Anda di halaman 1dari 44

PENGENALAN

BIOREAKTOR

Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi
utama
dan
faktor-faktor
desain
bioreaktor.
Mahasiswa dapat menjelaskan tipetipe bioreaktor berdasarkan agen
biologis, kebutuhan proses dan metoda
aerasi
serta
aplikasi
bioreaktor
berdasarkan metoda aerasi

Pokok Bahasan
Fungsi dan faktor desain bioreaktor
Tipe-tipe bioreaktor berdasarkan:
-agen biologis
-kebutuhan proses
-metoda aerasi
Bioreaktor berdasarkan metoda aerasi
dan penjelasannya
Exercise

PENDAHULUAN

Dalam desain bioreaktor ada tiga faktor


penting yang harus menjadi pertimbangan:
Faktor engineering.
Faktor biologis (karakteristik sel, maximum
specific growth rate, konstanta Monod,
koefisien yield, range pH dan range
temperatur).
Cost/biaya juga menjadi faktor penting.
Semakin besar reaktor semakin tinggi
kebutuhan agitasi dan biaya yang
dibutuhkan juga akan semakin besar.
Pada bab ini, kita akan melihat bagaimana
bioreaktor didesain untuk memenuhi ketiga
hal tersebut diatas.

Fungsi Utama Bioreaktor Untuk


Kultivasi Sel mikroba & Sel hewan
Bioreaktor merupakan peralatan atau
wadah
dimana
didalamnya
terjadi
transformasi biokimia dengan adanya
aktivitas sel mikroba atau enzim
Memberikan lingkungan yang terkontrol
(suhu, pH, O2 terlarut, dll) untuk
pertumbuhan
mikroba
dalam
menghasilkan produk yang diinginkan

Hal-hal Penting dalam Desain Bioreaktor


Bejana harus dapat dioperasikan secara
aseptik (untuk kultur murni).
Aerasi dan agitasi yang memadai untuk
pertumbuhan
mikroba
aerob
(ingat
pengadukan harus tidak menyebabkan
kerusakan pada sel mikroba)
Konsumsi tenaga dan daya listrik sekecil
mungkin
Mempunyai sistem pengontrol suhu dan pH
Mempunyai sarana untuk sampling

Evaporasi yang tidak berlebihan


Peralatan
harus
praktis
dan
membutuhkan tenaga kerja sedikit
Permukaan bagian dalam bioreaktor
harus baik (eg. smooth surface)
Memiliki geometri bioreaktor untuk skala
kecil, pilot plant dan skala besar
sebaiknya sama untuk memudahkan
penggandaan skala (scaling up)

Produktivitas suatu fermentasi ditentukan oleh


mode operasi/kultivasi dari proses fermentasi
tersebut; misal dilihat dari kelebihan dan
kekurangan masing-masing proses kultivasi.
Seperti halnya transfer massa, transfer
oksigen adalah merupakan faktor penting
yang menentukan bagaimana bioreaktor
tersebut harus didesain dan dioperasikan.
Bioreaktor dapat bervariasi dalam ukuran dan
kompleksitas dari reaktor dengan volume 10
ml pada tube test sampai ke fermenter yang
dikendalikan komputer dengan volume lebih
besar dari 100 m3, dengan cost bisa mencapai
beberapa juta dolar.

Tipe Bioreaktor
Berdasarkan tipe agen
Biologis
-bioreaktor mikrobial
-bioreaktor enzim

Berdasarkan kebutuhan
Proses
-aerobik: terendam &
permukaan
-anaerobik

Berdasarkan metoda aerasi


- kultur diam (standing cultures)
- labu kocok (shake flasks)
- bioreaktor berpengaduk (STR)
- bioreaktor kolom gelembung
(bubble column)
- air lift
- fluidized bed

Kultur Diam (Standing cultures)


Tidak ada tenaga yang digunakan untuk aerasi:
aerasi tergantung pada transfer oksigen melalui
permukaan kultur
Biasanya digunakan dalam skala kecil, dimana
suplai oksigen tidak terlalu penting, misal tes
biokimia untuk identifikasi bakteri pada tube tes
yang berisi 5-10 ml media.

Kultur Diam (Standing cultures)


Jenisnya:
a. T-flasks:digunakan pada kultur sel hewan
skala kecil, inkubasi dilakukan secara
horizontal untuk memperluas permukaan
transfer oksigen
b. Fernback flasks: contoh untuk teh
kombucha (teh yg diinokulasi dg khamir dan
bakteri asam laktat)
c. Kultur permukaan: penggunaannya tidak
terbatas di laboratorium, contoh: pembuatan
asam sitrat oleh Aspergillus niger dengan
menggunakan tray (baki)

T-flasks:

Laju aerasi permukaan dapat ditingkatkan dengan


menggunakan flask yang bervolume lebih besar.

