Anda di halaman 1dari 25

Kelompok 1

BPH (BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA)


Deny Ernawaty
Desry Ginting
Elnings laalobang
Jenly Merino
Messe Sey
Mody B. Sattu

Defenisi
BPH (benign prostatic hyperplasia) adalah

suatu penyakit yang disebabkan oleh


faktor penuaan, yaitu pembesaran prostat
yang jinak bervariasi berupa hiperplasia
kelenjar atau hiperplasia fibromuskular.
Atau kelenjar prostat mengalami
pembesaran memanjang keatas kedalam
kandung kemih dan menyumbat aliran
urin dengan cara menutupi orifisium
uretra, dan secara umum terjadi pada pria
di atas 50 tahun.

ETIOLOGI
1. Dihydrotestosteron
2. Perubahan keseimbangan hormon estrogen
testoteron
3. Interaksi stroma epitel
4. Berkurangnya sel yang mati
5. Teori sel stem

TANDA & GEJALA


1. Gejala iritatif meliputi :
Peningkatan frekuensi berkemih
Nokturia (terbangun pada malam hari
untuk miksi)
Perasaan ingin miksi yang sangat
mendesak/tidak dapat ditunda (urgensi)
Nyeri pada saat miksi (disuria

2. Gejala obstruktif meliputi :


Pancaran urin melemah
Rasa tidak puas sehabis miksi, kandung kemih tidak
kosong dengan baik
Kalau mau miksi harus menunggu lama
Volume urin menurun dan harus mengedan saat berkemih
Aliran urin tidak lancar/terputus-putus
Urin terus menetes setelah berkemih
Waktu miksi memanjang yang akhirnya menjadi retensi
urin dan inkontinensia karena penumpukan berlebih.
Pada gejala yang sudah lanjut, dapat terjadi Azotemia
(akumulasi produk sampah nitrogen) dan gagal ginjal
dengan retensi urin kronis dan volume residu yang besar.

3. Gejala generalisata seperti seperti keletihan,

anoreksia, mual dan muntah, dan rasa tidak nyaman


pada epigastrik.
Berdasarkan keluhan dapat dibagi menjadi :
Derajat I : penderita merasakan lemahnya pancaran
berkemih, kencing tak puas, frekuensi kencing bertambah
terutama pada malam hari
Derajat II : adanya retensi urin maka timbulah infeksi.
Penderita akan mengeluh waktu miksi terasa panas
(disuria) dan kencing malam bertambah hebat.
Derajat III : timbulnya retensi total. Bila sudah sampai
tahap ini maka bisa timbul aliran refluk ke atas, timbul
infeksi ascenden menjalar ke ginjal dan dapat
menyebabkan pielonfritis, hidronefrosis.

BPH(BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA)

Pemeriksaan Diagnostik
Urinalisa

Analisis urin dan mikroskopik urin penting


untuk melihat adanya sel leukosit, sedimen,
eritrosit, bakteri dan infeksi.
Elektrolit, kadar ureum dan kreatinin darah
merupakan informasi dasar dari fungsi ginjal
dan status metabolik.
Pemeriksaan prostate spesific antigen (PSA)
dilakukan sebagai dasar penentuan perlunya
biopsi atau sebagai deteksi dini keganasan.
Bila nilai PSA < 4 ng/ml tidak perlu biopsi.
Sedangkan bila nilai PSA 4-10 ng/ml, dihitung
Prostate specific antigen density (PSAD) yaitu

Pemeriksaan darah lengkap


Pemeriksaan darah mencakup Hb, leukosit, eritrosit, hitung
jenis leukosit, CT, BT, golongan darah, Hmt, trombosit, BUN,
kreatinin serum.
Pemeriksaan radiologis

Biasanya dilakukan foto polos abdomen, pielografi intravena,


USG, dan sitoskopi.
Foto polos abdomen

Mencari kemungkinan adanya batu saluran kemih atau


kalkulosa prostat dan kadang menunjukan bayangan buii-buli
yang penuh terisi urin yang merupakan tanda dari retensi urin.

