IMMUNOMODULATORS

Francisca Diana A

Immune defense to non-pathogenic

and pathogenic materials

Innate immunity

Direct elimination

No response

Adaptive immunity

Immune tolerance
12/15/16

immune response
2

THREE PHASES OF RESPONSES TO

AN INITIAL INFECTION

faal_imun/ikun/2006

Sumsum
tulang

Respon Imun
Spesifik

Limfosit
berasal dari
Cell-Mediated
sel-sel stem di
Immunity
Sel T matang didalam
kelenjar
tulang
timus
Antibody-Mediated
Immunity

Sel stem
Limfosit

Sel B matang di limfa nodus

Sel T
Sel T pembunuh

Sel B

Sel T pembantu

Mengaktivasi
Sel B merespon terhadap antigen.
Sel B menggandakan diri,
membentuk klon-klon sel plasma
yang mensekresikan antibodi

Reseptor
permukaan
spesifik untuk
anitgen
Imunitas yang disebabkan sel
asing

Imunitas
humoral

Antigen pada permukaan

organisme penginfeksi

Sel T
pembunuh

Memori
Sel T dan sel B tetap
hidup sebagai sel

Antibodi
berikatan
dengan
mikroorganis

IMMUNOMODULATOR
Immunomodulators are drugs
used to suppress or to
enhance immune response
Classification:
A. Immunosuppressants
B. Immunostimulants

IMMUNOSUPRESAN
Kelompok obat yang digunakan
untuk menekan respons imun
Indikasi Utama :
A. Transplantasi organ
B. Penyakit autoimun
C. Pencegahan hemolisis Rhesus
pada neonatus

KLASIFIKASI OBAT IMUNOSUPRESAN

1. Kortikosteroid (glukokorticoid)
2. Penghambat Kalsineurin :
Siklosporin dan Takrolimus
3. Sitotoksik:
a. Azatioprin
b. Methotrexate
c. Siklofosfamid
4. Mikofenolat mofetil

5. Antibodi
a. Anti CD3 (Muromonab CD3/
OKT3)
b. Rho (D) Immune Globulin
c. IL-2 reseptor antagonis:
basiliximab dan daclizumab

KORTIKOSTEROID
Digunakan sebagai obat tunggal atau
kombinasi dengan imunosupresan lain
untuk mencegah reaksi penolakan
transplantasi dan untuk mengatasi
penyakit autoimun
Mempengaruhi aktivasi proses sistem
imun dalam berbagai tingkatan
Prednisolon dan prednison merupakan
kortikosteroid yang paling sering
digunakan

MEKANISME KERJA
Menghambat proliferasi sel
limfosit T, imunitas selular
Menghambat produksi sitokin
(IL-1, IL-2, IL-6, IFN- , and
TNF-).
Fenomena Redistribusi :
Sirkulasi neutrofil, sedangkan
limfosit, monosit dan eosinofil
(dosis besar)

PERBANDINGAN POTENSI RELATIF DAN

DOSIS EKUIVALEN BEBERAPA SEDIAAN
KORTIKOSTEROID

KONTRA INDIKASI
Kontra indikasi Absolut : tidak
ada
Kontra indikasi Relatif :
a. Diabetes mellitus
b. Gastric/duodenal ulcer
c. Severe infections

PENGGUNAAN KLINIK
Mencegah penolakan
transplantasi : awal dosis besar
dlm bbrp hari.
Mengurangi reaksi alergi yg
timbul pd pemberian antibodi
monoklonal/antilimfosit
Untuk berbagai penyakit
autoimun

PENGHAMBAT KALSINEURIN
Siklosporin dan Takrolimus memiliki
struktur berbeda tp mekanisme kerjanya
sama.
Siklosprin berikatan dgn siklofilin
Komplek menghambat kalsineurin (an
enzyme responsible for the activation of Tcell specific transcription factor : NFAT)
inhibits the synthesis of IL-2 and other
interleukins
Siklosporin mengurangi produksi IL-2 :
meningkatkan ekspresi TGF- yg
merupakan penghambat kuat aktivasi
limfosit T oleh IL-2

 Takrolimus berikatan dgn

FKBP (FK506-binding protein.
Ikatan ini akan menghambat
fungsi kalsineurin sehingga
akan menghambat transkripsi
gen yg bertanggung jawab dlm
sintesis sitokin terutama IL-2

EFEK SAMPING
Nephrotoxicity
Neurotoxicity
Hepatotoxicity
Gastrintestinal disturbances
Hirsutism, gingival hyperplasia
(cyclosporine)
Hiperglycemia (mainly due to
tacrolimus)

INDIKASI
Given alone or combined with
other immunosuppressants: to
prevent rejection of organ
transplant
Autoimmune diseases: psoriasis,
rheumatoid arthritis, nephrotic
syndrome
Takrolimus 100 x lebih efektif
dibanding siklosporin

