Anda di halaman 1dari 14

Peripheral Neuropathy: A Pract

ical Approach to
Diagnosis and Symptom Manag
ement

1. Neuropati perifer, merupakan salah satu dari 5 alas


an paling sering untuk konsultasi neurologis
2. Angka kejadian neuropati perifer pada populasi um
um sekitar 2,4% dan meningkat dengan pertambaha
n usia menjadi 8% pada usia diatas 55 tahun
3. Lebih sering pada pasien dengan diabetes melitus, i
nfeksi HIV, dan gangguan protein dan pada orang ya
ng mendapatkan kemoterapi

3 tantangan klinis dalam manajemen pasien d


engan neuropati perifer

1. Bagaimana mendeteksi secara efektif dan efisien a


danya neuropati perifer pada pasien asimtomatik
yang menderita penyakit dengan tingginya prevale
nsi neuropati perifer (seperti diabetes mellitus)
2. Bagaimana cara mengklasifikasi pasien yang memi
liki gejala neuropati perifer apakah membutuhkan
konsultasi spesialistik dan pemeriksaan apakah ya
ng cocok pada pasien yang tidak membutuhkan ko
nsultasi
3. Bagaimana cara mentatalaksana nyeri pada neuro
pati perifer.

SKRINING NEUROPATI PERIFER


Pemeriksaan skrining yang paling direkomenda
sikan adalah:
1. presepsi rabaan halus menggunakan filamen
Semmes-Weinstein 10g
2. tes getar menggunakan garputala 128Hz
3. persepsi nyeri superfisial (pinprick tes)
4. tes reflek tendon achiles

. Jika modalitas skrining tunggal digunakan, sentuhan ringan men


ggunakan monofilamen atau tes getar terbukti lebih sensitif dan
spesifik
. Menggunakan modalitas tunggal dapat terlewat 25% sampai 50
% pasien dengan neuropati diabetik.
. Penelitian kohort kombinasi tes getaran dan monofilamen
10g memiliki hasil skrining yang lebih efisien dengan sensi
tifitas (90%) dan spesifisitas (85-89%)
Sentuhan ringan menggunakan kapas biasa pada praktik klini
s, walaupun pengaruhnya terhadap sensitivitas dan spesifisit
as tidak diketahui.

Terdapat hubungan antara usia dengan menuru


nnya sensasi getar:
. 1/4 diatas 65 tahun
. 1/3 diatas 75 tahun
berkurang atau hilangnya sensasi getar ini tidak
seharusnya dinyatakan sebagai suatu kelainan
pada pasien tua

. Skrining: mengidentifikasi pasien asimtomatik yang b


eresiko terkena neuropati perifer sekunder akibat pe
nyakit sistemik
. Pasien dengan skrining positif ( seperti, tanda klinis
mungkin neuropati) membutuhkan riwayat klinis lebi
h lanjut dan pemeriksaan dan bisa dievaluasi sama s
eperti pasien dengan tampilan klinis adanya neuropa
ti.

EVALUASI PASIEN DENGAN TANDAN ATAU GE


JALA KLINIS SUGESTIF NEUROPATI PERIFER

Klasifikasi Klinis Pasien dengan Neuropati


. Gejala sensorik (seperti, kebas,geli)
. Kelemahan
. Gejala autonom (seperti, cepat kenyang, impo
tensi, hipotensi ortostatik, gangguan keringat)
. nyeri neuropati (rasa terbakar, rasa tertusuk,
dan rasa tersetrum)

Skrining sugestif
neuropati

Klasifikasi berdasarkan
distribusi gejala klinis:
length dependen
length independen
multifokal

Klasifikasi berdasarkan
bagian yang terganggu:
motorik
sensorik
autonomik
kombinasi

1. Pola paling sering : length-dependen, timbul simetris


. Mulai dari bagian terminal serabut saraf terpanjang (seperti, dista
l kaki).
. Gejala sensorik negatif (kurangnya rasa) atau positif (rasa ertusuk,
geli, rasa terbakar) selalu mendahului kelemahan motorik.
. Gejala berjalan asenden sepanjang kaki, keterlibatan anggota ger
ak atas biasanya tidak pernah terjadi.
. Proprioseptif hanya terlibat pada adanya progresivitas keparaha
n neuropati.
. Pada neuropati length-dependent, saat gejala dan tanda bertamb
ah, kelemahan dan refleks abnormal muncul kemudian.
Sebagian besar : dominan sensorik, klinis ringan hingga sedang
dantanpa batasan fungsi utama. Neuropati ini terkadang bisa secara
efektif dievaluasi dan ditatalaksana tanpa konsultasi spesialistik.

2. Tipe length-independent
. Gejala sensorik atau motorik yang lebih difus (melibatka
n tungkai proksimal dan distal) mengindikasikan polineu
ropati.
. Manifestasi motorik tampak lebih jelas dibandingkan ne
uropati length-dependent.
. Terjadinya penurunan atau hilangnya refleks global.
. Sedikit pasien yang tampak degan gejala klinis multifoka
l (seperti, wrist drop yang diikuti foot drop). Pemeriksaa
n cermat mengenai riwayat dan pemeriksaan diperlukan
untuk mengenali mutifokal neuropati.

3. Poliradikuloneuropati dan multifokal neuro


pati
Etiologi termasuk sacroidosis, amyloidosis, dan ne
oplastik, paraneoplastik, vaskulitis, infeksi, dan infl
amasi terkait imun (seperti chronic inflamatory de
myelinating polyradiculoneuropathy), dimana masi
ng-masing memiliki algoritma penatalaksanaan ya
ng berbeda.
Pasien dengan poliradikuloneuropati atau multifok
al neuropati membutuhkan konsultasi spesialistik.

Tabel 1. Neuropati yang Membutuhkan Konsultasi Spesialistik


Onset akut, subakut
Progresif cepat
Berat, batasan fungsi
Length independent (polidarikuloneuropati)
Multifokal
Dominan motorik
Terkait dengan disautonomia berat

Evaluasi Neuropati Perifer LengthDependent


1. riwayat (termasuk riwayat keluarga),
2. pemeriksaan
3. pemeriksaan tambahan dan evaluasi serolog
is terhadap etiologi
Walaupun etiologi pada 20%-25% kasus masih b
elum jelas, riwayat perjalanan penyakit neuropa
ti idiopatik ini berjalan perlahan dan tidak meny
ebabkan disabilitas fisik yang berat.

Anda mungkin juga menyukai