Tutor : dr Irma
Anggota Kelompok 3:
Rendy Umbas
Gusti Putu
Nyimas DV
Amelia FH
Rhegi IF
Vinesa CT
Fransisca CL
Angelina SA
Yunica
Jesly C
Mely P
Fenita A
Fatia R
Gara-Gara Ke Pantai
Seorang anak dibawa ibunya ke UGD karena keluar darah dari
teling kanan setekah ia membersihkan telinganya dengan
kapas lidi kira-kira 30 menit yang lalu. Anak ini juga mengeluh
mata kanannya perih, berair, merah dan terasa ada yang
mengganjal. Kemarin ia bermain dan berenang di pantai
seharian.
Status lokalisata THT
Telinga Kanan : daun telinga normal, tampak darah mengalir
dari liang telinga kanan dan membran timpani tidak tampak.
Status Oftalmikus OD
Konjungtiva tarsal superior : corpus alienum, hiperemis.
Konjungtiva bulbi : injeksi konjungtiva
Apa yang dapat saudara pelajari dari kasus ini?
Trauma
Mata :
Laserasi Palpebra
Trikiasis
Corpus Alienum
Konjungtiva
Perdarahan
subkonjungtiva
Erosi Kornea
Corpus Alienum
Kornea
Luka bakar
Hipoma
Perdarahan Vitreus
Dislokasi Lensa
Ablasio Retina
Trauma Mata
Telinga :
Trauma Aurikuler
Trauma Os.Temporal
Trauma Membran
Timpani
Trauma Aukustik
Barotrauma
LO
1. Menjelaskan macam-macam trauma
pada mata!
2. Menjelaskan macam-macam trauma
pada Telinga!
3. Menjelaskan macam-macam trauma
pada Os.Temporal!
Trauma Kelopak
Trauma edema dan ekimosis
kemerahan-coklat-kuning-hijau
Darah diserap spontan dalam wktu
1 3 minggu tanpa penyulit
Kadang terbentuk jaringan parut
kelumpuhan otot penggerak mata
ptosis
Penanganan : pada 48 jam pertama
kompres dengan air dingin
Laserasi Kelopak
Trauma tajam atau tumpul yang keras dapat
merusak kelopak secara luas sehingga terjadi
kelainan berupa laserasi kelopak.
Laserasi dapat disertai dengan kerusakan
kanalikuli lakrimal yang merupakan saluran
ekskresi sistem lakrimal mata.
Hematoma Palpebra
Pembentukan dan penimbunan darah
dibawah kulit kelopak akibat
pecahnya pembuluh darah palpebra
Hematom kacamata
Pecah a. Oftalmika
Th:
Dini: kompres dingin
Lama: kompres hangat
Trikiasis
Trikiasis
Bulu mata mengarah ke bola mata melukai korea
atau konjungtiva
Terjadi bersama penyakit : trakoma, sikatrisial,
pemfigoid, trauma kimia basa, trauma kelopak.
Gejala :
Hematoma subkonjungtiva
Mata merah karena perdarahan diantara
konjungtiva dan sklera.
akibat pecahnya pembuluh darah yg terdapat
pada atau dibawah konjungtiva (sprt: a.
konjungtiva & a. episkera)
Akibat: batuk rejan, trauma tumpul basis kranii
(hematoma kacamata) atau PD yg rapuh
Keluhan:
TIO
Pupil lonjong
Tajam penglihatan menurun
Hematoma subkonjungtiva eksplorasi bola mata
( cari kemungkinan ruptur bulbus okuli)
Hematoma
subkonjungtiva
Etiologi
Batuk
Trauma
Gangguan pendarahan (jika berulang atau pada pasien muda
tanpa riwayat trauma atau infeksi), termasuk hematologi atau
penyakit hati, diabetes, lupus eritematosus sistemik, parasit,
dan kekurangan vitamin C
Berbagai antibiotik, obat / bahan kimia (misalnya, coumadin,
obat anti-inflamasi nonsteroid [NSAID], aspirin), steroid,
kontrasepsi, dan vitamin dan D telah dikaitkan dengan
perdarahan subconjunctival. Gejala sisa dari operasi mata
Beberapa infeksi demam sistemik dapat menyebabkan
perdarahan subconjunctival, termasuk septicaemia
meningokokus, demam merah, demam tipus, kolera, rickettsia,
malaria, dan virus (misalnya influenza, cacar, campak, demam
kuning, agas demam).
Perdarahan Subconjunctival telah dilaporkan sebagai akibat
dari emboli dari tulang panjang fraktur, kompresi dada,
angiografi jantung, operasi jantung, dan operasi remote
lainnya.