IVP (Intra Vena Pielografi)

Mengetahui kemungkinan kelainan ginjal atau ureter


berupa hidroureter atau hidronefrosis,memperkirakan
besarnya kelenjar prostat, penyakit pada buli-buli.
Ultrasonografi ( trans abdominal dan trans rektal)
Untuk mengetahui, pembesaran prostat, volume bulibuli atau mengukur sisa urin dan keadaanpatologi
lainnya seperti difertikel, tumor.
Systocopy
Untuk mengukur besar prostat dengan mengukur
panjang uretra parsprostatika dan melihatpenonjolan
prostat ke dalam rektum

KOMPLIKASI
sering dengan semakin beratnya BPH,
dapat terjadi obstruksi saluran kemih, karena
urin tidak mampu melewati prostat. Hal ini
dapat menyebabkan infeksi saluran kemih
dan apabila tidak diobati, dapat
mengakibatkan gagal ginjal.

Kerusakan traktus urinarius bagian atas


akibat dari obstruksi kronik mengakibatkan
penderita harusmengejan pada miksi yang
menyebabkan peningkatan tekanan
intraabdomen yang akan menimbulkan
herniadan hemoroid. Stasis urin dalam vesiko
urinaria akan membentuk batu endapan yang

BPH (Benigne Prostat


Hiperplasia)

PENATALAKSANAAN MEDIK

Rencana pengobatan tergantung pada


penyebab, keparahan obstruksi, dan
kondisi pasien. Jika pasien masuk RS
dengan kondisi darurat karena ia tidak
dapat berkemih maka kateterisasi segera
dilakukan. Pada kasus yang berat mungkin
digunakan kateter logam dengan tonjolan
kurva prostatik. Kadang suatu insisi dibuat
ke dalam kandung kemih (sitostomi supra
pubik) untuk drainase .

Jenis pengobatan pada BPH antara lain:


Observasi (watchfull waiting)
Terapi medikamentosa

- Penghambat adrenergik (prazosin,


tetrazosin) : menghambat reseptor pada otot
polos di leher vesika, prostat sehingga terjadi
relaksasi. Hal ini akan menurunkan tekanan
pada uretra pars prostatika sehingga gangguan
aliran air seni dan gejala-gejala berkurang.
- Penghambat enzim 5--reduktase,
menghambat pembentukan DHT sehingga
prostat yang membesar akan mengecil.

Terapi bedah

Tergantung pada beratnya gejala dan


komplikasi. Indikasi absolut untuk terapi bedah
yaitu :
- Retensi urin berulang
-Hematuri
-Tanda penurunan fungsi ginjal
- Infeksi saluran kemih berulang
-Tanda obstruksi berat seperti hidrokel
-Ada batu saluran kemih.

PROSTATEKTOMI
Kelenjar diangkat dalam irisan kecil dengan loop pemotong

listrik.
a. Prostatektomi Supra pubis.
Adalah salah satu metode mengangkat kelenjar melalui
insisi abdomen. Yaitu suatu insisi yang dibuat kedalam
kandung kemih dan kelenjar prostat diangkat dari atas.
b. Prostatektomi Perineal.
Adalah mengangkat kelenjar melalui suatu insisi dalam
perineum. Cara ini lebih praktis dibanding cara yang lain,
dan sangat berguna untuk biopsi terbuka. Kerugiannya
adalah kemungkinan kerusakan pada rectum dan spingter
eksternal serta bidang operatif terbatas.
c. Prostatektomi retropubik.
Adalah insisi abdomen lebih rendah mendekati kelenjar
prostat, yaitu antara arkus pubis dan kandung kemih tanpa
memasuki kandung kemih. Keuntungannya adalah periode
pemulihan lebih singkat serta kerusakan spingter kandung
kemih lebih sedikit.

2.Insisi Prostat Transuretral ( TUIP ).


