Anda di halaman 1dari 53

EKOSISTEM PANTAI

S.F. TUHUMURY
2013

Sistem-Sistem
Pesisir

Profil Wilayah Pesisir

TIPE DAN BENTUK PANTAI DI INDONESIA


(contoh)
Pantai tebing

Pantai terumbu karang

Estuaria
Pantai
Mangrove

TIPE DAN BENTUK PANTAI DI INDONESIA


(contoh)

Pantai berpasir

Gosong

Rocky beach

Sistem Pesisir

Sistem Pesisir ditentukan oleh bentuk garis


pantainya (morfologi garis pantai/coastline
morphology)
Sistem Pesisir terdiri dari komponen-komponen
yang dikaitkan oleh aliran energi dan materi.
Dapat:

Sistem terbuka berlawanan dengan sistem tertutup

Tertutup: energi masuk dan energi keluar dpt di-identifikasi


Terbuka: keterkaitan energi dan materi dan komponen-komponen
lainnya dalam sistem

Sistem Kotak Hitam (black box system)


Sistem Kotak Abu-abu (grey box system)
Sistem Kotak Putih (White box system)

Black Box System: Kita


hanya tahu ada input dan
output, tetapi tidak
mengetahui bagaimana
sistem bekerja

Grey Box System: Sama dgn


sistem Input-Output, tetapi
kita mengetahui dalam sistem
ada sub-sistem yang
berinterkasi
White Box System: Penelitian
lebih lanjut terbukti ada
komponen yang bekerja
dengan alur energi dan
tempat-tempat simpanan
materi (storage) sendiri yang
bekerja dalam sistem

Contoh: Ada suatu jenis batu-batuan yang


membentuk tebing pantai, kemudian erosi
bekerja thd tebing, tebing tergerus/kikis,
sendimen ditranspor dari tebing ke pantai,
endapan di pantai dan terjadilah pantai
secara morfologis

Pendekatan Sistem (1)

Sistem Morfologis (Morphological Systems)

Pendekatan ini melukiskan sistem tidak dalam hubungan dinamis


antara komponen-komponennya, tetapi pada hubungan dari
ungkapan morfologisnya.
Contohnya: Adanya suatu sudut miring dari tebing pantai, dapat
berkaitan dengan jenis batu-batuannya, struktur batu-batuannya,
ketinggian tebing, dsb

Sistem Pencar Kebawah (Cascading Systems)

Sistem ini secara eksplisit mengacu pada aliran energi dan materi
Contohnya: gerakan sedimen melalui sistem pesisir, mungkin
berasal dari tebing yang tererosi, dipasok ke pantai dan
seterusnya ditiup angin menjadi gumuk pasir pesisir (coastal sand
dunes)

Pendekatan Sistem (2)

Sistem Proses-Respons

Sistem ini menggabungkan baik sistem morfologis dan


sistem cascade dengan menyatakan : morfologi adalah
produk dari proses yang beroperasi dalam sistem
Proses ini sendiri didorong oleh energi dan materi dan
ini mungkin cara yang paling berarti utk menangani
sistem pesisir
Contoh: mundurnya tebing pesisir melalui erosi oleh
gelombang
Adalah jelas dari contoh di atas bahwa operasi suatu
proses menstimulasi respons morfologi

Pendekatan Sistem (3)

Ekosistem

Pendekatan ini mengacu pada interaksi antara flora dan


fauna dgn lingkungan fisiknya dan sangat penting dalam
studi pesisir
Contoh: rerumputan yang tumbuh pada gumuk pasir
memperkokoh endapan pasir yang diterbangkan angin, yang
membentuk gumuk pasir, selanjutnya gumuk ini merupakan
habitat utk komunitas biologis gemuk, dan kemudian
berkembang biak utk kelanjutan hidup

1. Pantai bertebing:Nusa
Lembongan
2. Pantai berpasir
landai: Sulawesi Utara
3. Pantai bergumuk dgn
vegetasi khas:
Selatan Yogyakarta

Konsep Keseimbangan

Pesisir adalah dinamis dan kerap berobah


Perobahan ini pada dasarnya disebabkan oleh perobahan
kondisi energi, seperti energi gelombang yang dapat
meningkat pada saat badai
Morfologi pesisir merespons karena tujuannya adalah utk
mengembalikan keseimbangan dengan proses-proses yg
sedang berlaku.
Ada 3 jenis keseimbangan

Keseimbangan dalam keadaan tetap (steady state equilibrium)


Keseimbangan meta stabil (Meta-stable equilibrium)
Keseimbangan dinamis (dynamic equilibrium)