Fernback

flasks:
Foto dibawah ini adalah "Fernback" flask 3 liter yang
mengandung 1 liter medium dan Erlenmeyer flask 250 ml
mengandung 100 ml medium.

Lihat bahwa yang terdahulu (T-flasks) mempunyai luas


permukaan yang lebih besar.
Pyrex flask besar digunakan untuk produksi skala kecil produkproduk fermentasi (Kombucha tea).

Kultur permukaan:

Fermentasi solid state aerob adalah salah


satu contoh kultur permukaan. Pada
fermentasi jenis ini, substrat padat (contoh
water softened bran/sekam padi, rice atau
gandum) ditaruh diatas baki. Substrat bisa
secara kontinu atau periodik diaduk untuk
menambah
aerasi
dan
mengatur
temperatur kultur. Contoh: koji oleh
Aspergillus oryzae pada soya beans pada
proses pembuatan kecap.
Contoh
lainnya
adalah
kultivasi
mushroom.

LABU KOCOK (SHAKE FLASKS)

Biasanya digunakan pada kultivasi sel skala kecil, OTR (oxygen


transfer rate) lebih tinggi dibanding pada kultur diam,
keterbatasan transfer oksigen masih tidak dapat dihindari
apabila menginginkan densitas sel yang tinggi, baffle
meningkatkan efisiensi transfer O2 (orbital shaker)

Shake flasks- faktor yang mempengaruhi kLa


Laju transfer oksigen pada shake flasks tgt pada:
shaking speed/kecepatan pengadukan
volume liquid
design shake flask.

kLa decreases
with liquid volume

kLa increases
with liquid surface

kLa is higher
when baffles

area

are present

KLa akan naik dengan kenaikan shaking


speed.
Pada shaking speeds yang tinggi, bubble
akan terbentuk dalam medium sehingga
meningkatkan laju transfer oksigen.
Volume liquid yang sesuai ditentukan dengan
volume flask. Misalnya, untuk flask 250ml
standard, biasanya volume liquid sekitar 70
ml sedangkan untuk flask 1 liter, biasanya
volume liquid lebih kecil dari 200 ml.
Untuk volume liquid yang lebih besar dapat
dengan menggunakan flask yang lebih lebar.

Shake flasks- baffle

Kehadiran baffle pada flask akan lebih meningkatkan


efisiensi transfer oksigen, terutama pada orbital shakers.
Gambar dibawah menunjukkan bagaimana baffle
meningkatkan level entrainment gas dalam shake flask
yang digoyang pada orbital shaker 150 rpm.

Unbaffled flask

Baffled flask

BIOREAKTOR TANGKI BERPENGADUK (STR)

Untuk aerasi volume liquid besar dari 200 ml, beberapa opsi
tersedia. Non-sparged STR dapat memberikan aerasi yang
cukup untuk volume liquid s.d. 3 liter. Namun perlu untuk
menaikkan kecepatan pengadukan s.d 600 rpm agar kultur tidak
kekurangan oksigen.

Pada non-sparged STR, oksigen ditransfer dari headspace diatas liquid fermentasi. Agitasi secara kontinu
memecah permukaan liquid dan meningkatkan surface
area untuk transfer oksigen.
Efek kecepatan stirrer/pengadukan pada entrainment gas
pada bioreaktor laboratorium 2 liter ditunjukkan oleh
gambar:

Pd 300 rpm, hanya sedikit


entrainment gas

Pd 450 rpm, gelembunggelembung gas besar terlihat


didalam medium

Pd 750 rpm, fluida dalam


fermenter fluid terlihat sangat
banyak gelembunggelembung gas kecil dari atas

Sparged STR

Untuk volume liquid besar dari 3 liter, sparging udara


dibutuhkan untuk keefektifan transfer oksigen. Dengan
sparging, sangat meningkatkan area transfer oksigen.

Sparged
STR
Agitasi biasanya

digunakan untuk memecah


bubble sehingga menaikkan nilai kLa.
Fermenter dengan sparging membutuhkan
kecepatan agitasi yang jauh lebih rendah
untuk efisiensi aerasinya dibandingkan
dengan fermenter yang non-sparged. Airsparged fermenters dapat mempunyai
volume kerja liquid lebih dari 500,000 liter.

Sparging tanpa pengadukan secara mekanik dapat juga


Bubble
Bioreactor
digunakanDriven
untuk aerasi
dan agitasi. Dalam hal ini adalah
Bubble driven bioreactors yaitu Bubble column
fermenters dan airlift fermenters.

