Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL

BEDAH PADA Ny.K DENGAN HIPERTENSI


DI RUANGAN RAWAT INAP PUSKESMAS
SULIT AIR KABUPATEN SOLOK
TAHUN 2015

ADE ZULNIFAN, S.Kep


NIM : 1314901055

Tujuan
Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dalam pembuatan Karya Ilmiah Akhir Ners ini
adalah untuk mendapatkan gambaran umum tentang
penatalaksanaan keperawatan pada klien dengan Hipertensi.
Tujuan Khusus
Mengetahui tentang konsep hipertensi di ruang rawat Inap
Puskesmas Sulit Air Kabupaten Solok Tahun 2015.
Mengelola asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi di
ruang rawat Inap Puskesmas Sulit Air Kabupaten Solok Tahun 2015.
Menganalisa evidence based yang terkait dengan hipertensi di ruang
rawat Inap Puskesmas Sulit Air Kabupaten Solok Tahun 2015.

Definisi

Bab II Teori Konsep

Hipertensi merupakan tek darah


persisten dimana tek sistolik diatas 140
mmHg dan tek diastolik diatas 90 mmHg

Etiologi
Menurut penyebabnya dibagi 2 :
1. Hipertensi primer/esensial
Merupakan bagian terbesar (90%) dari
penderita hipertensi yg ada dimasyarakat
Penyebab pasti blm diketahui

Hipertensi
Sekunder

Kelainan pd ginjal :
GNA, GNK,
Pyelonefritis
kronis

Kelainan Hormon :
DM
Pil KB
Tumor Adrenal

Kelainan Neurologis :
Polineuritis
Polimyelitis

Lain-lain :
Obat-obatan
Pre eklamsia

Faktor Resiko
Faktor yg tidak dpt dikontrol :

Umur > 50 tahun


Jenis kelamin
Genetik

Faktor Resiko yg dapat dikontrol :


1. Rokok
Kerusakan endotel p.drh
jejas pd p.drh
adhesi trombosit, penyumbatan p.drh
peningkatan tahanan perifer
hipertensi

2. Dislipidemia/hiperkolesterol
Penumpukan lemak pd p.drh
endotel rusak
jejas p.drh
peningkatan tahanan perifer

sel
hipertensi

DM
Hiperinsulinemia
hipertopi struktural
peningkatan tahanan perifer
hipertensi

Obesitas
Umumnya akan berdampak pada
hiperinsulinemia
hipertensi

Alkohol
Akan merusak sel endotel p.drh/dpt
meningkatkan intake cairan thd sodium
pengurangan laju filtrasi
glomerulus
retensi sodium di ginjal
meningkatkan volume cairan tubuh
pre load meningkat
COP
meningkat
hipertensi

Emosi
Merangsang sistem saraf simpatis
peningkatan kontraktilitas jantung
COP meningkat

Gaya hidup
Mengkonsumsi fast food dan kurang olah
raga beresiko untuyk obesitas dan
hiperkolesterolemia

Manifestasi Klinis
- Sakit kepala
- Pusing
- Lemas
- Sesak nafas
- Kelelahan
- Kesadaran menurun
- Gelisah
- Mual

- Muntah
- Epistaksis
- Kelemahan otot
- Insomnia
- Edema pupil

Komplikasi Kronis
Mata

Ginjal

Pandangan kabur
Perubahn pada retina
Penyempitan pemb darah
Edema pupil
Hipertensi retinopati

Nokturia
Azotemia
Insufisiensi Ginjal

Otak
Stroke
karena kerterlibatan
p.drh otak dalam sirkulasi sistemik yg
meningkat
Paralisis sementara pada satu
sisi/hemiplegi

Komplikasi Akut
1. Kedaruratan Hipertensi
Terjadi bila TD harus diturunkan dalam (1-24
jam) yg mengancam jiwa dan memerlukan
penanganan segera dalam perawatan
intensif karena dapat menimbulkan
kerusakan serius pada organ lain pd tubuh

Terjadi pada :
Klien hipertensi yang tidak terkontrol
Klien yang tiba-tiba menghentikan terapi
Therapi :
Nifedipin 10 mg
Captopril 50 mg

2. Hipertensi Krisis
Hipertensi berat yang memerlukan
penurunan TD segera (menit-jam) untuk
menghindari kelainan target organ yang
menetap, misal :
Terjadi perdarahan intrakranial
Edema paru
Buta
Therapi :
Klonidin drip

Penatalalaksanaan
A. Non Farmakologis
Kurangi intake garam
Kendalikan BB
Hindari rokok, alkohol, stress
Hindari obat : hormonal, kortikosteroid
Kendalikan GD
Gaya hidup : - makanan fastfood & lemak
Olahraga teratur
Istirahat yang cukup
Keimanan