Yaitu suatu prosedur menangani BPH dengan cara
memasukkan instrumen melalui uretra. Satu atau dua buah
insisi dibuat pada prostat dan kapsul prostat untuk
mengurangi tekanan prostat pada uretra dan mengurangi
kontriksi uretral.
3. TURP ( TransUretral Reseksi Prostat )
TURP adalah suatu operasi pengangkatan jaringan prostat
lewat uretra menggunakan resektroskop, dimana
resektroskop merupakan endoskop dengan tabung 10-3-F
untuk pembedahan uretra yang dilengkapi dengan alat
pemotong dan counter yang disambungkan dengan arus
listrik. Operasi ini dilakukan pada prostat yang mengalami
pembesaran antara 30-60 gram, kemudian dilakukan reseksi

TURP BPH

ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pre-operasi
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi
Cemas berhubungan dengan perubahan status
kesehatan atau menghadapi proses bedah.
2. Post-operasi
Nyeri akut berhubungan agen injuri fisik (insisi
sekunder pada TURP)
Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur
infasiv pembedahan
Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri /
efek pembedahan

Dx: Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri


biologi
Tujuan: Agar nyeri berkurang Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama 1x 24 jam, dan klien dapat:Mengontrol dan


menunjukan tingkat nyeri
Intervensi:
a)

Kaji secara menyeluruh tentang nyeri, meliputi: lokasi,


karakteristik, waktu kejadian, lama, frekuensi, kualitas,
intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor pencetus

b)

Berikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa


lama terjadi, dan tindakan pencegahan

c)

Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi

(ex: relaksasi, guided imagery, terapi musik, distraksi, aplikasi


panas-dingin, massase)
d)

Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup

e)

Sediakan yang lingkungan tenang

f)

Atur posisi pasien yang membuat nyaman, ajarkan teknik


relaksasi

g)

Pilih analgetik secara tepat /kombinasi lebih dari satu analgetik


jika telah diresepkan (narkotik.non-narkotik,NSAID)

DX: Cemas berhubungan dengan perubahan status


kesehatan atau menghadapi proses bedah.
Agar dapat menguragi cemas pasien Setelah dilakukan

asuhan keperawatan selama 1x24 jam pasien


menunjukan dapat : Mengontrol cemas,melakukankoping
yang baik,dan beristirahat dengan baik
Intervensi:
a) Tenangkan pasien, Jelaskan seluruh prosedurt tindakan
kepada pasien
b) Berikan informasi tentang diagnosa, prognosis dan
tindakan
c) Dorong pasien untuk menyampaikan tentang isi
perasaannya yang membuat cemas
d) Ajarkan pasien teknik relaksasi
e) Ciptakan hubungan saling percaya

Dx: Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasiv


pembedahan
Tujuan:agar dapat mencegah infeksi pada klien Setelah

dilakukan asuhan keperawatan selama 5 x 24 jam, klien


menunjukan : Pengetahuan klien tentang kontrol infeksi
meningkat, pengetahuan tentang deteksi resiko
meningkat.
Intervensi:
a) Bersikan lingkungan secara tepat setelah digunakan
oleh klien
b) Ganti peralatan klien setiap selesai tindakan
c) Ajarkan pengunjung atau keluarga dan pasien untuk
selalu mencuci tangan pada saat sebelum dan
sesudah memasuki ruangan pasien serta sebelum
dan sesudah kontak dengan klien
d) Lakukan teknik perawatan luka yang tepat
e) Berikan terapi antibiotik
f)
Ajarkan klien dan keluarga tentang tanda-tanda dan
gejala dari infeksi

Dx: Gangguan pola dengan nyeri / efek pembedahan tidur


berhubungan
agar kebutuhan tidur dan istirahat pasien terpenuhi
stelah tindakan keperawatan dilakukan dengan Kriteria
hasil:

Tujuan:

Klien mampu beristirahat / tidur dalam waktu yang cukup,Klien


mengungkapan sudah bisa tidur,Klien mampu menjelaskan faktor
penghambat tidur.
Intervensi:
a) Jelaskan pada klien dan keluarga penyebab gangguan tidur dan
kemungkinan cara untuk menghindari.
b) Ciptakan suasana yang mendukung, suasana tenang dengan
mengurangi kebisingan.
c) Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan penyebab gangguan
tidur.
d) batasi pengunjung,Matikan lampu kamar pasien pada waktu malam
e) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat yang dapat
mengurangi nyeri (analgesik).

kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai