Anda di halaman 1dari 116

Pemicu 5 Blok Pengindraan

Tutor : dr Irma
Anggota Kelompok 3:

Rendy Umbas
Gusti Putu
Nyimas DV
Amelia FH
Rhegi IF
Vinesa CT
Fransisca CL
Angelina SA
Yunica
Jesly C
Mely P
Fenita A
Fatia R

Gara-Gara Ke Pantai
Seorang anak dibawa ibunya ke UGD karena keluar darah dari
teling kanan setekah ia membersihkan telinganya dengan
kapas lidi kira-kira 30 menit yang lalu. Anak ini juga mengeluh
mata kanannya perih, berair, merah dan terasa ada yang
mengganjal. Kemarin ia bermain dan berenang di pantai
seharian.
Status lokalisata THT
Telinga Kanan : daun telinga normal, tampak darah mengalir
dari liang telinga kanan dan membran timpani tidak tampak.
Status Oftalmikus OD
Konjungtiva tarsal superior : corpus alienum, hiperemis.
Konjungtiva bulbi : injeksi konjungtiva
Apa yang dapat saudara pelajari dari kasus ini?

Masalah dan Curah Pendapat


1. Mengapa darah keluar dari telinga sang anak?
J : Terjadi trauma pada dinding telinga karena
membersihkan telinga dengan kapas lidi.
2. Mengapa mata kananya perih, berair, merah
dan terasa mengganjal?
J : Terjadi iritasi akibat benda asing menggesek
konjungtiva mata kanannya.
3. Apa penyebab keluhan pada sang anak?
J : Karena kemarin ia bermain dan berenang
seharian dipantai. Mungkin ada pasir terpercik
masuk ke liang telinga dan mata sang anak.
4. Mengapa membran timpani sang anak tidak
nampak?
J : Mungkin karena liang telinga tertutup darah
atau terjadi perforasi.

Trauma

Mata :
Laserasi Palpebra
Trikiasis
Corpus Alienum
Konjungtiva
Perdarahan
subkonjungtiva
Erosi Kornea
Corpus Alienum
Kornea
Luka bakar
Hipoma
Perdarahan Vitreus
Dislokasi Lensa
Ablasio Retina
Trauma Mata

Telinga :
Trauma Aurikuler
Trauma Os.Temporal
Trauma Membran
Timpani
Trauma Aukustik
Barotrauma

LO
1. Menjelaskan macam-macam trauma
pada mata!
2. Menjelaskan macam-macam trauma
pada Telinga!
3. Menjelaskan macam-macam trauma
pada Os.Temporal!

Trauma Kelopak
Trauma edema dan ekimosis
kemerahan-coklat-kuning-hijau
Darah diserap spontan dalam wktu
1 3 minggu tanpa penyulit
Kadang terbentuk jaringan parut
kelumpuhan otot penggerak mata
ptosis
Penanganan : pada 48 jam pertama
kompres dengan air dingin

Laserasi Kelopak
Trauma tajam atau tumpul yang keras dapat
merusak kelopak secara luas sehingga terjadi
kelainan berupa laserasi kelopak.
Laserasi dapat disertai dengan kerusakan
kanalikuli lakrimal yang merupakan saluran
ekskresi sistem lakrimal mata.

Adalah penting diperhatikan bahaya


dari hilangnya bagian kelopak yang
dapat mengakibatkan hilangnya
lindungan bola mata terhadap dunia
luar.
Pada keadaan ini diperlukan
penutupan segera bola mata yang
tidak terlindung oleh kelopak.
Tindakan operatif untuk memperbaiki
laserasi kelopak

Hematoma Palpebra
Pembentukan dan penimbunan darah
dibawah kulit kelopak akibat
pecahnya pembuluh darah palpebra
Hematom kacamata
Pecah a. Oftalmika
Th:
Dini: kompres dingin
Lama: kompres hangat

Trikiasis
Trikiasis
Bulu mata mengarah ke bola mata melukai korea
atau konjungtiva
Terjadi bersama penyakit : trakoma, sikatrisial,
pemfigoid, trauma kimia basa, trauma kelopak.

Gejala :

Konjungtiva kemotik dan hiperemi


Kornea erosi, keratopati dan ulcus
Fotofobia
Lakrimasi
Rasa kelilipan

Penyulit : erosi kornea dan tukak kornea


T/:

Epilasi / cabut bulu mata (pengulangan 6-8 minggu)


Elektrolisis
Terapi krio
Tarsotomi (bedah plastik bila trakoma +trikiasis)

Hematoma subkonjungtiva
Mata merah karena perdarahan diantara
konjungtiva dan sklera.
akibat pecahnya pembuluh darah yg terdapat
pada atau dibawah konjungtiva (sprt: a.
konjungtiva & a. episkera)
Akibat: batuk rejan, trauma tumpul basis kranii
(hematoma kacamata) atau PD yg rapuh
Keluhan:

TIO
Pupil lonjong
Tajam penglihatan menurun
Hematoma subkonjungtiva eksplorasi bola mata
( cari kemungkinan ruptur bulbus okuli)

Dx: tdk terdapat robekan di bawah jaringan


konjungtiva atau sklera
PX: funduskopi penting
Th/: kompres hangat

Hematoma
subkonjungtiva

Etiologi

Batuk
Trauma
Gangguan pendarahan (jika berulang atau pada pasien muda
tanpa riwayat trauma atau infeksi), termasuk hematologi atau
penyakit hati, diabetes, lupus eritematosus sistemik, parasit,
dan kekurangan vitamin C
Berbagai antibiotik, obat / bahan kimia (misalnya, coumadin,
obat anti-inflamasi nonsteroid [NSAID], aspirin), steroid,
kontrasepsi, dan vitamin dan D telah dikaitkan dengan
perdarahan subconjunctival. Gejala sisa dari operasi mata
Beberapa infeksi demam sistemik dapat menyebabkan
perdarahan subconjunctival, termasuk septicaemia
meningokokus, demam merah, demam tipus, kolera, rickettsia,
malaria, dan virus (misalnya influenza, cacar, campak, demam
kuning, agas demam).
Perdarahan Subconjunctival telah dilaporkan sebagai akibat
dari emboli dari tulang panjang fraktur, kompresi dada,
angiografi jantung, operasi jantung, dan operasi remote
lainnya.

Penatalaksanaan
Perawatan medis tidak diperlukan.
Air mata buatan dapat digunakan 4 kali per hari
untuk iritasi ringan.
Dilarang menggunakan pilihan produk aspirin
atau NSAID.
Rujukan ke internis atau dokter keluarga harus
dibuat sebagai diindikasikan untuk hipertensi
atau pendarahan diatesis.

DD
Konjungtivitis akut Dengue
Sarkoma Kaposi
Red Eye Evaluation

Erosi Kornea
Terkelupasnya epitel kornea yang
dapat diakibatkan oleh gesekan
keras pada epitel kornea
Dapat terjadi tanpa cedera pd
membran basal
Epitel sekitarnya dapat bermigrasi dg
cepat dan ,emutupi defek epitel

Tanda dan Gejala

Sakit sekali
Mata berair + Blefarospasme
Lakrimasi
Fotofobia
Penglihatan terganggu (media kornea
keruh)
Kornea
Pewarnaan fluoresein defek epitel kornea
hijau

Terapi
Anastesi topikal memeriksa tajam
penglihatan + menghilangkan rasa sakit
(hati hati dapat menambah kerusakan epitel !!)

Melepas epitel yg terkelupas atau terlipat


Antibiotika spektrum luas (cegah inf. Bakteri)
Neosporin
Kloramfenikol
Sulfasetamid tete mata

Siklopegik (tropikamid) akibat rangsangan


spasme siliar
Bebat tekan selama 24jam
Erosi kecil tertutup kembali 48jam

Erosi Kornea Rekuren


Akibat cedera yg merusak membran
basal atau tukak metaherpetik
Erosi kornea berulang pelepasan
membran basal epitel kornra tempat
duduknya sel basal epitel kornea
Membran basal yg rusak akan
kembali normal setelah 6 minggu

Terapi
Tujuan: melumas permukaan kornea
regenerasi epitel tidak cepat terlepas u/
membentuk membran basal kornea
Sikloplegik
Antibiotik (bentuk tetes)
Mata ditutup
Bila tidak terjadi infeksi sekunder,
sembuh dalam 3 hari
diberi antibiotik dg kombinasi steroid
Pemakaian lensa kontak lembek

TRAUMA TUMPUL UVEA


1. Iridoplegia
2. Iridodialisis
3. Hifema

1. Iridoplegia
Def : trauma tumpul pada uvea
mengakibatkan: kelumpuhan otot sfingter
pupil ( pupil menjadi lebar / midriasis
Keluhan:
Ps/ sukar melihat dekat
Silau ( akibt : gangguan pengaturan msknya sinar)

Tanda :
Pupil tdk sama besar (anisokor)
Bentuk pupil iregular
Pupil tdk bereaksi thd sinar

Th/: istirahat + roboransia

2. Iridodialisis
Tjd akibat: robekan pada pangkal iris
shg: bentul pupil berubah
Keluhan:
Penglihatan ganda dgn satu mata
Pupil lonjong
Bersamaan: terbentuk hifema

Th/: pembedahan dgn reposisi


pangkal iris terlepas

3. Hifema

Def: darah di dalam BMD akibat trauma tumpul


merobek PD iris atau badan siliar
Keluhan:
Sakit + epifora dgn blefarospasme
Penglihatan menurun
Jk: ps/ duduk hifema terkumpul di bgn bawah BMD

Th/:
ps/ tidur ditinggikan 30 derajat pd kepala, diberi
koagulasi, mata ditutup
Asetazolamid glaukoma
Parasentesis (mengeluarkan darah ) bila: tanda imbisi
kornea, glaukoma sekunder, hifema penuh

Hifema sekunder hifema hilang atau 7 hari stelah


trauma (+) hifema baru
Zat besi di dlm bola mata siderosis bulbi
menimbulkan ftisis bulbi & kebutaan
Hifema spontan pd anal leukemia dan
retinoblastoma

Benda Asing
Intraokuler
Benda Asing Magnetik
B. asing Magnetik / tidak magnetik gangguan ketajaman
penglihatan
Terlihat : kerusakan kornea,lensa, iris / sklera jalan masuk
benda asing ke bola mata
Pemeriksaan 1 lensa masih jernih untuk liat kedudukan
b.a pd bola mata, perlu melebarkan pupil menggunakan
midriatika
Funduskopi segera jika terkena lensa, sebelum lensa keruh
(keruh susah liat jar. Belakang lensa)
P. Radiologi : dapat melihat bentuk dan besar b.a yg terletak
intraokuler.
Menggunakan cincin Flieringa/lensa kontar Comberg terlihat
b.a bergerak sesuai pergerakan bola mata.