B. Farmakologis
a. Diuretik
Contoh : trazid, furosemid, sironolakton
Efektif untuk menurunkan TD & COP
Kurang baik untuk pemakaian jangka
panjang pd klien DM & Ginjal karena :
Penurunan COP mengakibatkan
penurunan GFR & RPF sehingga
fungsi ginjal menurun
Dislipedemia o.k kolesterol yang
tinggi
Hipokalemia

B. Penyekat Beta (Beta Bloker)


Contoh : atenolol, nadolol, propanolol
Efek antihipertensi
penurunan COP
sehingga menekan sekresi renin
Kurang baik terhadap : klien payah jantung,
asma, bronkitis, DM oleh karena :
Mengganggu toleransi glukosa
Menghilangkan gejala hipoglikemi spt :
sakit kepala, gemetar, keringat dingin
Bersifat vasokonstriktor pada bronkus
Bersifat vasodilatasi pada arteri
koronaria shg menekan denyut jantung

C. Calcium Antagonis

Contoh : nifedipin, diltiazem, verapanil


Efek antihipertensi adalah menghambat
pengeluaran kalsium dari sel yang akan
mengakibatkan vasodilatasi P.drh shg
terjadi penurunan COP

D. ACE Inhibitor

Contoh : captopril, lisinopril


Cara kerjanya menghambat perubahan
angioitensin I mjd angiotensin II

Asuhan Keperawatan

BAB III

Nama
: Ny.K
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 65 tahun
Agama
: Islam
Suku
: Minang
Status Perkawinan
: Kawin
Pendidikan terakhir
: SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat Rumah : Jorong Gando Nagari Sulit Air Kecamatan X
Koto diatas
Tanggal Masuk RS : 4 Mei 2015 jam 12.30 Wib
Tanggal Pengkajian : 5 Mei 2015 jam 10.00 Wib
Diagnosa Medis
: Hipertensi

Asuhan Keperawatan
1. Riwayat kesehatan
Klien baru masuk IGD Puskesmas Sulit Air
tanggal 4 Mei 2015 jam 12.30 Wib diantar
keluarga dengan keluhan:
Pasien mengatakan kapala pusing sejak
kemaren, sakit kepala disertai leher terasa
tegang dan kaku, perut terasa mual, nyeri ulu
hati . Dengan pemeriksaan TTV: TD = 210/100
mmhg, R = 23 x /i, P= 86 x/i, T=37 0 C
selanjutnya jam 15.30 klien pindah ke ruangan
rawat

Pada

saat pengkajian selasa tanggal 5 Mei 2015 jam


10.00 Wib klien tampak berbaring di tempat tidur
dengan keluhan :
Klien mangatakan
Pusing
Badan

terasa lemah dan pinggang terasa sakit


Sakit kepala
Leher terasa tegang dan kaku
Tidak nafsu makan
Ulu hati terasa sakit
Berat badan turun sebelum sakit 52 Kg sedangkan sekarang 44 Kg
Menghabiskan 1/4 porsi diit yang diberikan
Perut terasa kembung dan mual

Riwayat Kesehatan Dahulu


Klien mengatakan sudah pernah
menderita hipertensi sejak tahun 2005
dan dirawat sebanyak 1 kali terakhir
dirawat tanggal 2 Juni 2012 di RSU D
Solok. Klien mengatakan rutin kontrol ke
bidan dan rutin minum obat hipertensi

Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Lemah


Tekanan Darah: 210 / 100 mmhg
Nadi
: 86 x / i
Pernafasan
: 23 x/i
Temperatur
: 37 0 C

Data Fokus
No

Data Subjektif

Data Objektif

Klien mengatakan kepala terasa pusing

Klien terpasang O2 2 liter dengan kanal binasal

Klien mengatakan kepala terasa sakit

Nafas 23 x / i, Nadi 86 x /i, TD = 210/110 mmHg,


Temp : 370C

Klien mengatakan leher terasa tegang dan kaku

Klien kelihatan meringis menahan sakit dengan


skala nyeri 7

Klien mengatakan dada terasa sakit saat batuk

Klien kelihatan memegang kepala

Klien mengatakan kurang selera makan

Klien tampak sulit beraktivitas

Klien mengatakan badan terasa letih

Klien tampak lemah

Klien mengatakan mengalami kesulitan dalam


mengunyah dan menelan makanan

Klien terlihat bedres di tempat tidur

Klien mengatakan berat badan turun sebelum sakit


52 Kg sedangkan sekarang 44 Kg

Klien terlihat dibantu orang lain saat melakukan


aktivitas

Klien mengatakan hanya menghabiskan 1/4 porsi


diit yang diberikan rumah sakit

Klien tampak gelisah

10

Klien
mual

Semua aktifitas klien dibantu keluarga

mengatakan perut terasa kembung dan

11

Diitnya yang diberikan hanya habis porsi

12

Klien tampak tidak menghabiskan diitnya

13

Distensi Abdomen

14

BB sehat= 52 Kg
BB sakit = 44 Kg

Diagnosa Keperawatan yg muncul

1. Nyeri akut berhubungan dengan


peningkatan vaskuler cerebral ditandai
dengan pasien mengatakan kepal anya
terasa sakit, pasien terlihat menahan nyeri,
skala nyeri 7
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
penurunan cardiac output
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia,
neusea