Keseimbangan Tetap.
Variasi energi dan respons
morfologi tidak banyak
menyimpang
Keseimbangan Meta-Stabil.
Ini terjadi jika lingkungan
berobah oleh suatu pemicu,
seperti peristiwa energi
tinggi oleh badai, atau
tsunami yg dgn cepat
dapat berobah dan
memindahkan jumlah besar
sedimen di pantai

Gb. 2 Konsep Keseimbangan

Keseimbangan dinamis.
Ini sama dgn
keseimnbangan metastabil tetapi lebih
gradual (tidak tibatiba), seperti naiknya
muka laut sebagai akibat
perobahan iklim

Gb. 3 Sub-Bagian dari Zona Pesisir


berdasarkan Terminologi Morfologi dan
Gelombang

Swash zone

Surf zone

Terminologi utk kawasan dari nearshore di mana gelombang


pecah mulai bergerak di atas pantai sebagai hempasan dan
kembali ke laut
Kawasan dari nearshore di mana gelombang pecah mulai
mendekati pantai

Breaker zone

Kawasan dalam nearshore di mana gelombang yang datang mulai


pecah

JENIS-JENIS HABITAT/EKOSISTEM PESISIR


A. Ekosistem Pesisir yang Secara Permanen atau Berkala
Tergenangi Air
1.

Pantai Pasir (sandy beach)


Karakteristik:
Terdiri dari pasir kwarsa dan feldspar, bagian yang paling
banyak dan paling keras sisa-sisa pelapukan batu gunung
Total bahan organik dan organisme hidup dipantai juah lebih
sedikit
Parameter lingkungan utama yang mempengaruhi:
Pola arus yang akan mengangkut pasir halus
Gelombang yang akan melepaskan energinya di pantai
Angin yang akan mengangkut pasir

EKOSISTEM PANTAI

Ekosistem pantai terletak antara garis air surut terendah dan air
pasang tertinggi. Ekosistem ini berkisar dari daerah dimana
ditemukan substrat berbatu dan berkerikil ( yang mendukung
sejumlah terbatas flora dan fauna sesil) hingga daerah berpasir
aktif (dimana ditemukan populasi bakteri, protozoa, metazoa) dan
daerah bersubstrat liat dan lumpur ( dimana ditemukan sejumlah
besar komunitas infauna).

Ada 2 tipe utama suatu pantai


Dissipative beaches : disukai oleh surfer, memiliki pecahan
ombak yg besar dekat rataan pantai, dangkal, pd daerah subtidal,
produktif, dihuni oleh diatom, invertebrata dan berbagai jenis
ikan
Reflective beaches: curam, coarse sedimen, lebih dalam, ombak
pecah langsung pada bagian yg curam, kebanyakan enersi
direfleksikan kembali ke air, secara biologi kurang produktif
Pantai berbatu: komunitas tumbuhan dan binatang kaya dan beragam
Pantai berpasir: hampir tidak ada kehidupan, kebanyakan binatang
tidak dapat dilihat dgn mata telanjang, organisme makrofauna
memiliki kebiasaan cyptic (bersembunyi dlm pasir dan keluar hanya
utk mencari makan dan aktivitas reproduksi)

Tabel 1. Karakteristik
morphodynamic pantai
REFLECTIVE
Coarse sand
Smoll waves
Steep slope
Small tidal range
Short wave period
Harsh swash conditions
Impoverished fauna

DISSIPATIVE
Fine sand
Large wave
Shallow slope
High tidal range
Long wave period
Benign swash condition
Rich fauna

Pantai berpasir merupakan komponen penting


lingkungan pesisir sbg:

Penghalang terhadap erosi pantai


Tempat rekreasi
Habitat berbagai jenis burung, penyu, ikan dan
invertebrata

Pantai berpasir : tempat jaringan makanan


detritus yg produktivitasnya tinggi, mendukung
komunitas mikroorganisme, meiofauna dan
makrofauna yg memproseskan sejlh besar nutrien

Gambar 1 Pantai berpasir

Karakteristik Biofisik

Kombinasi ukuran partikel yang berbeda dan


variasi faktor lingkungan menciptakan suatu
kisaran habitat pantai berpasir.

Reoksigenasi dan suplai nutrien ke dalam pasir


bervariasi berdasarkan porositas, aksi
gelombang dan tinggi muka pasir.