Pemeriksaan Tambahan :
metal locator tentuin letak b.a
USG letak dan gangguan terhadap jaringan sekitar
Pengobatan : mengeluarkan b.a tersebut dengan
pembedahan , perlu adanya perencanaan tidak
menambah berat rusaknya bola mata
Mengeluarkan b.a lewat sklera cara agar tidak
merusak jaringan lain

TRAUMA TUMPUL PADA


LENSA
1.
2.
3.
4.
5.

Dislokasi Lensa
Subluksasi lensa
Luksasi lensa anterior
Luksasi lensa posterior
Katarak Trauma

Dislokasi Lensa
Trauma tumpul lensa
mengakibatkan dislokasi lensa
Terjadi akibat: putusnya zonula zinn
mengakibatkan kedudukan lensa
terganggu

Dislokasi lensa
Terjadi akibat pada putusnya zonulla zinc yang
akan mengakibatkan kedudukan lensa
terganggu
Penyebab:
kelainan kongenital seperti Sindrom Marfan,
Sindrom Weill-Marshecani
katarak hipermatur
trauma pada mata
peradangan uvea
tumor intraokuler
tekanan bola mata yang tinggi seperti pada
buftalmus

Dislokasi lensa
Komplikasi:
distorsi optik yang
menyebabkan
miopia lentikuler,
astigmat;
glaucoma; dan
uveitis.

Subluksasi lensa
Terjadi akibat putusnya sebagian Zonulla
Zinc sehingga lensa berpindah tempat atau
akibat pasien yg menderita kelainan pd
Zonula Zinc yg rapuh (sindrom Marfan)
Keluhan: penglihatan berkurang
Subluksasi lensa akan memberikan
gambaran pd iris berupa iridodonesis (iris
tremulans)
Lensa yg elastis terlihat cembung, menjadi
lebih miopik -> sudut bilik mata tertutup ->
glaukoma sekunder

Luksasi lensa anterior


Lensa masuk ke dalam bilik mata
depan, lalu akan terjadi gangguan
pengaliran keluar cairan bilik mata
sehingga akan timbul glaukoma
kongesif akut

Luksasi lensa anterior


Tanda & Gejala:
Penglihatan turun mendadak
Rasa sakit
Muntah
Mata merah dengan blefarospasme
Terdapat injeksi siliar yg berat
edema kornea
lensa dalam BMD
iris terdorong ke belakang dengan pupil yang
lebar
Tekanan bola mata tinggi

Luksasi lensa anterior


Terapi; dikeluarkan lensa terlebih
dahulu + asetazolamida untuk
menurunkan tekanan bola mata

Luksasi Lensa posterior


Terjadi akibat putusnya Zonulla Zinc di
seluruh lingkaran ekuator lensa
sehingga lensa jatuh ke dalam badan
kaca dan tenggelam di dataran bawah
polus posterior fundus okuli
Gejala:
- skotoma pada lapang pandangannya
akibat lensa mengganggu kampus
- mata tanpa lensa (afakia)

Inferior intraocular lens


subluxation: sunset syndrome

Luksasi Lensa posterior


Pasien akan melihat normal dengan
lensa + 12.0 dioptri untuk jauh, bilik
mata depan dalam dan iris tremulans
Lens yang terlalu lama berada dalam
polus posterior menimbulkan
penyulit: degenerasi lensa berupa
glaukoma fakolitik atau uveitis
fakotoksik
Penatalaksaan: ekstraksi lensa

2. Subluksasi lensa
Tjd akibat: putusnya sebagian zonula zinn
sehingga lensa berpindah tempat.
Dpt tjd spontan pd : Syd. Marfan ( kln. Zonula
zinn yang rapuh)
Keluhan :

Penglihatan ber<<
Gambaran iris: berupa iridodonesis
Lensa tampak sangat cembung
Mata lebih miopik
Sudut bilik mata tertutup/ sempit risiko
Glaukoma sekunder !!!

