SEPSIS NEONATORUM
Disusun Oleh :
Asep Hendra KP : 12310063
Arsi Ayu Pratiwi : 12310065
Brahm Setioesa : 12310080
Pembimbing :
dr. Budi Andri, Sp. A
Definisi
Epidemiologi
Kejadian sepsis juga meningkat
pada bayi kurang bulan (BKB) dan
berat badan lahir rendah (BBLR).
Pada bayi berat lahir amat rendah
(<1000 g) kejadian sepsis terjadi
pada 26 perseribu kelahiran dan
keadaan ini berbeda bermakna
dengan bayi berat lahir antara 1000
2000 g yang angka kejadiannya
antara 8-9 perseribu kelahiran
Klasifikasi
1. Early onset sepsis neonatal / sepsis
awitan awal
2. Late onset sepsis neonatal / sepsis
awitan lanjut
Etiologi
1. Mikroorganisme berupa bakteri,
jamur, virus atau riketsia.
Penyebab paling sering dari
sepsis : Escherichia Coli dan
Streptococcus grup B
2. Pertolongan persalinan yang tidak
higiene, partus lama, partus
dengan tindakan
3. Kelahiran kurang, BBLR, cacat
bawaan
Patogenesis
1. Early onset / awitan awal
Mikroorganisme dalam saluran genito urinarius
naik secara ascending dan mencapai cairan
amnion setelah terjadi ruptur pada membran
prematur, neonatus kontak dengan
mikroorganisme selama melalui jalan lahir, Ketika
fetus menghisap/aspirasi cairan amnion yang
terkontaminasi mikroorganisme mencapai bagian
bawah saluran sistem pernapasan dan
menyebabkan kerusakan sel epitel dari paru-paru,
sebagai hasilnya adalah pnemonia dan distres
pernapasan yang terlihat pada beberapa jam
setelah kelahiran.
Diagnosis
a. Anamnesis
1. Riwayat ibu mengalami infeksi intra uterin, demam dengan
kecurigaan infeksi berat atau ketuban pecah dini.
2. Riwayat persalinan tindakan, pertolongan persalinan,
lingkungan persalinan yang kurang higienis.
3. Riwayat lahir asfiksia berat, bayi kurang bulan, bayi berat
lahir rendah.
4.
Riwayat bayi malas minum dan penyakitnya cepat
memberat
5.
Riwayat air ketuban keruh bercampur mekonium
6. Riwayat bayi lunglai, mengantuk atau aktifitas berkurang
atau iritabel/rewel, muntah, perut kembung, tidak sadar,
kejang.
b. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum ; Suhu tidak normal, letargi atau
lunglai, mengantuk atau aktifitas berkurang, malas
minum sebelumnya minum dengan baik, iritabel atau
rewel, kondisi memburuk secara cepat dan dramatis.
2. Gastrointestinal ; Muntah, diare, perut kembung,
hepatomegaly, tanda mulai muncul sesudah hari ke
empat.
3. Kulit ; Perfusi kurang, mottling, sianosis, pucat, ptekie,
ruam, sklerem, ikterik.
4. Kardiopulmonal ; Takipneu, Distress pernapasan
(merintih, retraksi) takikardi, hipotensi.
5. Neurologis ; Iritabilitas, penurunan kesadaran, kejang,
ubun-ubun menonjol, kaku kuduk sesuai dengan
meningitis.
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Leukositosis atau leukopeni, neutropenia,
peningkatan rasio neutrophil imatur/ total ( I/T) >0,2
2. Peningkatan protein fase akut ( C-Reaktive
Protein), peningkatan Ig-M.
3. Ditemukan kuman pada pemeriksaan
4. Analisa gas darah ditemukan hipoksia, asidosis
metabolic, asidosis laktat.
5.Pada pemeriksaan cairan serebrospinal ditemukan
peningkatan jumlah leukosit, terutama PMN
6. Gangguan metabolik
7. Peningkatan kadar bilirubin.
d. Radiologis
Pada foto dada dapat ditemukan :
1.Pnemonia kongenital dan infeksi
intrauterine
2.Pnemonia dan infeksi intrapartum
3. CT Scan dapat ditemukan obstruksi aliran
cairan serebrospinal
4. Pada ultrasonografi dapat ditemukan
ventrikulitis
Penatalaksanaan
Antibiotik
Antibiotik awal diberikan ampisilin dan
gentamisin bila organisme tidak dapat ditemukan
dan bayi tetap menunjukkan tanda infeksi
sesudah 48 jam, ampisilin diganti dengan
cefotaksim disamping tetap diberikan
gentamisin. Jika ditemukan organisme penyebab
infeksi, digunakan antibiotik sesuai uji kepekaan
kuman. Antibiotika diberikan sampai 7 hari
setelah ada perbaikan. Pada sepsis dengan
meningitis, pemberian antibiotic sesuai
pengobatan meningitis
ALHAMDULI
LLAH
TERIMA
KASIH