Pasir berasal dari:

Erosi dr darat yg dibawa ke laut melalui sungai


Erosi cliff atau dari skeleton binatang di laut seperti
karang

Ada 2 tipe material pantai yaitu : pasir silica dari


darat dan pasir karbonat (carbonate sand)
Pasir ditransportasikan dari mulut sungai oleh arus
kemudian didepositkan di daerah subtidal
Gaya yg membawa pasir ke pantai dan membentuk
pantai adalah gelombang permukaan yg disebabkan
oleh angin yg disebut gravity waves

Karakteristik pantai adalah suatu fungsi


ketersediaan pasir dgn ukuran partikel yg berbeda
dan enersi gelombang
Kemiringan pantai adalah hasil interaksi antara
swash dan backswash (gerakan air yg naik dan
kembali ke pantai)
Swash ke pantai bersama pasir menyebabkan
akresi sedangkan backwash memiliki efek
sebaliknya

Jika suatu pantai terdiri dari material yg kasar


(very coarse) seperti pebbles maka swash
cenderung mengering sehingga backwash minimal
Pasir dan pebbles yg terbawa ke pantai
didepositkan dan membentuk pantai yg landai
(steep)
Jika pantai terdiri dari pasir yg halus maka pantai
tetap berair dan tiap swash diikuti oleh backwash
penuh yg meratakan pantai melalui pelepasan
pasir

Interaksi antara kemiringan pantai, ombak


dan ukuran partikel all:
1.

2.

Untuk ukuran partikel tertentu, ketika tinggi


gelombang meningkat, pantai menjadi lebih
rata
Untuk tinggi gelombang tertentu, ketika
ukuran partikel meningkat, pantai menjadi
terjal

Variasi jenis pantai

Fully dissipative beaches dihasilkan ketika ada


kombinasi gelombang besar (>2,5 m) dan suplai
pasir halus. Enersi gelombang mengecil saat
mendekati pantai
Laju flushing yg rendah antar partikel
memungkinkan adanya bahan organik dan
mikroba yg menimbulkan gradient vertikal yg
tajam dlm hal oksigen, nutrien, redox potential,
asam sulfida dan pH.

Fully reflective beaches terbentuk jika gelombangnya kecil


(<1m) tetapi sedimennya kasar
Kondisi intermediate : umum diseluruh dunia. Intermediate
beach apakah dekat ke dissipative atau reflective tergantung
pada rataan tinggi gelombang dan ukuran partikel yg ada
Lokasi dgn gelombang besar cenderung kearah jenis
dissipative sementara lokasi dgn gelombang yg kecil
cenderung ke arah jenis reflective. Lokasi dgn partikel yg
kecil cenderung ke arah jenis dissipative sementara lokasi
dgn partikel yg besar cenderung ke arah jenis reflective
Jenis Dissipative: surf zone agak jauh dari pantai ; ciri
ombaknya dikenal sebagai spelling breaker

Reflective beach: gelombang mengecilkan enersinya


sampai ke pantai yg dikenal dgn surging breaker
Intermediate beach : plunging breaker (gelombang yg
membentuk bar)
Untuk tipe pantai tertentu kehadiran gelombang yg
melebihi rataan menyebabkan backwash dan enersi yg
kuat (mentransport pasir menjauhi pantai).Oleh sebab
itu tendensi umum erosi terjadi selama musim
gelombang kemudian diimbangi dgn akresi pd musim
lainnya

Filtrasi air oleh pasir

Di daerah intertidal ketika gelombang memecah


di pantai terdapat pula sejumlah besar volume air
yg tenggelam ke dlm pasir dan difilter
Sejlh besar partikel dan DOM ditransfer pula
pada saat itu utk organisme yg hdp dicela-cela
pasir (intertitial community)
Pantai dgn ukuran partikel sedang menahan
bahan organik dlm jumlah besar

Produser Primer

Diatom

Jenis dominan : Aulacodiscus, Chaetoceros,


Asterionella dan Anaulus

Populasi di kawasan pantai tetap stabil karena


pengaruh rip currents
Besaran produksi primer: Brown and Mc Lachlan
(1990) memperkirakan produksi diatom di pantai
berpasir Afsel sekitar 120 kg Cy-1 utk setiap meter
pantai = 500gCm-2 y-1

Komunitas Organisme

Pantai berpasir tidak menyediakan substrat yang


tetap untuk melekat bagi organisme karena aksi
gelombang secara terus menerus menggerakkan
partikel substrat. Dua ukuran dasar organisme
yang mampu beradaptasi pada kondisi substrat ini:
organisme infauna makro (1 - 10 cm) yang mampu
menggali liang di dalam pasir;
organisme meiofauna mikro (0,1 - 1 mm) yang hidup
di antara butiran pasir dalam ruang interstitial.

