Disusun oleh :
Mohammad Reza Azhari (J510155012)
Muhamad Dacil Kurniawan P (J510155013)
Muhamad Fadhil Ilhami (J510155065)
Nadia Primivita D (J510155063)
PROGRAM STUDI PROFESI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
STATUS PASIEN
Nama
: Ny. I
Umur
: 31 tahun
Jenis
: Perempuan
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMP
Agama
: Islam
Alamat
: Tegalmade Mojolaban,
Sukoharjo
Tanggalperiksa : 23 November 2016
KeluhanUtama
: Batukberdahak
Karakteristik demografi
keluarga
Nama kepala keluarga
: Tn. H
Umur
: 36 th
Alamat lengkap
: Tegalmade Mojolaban, Sukoharjo
Bentuk keluarga
: Extended family
Umu Pen
an
d.
gan
klini
1.
Tn. H
Suami L
36 th SMK
Swasta
k
-
2.
Ny. I
Istri
31 th SMP
IRT
Ya
Pasien TB
Pelajar
Paru
-
Pensiun
3.
An. R
Anak
4.
Tn. S
Mertu L
a
4 th
TK
77 th SMK
Pasien mengeluh
batuk berdahak sejak
4 tahun yang
lalu.Pasien mulai
merasa batuk saat
sebelum kehamilan
anak pertama dan
diperiksakan ke
puskesmas pada saat
usia anak kurang
lebih 3,5 tahun.
Pasien kemudian
memeriksakan diri ke
Puskesmas
Mojolabandan
dilakukan
pemeriksaan dahak.
Dari hasil
pemeriksaan pasien
dinyatakan negatif
TB.
Riwayat Penyakit
Dahulu:
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
sakit gula
: disangkal
tekanan darah tinggi
: disangkal
sakit jantung
: disangkal
sakit ginjal
: disangkal
alergi
: disangkal
mondok
: disangkal
Riwayat Kebiasaan :
Riwayat merokok
: disangkal,tetapi
suami di rumah perokok berat
Riwayatmakanberlemak, santan
: (+)
Riwayat minum minuman keras
: disangkal
Riwayat olah raga teratur
: disangkal
Tahun 2010
Ibu pasien
menderita TB
yang sudah
parah dan
pasien yang
merawatnya
hingga
meninggal
Pasien sering
kontak
langsung
Pasien tidak
pernah
memakai alat
pelindung diri
secara rutin
RiwayatGizi
Riwayat Psiko-sosioekonomi
Penderita adalah
seorang istri, tinggal
bersama suami, 1
anak dan bapak
pasien
Penghasilan keluarga
sekitarRp.
1,500.000,00/bulan
Hubungan Ny. I
dengan anggota
keluarga yang lain
saling mendukung
dan saling
memperhatikan
kondisi kesehatan
Hubungan Ny. I
dengan tetangga
berlangsung baik
Anamnesis
sistem
Serebrospina
l
Kardiopulmo
ner
Respiratorius
Urogenital
Gastrointesti
nal
Integumentu
m
Muskuloskele
tal
Kesan Umum
Keadaan
umum
Status
gizi
Tanda
vital
Tampak baik
Compos mentis
Gizi kesan cukup
BB : 49 kg
TB : 156 cm
BMI : 20,1 kg/m2
Kesan : normo
weight
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36.80C
Pemeriksaan
fisik
Thorax
Inspeksi
Palpasi
Jantung
Perkusi
Auskult
asi
II linea sternalis
= sic IV linea
II linea
V linea
Paru
Abdomen
Inspeksi
Auskult
asi
Perkusi
Palpasi
Hepatomegali (-)
Hati
Splenomegali (-)
Limpa
Ekstremit
as
Lengan
Tungkai
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Gerakan
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
Tonus
Normal
Normal
Normal
Normal
Trofi
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Klonus
Refleks fisiologis
Refleks Patologis
Meningeal sign
Sensibilitas
Normal
Normal
Normal
Normal
Pemeriksaan
Neurologis
Fungsi Dalam batas normal
luhur
Fungsi
Dalam batas normal
vegetat
if
Fungsi
Dalam batas normal
Sensori
k
Fungsi Dalam batas normal
Motorik
Kekuat
5 (ext sup & ext inf)
an
Otot
Pemeriksaan
Psikiatri
Insight
: baik
Diagnosis Holistik
Biologis :
TB Paru
Psikologis : Sosial :
Kondisi lingkungan dan rumah yang kurang
sehat, hubungan dengan tetangga
berlangsung baik, pasien cukup mengerti
akan penyakitnya. Untuk status ekonomi
pasien, tingkat kesejahteraan pasien kurang.