Jk: (-) penyulit subluksasi lensa (seperti:


glaukoma atau uveitis) tdk dilakukan
pengeluaran lensa & diberi kaca mata koreksi

3. Luksasi lensa anterior


Tjd akibat: seluruh zonula zinn di sekitar
ekuator (akibat trauma) lensa masuk ke
dalam BMD shg tjd gangguan pengaliran
keluar cairan bilik mata timbul: Glaukoma
kongestif akut !!!
Keluhan:
Penglihatan menurun mendadak
Rasa sakit sgt, muntah
Mata merah dgn blefarospasme

Tanda:

Injeksi siliar berat


Edema kornea
Lensa di dlm BMD
Iris terdorong ke belakang pupil lebar
TIO

Th/: lensa dikeluarkan (asetazolamid : TIO)

4. Luksasi lensa posterior


Tjd akibat: putusnya zonula zinn di seluruh
lingkaran ekuator lensa lensa jatuh ke
dalam badan kaca dan tenggelam di
bawah polus posterior fundus okuli
Keluhan:

Skotoma
Afakia
Melihat normal lensa +12.0 D untuk jauh
BMD dalam
Iris tremulans

Penyulit: degenerasi lensa (Glaukoma


fakolitik ataupun uveitis fakotoksik)
Th/: ekstraksi lensa

5. Katarak Trauma
Def : katarak akibat cedera pada mata
dpt akibat trauma perforasi ataupun
tumpul terlihat sesudah beberapa hari
ataupun tahun
Terlihat:
Katarak subkapsular anterior atau posterior
Kontusia lensa menimbulkan katarak sprt;
bintang & bntk katarak tercetak (cincin
Vossius)
Trauma tembus menimbulkan katarak >>
cpt (kekeruhan batas kecil)
Trauma tembus besar tbentuk katarak
dgn cepat + lensa di dlm BMD

5. Katarak trauma
Histopatologik: bentuk endoftalmitis
fakoanafilaktik
Lensa dgn kapsul anterior pecah cincin
soemering, epitel lensa berproliferasi mutiara
elsching

Th/:
Pada anak dipertimbangkan ( takut tjd :
ambliopia) cegah ambliopia : lensa IO primer
atau sekunder
Jk: (+) penyulit glaukoma atau uveitis ekstraksi
lensa
Glaukoma atau uveitis srg: pd ortu

TRAUMA MATA

TRAUMA TUMPUL RETINA


& KOROID

Edema retina
Yaitu penumpukan cairan dan protein
di lapisan retina

Patofisiologi
Keseimbangan cairan di retina dijaga
oleh blood-retinal barier trauma
merusak barier cairan masuk ke
retina

Manifestasi klinis
Penglihatan sangat menurun

Pemeriksaan
Pada funduskopi didapatkan
gambaran retina abu-abu
Tidak terdapat gambaran chery rod
spot (khas oklusi arteri sentralis)
Pemeriksaan gula darah singkirkan
diabetes
Optical coherence tomography
Fluorescein angiography

OCT

FA

Penatalaksanaan
Focal laser photocoagulation pada
pasien yang terjadi macular edema
Operasi

Prognosis
Selama tidak terjadi edema makula,
penglihatan akan kembali normal
setelah beberapa waktu
Pada beberapa pasien, penglihatan
tidak kembali normal akibat
tertimbunnya daerah makula oleh sel
pigmen

Ablasi retina
Yaitu suatu keadaan lepasnya bagian
dalam retina dari lapisan choroid

Patofisiologi
Pasien yang mempunyai faktor
predisposisi (retinitis, miopi,
retinopati dll) trauma menembus
lapisan neuronal retina humor
viterous masuk ke retina retina
lepas

Manifestasi Klinis
Fotopsia
Floaters
Selaput seperti tabir yang
mengganggu lapang pandang
Bila bagian makula yang lepas maka
visus menurun

Pemeriksaan
Snellen chart
Cari tanda-tanda trauma (laserasi
dsb)
Refleks cahaya langsung negatif
Shafer sign
Funduskopi: retina bewarna abu-abu
dengan pembuluh darah yang
terlihat terangkat dan berkelok-kelok

Penatalaksanaan

Terapi laser dan cyrotherapy


Pneumatic retinopexy
Scleral buckle
Pars plana vitrectomy

Prognosis
Bila tidak segera ditangani
kebutaan
Prognosis akan semakin buruk
seiring semakin banyak makula yang
lepas

Ruptur Koroid
Yaitu lepasnya lapisan koroid
terutama disebabkan oleh trauma
tumpul

Patofisiologi
Trauma tumpul bola mata
mengalami kompresi mekanis
sclera dan retina relatif aman
koroid terutama membran Bruch
tidak bisa mengatasi kompresi ini
koroid lepas
kapiler robek perdarahan
subretina

Manifestasi klinis
Visus turun bila daerah makula
tertutup

Pemeriksaan
CT scan
MRI
Fluorescein angiography
Pemeriksaan histologi: koroid
menghilang, retina atrofi

Penatalaksanaan
Obat anti VEGF mis: bevacizumab,
ranibizumab, dan pegaptanib sodium
Operasi:
Laser photocoagulation
pars plana vitrectomy

Komplikasi
Retinal detachment

Prognosis
Ruptur koroid bila cepat ditangani memiliki
prognosis yang baik

TRAUMA MATA
Trauma dapat mengakibatkan
kerusakan pada bola mata dan
kelopak ,saraf mata dan rongga
orbita
Kerusakan mata akan dapat
mengakibatkan atau memberikan
penyulit sehingga mengganggu
fungsi penglihatan