Intervensi
DX : Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan vaskuler
cerebral ditandai dengan pasien mengatakan kepalanya
terasa sakit, pasien terlihat menahan nyeri, skala nyeri 7
Data penunjang

DS:
Pasien mengatakan kepala pusing, danleher terasa tegang.
Pasien mengatakan badan terasa lemah
Pasien mengatakan kepala terasa sakit
DO:
Pasien tampak meringis kesakitan,
Klien kelihatan lemah
Klien tampak gelisah
TD: 210/110 mmHg, Pols:86 x/i, RR: 23 x/i, Temp : 370C

Implementasi

Mengatur posisi semifowler pasien


Mengkaji keluhan pasien
Mengkaji nyeri pasien
Mengobservasi KU pasien
Memberikan istirahat yang cukup
Menganjurkan pasien untuk menghindari
makanan yang mengandung garam
Mengukur TTV klien

PEMBAHASAN

Pada pengkajian, semua data yang


ditemukan pada kasus sesuai dengan
konsep teoritis. Pada pengkajian
tanggal 5 Mei 2015 di Puskesmas Sulit
Air didapatkan pada Ny. K Pasien
mengatakan kapala pusing sejak
kemaren, sakit kepala disertai leher
terasa tegang dan kaku, perut terasa
mual, nyeri ulu hati. Dengan
pemeriksaan TTV: TD = 210/100 mmhg,
R = 23 x /i, P= 86 x/i, T=37 0 C

Nyeri Akut Berhubungan Dengan Peningkatan


Vaskuler Cerebral
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa Ny.K
mengalami Pasien mengatakan kepala pusing,
dan leher terasa tegang. Pasien mengatakan
badan terasa lemah, pasien mengatakan kepala
terasa sakit. Data objektif pasien tampak meringis
kesakitan, klien kelihatan lemah, klien tampak
gelisah TD : 210/110 mmHg, Pols : 86 x/i, RR :
23 x/i, Temp : 370C

Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh


Berhubungan Dengan Anoreksia, Neusea
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa Ny.K tidak
berselera makan pada data subjektif klien mengatakan
tidak selera makan, klien mengatakan mengalami
kesulitan dalam mengunyah dan menelan makanan,
klien mengatakan berat badan turun sebelum sakit 52
Kg sedangkan sekarang 44 Kg, klien mengatakan
hanya menghabiskan porsi diit yang diberikan rumah
sakit dan perut terasa kembung. Data objektif porsi
makanan hanya habis porsi ML TKTP, BB sehat :
52 Kg BB sakit : 44 Kg berat badan menurun 8 Kg,
klien kelihatan lemah, distensi abdomen, klien
terpasang IVFD Dext 5% : NaCl 1 : 1 16 tts/m, klien
tampak tidak berselera makan dan klien tidak
menghabiskan diitnya.

Intoleransi Aktivitas Berhubungan


Dengan Penurunan Cardiac Output
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa
Ny.K tidak mampu beraktifitas pada
data subjektif klien mengatakan
badannya terasa lemas dan susah
untuk melakukan aktivitasnya secara
mandiri dan klien mengatakan kepala
terasa pusing bila beraktivitas. Data
objektif Klien terlihat bedres di tempat
tidur Klien terlihat dibantu orang lain
saat melakukan aktivitas.

KESIMPULAN

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai


tekanan darah persisten di mana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan
diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada
populasinya manula, Hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan tekanan diastoliknya 90 mmHg.
Hipertensi merupakan penyebab utama
gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal
(Brunner & Suddarth 2002, p.896).

SARAN

Perawat hendaknya melakukan pendekatan dengan baik pada


klien sehubungan dengan data yang didapatkan betul-betul
akurat dan mampu mengidentifikasi serta menemukan masalah
keperawatan yang dialami klien
Dalam mengidentifikasi masalah yang muncul pada klien,
hendaknya berfokus pada masalah yang bersifat urgen, lalu
mengatasi masalah yang bersifat resiko
Dalam melaksanakan askep diharapkan perawat melaksanaakan
tindakan sesuai kondisi klien dan berdasarkan kondisi yang ada
Pendokumentasian hendaknya dilakukan sesuai protab yang
telah dilakukan sehingga ada pengertian dari tindakan yang
diberikan
Mutu pelayanan sarana serta prasarana perlu ditingkatkan untuk
mencapai pemberian pelayaanan yang optimal
Hendakanya mahasiswa lebih memaksimalkan diri dalam
melaksanakan antara teori yang diperoleh di akademik dengan
kenyataan yang ada (kasus) dilahan praktek.

Anda mungkin juga menyukai