Penatalaksanaan
Perawatan medis tidak diperlukan.
Air mata buatan dapat digunakan 4 kali per hari
untuk iritasi ringan.
Dilarang menggunakan pilihan produk aspirin
atau NSAID.
Rujukan ke internis atau dokter keluarga harus
dibuat sebagai diindikasikan untuk hipertensi
atau pendarahan diatesis.
DD
Konjungtivitis akut Dengue
Sarkoma Kaposi
Red Eye Evaluation
Erosi Kornea
Terkelupasnya epitel kornea yang
dapat diakibatkan oleh gesekan
keras pada epitel kornea
Dapat terjadi tanpa cedera pd
membran basal
Epitel sekitarnya dapat bermigrasi dg
cepat dan ,emutupi defek epitel
Sakit sekali
Mata berair + Blefarospasme
Lakrimasi
Fotofobia
Penglihatan terganggu (media kornea
keruh)
Kornea
Pewarnaan fluoresein defek epitel kornea
hijau
Terapi
Anastesi topikal memeriksa tajam
penglihatan + menghilangkan rasa sakit
(hati hati dapat menambah kerusakan epitel !!)
Terapi
Tujuan: melumas permukaan kornea
regenerasi epitel tidak cepat terlepas u/
membentuk membran basal kornea
Sikloplegik
Antibiotik (bentuk tetes)
Mata ditutup
Bila tidak terjadi infeksi sekunder,
sembuh dalam 3 hari
diberi antibiotik dg kombinasi steroid
Pemakaian lensa kontak lembek
1. Iridoplegia
Def : trauma tumpul pada uvea
mengakibatkan: kelumpuhan otot sfingter
pupil ( pupil menjadi lebar / midriasis
Keluhan:
Ps/ sukar melihat dekat
Silau ( akibt : gangguan pengaturan msknya sinar)
Tanda :
Pupil tdk sama besar (anisokor)
Bentuk pupil iregular
Pupil tdk bereaksi thd sinar
2. Iridodialisis
Tjd akibat: robekan pada pangkal iris
shg: bentul pupil berubah
Keluhan:
Penglihatan ganda dgn satu mata
Pupil lonjong
Bersamaan: terbentuk hifema
3. Hifema
Th/:
ps/ tidur ditinggikan 30 derajat pd kepala, diberi
koagulasi, mata ditutup
Asetazolamid glaukoma
Parasentesis (mengeluarkan darah ) bila: tanda imbisi
kornea, glaukoma sekunder, hifema penuh
Benda Asing
Intraokuler
Benda Asing Magnetik
B. asing Magnetik / tidak magnetik gangguan ketajaman
penglihatan
Terlihat : kerusakan kornea,lensa, iris / sklera jalan masuk
benda asing ke bola mata
Pemeriksaan 1 lensa masih jernih untuk liat kedudukan
b.a pd bola mata, perlu melebarkan pupil menggunakan
midriatika
Funduskopi segera jika terkena lensa, sebelum lensa keruh
(keruh susah liat jar. Belakang lensa)
P. Radiologi : dapat melihat bentuk dan besar b.a yg terletak
intraokuler.
Menggunakan cincin Flieringa/lensa kontar Comberg terlihat
b.a bergerak sesuai pergerakan bola mata.
Pemeriksaan Tambahan :
metal locator tentuin letak b.a
USG letak dan gangguan terhadap jaringan sekitar
Pengobatan : mengeluarkan b.a tersebut dengan
pembedahan , perlu adanya perencanaan tidak
menambah berat rusaknya bola mata
Mengeluarkan b.a lewat sklera cara agar tidak
merusak jaringan lain
Dislokasi Lensa
Subluksasi lensa
Luksasi lensa anterior
Luksasi lensa posterior
Katarak Trauma
Dislokasi Lensa
Trauma tumpul lensa
mengakibatkan dislokasi lensa
Terjadi akibat: putusnya zonula zinn
mengakibatkan kedudukan lensa
terganggu
Dislokasi lensa
Terjadi akibat pada putusnya zonulla zinc yang
akan mengakibatkan kedudukan lensa
terganggu
Penyebab:
kelainan kongenital seperti Sindrom Marfan,
Sindrom Weill-Marshecani
katarak hipermatur
trauma pada mata
peradangan uvea
tumor intraokuler
tekanan bola mata yang tinggi seperti pada
buftalmus
Dislokasi lensa
Komplikasi:
distorsi optik yang
menyebabkan
miopia lentikuler,
astigmat;
glaucoma; dan
uveitis.
Subluksasi lensa
Terjadi akibat putusnya sebagian Zonulla
Zinc sehingga lensa berpindah tempat atau
akibat pasien yg menderita kelainan pd
Zonula Zinc yg rapuh (sindrom Marfan)
Keluhan: penglihatan berkurang
Subluksasi lensa akan memberikan
gambaran pd iris berupa iridodonesis (iris
tremulans)
Lensa yg elastis terlihat cembung, menjadi
lebih miopik -> sudut bilik mata tertutup ->
glaukoma sekunder
2. Subluksasi lensa
Tjd akibat: putusnya sebagian zonula zinn
sehingga lensa berpindah tempat.
Dpt tjd spontan pd : Syd. Marfan ( kln. Zonula
zinn yang rapuh)
Keluhan :
Penglihatan ber<<
Gambaran iris: berupa iridodonesis
Lensa tampak sangat cembung
Mata lebih miopik
Sudut bilik mata tertutup/ sempit risiko
Glaukoma sekunder !!!
Tanda:
Skotoma
Afakia
Melihat normal lensa +12.0 D untuk jauh
BMD dalam
Iris tremulans
5. Katarak Trauma
Def : katarak akibat cedera pada mata
dpt akibat trauma perforasi ataupun
tumpul terlihat sesudah beberapa hari
ataupun tahun
Terlihat:
Katarak subkapsular anterior atau posterior
Kontusia lensa menimbulkan katarak sprt;
bintang & bntk katarak tercetak (cincin
Vossius)
Trauma tembus menimbulkan katarak >>
cpt (kekeruhan batas kecil)
Trauma tembus besar tbentuk katarak
dgn cepat + lensa di dlm BMD
5. Katarak trauma
Histopatologik: bentuk endoftalmitis
fakoanafilaktik
Lensa dgn kapsul anterior pecah cincin
soemering, epitel lensa berproliferasi mutiara
elsching
Th/:
Pada anak dipertimbangkan ( takut tjd :
ambliopia) cegah ambliopia : lensa IO primer
atau sekunder
Jk: (+) penyulit glaukoma atau uveitis ekstraksi
lensa
Glaukoma atau uveitis srg: pd ortu
TRAUMA MATA
Edema retina
Yaitu penumpukan cairan dan protein
di lapisan retina
Patofisiologi
Keseimbangan cairan di retina dijaga
oleh blood-retinal barier trauma
merusak barier cairan masuk ke
retina
Manifestasi klinis
Penglihatan sangat menurun
Pemeriksaan
Pada funduskopi didapatkan
gambaran retina abu-abu
Tidak terdapat gambaran chery rod
spot (khas oklusi arteri sentralis)
Pemeriksaan gula darah singkirkan
diabetes
Optical coherence tomography
Fluorescein angiography
OCT
FA
Penatalaksanaan
Focal laser photocoagulation pada
pasien yang terjadi macular edema
Operasi
Prognosis
Selama tidak terjadi edema makula,
penglihatan akan kembali normal
setelah beberapa waktu
Pada beberapa pasien, penglihatan
tidak kembali normal akibat
tertimbunnya daerah makula oleh sel
pigmen
Ablasi retina
Yaitu suatu keadaan lepasnya bagian
dalam retina dari lapisan choroid
Patofisiologi
Pasien yang mempunyai faktor
predisposisi (retinitis, miopi,
retinopati dll) trauma menembus
lapisan neuronal retina humor
viterous masuk ke retina retina
lepas
Manifestasi Klinis
Fotopsia
Floaters
Selaput seperti tabir yang
mengganggu lapang pandang
Bila bagian makula yang lepas maka
visus menurun
Pemeriksaan
Snellen chart
Cari tanda-tanda trauma (laserasi
dsb)
Refleks cahaya langsung negatif
Shafer sign
Funduskopi: retina bewarna abu-abu
dengan pembuluh darah yang
terlihat terangkat dan berkelok-kelok
Penatalaksanaan
Prognosis
Bila tidak segera ditangani
kebutaan
Prognosis akan semakin buruk
seiring semakin banyak makula yang
lepas
Ruptur Koroid
Yaitu lepasnya lapisan koroid
terutama disebabkan oleh trauma
tumpul
Patofisiologi
Trauma tumpul bola mata
mengalami kompresi mekanis
sclera dan retina relatif aman
koroid terutama membran Bruch
tidak bisa mengatasi kompresi ini
koroid lepas
kapiler robek perdarahan
subretina
Manifestasi klinis
Visus turun bila daerah makula
tertutup
Pemeriksaan