Meiofauna Pantai Berpasir


A. Cacing Polikaeta, B. Moluska, C. Arthropoda, D.
Polikaeta, E. Tungau Arthropoda.

Konsumer
1.

Surf zone :
1.
2.
3.

2.

Planktonic and Bentho-planktonic


Benthos(invertebrata)
Ikan

Intertidal sandy beach:


1.
2.

Makrofauna
Interstitial communities

PANTAI BERLUMPUR

Pantai berlumpur merupakan rangkaian kesatuan


dengan pantai berpasir, lebih terlindung dari
gerakan ombak, berbutiran sedimen lebih halus
dan mengakumulasi lebih banyak bahan organik.
Dijumpai di teluk tertutup, gobah, estuaria, dengan
ciri-ciri :

pergerakan air lambat,


kemiringan sangat landai (datar),
kandungan oksigen rendah.

FAUNA PANTAI BERLUMPUR

(A) Macoma; (B) Tiram Clinocardium; (C) Cacing


Polikaeta; (D) Kerang Mya; (E) Cacing
Polikaeta; (F) Siput Gastropoda Hydrobia.
Infauna (A-E) tergantung pada permukaan
untuk makanan; Beberapa spesies (G) sebagai
predator. Sedikit spesies (F) hidup di
permukaan.

Profil vertikal bergradasi dari aerobik (pasir


berwarna kekuningan) kurang aerobik (pasir
berwarna kelabu) anaerobik (pasir berwarna
hitam).
Produksi primer rendah, meskipun kadangkadang dijumpai populasi diatom yang hidup di
pasir intertidal.
Profil vertikal bergradasi dari aerobik (pasir
berwarna kekuningan) kurang aerobik (pasir
berwarna kelabu) anaerobik (pasir berwarna
hitam).
Hampir seluruh materi organik diimport baik dalam
Produksi primer rendah, meskipun kadangbentuk materi organik terlarut (DOM) atau partikel
kadang
(POM). Konsumsi materi organik sebagian besar
oleh bakteri, jarang sekali oleh herbivora atau
detritivora. Kelimpahan bakteri secara proporsional
berbanding terbalik dengan ukuran sedimen. Nilai
utama dari bakteri adalah dekomposer materi
organik.

Gambar Proses Biogenically graded bed yang dihasilkan oleh


Cacing bambu (Clymenella torquata)

Gambar kiri, adalah proses percapuran grain size dri sedimen Oleh aktivitas
cacing bambu, kanan, perubahan grain distribusi grain size dri
sedimen.

Komunitas Organisme
Pantai berpasir tidak menyediakan substrat yang tetap
untuk melekat bagi organisme karena aksi gelombang
secara terus menerus menggerakkan partikel substrat.
Dua ukuran dasar organisme yang mampu beradaptasi
pada kondisi substrat ini:
organisme infauna makro (1 - 10 cm) yang mampu
menggali liang di dalam pasir;
organisme meiofauna mikro (42 m 0,5 mm) yang
hidup di antara butiran pasir dalam ruang interstitial.

Meiofauna

Pantai Berpasir
A. Cacing Polikaeta, B. Moluska, C. Arthropoda, D.
Oligokaeta, E. Tungau Arthropoda.

Konsumer
1. Surf zone :
1. Planktonic and Benthos-planktonic
2. Benthos(invertebrata)
3. Ikan

2. Intertidal sandy beach:


1. Makrofauna
2. Interstitial communities

Bentik Karnovora

Penggunaan Bahan
Peledak, Racun dan
Limbah dari Ballast
Water Merusak
Habitat Vital
Terumbu Karang
dan Biota Laut

KONVERSI MANGROVE UNTUK MEMBUKA LAHAN BARU

SAMPAH DI PANTAI

Daftar Bacaan

Bishop, P and P.Cowell. 1997. Lithological and drainage between


network determinants of the Character of drowned, embayed
coastline. Journal of Geology. 105: 658-699
Haslett, S.K. 2000. Coastal System. Routledge, New York
Trenhale, A.S. 1997. Coastal Dynamics and Landforms. Oxford
Uniuversity Press. Oxford, UK
Pethik J. 1984. Coastal Geomorphology. Arnold Publ., UK
Bird, E.C.F. 1984. Coast: An Introduction to Coastal Geomorphology .
Blackwell Publ. Oxford, UK
Carter, R.W.G dan C.D Woodroffe. 1994. Coastal Evolution Late
Quaternary Shoreline Morphodynamics. Canbridge University Press.
London,UK

Sekian

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai