prevalensinya tinggi
43

PROGNOSIS
Prognosis

baik bila penyebab


anemianya hanya karena
kekurangan besi saja dan
diketahui penyebabnya serta
kemudian dilakukan penanganan
yang adekuat.
44

~ Te r i m a K a s i h ~

Anda mungkin juga menyukai

  • Referat Depresi
    Referat Depresi
    Dokumen14 halaman
    Referat Depresi
    Frizky Ronald Tua Marbun
    Belum ada peringkat
  • Case Intoksikasi Alkohol
    Case Intoksikasi Alkohol
    Dokumen3 halaman
    Case Intoksikasi Alkohol
    Frizky Ronald Tua Marbun
    Belum ada peringkat
  • Sample - Psychiatric Case
    Sample - Psychiatric Case
    Dokumen10 halaman
    Sample - Psychiatric Case
    Frizky Ronald Tua Marbun
    Belum ada peringkat
  • Plasenta Previa & Solusio Plasenta
    Plasenta Previa & Solusio Plasenta
    Dokumen34 halaman
    Plasenta Previa & Solusio Plasenta
    Frizky Ronald Tua Marbun
    100% (2)
  • Manual Plasenta
    Manual Plasenta
    Dokumen9 halaman
    Manual Plasenta
    Frizky Ronald Tua Marbun
    Belum ada peringkat
  • Pre Eklamsia Eklamsia
    Pre Eklamsia Eklamsia
    Dokumen31 halaman
    Pre Eklamsia Eklamsia
    indahramadhani89
    Belum ada peringkat
  • Manual Plasenta
    Manual Plasenta
    Dokumen20 halaman
    Manual Plasenta
    Frizky Ronald Tua Marbun
    Belum ada peringkat
  • PROLANIS
    PROLANIS
    Dokumen32 halaman
    PROLANIS
    Redho Afriando
    Belum ada peringkat
  • Sakit Perut Pada Anak
    Sakit Perut Pada Anak
    Dokumen13 halaman
    Sakit Perut Pada Anak
    riahanazaramadini
    Belum ada peringkat
  • Kelainan Letak Sungsang
    Kelainan Letak Sungsang
    Dokumen22 halaman
    Kelainan Letak Sungsang
    Ester Agustina Simanjuntak
    Belum ada peringkat
  • Kehamilan Ganda
    Kehamilan Ganda
    Dokumen23 halaman
    Kehamilan Ganda
    Sarita Sharchis
    Belum ada peringkat
  • Induksi Persalinan
    Induksi Persalinan
    Dokumen13 halaman
    Induksi Persalinan
    Frizky Ronald Tua Marbun
    Belum ada peringkat
  • Ketuban Pecah Dini
    Ketuban Pecah Dini
    Dokumen13 halaman
    Ketuban Pecah Dini
    Frizky Ronald Tua Marbun
    Belum ada peringkat
  • Phantom
    Phantom
    Dokumen24 halaman
    Phantom
    Frizky Ronald Tua Marbun
    Belum ada peringkat
  • Distosia Bahu
    Distosia Bahu
    Dokumen15 halaman
    Distosia Bahu
    Juan Alexander Manurung
    Belum ada peringkat
  • SEFALGIA
    SEFALGIA
    Dokumen54 halaman
    SEFALGIA
    Frizky Ronald Tua Marbun
    100% (1)
  • Kejang
    Kejang
    Dokumen2 halaman
    Kejang
    Frizky Ronald Tua Marbun
    Belum ada peringkat
  • Antibiotik
    Antibiotik
    Dokumen21 halaman
    Antibiotik
    Frizky Ronald Tua Marbun
    Belum ada peringkat
  • Stroke Patophysiology and Management
    Stroke Patophysiology and Management
    Dokumen52 halaman
    Stroke Patophysiology and Management
    Frizky Ronald Tua Marbun
    Belum ada peringkat
  • Aging
    Aging
    Dokumen32 halaman
    Aging
    putrisarimeliala
    Belum ada peringkat
  • Parotitis-Ppt (Listia)
    Parotitis-Ppt (Listia)
    Dokumen19 halaman
    Parotitis-Ppt (Listia)
    Frizky Ronald Tua Marbun
    Belum ada peringkat
  • Renjatan Hipovolemik
    Renjatan Hipovolemik
    Dokumen11 halaman
    Renjatan Hipovolemik
    Frizky Ronald Tua Marbun
    Belum ada peringkat
  • Difteri
    Difteri
    Dokumen23 halaman
    Difteri
    Pundi Pandan Putri Pinanti
    Belum ada peringkat
  • Pengkayaan TBC
    Pengkayaan TBC
    Dokumen20 halaman
    Pengkayaan TBC
    Brian Pasa Nababan
    Belum ada peringkat
  • Meningitis
    Meningitis
    Dokumen46 halaman
    Meningitis
    Frizky Ronald Tua Marbun
    Belum ada peringkat
  • Vertigo
    Vertigo
    Dokumen6 halaman
    Vertigo
    Frizky Ronald Tua Marbun
    Belum ada peringkat
  • Paper Radiologi Trauma Kapitis
    Paper Radiologi Trauma Kapitis
    Dokumen23 halaman
    Paper Radiologi Trauma Kapitis
    icaannisa
    Belum ada peringkat
  • AINS Dan Antipirai
    AINS Dan Antipirai
    Dokumen44 halaman
    AINS Dan Antipirai
    Frizky Ronald Tua Marbun
    Belum ada peringkat
  • Syok Hipovolemik Dan Anafilaktik
    Syok Hipovolemik Dan Anafilaktik
    Dokumen35 halaman
    Syok Hipovolemik Dan Anafilaktik
    Frizky Ronald Tua Marbun
    Belum ada peringkat