INTERAKSI
Pemberian SIKLOSPORIN bersama
fenobarbital, fenitoin, trimetoprimsulfametoksazol dan rifamfisin akan
mempercepat eliminasi dan
menurunkan kadar siklosporin
Klirens siklosporin menurun bila
digunakan bersama amfoterisin B,
eritromisin B, eritromisin, ketokonazol =>
TOKSISITAS MENINGKAT

SITOTOKSIK
Sebagian besar sebagai
antikanker.
Imunosupresan => mencegah
penolakan transplantasi dan
pengobatan penyakit autoimun.
Obat ini menghambat
perkembangan sel limfosit B
dan T

AZATHIOPRINE
Mechanism of action: inhibits purine
synthesis => proliferation of lymphocyte
Indications: prevention of rejection to
organ transplant and autoimmune
diseases
Side effects:
1.Myelosuppression
2. Gastro intestinal disturbance
3. Increased risk to infection

 Dosis profilaksis : 3-10 mg/KgBB per hari

Digunakan 1 atau 2 hari sebelum
transplantasi.
Dosis pemeliharaan : 1-3 mg/KgBB per
hari.
Tersedia dlm bentuk tablet 50 mg dan
sediaan IV 100 mg/vial
Interaksi : alupurinol => toksisitas

METOTREKSAT
Menghambat enzim dihidrofolat
reduktase => menghambat sintesis
timidilat & purin
Bekerja Spesifik pd fase S siklus sel.
Used as single drug or in
combination with cyclosporine for
prevention of transplant rejection,
rheumatoid arthriritis, and psoriasis
SE: myelotoxicity, liver cirrhosis,
gastro intestinal disturbance

METOTREKSAT
RA : dosis 7,5 mg sekali seminggu
dpt dosis tunggal atau terbagi.
Dosis dapat ditingkatkan sampai
max 20 mg per minggu.
Psoriasis : dosis sama dgn RA
Antikanker : DOC pd neoplasma
trofoblastik dan jg pd limfoma Burkit
stadium I & II

SIKLOFOSFAMID
Mech. of action: alkylates the DNA
Inhibits mainly B cell (humoral
immunity), and less so to T cell
Indications (in small dose):
autoimmune diseases ( SLE, ITP ,
RA, nephrotic syndrome)
SE: hemorrhagic cystitis,
pancytopenia, cardiotoxicity

SIKLOFOSFAMID
Dosis : 1,5 3 mg/KgBB per hari.
Sediaan : tablet 25 dan 50 mg,
larutan untuk injeksi IV 100 mg/vial
20 cc, vial 1 g & 2 g, bubuk 100, 200
dan 500 mg

MIKOFENOLAT MOFETIL
Derivat semisintetik dari asam mikofenolat yg
diisolasi dari jamur Penicillium glaucum
MA: strongly inhibits inosine
monophosphate dehydrogenase (an
important enzyme in purine synthesis )
blocks the activation of B and T-cells
Indications: prevention of rejection to
kidney transplant (in combination with
prednisone), RA, lupus nephritis
SE: gastrointestinal disturbance,
myelosuppression (netropenia)
Sediaan : Kapsul 250 mg, tablet 500 mg dan
bubuk 500 mg untuk injeksi.

IMMUNOSUPPRESSIVE ANTIBODIES
Untuk mencegah penolakan transplantasi
dan berbagai penyakit autoimun.
Antobodi poliklonal dihasilkan dari injeksi
berulang sel timosit (mhasilkan
antithymocyte globulin, ATG) atau limfosit
(mhasilkan antilymphocyte globulin, ALG)
pada kuda, kelinci, domba dan kambing.
Antiboda monoklonal dihasilkan dengan
cara hibridoma shg lebih spesifik untuk
antigen tertentu

Polyclonal antibody: ATG

(antithymocyte globulin)
Binds to various molecules on T-cell
surface (CD2, CD3, CD4 , etc.)
lymphocyte number and inhibition of
lymphocyte function
Dosis untuk transplantasi : 1,5
mg/KgBB/hari ( dlm infus 4-6 jam) selama
7 14 hari
SE : serum sicknes dan nefritis.
Sediaan 25 mg/vial untuk suntikan IV
Diberikan melalui vena sentral dgn dosis
10 30 mg/KgBB

Monoclonal antibody:
Muromonab CD3 (anti CD3,
OKT3)
Binds specifically to CD3 molecule
on the surface of T-cells failure to
recognize antigen
SE : cytokine release syndrome,
SSP.
Dosis : 5 mg/hari, IV dlm dosis
tunggal selama 10 14 hari.

Rho(D) Immune Globulin

This contains a specific antibody against
Rh antigen on the surface of red blood
cells
Indication:
1. Mothers with negative Rh to prevent
sensitization to antigen of positive Rh
from their fetuses
2. The drug is given IM to the mother at 2472 hr after delivery to clear the infants
RBC from the mothers circulation

IL-2 reseptor antagonis

Basiliximab and daclizumab
Merupakan IgG1 yg spesifik terhadap
CD25 (subunit alfa dari IL-2)
Fungsinya menghmabat ikatan IL-2 pd
limfosit yg teraktivasi sehingga
menghasilkan efek supresan.

TERIMA KASIH