TRAUMA MATA
Pada mata dapat terjadi trauma dalam
bentuk-bentuk berikut :
Trauma
Trauma
Trauma
Trauma

tumpul
tembus bola mata
kimia
radiasi

Trauma dapat mengenai jaringan


mata
:kelopak,konjungtiva,kornea,uvea,lensa
,retina,papil saraf optik,dan orbita

Trauma Tumpul pd Mata


Trauma tumpul pada mata dapat
diakibatkan benda yg keras atau
benda yg tidak keras ,dimana benda
tersebut dapat mengenai mata
dengan keras atau pun lambat

Trauma Tumpul pd Kornea


EDEMA KORNEA
Edema kornea akan memberikan
keluhan penglihatan kabur dan
terlihatnya pelangi disekitar bola
lampu atau sumber cahaya yg dilihat
Kornea akan keruh dng uji plasido yg
positif

Edema kornea yg berat masuk


serbukan sel radang dan
noevaskularisasi kedalam jaringan
stroma kornea

Terapi
Larutan hipertonik (NaCl 5%)/garam
hipertonik 2-8%,glukose 40%,dan
larutan albumin
Peningkatan bola mata asetazolamida
Menghilangkan rasa sakit dan
memperbaiki tajamx penglihatan
lensa kontak lembek dan mungkin
kerja nya menekan kornea pengurangan
edema kornea

Pencegahan trauma mata


Perlindungan pekerja untuk
menghindari trauma tajam
Pekerja mengenali bahan kimia di
tempat kerjanya
Pekerja las memakai kacamata
pelindung
Awasi anak yang sedang bermain

Penyulit
Kerusakan M.descemet yg lama
keratopati bulosa

EROSI KORNEA
= keadaan terkelupasnya epitel
kornea yg dapat diakibatkan oleh
gesekkan keras pd epitel kornea
Erosi dapat terjadi tanpa cidera pda
membran basal

Pasien akan merasa sakit sekali


,mata
berair,blefarospasme,lakrimasi,fotofo
bia,dan penglihatan akan terganggu
oleh media kornea yg keruh
Pewarnaan fluresein akan berwarna
hijau

Untuk mencegah infeksi bakteri


diberikan antibiotik spektrum luas
(neosporin,kloramfenikol,dan
sulfasetamid tetes mata)
Akibat rangsangan spasme siliar
sikloplegik aksi-pendek (tropikamida)
Erosi yg kecil akan tertutup kembali
setelah 48 jam

EROSI KORNEA REKUREN


Terjadi akibat cedera yg merusak
membran basal atau tukak
metaherpetik
Epitel yg menutup kornea akan mudah
lepas kembali dwaktu bangun tidur
Biasanya membran basal yg rusak akan
kembali normal setelah 6 minggu

Pengobatan bertujuan melumaskan


permukaan kornea regenerasi
epitel tidak cepat terlepas untuk
membentuk membran basal kornea
Diberikan sikloplegik untuk
menghilangkan rasa sakit ataupun
untuk mengurangkan gejala radang
uvea yg mungkin timbul

Antibiotik diberikan dalam bentuk tetes


dan mata ditutup untuk mempercepat
tumbuh epitel baru dan mencegah infeksi
sekunder
Pemakaian lensa kontak lembek pd pasien
dengan erosi rekuren sangat
bermanfaat,karena dapat
mempertahankan epitel berada di tempat
dan tidak dipengaruhi kedipan kelopak
mata.

Trauma telinga tengah


Benda asing dalam liang
telinga
Barotrauma
Trauma ledakan

Foreign Body in Ear

BENDA ASING
Bs berupa : benda mati atau hidup,
binatang, komponen tumbuh2an atau
mineral.
Anak : kcg hijau, manik, mainan, karet
penghapus, terkadang baterai.
Dewasa : kapas cotton bud, potongan
korek api, patahan pensil, kadang
serangga kcl spt kecoa, semut atau
nyamuk.

TANDA & GEJALA

Rasa tidak enak di telinga


Tersumbat
Pendengaran terganggu
Nyeri akan timbul

PEMERIKSAAN
Pada inspeksi telinga dengan atau
tanpa corong telinga akan tampak
benda asing tersebut.

Tata Laksana: Pengeluaran


Hati2 ! trauma membran timpani atau
struktur telinga tengah.
Binatang yg msh hidup hrs dimatikan dgn
memasukkan tampon basah lalu teteskan
cairan (mis, lar. Rivanol atau anastesi lokal)
+- 10 mnt binatang mati keluarkan
dgn pinset atau irigasi.
Baterai : # blh dibasahi efek korosif.
Benda asing besar : tarik dgn pengait
serumen.
Benda asing kecil : ambil dgn cunam atau
pengait.