Bubble Driven Bioreactor

Biasanya digunakan untuk mikroba yang sensitif terhadap


shear (kapang & sel tanaman)
Produktivitas yang dihasilkan lebih tinggi dari STR
Perbedaan bioreaktor Bubble Column dan Airlift
-bioreaktor airlift memiliki draft tube yang menyebabkan
peningkatan efisiensi transfer panas dan transfer massa
-bioreaktor airlift mampu memberikan kondisi shear yang lebih
merata
-konstruksi bioreaktor airlift lebih mahal
Kerugian penggunaan bioreaktor Bubble Column dan Airlift
-membutuhkan energi yang lebih besar
-pembentukan busa lebih banyak
-untuk kultur sel hewan dapat terjadinya kerusakan sel

Bubble Driven Bioreactor


Rasio tinggi terhadap diameter pada bubble driven
bioreactors

Bubble driven fermenters umumnya mempunyai


ketinggian dengan rasio ketinggian liquid terhadap
dasar antara 8:1 dan 20:1.
Desainnya yang tinggi menyebabkan residence time
bubble yang lama dan region/daerah hydrostatic
pressure tinggi dekat sparger pada dasar fermenter
Faktor-faktor ini menyebabkan nilai kLa dan Co*
yang tinggi shg mendorong laju transfer oksigen.
ContohAplikasi:
Gum Xanthan, PST dg subsrat metanol,
biosurfaktan

Airlift bioreactors - draft tube


Fermenter airlift berbeda dari bubble
column bioreactor karena adanya draft
tube yang mempunyai fungsi utama:
Meningkatkan mixing dalam reaktor
Mendorong axial mixing keseluruhan
reaktor
Mengurangi
bubble
coalescence,
karena diasumsikan adanya induksi
sirkulasi dari draft tube didalam reaktor.
Sirkulasi terjadi satu arah sehingga
bubble juga bersirkulasi satu arah.
Dengan
bubble yang kecil akan
meningkatkan surface area transfer
oksigen.

Airlift bioreactors - draft tube

Shear forces yang merata didalam reaktor.


Hal ini dipercaya sebagai alasan utama mengapa
airlift bioreactors mempunyai produktivitas yang lebih
tinggi dari stirred tank reactors.

Airlift bioreactors - draft tube


Air-riser dan downcomer
Reaktor air-lift
dibagi menjadi tiga
region: air-riser
region, down-comer
region dan
disengagement
zone.

Disengagement zone

Fungsi dari Disengagement zone adalah untuk


sebagai tambahan volume pada reaktor, mengurangi
foaming/busa dan meminimalkan resirkulasi bubble
melalui down comer.
Pelebaran bagian atas reaktor menurunkan
kecepatan bubble sehingga melepaskan bubble dari
aliran
liquid.
Aliran Carbon-dioxide yang banyak bubblenya maka
akan tercegah dari masuk ke aliran downcomer.

Kurangnya kecepatan bubble pada


Disengagement
zone
juga
dapat
mengurangi kehilangan medium akibat
pembentukan
aerosol.
Peningkatan area juga akan mendorong
bubble kedalam busa dan membantu
dalam proses pemecahan bubble dalam
foam/busa. Sirkulasi aliran axial akibat
adanya draft tube juga menurunkan
pembusaan didalam reaktor.

Packed bed and trickle flow bioreactors

Packed Bed:
Laju transfer massa antara sel dan medium tergantung dari flow rate/laju alir dan
ketebalan film biomass diatas/dekat permukaan solid particles.
Packed bed reactors sering mengalami masalah laju transfer massa yang rendah dan
penyumbatan/clogging. Diluar hal itu, reaktor ini secara komersial sudah dipakai
dengan katalis enzimatis dengan menggunakan sel yang slowly/non-growing.

The liquid medium trickles over the surface of


the solids on which the cells are immobilized

Trickle Bed:
Secara luas digunakan pada pengolahan limbah
secara aerobik.
Transfer oksigen ditingkatkan dengan upaya agar sel
hanya tertutupi oleh lapisan liquid yang tipis sehingga
proses difusi oksigen kedalam sel tidak terhambat.

Oxygen berdifusi melalui lapisan tipis liquid disekitar sel

Karena tidak dipakai pengadukan, capital dan energy


cost dapat dihemat. Namun, laju transfer oksigen per
unit volume rendah dibandingkan dengan sistem
sparged stirred tanks.
Sistem Trickle flow biasa digunakan untuk treatment
effluent dari activated sludge atau anaerobic digestion
process dan untuk nitrifikasi ammonia.

Fluidized Bed
Reactors

Merupakan salah satu metoda untuk memelihara


konsentrasi sel yang tinggi dan laju transfer massa
yang baik pada kultur kontinu
Dalam reaktor ini, sel atau enzim diamobil pada
partikel/support yang ringan.

Fluidized Bed Reactors


Pencampuran dibantu dengan pompa, yang
ditempatkan pada bagian dasar tangki
sehingga katalis yang telah diimmobilisasi
bergerak bersama cairan kearah vertikal,
diimbangi dengan pergerakan partikel kebawah
karena gravitasi.
Pada sistem kultivasi aerobik, aerasi diperlukan
untuk meningkatkan OTR (Oxygen Transfer
Rate)
Fluidized Bed Reactors aerob dan anaerob
telah banyak dikembangkan dalam pengolahan
limbah

Fluidized Bed Reactors

Draft tube bisa digunakan untuk meningkatkan


sirkulasi dan transfer oksigen. Fluidized beds dapat
juga menggunakan microcarrier beads pada kultur
sel hewan. Yang dioperasikan secara batch maupun
kontinu. Fluida fermentasi direcycle kedalam reaktor
dengan pump-around loop.

EXERCISE
1.
2.
3.
4.

5.

What are the types of aerated bioreactors?


T-flasks are incubated horizontally to increase the
.. area for oxygen transfer.
The koji step in soya source manufacturing is an
example of a . substrate fermentation.
During solid substrate fermentations the solids, the
solids are turned over. This is to increase ..
and heat transfer rates into and out of the solids.
Which of the following will increase the oxygen
transfer rate in a shake flask system?
A. Use of baffled flasks
B. Larger liquid volume
C. Higher stirrer speed
D. Wider flask

5.

6.
7.

Which of the following would have the highest oxygen transfer


rate characteristics?
a. A sparged stirred tank bioreactor being stirred at 200 rpm.
b. A non-sparged stirred tank bioreactor being stirred at 200 rpm.
c. A shake flask being mixed at 200 rpm.
d. All of the above would have equivalent oxygen transfer rate
characteristics.
Besides better aeration and mixing properties, what other
advantages do stirred tank bioreactors have over shake flasks?
Which of the following is not correct with regards to bubble driven
bioreactors?
a. They are designed to be tall to encourage low shear conditions.
b. The absence of an impeller reduces shear conditions.
c. The presence of a draft tube in airlift reactors increases mass
and heat transfer rates.
d. The large height to diameter ratio increases oxygen transfer
rates

8.

Calculate the partial pressure of oxygen (Po) and the saturation


concentration of oxygen at the base and surface of the reactor.
Assume that air contains 22% oxygen and the Henry's constant (H) for
the medium is 3 kPa.l.mg-1. The medium has the same density as
water.
Pressure 101 kPa
Po
kPa
Co*
mg.l-1
Pressure .
kPa
Po
.. kPa
Co*
.. mg.l-1
Hints:
Partial Pressure of oxygen
Po = 0.22 x P
Pressure of oxygen at the base of the reactor
Pbase = Psurface + gh
Saturation concentration of oxygen
Co* =Po / H

9.

Explain why bubble driven bioreactors tall


with height to diameter ratios of more than
10:1 while stirred tank bioreactors have
height to diameter ratios of less than 2:1.

10.

The function(s) of a draft tube is/are to:


a. increase mixing efficiency
b. reduce bubble coalescence
c. increase the saturation concentration of
oxygen
d. equalize shear throughout the reactor

11.

12.

Which of the following is/are correct with regards to the


air-riser and down-comer of an airlift bioreactor?
a. The air riser is always inside the draft tube
b. An air-riser which is on the outside of the draft tube is
the preferred configuration
c. The region where air is bubbled into is referred to as
the air-riser
d. The downcomer is another term for the
disengagement zone.
The role(s) of the disengagement zone include(s)
a. adding volume to the reactor
b. removal of excess carbon dioxide
c. reduce foaming
d. minimize recirculation of bubbles

Calculate the superficial gas velocity in the disengagement zone and reactor
tube for an airlift reactor which has the following dimensions shown in the
following diagram. The air flow rate and liquid volume of the reactor are :
Liquid volume (VL) = 50m3
Air
flow
rate
(FA)
1.0
vvm
=
.
m3.min-1

The

13.

superficial

gas

velocity

(vs)

Dd

2.0

Ad

..

m2

vs

..

m.min-1

is

Dt

1.0

At

m2

vs

..

m.min-1

defined

as:

Note how superficial gas velocity and thus the bubble rise velocity slows in
the disengagement zone.

14.

Which of the following is/are correct with


regards to trickle flow bioreactors?
a. The solids are completely immersed in
the reactor liquid.
b. A stirrer is typically used
c. The liquid trickles over the surfaces over
the solid surfaces
d. The solids are covered by a thin layer of
liquid to maximize oxygen transfer rates to
the
cells.

Anda mungkin juga menyukai