CT scan
MRI
Fluorescein angiography
Pemeriksaan histologi: koroid
menghilang, retina atrofi
Penatalaksanaan
Obat anti VEGF mis: bevacizumab,
ranibizumab, dan pegaptanib sodium
Operasi:
Laser photocoagulation
pars plana vitrectomy
Komplikasi
Retinal detachment
Prognosis
Ruptur koroid bila cepat ditangani memiliki
prognosis yang baik
TRAUMA MATA
Trauma dapat mengakibatkan
kerusakan pada bola mata dan
kelopak ,saraf mata dan rongga
orbita
Kerusakan mata akan dapat
mengakibatkan atau memberikan
penyulit sehingga mengganggu
fungsi penglihatan
TRAUMA MATA
Pada mata dapat terjadi trauma dalam
bentuk-bentuk berikut :
Trauma
Trauma
Trauma
Trauma
tumpul
tembus bola mata
kimia
radiasi
Terapi
Larutan hipertonik (NaCl 5%)/garam
hipertonik 2-8%,glukose 40%,dan
larutan albumin
Peningkatan bola mata asetazolamida
Menghilangkan rasa sakit dan
memperbaiki tajamx penglihatan
lensa kontak lembek dan mungkin
kerja nya menekan kornea pengurangan
edema kornea
Penyulit
Kerusakan M.descemet yg lama
keratopati bulosa
EROSI KORNEA
= keadaan terkelupasnya epitel
kornea yg dapat diakibatkan oleh
gesekkan keras pd epitel kornea
Erosi dapat terjadi tanpa cidera pda
membran basal
BENDA ASING
Bs berupa : benda mati atau hidup,
binatang, komponen tumbuh2an atau
mineral.
Anak : kcg hijau, manik, mainan, karet
penghapus, terkadang baterai.
Dewasa : kapas cotton bud, potongan
korek api, patahan pensil, kadang
serangga kcl spt kecoa, semut atau
nyamuk.
PEMERIKSAAN
Pada inspeksi telinga dengan atau
tanpa corong telinga akan tampak
benda asing tersebut.
Barotrauma
Keadaan dengan terjadinya
perubahan tekanan yg tiba tiba di
luar telinga tengah sewaktu di
pesawat terbang atau menyelam,
menyebabkan tuba gagal untuk
membuka
Pemeriksaan:
Otoskop
Gendang telinga : tampak injeksi dg pembentukan
bleb hemoragik atau adanya darah di belakang
endang telinga
Kadang membran timpani perforasi
Terapi:
Dekongestan
Melakukan persat valsava
Miringotomi
Pasang pipa ventilasi (Grommet) bila perlu
Hindari menyelam atau terbang sampai
sembuh
Kelumpuhan Nervus
Fasialis (n. VII) Perifer
Kelumpuhan otot otot wajah
Wajah pasien tidak simetris
Merupakan gejala
Anatomi
N.VII saraf kranial terpanjang yg berjalan di
dalam tulang
3 komponen
1. Komponen motoris
2. Komponen sensoris
3. Komponen parasimpatis
2 inti:
1. Inti superior
2. Inti inferior
3. Segmen mastoid
2. Nervus stapedius
Mensarafi m. Stapedius
u/ peredam suara
3. Korda timpani
Pemeriksaan fungsi
n.fasialis
Frontalis
Sourcilier
Piramidalis
Orbikularis okuli
Zigomatikus
Relever komunis
Businator
Orbikularis oris
Triangularis
mentalis
2.
3.
4.
5.
6.
Tonus
Sinkinesis
Hemispasme
Gustometri
SCHIRMER test atau Naso
Lacrymal Reflex
7. Refleks STAPEDIUS
Etiologi
Kongenital
Ireversibel
Bersamaan dg anomali pd
telinga dan tulang
pendengaran
Infeksi intrakranial
Sindrom Ramsey Hunt
Herpes optikus
Infeksi telinga tengah
OMSK yg telah merusak kanal
fallopi
Tumor
Tumor intrakranial
Tumor serbelopntin
Neuroma akustik
Neuriloma intrakranial
Tumor ekstrakranial
Tumor telinga
Tumor parotis
G3 pembuluh darah
Trombosis arteri karotis
Arteri maksilaris
Arteri serebri media
Idiopatik
Bells palsy
Penatalaksanaan
2bagian
1. Kasus dg gangguan hantaran ringan
dan fungsi motor masih baik
BENDA ASING
Bs berupa : benda mati atau hidup,
binatang, komponen tumbuh2an atau
mineral.
Anak : kcg hijau, manik, mainan, karet
penghapus, terkadang baterai.
Dewasa : kapas cotton bud, potongan
korek api, patahan pensil, kadang
serangga kcl spt kecoa, semut atau
nyamuk.
PEMERIKSAAN
Pada inspeksi
telinga dengan
atau tanpa corong
telinga akan
tampak benda
asing tersebut.
Tata Laksana:
Pengeluaran
Hati2 ! trauma membran timpani atau
struktur telinga tengah.
Binatang yg msh hidup hrs dimatikan dgn
memasukkan tampon basah lalu teteskan
cairan (mis, lar. Rivanol atau anastesi lokal)
+- 10 mnt binatang mati keluarkan
dgn pinset atau irigasi.
Baterai : # blh dibasahi efek korosif.
Benda asing besar : tarik dgn pengait
serumen.
Benda asing kecil : ambil dgn cunam atau
pengait.
Fractures of incus
Fractures of malleus handle
Fractures of stapes
Stapes dislocation
Etiologi
Fractures of temporal bone
Surgery
Pemeriksaan
Ossicular Chain Trauma
Audiometri
Dislokasi inkus : gangguan pendengaran
konduktif
Trauma pada koklea : gangguan
pendengaran sensorineural frekuensi
tinggi
Timpanometri : tipe A dengan puncak
yang sangat tinggi
Timpanotomy
Tatalaksana
Ossicular Chain Trauma
Reconstructive surgery
Incus Reposition : conventional
ossiculopasty technique
Using a posterior attic approach +
tympanotomy
Stapedectomy
Epidemiologi
Trauma Tulang Temporal
Terjadi diseluruh dunia
Insiden tertinggi pada laki-laki umur 20-30
tahun
Trauma kepala karena
Klasifikasi
Trauma Tulang Temporal
Berdasarkan keterlibatan
Otic capsule
Terisolasi
Tulang oksipital
Tulang parietal
Parenkim otak
Umumnya campuran
Gejala Klinis
Trauma Tulang Temporal
sebagian besar pasien trauma kepala
ringan mengalami kenaikan ambang
frekuensi pendengaran 4kHz
Kenaikan ambang frekuensi lebih tinggi lagi
pada pasien dengan sustained temporal
bone fracture
17 % pasien dengan fraktur temporal tidak
dapat mendengar sama sekali
Tuli konduktif (>20dB) 66% pasien saat
72jam pertama pemeriksaan
Gejala Klinis
Trauma Tulang Temporal
Inspeksi pada regio temporal : luka
dengan darah atau hematoma
Battles sign
LMN facial nerve palsy
Otoskopi : darah segar pada liang
meatus eksterna, perforasi MT,
Haemotympanum, deformitas pada
dinding meatus eksterna.
Pemeriksaan Radiologi
Trauma Tulang Temporal
Komplikasi Trauma : luka pada parenkim
otak dan truma pembuluh darah
CT scan : axial dan coronal pada daerah
temporal (gold standart)
MRI : luka nervus fasialis dan hematoma
pada koklea
Angiografi
Tes Pendengaran
Trauma Tulang Temporal
Glasgow Coma Scale : respon terhadap
perintah verbal
Pure tone audiometri
Timpanometri : mendeteksi ganguan
konduksi karena cairan pada telinga
tengah
Pasien tak sadarkan diri : electric
response audiometry (cek ambang
pendengaran)
Tes Vestibular
Trauma Tulang Temporal
Nistagmus
Pada kerusakan vestibuler unilateral
akut : nistagmus horizontal
Tes gangguan keseimbangan
Rombergs dan Unterbergers test
Kebocoran CSF
Trauma Tulang Temporal
Otorrhoea
Rhinorrhoea
Analisis Beta 2 transferin
Komplikasi
Trauma Tulang Temporal
Otological
Neurological
Vascular
Maxillofacial
Campuran
Laserasi
Trauma Tulang Temporal
Perdarahan karena laserasi kulit pada
meatus eksterna atau pada kulit kepala.
Laserasi kulit ini dapat menjadi stenosis.
Jika perdarahannya banyak, mungkin
berasal dari bulbus vena jugularis atau
arteri karotid yang merembes keluar dari
MT mengalir ke lubang telinga atau
merembes dari daerah fraktur.
Perforasi MT
Trauma Tulang Temporal
Karena transmisi langsung partikel
debris
Dapat sembuh spontan (10 minggu)
Cegah dari kontaminasi air
Atau surgical closure dengan indikasi
menetap selama 3bulan pasca
trauma.
Haemotympanum
Trauma Tulang Temporal
Blue drum
41% pasien mengalami gangguan
pendengaran kondutif
Dapat sembuh spontan (6minggu)
Gangguan keseimbangan
Gangguan pendengaran
Vertigo (BPPV)
Vertigo menetap
Tinitus