Barotrauma
Keadaan dengan terjadinya
perubahan tekanan yg tiba tiba di
luar telinga tengah sewaktu di
pesawat terbang atau menyelam,
menyebabkan tuba gagal untuk
membuka

Perbedaan tekanan > 90cmHg otot


yg normal aktivitasnya tidak mampu
membuka tuba
Gejala:
Kurang dengar (g3 pendengaran konduktif
ringan)
Nyeri dalam telinga
Autofoni
Perasaan ada air dalam telinga
Kadang tinitu dan vertigo

Pemeriksaan:
Otoskop
Gendang telinga : tampak injeksi dg pembentukan
bleb hemoragik atau adanya darah di belakang
endang telinga
Kadang membran timpani perforasi

Terapi:
Dekongestan
Melakukan persat valsava
Miringotomi
Pasang pipa ventilasi (Grommet) bila perlu
Hindari menyelam atau terbang sampai
sembuh

Kelumpuhan Nervus
Fasialis (n. VII) Perifer
Kelumpuhan otot otot wajah
Wajah pasien tidak simetris
Merupakan gejala

Anatomi
N.VII saraf kranial terpanjang yg berjalan di
dalam tulang
3 komponen
1. Komponen motoris

Mensarafi otot wajah, kec m. Levatr palpebra superior


M. Stapedius
Veter posterior m. Digastrikus

2. Komponen sensoris

2/3 nterior lidah u/ pengecapan n. Korda timpani

3. Komponen parasimpatis

Mensarafi glandula lakrimalis


Glandula submandibula
Glandula lingualis

2 inti:
1. Inti superior

Mendapat persarafan dari korteks motor secara


bilateral

2. Inti inferior

Mendapat pesarafan dari 1sisi

Inti superior & inferior inti (nukleus) n.


Abdusen (n. VI) pons berasama n.VIII
(n. Koklea) & n. Intermedius (whrisberg)
porus akustikus internus tulang
tempral kanal fallopi

Dalam tulang temporal n. VII dibagi 3


segmen
1. Segmen labirin

Antara akhir kanal akustikus internus dan ganglion


genikulatum
2-4mm

2. Segmen timpani (segmen vertikal)

Antara bagian distal ganglion genikulatum


posterior telinga tengah neik ke arah tingkap
lonjong (fenestra ovalis) &stapes turun sejajar
dg kanal semisirkularis horisontal
12mm

3. Segmen mastoid

Dari dinding medial dan superiorr kavum timpani


segmen piramidal (perubahan posisi dari segmen
timpani menjadi segmen mastoid) foramen
stilomastoid
Bagian paling posterior n.VII, mudah terkena trauma
15 2 mm

Dalam tulang temporal n. VII


memberi 3 cabang penting
1. Nervus petrosus superior mayor

Yg keluar dari ganglion genikulatum


u/ sekresi kel. Lakrimalis

2. Nervus stapedius

Mensarafi m. Stapedius
u/ peredam suara

3. Korda timpani

Serabut perasa pd 2/3 lidah bag depan

Pemeriksaan fungsi
n.fasialis

u/ menentukan letak lesi


u/ menentukan derjat kelumpuhannya
1.Pemeriksaan fungsi saraf motorik

10 otot otot utama wajah, untuk


terciptanya mimik dan ekspresi wajah. Urutan
dari superior:
1. M.
2. M.
3. M.
4. M.
5. M.
6. M.
7. M.
8. M.
9. M.
10. M.

Frontalis
Sourcilier
Piramidalis
Orbikularis okuli
Zigomatikus
Relever komunis
Businator
Orbikularis oris
Triangularis
mentalis

2.
3.
4.
5.
6.

Tonus
Sinkinesis
Hemispasme
Gustometri
SCHIRMER test atau Naso
Lacrymal Reflex
7. Refleks STAPEDIUS

Etiologi
Kongenital
Ireversibel
Bersamaan dg anomali pd
telinga dan tulang
pendengaran

Infeksi intrakranial
Sindrom Ramsey Hunt
Herpes optikus
Infeksi telinga tengah
OMSK yg telah merusak kanal
fallopi

Tumor
Tumor intrakranial
Tumor serbelopntin
Neuroma akustik
Neuriloma intrakranial

Tumor ekstrakranial
Tumor telinga
Tumor parotis

Fraktur pars petrosa os


temporal
Trauma kepala

G3 pembuluh darah
Trombosis arteri karotis
Arteri maksilaris
Arteri serebri media

Idiopatik
Bells palsy

Penatalaksanaan
2bagian
1. Kasus dg gangguan hantaran ringan
dan fungsi motor masih baik

u/ menghilangkan edema saraf


Anti edem, vasodilatasi, neurotro-nika

2. Kasus dg gangguan hantaran berat


atau sudah terjadi denervasi total

Operatif segera dilakukan teknik


dekompresi n. VII transmastoid

Foreign Body in Ear

BENDA ASING
Bs berupa : benda mati atau hidup,
binatang, komponen tumbuh2an atau
mineral.
Anak : kcg hijau, manik, mainan, karet
penghapus, terkadang baterai.
Dewasa : kapas cotton bud, potongan
korek api, patahan pensil, kadang
serangga kcl spt kecoa, semut atau
nyamuk.

TANDA & GEJALA


Rasa tidak enak di
telinga
Tersumbat
Pendengaran
terganggu
Nyeri akan timbul

PEMERIKSAAN
Pada inspeksi
telinga dengan
atau tanpa corong
telinga akan
tampak benda
asing tersebut.

Tata Laksana:
Pengeluaran
Hati2 ! trauma membran timpani atau
struktur telinga tengah.
Binatang yg msh hidup hrs dimatikan dgn
memasukkan tampon basah lalu teteskan
cairan (mis, lar. Rivanol atau anastesi lokal)
+- 10 mnt binatang mati keluarkan
dgn pinset atau irigasi.
Baterai : # blh dibasahi efek korosif.
Benda asing besar : tarik dgn pengait
serumen.
Benda asing kecil : ambil dgn cunam atau
pengait.

Ossicular Chain Trauma


Location
Incus dislocation 62%
Disruption of incusdostapedial joint
Separation of incus from malleus and stapes

Fractures of incus
Fractures of malleus handle
Fractures of stapes
Stapes dislocation

Etiologi
Fractures of temporal bone
Surgery

Pemeriksaan
Ossicular Chain Trauma
Audiometri
Dislokasi inkus : gangguan pendengaran
konduktif
Trauma pada koklea : gangguan
pendengaran sensorineural frekuensi
tinggi
Timpanometri : tipe A dengan puncak
yang sangat tinggi
Timpanotomy

Tatalaksana
Ossicular Chain Trauma
Reconstructive surgery
Incus Reposition : conventional
ossiculopasty technique
Using a posterior attic approach +
tympanotomy
Stapedectomy

Trauma Tulang Temporal


Trauma benturan benda tumpul atau
penetrasi benda tajam atau karena
proses operasi pada regio temporal
dari tengkorak kepala.
Trauma mengakibatkan perubahan
tekanan yang berbeda (ambient
acoustic energy) pada sistem
audiovestibuler.

Epidemiologi
Trauma Tulang Temporal
Terjadi diseluruh dunia
Insiden tertinggi pada laki-laki umur 20-30
tahun
Trauma kepala karena

Kecelakaan lalu lintas


Kecelakaan perkerjaan industri
Kecelakaan olahraga
Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan
Penyalahgunaan senjata tajam dan senjata api

Pada anak-anak : jatuh dari tempat tinggi


dan kekerasan

Klasifikasi
Trauma Tulang Temporal
Berdasarkan keterlibatan
Otic capsule
Terisolasi
Tulang oksipital
Tulang parietal
Parenkim otak
Umumnya campuran

Gejala Klinis
Trauma Tulang Temporal
sebagian besar pasien trauma kepala
ringan mengalami kenaikan ambang
frekuensi pendengaran 4kHz
Kenaikan ambang frekuensi lebih tinggi lagi
pada pasien dengan sustained temporal
bone fracture
17 % pasien dengan fraktur temporal tidak
dapat mendengar sama sekali
Tuli konduktif (>20dB) 66% pasien saat
72jam pertama pemeriksaan

Gejala Klinis
Trauma Tulang Temporal
Inspeksi pada regio temporal : luka
dengan darah atau hematoma
Battles sign
LMN facial nerve palsy
Otoskopi : darah segar pada liang
meatus eksterna, perforasi MT,
Haemotympanum, deformitas pada
dinding meatus eksterna.

Pemeriksaan Radiologi
Trauma Tulang Temporal
Komplikasi Trauma : luka pada parenkim
otak dan truma pembuluh darah
CT scan : axial dan coronal pada daerah
temporal (gold standart)
MRI : luka nervus fasialis dan hematoma
pada koklea
Angiografi

Tes Pendengaran
Trauma Tulang Temporal
Glasgow Coma Scale : respon terhadap
perintah verbal
Pure tone audiometri
Timpanometri : mendeteksi ganguan
konduksi karena cairan pada telinga
tengah
Pasien tak sadarkan diri : electric
response audiometry (cek ambang
pendengaran)

Tes Vestibular
Trauma Tulang Temporal
Nistagmus
Pada kerusakan vestibuler unilateral
akut : nistagmus horizontal
Tes gangguan keseimbangan
Rombergs dan Unterbergers test

setelah pasien pulih, dilakukan


electronystagmography with caloric
testing

Fungsi Nervus Fasialis


Trauma Tulang Temporal
Observasi kelemahan otot wajah
dengan pergerakan pasif dan aktif
untuk mengetahui fungsi nervus
fasialis.
Observasi onset dan lama waktu
kelemahan otot wajah.

Kebocoran CSF
Trauma Tulang Temporal
Otorrhoea
Rhinorrhoea
Analisis Beta 2 transferin

Komplikasi
Trauma Tulang Temporal

Otological
Neurological
Vascular
Maxillofacial
Campuran

Laserasi
Trauma Tulang Temporal
Perdarahan karena laserasi kulit pada
meatus eksterna atau pada kulit kepala.
Laserasi kulit ini dapat menjadi stenosis.
Jika perdarahannya banyak, mungkin
berasal dari bulbus vena jugularis atau
arteri karotid yang merembes keluar dari
MT mengalir ke lubang telinga atau
merembes dari daerah fraktur.

Perforasi MT
Trauma Tulang Temporal
Karena transmisi langsung partikel
debris
Dapat sembuh spontan (10 minggu)
Cegah dari kontaminasi air
Atau surgical closure dengan indikasi
menetap selama 3bulan pasca
trauma.