Penatalaksaan
Non
medikament
osa
Medikamento
sa
Cukup istirahat
Diet tinggi karbohidrat dan tinggi
protein
Olah raga
Mengurangi stres
Tidak meludah sembarang tempat
Edukasi keluarga
N Tanggal
Keluhan
Terapi
dan
Medikamento medikament
pemeriksa
sa
an
Keluhan
FDC
fase -Cukup
Mengobati -Kontrol
November batuk
lanjutan
3x3 istirahat
penyakit
2016
berkurang,
kap/mgg
nafsu
makan
sabtu)
1 23
Terapi
non Target
Planning
osa
-Diet
dan
tinggi TBC
rutin
untuk
paru memantau
pada
efektifitas
bertambah
protein
mencegah -
-Olahraga
penularan
Pemeriksaa
Pemeriksaa
-Mengurangi
terhadap
n screaning
stress
keluarga
untuk
dahak:
BTA (-)
anggota
sembarang
lingkungan keluarga
tempat
sekitar
yang tinggal
-Edukasi
dalam
keluarga
rumah
satu
Identifikasi Fungsi
Keluarga
Fungsi holistic
Fungsi biologis
Fungsi psikologis
Fungsi Sosial
Fungsi Ekonomi
dan Pemenuhan
Kebutuhan
extended family
Tn.H, Ny. I, An.R, Tn. R
FUNGSI FISIOLOGIS
Adaptio
Tn. H
2
Ny. I
2
An. R
2
Tn. S
2
n
Partners 2
hip
Growth
Affectio
2
1
2
1
2
1
2
1
n
Resolve
Total
2
9
2
9
2
9
2
9
Sumber
Social
Fungsi patologis
Patologi
Kultur
Religius
Ekonomi
Ekonomi
keluarga
ini
kurang
menurut
1.500.000,00)
Edukasi
Medical
UMR
(Rp.
Genogram
Factor
perilaku
Faktor
nonperilaku
1. pengetahuan :Keluarga
cukup memahami penyakit
penderita
2. sikap : penderita control
rutin
3. tindakan : keluarga Ny. I
cukup
1. keturunan : tidak ada riwayat
penyakit keturunan yang
berhubungan dengan penyakit
pasien
2. lingkungan : rumah keluarga
Ny.I tidak memenuhi syarat
kesehatan. Pasien memiliki
riwayat kontak dengan penderita
TB.
3. pelayanan kesehatan : jika
sakit Ny.I berobat ke puskesmas
dan menggunakan Kartu
Prioritas Masalah
No
1
Daftar masalah
P
yang 5
Lingkungan
kurang
Jumlah
S ri
5 5
Du
2
sb
5
Pb
3
pc
2
243 (I)
memenuhi
syarat kesehatan
FungsiHolistik
3 3
76(II)
FungsiPatologis
3 2
56(III)
T
B
KESIMPULAN
Diagnosis Biologis
Tb Paru
Diagnosis Psikologis
-----
Diagnosis Sosial
lingkungan dan rumah yang kurang sehat
dan status ekonomi pasien, tingkat
kesejahteraan pasien kurang.
Saran
Promotif
Preventif
Kuratif
Rehabilitati
R Makan
KM 2 Kamar
3
Teras
R.
Tamu
2
R Keluarga
R.Tamu1
KM 1
Kamar
1
Kamar
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TUBERKULOSIS
Tuberkulosis
adalah
penyakit
menular
langsung
yang
disebabkan
oleh kuman
(Perhimpunan
TB
Dokter Paru
Indonesia, 2014)
(Mycobacteri
um
tuberculosis).
Sebagian besar kuman TB
menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya
Defini
si
EPIDEMIOLO
GI
PATOGENESIS
3 hr-8 minggu setelah Mt yang terhirup
tertahan di dalam alveoli, bakteri
menyebar melalui sirkulasi limfatik ke
KGB regional
Membentuk kompleks Ghon atau
kompleks primer. *terdapat konversi
reaktivitas tuberkulin
Individu dengan Tb paru aktif
mengeluarkan droplet yang
mengandung basil Tb yang dapat
terhirup oleh individu lain
Tand
a dan
Gejal
a
Batuk berdahak
2-3 minggu/ lebih
Dahak bercampur
darah
Batuk darah
Sesak napas
Badan lemas,
malaise
Nafsu makan
menurun
BB menurun
Berkeringat
malam hari tanpa
kegiatan fisik
Pemeriksaan dahak
mikroskopis
Menegakkan diagnosis
Menilai keberhasilan
pengobatan
Menentukan potensi
Dilakukan
Dilakukan
Dengan
penularan
Dengan
mengumpulka
mengumpulka
n 3 spesimen
n 3 spesimen
dahak (dalam
dahak (dalam
2 hari
2 hari
kunjungan
kunjungan
berurutan): Sberurutan): SP-S
P-S
(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia,
2014)
PENEGAKANDIAGNOSIS
TBPARU
Semua suspek diperiksa 3 spesimen dahak
PENEGAKANDIAGNOSIS
TBEKSTRAPARU
Gejala
tergantung
organ yang
terkena
Dx pasti sulit
ditegakkan
(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia,
Klinis TB
Menyingkirk
an
kemungkina
n penyakit
lain
(Depkes RI,
2006).
TATALAKSANA
OAT Primer
isoniazid
(INH)
rifamipicin
(RMP)
pyrazinamide
(PZA)
streptomycin
(SM)
ethambutol
(EMB)
OAT Sekunder
paraaminosalicylic
acid (PAS)
ethionamide
cycloserine
kanamycin
capreomycin
INH
Sifat : bakterisid
Penetrasi baik pada seluruh cairan tubuh
termasuk LCS
Aman pada kehamilan
ESO: peripheral neuropathy
Dosis : 5 mg/kgBB/hr-300 mg/hr
RM
P
PZ
A
EM
B
ST
M
HIV
Hasil
pemeriksaan
(+)/(-)
Infeksi laten TB
Balita
(+)/(-)
> 5 th
(+)
Infeksi laten TB
> 5 th
(+)
Sehat
> 5 th
> 5 th
(-)
(-)
Infeksi laten TB
Sehat
Tatalaksana
INH
profilaksis
INH
profilaksis
INH
profilaksis
INH
profilaksis
Observasi
Observasi
Keterangan:
Obat yang diberikan adalah INH (Isoniazid) dengan
dosis 10 mg/kgBB (7-15 mg/kg) setiap hari selama
6 bulan.
Setiap bulan (saat pengambilan obat Isoniazid) dilakukan
pemantauan terhadap adanya gejala TB. Jika terdapat
gejala TB pada bulan ke 2, ke3, ke 4, ke 5 atau ke
6, maka harus segera dievaluasi terhadap sakit TB
dan jika terbukti sakit TB, pengobatan harus
segera ditukar ke regimen terapi TB anak dimulai
dari awal
Jika rejimen Isoniazid profilaksis selesai diberikan (tidak
ada gejala TB selama 6 bulan pemberian), maka rejimen
isoniazid profilaksis dapat dihentikan.
Bila anak tersebut belum pernah mendapat imunisasi
BCG, perlu diberikan BCG setelah pengobatan
profilaksis dengan INH selesai.
KEDOKTERAN
KELUARGA
DOKTER KELUARGA
DEFINISI
bertanggung jawab untuk
menyediakan pelayanan
kesehatan yang komprehensif
kepada setiap individu
menyediakan pelayanan yang
lebih, dengan mempertimbangkan
latar belakang budaya, sosial
ekonomi dan psikologis.
TUJUAN
UMUM
terwujudnya
keadaan sehat
bagi setiap
anggota keluarga.
KHUSUS
Terpenuhinya
kebutuhan
keluarga akan
pelayanan
kedokteran yang
lebih efektif
Terpenuhinya
kebutuhan
keluarga akan
pelayanan
kedokteran yang
lebih efIsien
MANFAAT
Akan dapat
diselenggarakan
penanganan kasus
penyakit sebagai
manusia
seutuhnya, bukan
hanya terhadap
keluhan yang
disampaikan.
Akan dapat
diselenggarakan
pelayanan
pencegahan
penyakit dan
dijamin
kesinambungan
pelayanan
kesehatan.
Apabila
dibutuhkan
pelayanan
spesialis,
pengaturannya
akan lebih baik
dan terarah,
terutama
ditengah-tengah
kompleksitas
pelayanan
kesehatan saat
ini.
Akan dapat
diselenggarakan
pelayanan
kesehatan yang
terpadu sehingga
penanganan suatu
masalah
kesehatan tidak
menimbulkan
berbagai masalah
lainnya.
Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka segala keterangan
tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan dan ataupun keterangan keadaan
sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang sedang dihadapi.
Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tata cara yang lebih
sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan.
KARATERISTIK KEDOKTERAN
KELUARGA
Biasanya kontak pertama dengan sistem pelayan
kesehatan yang melayani akses terbuka dan tidak
terbatas untuk pasien
Membuat efisien penggunaan sumber daya kesehatan
dengan pelayanan koordinatif
Melakukan pendekatan personcentred dan
berorientasi kepada individu dan keluarganya, dan
komunitasnya
Mempunyai proses konsultasi yang berbeda, dimana
dikembangkan hubungan dari waktu ke waktu, melalui
komunikasi efektif antara dokter-pasien
Bertanggung
jawab untuk
menyediakan
pelayanan
berkesinambun
gan yang
longitudinal
yang sesuai
kebutuhan
pasien
Dalam
pengambilan
keputusan
berdasarkan
prevalensi dan
insidensi penyakit
dalam komunitas
Mengelola
penyakit yang
memberikan
gejala
undifferentiated
pada tahap awal
perkembanganny
a, yang
membutuhkan
intervensi
secepatnya
Mengelola
penyakit secara
simultan baik
akut maupun
masalah
kesehatan yang
kronis pada
pasien
Mengelola
penyakit yang
memberikan
gejala
undifferentiated
pada tahap awal
perkembanganny
a, yang
membutuhkan
intervensi
secepatnya
Promosi
kesehatan
dan
kesejahteraa
n dengan
intervensi
yang tepat
dan efektif
Memiliki
tanggung
jawab
terhadap
kesehatan
masyarakat
Siap dengan
masalah
kesehatan
pasien dalam
dimensi fisik,
psikologis,
sosial,
kultural dan
eksistensial .
KOMPETENSI KEDOKTERAN
KELUARGA
PRIMARY
CARE
PERSONCENTRED
CARE
SPESIFIC
PROBLEM
SOLVING
COMPREHENS
IVE
APPROACH
COMMUNITY
ORIENTATION
HOLISTIC
APPTOACH
Tugas
Mendiagnosi
s dan
memberikan
pelaanan
aktif saat
sehat dan
sakit
Melayani
individu dan
keluarganya
Membina
dan
mengikut
sertakan
keluarga
dalam
upaya
penangan
penyakit
Menangani
penyakit
akut dan
kronik
Merujuk ke
dokter
spesialis
KEWAJIBAN
Menjunjung tinggi
profesionalisme
Menerapkan prinsip
kedokteran keluarga
dalam praktek
Bekerja dalam tim
kesehatan
Menjadi sumber daya
kesehatan
Melakukan riset untuk
pengembangan layanan
primer
Organisasi
pada dokter
keluarga
PDKI
KIKKI
PRAKTEK
UMUM
Cakupan Pelayanan Terbatas
Sifat Pelayanan
pengamatan sesaat
Lebih
kuratif
hanya
Peran keluarga
dan
pencegahan
Hubungan dokterpasien
bukan
Jenis Pelayanan
Promotif
Lebih Luas
Menyeluruh, Paripurna,
Sesuai Keluhan
Cara Pelayanan
DOKTER KELUARGA
sekedar
yang
dikeluhkan
Kasus per kasus dengan
berkesinambungan
sepanjang hayat
Lebih
kearah
pencegahan,
tanpa
mengabaikan
pengobatan
dan
Kurang
rehabilitasi
Lebih diperhatikan dan
dipertimbangkan
dilibatkan
Dokter pasien
bagian
dari
Daftar Pustaka
Gan GL, Azwar A, Wonodirekso S. 2004. A Primer on Family Medicine Practice. Singapore
International Foundation .PenangRoad.
Kemenkes RI. 2011. Stop TB Menuju Terobosan Universal Strategi Nasional Pengendalian TB di
Indonesia tahun 2010 2014.Jakarta
Undang-UndangNo20tahun2013tentangPendidikan Kedokteran.www.ristekdikti.go.id
WONCA. 1991.The Role of General Practitioner/ Family Physician in Health Care Systems : A
statementfromWONCA