Haemotympanum
Trauma Tulang Temporal
Blue drum
41% pasien mengalami gangguan
pendengaran kondutif
Dapat sembuh spontan (6minggu)

Trauma Tulang Temporal


Kerusakan ossicular chain dengan
membran timpani yang intak ditandai
dengan tuli konduktif yang menetap
(6minggu post trauma)
Incus dislocation
Fractures of stapes
Pemeriksaan audiometri : air bone gap
Th/: Operasi reposisi, timpanoplasti

Trauma Tulang Temporal


Pada pasien trauma kepala dengan ada atau
tidaknya fraktur dapat terjadi

Gangguan keseimbangan
Gangguan pendengaran
Vertigo (BPPV)
Vertigo menetap
Tinitus

Karena luka atau fraktur pada labirin atau


kebocoran perilymph .
Dapat mengakibatkan gangguan
pendengaran sensorineural.
Ruptur round or oval window : fluctuating
hearing loss and vertigo
Th/ : bed rest, kepala tegak (akut) efektif tuk
penyembuhan spontan

Tatalaksana Trauma Tulang


Temporal
Tidak diperlukan antibiotik profilaksis
Facial palsy : decompression sugery (?)
Tuli konduktif yang menetap : tympanoplasty
Vertigo : rehabilitasi
Vertigo menetap, curiga fistula perilimpatik :
operasi telinga tengah
Kebocoran CSF : sembuh spontan (5hari)
Jika menetap : lumbar drainage, craniotomy
Identifikasi lokasi kebocoran CSF : fluorescein
cisternography

Anda mungkin juga menyukai

  • Diare Pada Anak
    Diare Pada Anak
    Dokumen77 halaman
    Diare Pada Anak
    Sheila Amabel
    78% (9)
  • Pankreatitis Benny
    Pankreatitis Benny
    Dokumen18 halaman
    Pankreatitis Benny
    Benny Wegah Nulis
    85% (13)
  • ANEMI
    ANEMI
    Dokumen7 halaman
    ANEMI
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Luka Tembak
    Luka Tembak
    Dokumen24 halaman
    Luka Tembak
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Pendarahan Subarakhnoid
    Pendarahan Subarakhnoid
    Dokumen5 halaman
    Pendarahan Subarakhnoid
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Case 26nov Fix
    Case 26nov Fix
    Dokumen18 halaman
    Case 26nov Fix
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • NYERI POST OPERASI
    NYERI POST OPERASI
    Dokumen31 halaman
    NYERI POST OPERASI
    Ryan Zein
    Belum ada peringkat
  • Acute Pancreatitis
    Acute Pancreatitis
    Dokumen25 halaman
    Acute Pancreatitis
    Maulida Rachmani
    100% (1)
  • Diare PD Anak
    Diare PD Anak
    Dokumen3 halaman
    Diare PD Anak
    pkm
    Belum ada peringkat
  • Cataract
    Cataract
    Dokumen39 halaman
    Cataract
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Traumatologi
    Traumatologi
    Dokumen28 halaman
    Traumatologi
    PhilipusHendryHartono
    Belum ada peringkat
  • Anggita
    Anggita
    Dokumen4 halaman
    Anggita
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Lap Sus Igd 2des
    Lap Sus Igd 2des
    Dokumen15 halaman
    Lap Sus Igd 2des
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Lalat Rumah
    Lalat Rumah
    Dokumen1 halaman
    Lalat Rumah
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Referat Gita DA
    Referat Gita DA
    Dokumen25 halaman
    Referat Gita DA
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Pengguguran Kandungan
    Presentasi Pengguguran Kandungan
    Dokumen77 halaman
    Presentasi Pengguguran Kandungan
    Rizki Yanies
    Belum ada peringkat
  • Kasus Poli Saraf Bell's Palsy
    Kasus Poli Saraf Bell's Palsy
    Dokumen21 halaman
    Kasus Poli Saraf Bell's Palsy
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Pendarahan Subarakhnoid
    Pendarahan Subarakhnoid
    Dokumen5 halaman
    Pendarahan Subarakhnoid
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Pendarahan Subarakhnoid
    Pendarahan Subarakhnoid
    Dokumen13 halaman
    Pendarahan Subarakhnoid
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • LM Dermatoterapi Ok
    LM Dermatoterapi Ok
    Dokumen11 halaman
    LM Dermatoterapi Ok
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Vertigo
    Vertigo
    Dokumen24 halaman
    Vertigo
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • SOAL FORENSIK
    SOAL FORENSIK
    Dokumen29 halaman
    SOAL FORENSIK
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Lembar Follow Up Post SC
    Lembar Follow Up Post SC
    Dokumen2 halaman
    Lembar Follow Up Post SC
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Buku Panduan Kepaniteraan Geriatri
    Buku Panduan Kepaniteraan Geriatri
    Dokumen13 halaman
    Buku Panduan Kepaniteraan Geriatri
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Go Clamidia
    Go Clamidia
    Dokumen8 halaman
    Go Clamidia
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Pustaka DBD
    Tinjauan Pustaka DBD
    Dokumen17 halaman
    Tinjauan Pustaka DBD
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Andrew
    Andrew
    Dokumen181 halaman
    Andrew
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat