Anda di halaman 1dari 41

Konsep Dasar

Bayi Baru
Lahir

Melani Kusdayani
Rizkythia Andhara
Eldin
Jafar

Defenisi

BBL
Ciri Ciri Bayi Baru Lahir
Adaptas / perubahan BBL
Pemeriksaan Fisik BBL
Asuhan keperawatan BBL

Defenisi BBL
Bayi

baru lahir (neonatus)adalah


suatu keadaan dimanabayi baru
lahirdengan umur kehamilan 38-40
minggu,lahir melalui jalan lahir dengan
presentasi kepala secara spontan
tanpa gangguan, menangis kuat, nafas
secara spontan dan teratur,berat
badan antara 2500-4000 gram.

CIRI CIRI BAYI BARU LAHIR


1. Berat badan 2500 - 4000 gram
2. Panjang badan 48 - 52 cm
3. Lingkar dada 30 - 38 cm
4. Lingkar kepala 33 - 35 cm
5. Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit
6. Pernafasan - 60 40 kali/menit
7. Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan
cukup
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemas
10.Genitalia;
a. Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
b. Laki laki testis sudah turun, skrotum sudah ada

11.Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk


dengan baik
12.Reflek morrow atau gerak memeluk bila
dikagetkan sudah
baik
13.Reflek graps atau menggenggan sudah baik
14.Eliminasi baik, mekonium akan keluar
dalam 24 jam

pertama, mekonium berwarna

hitam kecoklatan

PEMERIKSAAN FISIK PADA


BAYI BARU LAHIR
1. Pengkajian BBL
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji /
pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah sebagai berikut :
a. Metode/teknik pengkajian :
1). Inspeksi
2). Auskultasi
3). Palpasi
4). Perkusi
b. Persiapan:
1). Cuci tangan
2). Lingkungan hangat
3). Penerangan yang cukup
4). Suasana tenang
5). Alat-alat pemeriksaan harus hangat

c. Aspek yang perlu dikaji :


Beberapa aspek yang perlu dikaji
pada bayi baru lahir antara lain :
1). Riwayat kesehatan neonatal/bayi
baru lahir
2). Pemeriksaan fisik
3). Tanda-tanda vital
4). Perilaku

2. Pemeriksaan Fisik Bayi


Baru Lahir
Untuk menilai bayi segera setelah lahir pada menit
pertama dan kelima setelah kelahirannya, dapat
dinyatakan sehat atau tidak, maka dilakukan
pemriksaan nilai APGAR. Nilai APGAR ditemukan oleh
Dr.Virginia Apgar tahun 1953.
Jumlah nilai seluruhnya didapat dengan jalan
mengevaluasi kelima tanda, yaitu :
A = Apparance (penampakan/kelainan warna)
P = Pulse (nadi atau detak jantung)
G = Grimace (ringisan atau respon wajah bayi ketika
kakinya disentuh)
A = Activity (aktivitas tonus otot lengan dan kaki)
R = Respiratori (pernafasan)

Tanda-tanda

Rupa/warna
(Penampkan)

Pucat atau biru

Tubuh merah,
tangan dan kaki
biru

Seluruhnya
merah

Nadi/detak
jantung

Tidak terdapat
detak jantung

Lambatdibawah 100.
Detak jantung
lemah

Diatas 100.
Detak jantung
kuat

Wajah
Tidak ada
menyeringai/res respon/reaksi
pon terhadap
sentuhan

Menyeringai
atau wajah
tampak kecut

Menangis,
batuk/bersin

Aktivitas/tonus
otot

Tangan dan kaki


lumpuh (tidak
ada gerakan)

Ada sedikit
pergerakan
sebagai reaksi
terhadap
rangsangan

Pergerakan aktif.
Kaki dan tangan
bergerak

Upaya bernafas

Tidak ada
Pernafasan
pernafasan.
perlahan/tidak
Tidak ada tangis teratur. Dinding
dada tertarik.
Merintih

Menangis kuat

Tindakan-tindakan yang
perlu dilakukan pada bayi
yang baru dilahirkan adalah
sebagai berikut:
1. Pemotongan tali pusat
2. Bayi dibersihkan lendir dari mulut dan
hidungnya
3. perawatan mata untuk pencegahan
terhadap blenore

Pemeriksaan yang perlu dilakukan lainnya :


Keaktifan dan kelainan kongenital
Keadaan gizi dinilai dengan melihat persesuaian berat
badan, panjang badan, umur kelahiran.
a. Keadaan dimana bayi cukup umur tetapi berat
badan sangat kurang, misalnya 2,4 kg atau 2,5 kg
disebut dismaturitas, hal ini disebabkan karena
danya disfungsi plasenta hingga semakin kurang
baik.
b.Dilihat ketegangan otot dan lemak subkutan
c.Pemeriksaan kulit. pada bayi baru lahir, kulit
tampak lunak, lembut, sedikit transparan, elastis,
berwarna merah muda dengan deskuamasi
(pelepasan kulit yang normal) pada hari ke-3.
d.Temperatur sangat bepengaruh, yaitu apabila
vaskularisasi dan sirkulasi kurang baik, maka pada
kulit terdapat cutis memorata ada bercak-bercak

e. Kemudian lakukan pemeriksaan pada


kepala bayi :
Ubun-ubun bayi (Fontanela). Fontanela
anterior berbentuk wajik berukuran 2,5
sampai 6 cm. Biasanya tertutup dalam tulang
sampai usia bayi 18 bulan. Fontanela anterior
ini selama masa bayi memberikan Informasi
penting mengenai kondisi bayi. Misalnya,
fontanela anterior cekung menandakan bayi
dehidrasi, sedangkan fontanela anterior
menonjol menandakan adanya peningkatan
tekanan intrakranial. Fontanela posterior
berbentuk segitiga berukuran 1 sampai 2,5
cm, yang tertutup sekitar usia bayi 2 bulan.

f. Muka bayi, dapat simetris tergantung


presentasi dalam uterus.
g. Leher bayi, leher bayi tampak pendek,
fleksibel dan mudah digerakkan serta
tidak ada selaput. Bila terdapat selaput,
perlu dicurigai adanya Sindrom Turner.
Bayi pada posisi terlentang dapat
mempertahankan lehernya dengan
punggungnya dan menengokkan
kepalanya ke samping. Bayi pada posisi
duduk menunjukkan kemampuannya
sebentar untuk mempertahankan
kepalaya tegak.

h.Mata bayi, biasany sedikit tertutup. Mata


bayi berwarna hitam atau coklat. Pada bayi
Barat berwarna keabu-abuan atau biru
gelap abu-abu. Kelopak mata seringkali
tampak edema dalam beberapa hari, akibat
dari proses kelahiran. Seringkali terdapat
perdarahan subkonjungtiva karena ekanan
pada kepala bayi selama persalinan.
i.Telinga bayi, saluran telinganya jelas.
Ujung-ujung dari daun telinga elastis sejajar
dengan mata bagian dalam dan canthus
bagian luar. Bayi berespons dengan bunyi
suara yang keras dengan refleks kejut
(startle).

j.Hidung, bayi bernafas melalui hidung dan


dapat bersin dan menangis dengan keras. Nafs
cuping hidung menunjukkan adanya distres
pernafasan (gawat nafas). Bersin adalah hal
yang umum pada bayi.
k.Mulut bayi, mulut seharusnya simetris dan
posisinya terletak tepat di garis tengah. Mulut
diinspeksi adanya kelengkapan strukturnya.
Bibir bayi baru lahir normalnya berwarna
merah muda dan lidahnya rata dan simetris.
Dilihat apakah ada labiognatoskhizis (celah
bibir/sumbing) dan kelainan kongenital lainnya.
l.Thorax, frekuensi nafas nprmal 30-60 kali per
menit.

m.Jantung, mengikuti kecenderungan


pernafasan. Suara denyut
jantung (120-160 kali/menit)
terdengar jelas dan teratur.
n.Abdomen, abdomen berbentuk
silindris, lembut dan
biasanya menonjol yang
menunjukan adanya aliran
vena superfisial. Puntung
talipusat (umbilikus)
mengering dan berwarna
gelap.

o.Anus,
hendaknya diperhatikan ada atau tidaknya mekonium (feses
pertama yang warnanya hitam) pada 48 jam pertama. Feses
kuning mula pada hari ke-5. Feses bayi yang minum ASI bisa
tampak agak kehijauan dan berlendir. Periksa adanya
kepatenan anus untuk menyingkirkan atresia ani. Terdapat
perianal.
p.Genitalia.
Pada laki-laki, tampak penis lurus. Kulup (foreskin)
menutup dan menempel paa glands penis, yang
mempunyai lubang uretra di tengah-tengahnya tepa di
ujungnya. Adanya testis, apakah sudah terjadi decensus
atau tidak dan kelainan penis lainnya, seperti Fimosis (kulit
kulup tidak dapat diretraksi untuk memaparkan glands
penis), hipospadia (lubang uretra terletak pada permukaan
ventral pada penis), hidrokel (pengumpulan cairan
disekitar salah satu atau kedua testis).

Bila wanita, sering didapat dari vagina


keluar mukus putih kental, ini normal.
Kadang-kadang ada pendarahan seperti
mensis, ini dikarenakan faktor hormon
dari ibu selama kehamilan, ini tidak apaapa.

q.Ekstremitas.
Ekstremitas atas dan ekstremitas bawah, masing-masing
mempunyai 10 jari. Perhatikan adanya kelainan jari, seperti :
sindaktili (penggabungan jari-jari yang abnormal), polidaktili
(jumlah jari yang berlebihan), atau Garis Simean (garis
telapak tangan transversal tunggal), tangan terlihat pendek,
jari kelingking melingkar kedalam, paling sering tampak
pada Sindrom Down.
Bayi yang lahir dengan ekstraksi atau tindakan forcep dan
persalinan patologis haruslah diperiksa adanya kelumpuhan.
Biasanya dengan merangsang maka tidak semua
ekstremitas diangkat dan yang lumpuh tidak bergerak.
Penyakit kongenital yang sering yaitu dislokasi kongenital
dimana gluteal asimetris.
Perhatikan apakah ada talipes equinovarus (clubfoots),
dimana kaki tampak berputar ke bawah dan ke dalam, dan
telapak mengarah ke tengah. Jika masalahnya berat, perlu
tindak lanjut ortopedik (dokter bedah).

Pemeriksaan lainnya yang harus dilakukan


pada pemeriksaan pada bayi adalah
pemeriksaan refleks:
1.Rooting reflex (refleks rooting) yaitu insting yang
utama, yang paling baik dilakukan pada bayi yang
lapar. Caranya adalah dengan menggoreskan
sudut mulut bayi garis tengah bibir
2. Sucking reflex (refleks menghisap) yaitu dengan
memasukan puting susu ibu/dot, maka bayi akan
menghisap dengan kuat dalam berespons
terhadap stimulasi. Jadi adanya gerakan
menghisap secara langsung

3. Moro reflex (refleks meregang), dapat


ditimbulkan dengan mengubah posisi dengan
tiba-tiba atau pukul meja/tempat tidur. Bayi
bereaksi terhadap pergantian posisi tubuh dan
suara keras dengan cara menggetarkan dan
meluruksan tangan, kaki dan jarinya. Ia
menegakkan tubuhnya, meregangkan punggung,
menarik kepalanya kebelakang, mengepalkan
kedua tangan dan meletakkannya diatas dada.

4.Tinic neck reflex (refleks tonus leher),


caranya telungkupkan bayi putar kepala dengan cepat ke
satu sisi. Normalnya, bayi akan melakukan perubahan posisi
bila kepala diputar ke satu Sisi lengan dan tungkai ekstensi ke
arah sisi putaran kepala dan fleksi pada sisi yang berlawanan,
normalnya refleks ini terjadi setiap kali kepala diputar.
5.Palmar grasp (refleks menggenggam).
Caranya : letakan jari ditelapak tangan bayi atau benda pada
tangannya, maka tangannya akan tertutup, juga pada telapak
kaki yang lebih lama hilangnya. Pada tangan 3-6 bulan,
sedangkan pada kaki hilang 6-12 bulan. Bidan juga harus
melihat posisi normal dari tidur bayi, pada keadaan normal,
tangan dan kaki fleksi (flexi). Umur 4-6 bulan posisi beribah
menjadi ekstensi.

Selain beberapa pemeriksaan refleks utama diatas, pemeriksaan


refleks lainnya, seperti :
1.Babinski reflex (refleks babinski).
Caranya : gores telapak kaki sepanjang tepi luar. Dimulai dari tumit.
Pada bayi normal, jalan kaki mengembang/melebar dan ibu jari kaki
dorsofleksi.
2.Corneal reflex (refleks berkedip).
Caranya : dengan menyrotkan cahaya terang ke mata bay. Normalnya,
bayi akan mengedip, yang ditandai dengan kelopak mata menutup dan
Membuka pada saat dirangsang dengan cahaya atau sentuhan.
3.Refleks melangkah / berjalan.
Caranya : pegang bayi sehingga kakinya sedikit menyentuh permukaan
yang keras/meja. Normalnya, bayi akan melakukan gerakan seperti
melangkah/berjalan, dimana kaki akan bergerak keatas kebawah bila
disentuhkan ke permukaan yang keras.
4. Refleks merangkak.
Caranya : baringkan bayi tengkurap di atas permukaan yang rata. Bayi
akan membuat gerakan merangkak dengan menggunakan lengan dan
tungkainya.

5.Stratle reflex (reflek kaget).


Caranya : bertepuk tangan dengan keras. Bayi
akan mengektensikan dan merefleksikan
lengannya dalam berespon terhadap suara yang
keras, tangan tetap rapat.
6. Galant reflex (refleks pelengkungan tubuh).
Caranya : gores punggung bayi sepanjang sisi
tulang belakang dari bahu sampai bokong.
Punggung bayi akan bergerak ke arah samping bila
di stimulasi.

PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA BAYI BARU


LAHIR
A. Sistem Pernafasan
Proses perubahan bayi baru lahir adalah dalam hal pernapasan
yang dapat di pengaruhi oleh keadaan hipoksia pada akhir
persalinan dan rangsangan fisik ( lingkungan) yang merangsang
pusat pernapasan medula oblongata di otak. Selain itu juga jadi
tekanan rongga dada karena kompresi paru selama
persalinan,sehingga merangsang masuknya udara ke dalam
paru,kemudian timbulnya pernapasan dapat terjadi akibat interaksi
sistem pernapasan itu sendiri dengan sisitem kardiovaskuler dan
susunan saraf pusat. Selain itu adanya surfaktan dan upaya
resfirasi dalam pernapasan dapat berfungsi untuk mengeluarkan
cairan dalam paru serta mengembangkan jaringan alveolus paru
agar dapat berfungsi. Surfaktan tersebut dapat mengurangi
tekanan permukaan paru dan membantu menstabilkan diding
alveolus untuk mencegah kolaps ( Betz dan Sowden, 2002 ).

B. Sistem Peredaran Darah


Pada sistem peredaran darah, terjadi
perubahan fisiologis pada bayi baru lahir, yaitu
setelah bayi itu lahir akan terjadi proses
pengantaran oksigen ke seluruh jaringan
tubuh, maka terdapat perubahan,yaitu
penutupan foramen ovale pada atrium jantung
dan penutupan duktus ateriosus anatara arteri
paru dan aorta. ( Betz dan Sowden, 2002 ).

C. Sistem Pengaturan tubuh, Metabolisme Glukosa,


Gastrointestinal, dan Kekebalan Tubuh
Sistem

Pengaturan Tubuh
Ketika bayi lahir dan langsung berhubungan dunia luar
( lingkungan ) yang lebih dingin, maka dapat menyebabkan
air ketuban menguap melalui kulit yang dapat mendinginkan
darah bayi.pada saat lingkungan dingin, terjadi pembentukan
suhu tanpa melalui mekanisme menggigil yang merupakan
cara untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya serta hasil
penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Adanya
timbunan lemak tersebut menyebabkan panas tubuh
meningkat, sehingga terjadilah proses adaptasi. Dalam
pembakaran lemak, agar menjadi panas, bayi menggunakan
kadar gluksa. Selanjutnya cadangan lemak tersebut akan
habis dengan adanya stres dingin dan bila bayi kedinginan
akan mengalami proses hipoglikemia, hipoksia, dan asidosis.

Metabolisme

Glukosa
Setelah tali pusat di ikat atau di klem, maka
kadar glukosa akan di pertahankan oleh si bayi
itu sendiri serta mengalami penurunan waktu
yang cepat 1-2 jam. Guna mengetahui atau
memperbaiki kondisi tersebut, maka di lakukan
dengan menggunakan air susu ibu ( ASI),
penggunaan cadangan glikogen ( glikogenolisis),
dan pembuataan glukosa dari sumber lain
khususnya lemak (glukoneogenesis). Seorang
bayi yang sehat akan menyimpan glukosa
sebagai glikogen dalam hati.

Sistem Gastrointestinal
Proses menghisap dan menelan sebelum lahir
sudah di mulai. Refleks gumoh dan batuk
sudah terbentuk ketika bayi lahir.kemampuan
menelan dan mencerna makananmasih
terbatas, mengikat hubungan esofagus bawah
dan lambung masih belum sempurna yang
dapat menyebabkan gumoh dan kapasitasnya
sangat terbatas kurang lebih 30cc.

Sistem Kekebalan Tubuh


Bayi dilahirkan dengan beberapa kemampuan melawan
infeksi.
Lini pertama dalam pertahanan adalah: kulit dan membran
mukosa yang melindungi dari invasi mikro-organisme.
Lini kedua adalah elemen sel pada sistem imunologi yang
menghasilkan jenis-jenis sel yang mampu menyerang
fatogen seperti neurofil, monosit, ensinofil. Lini ke tiga
adalah susunan spesifik dari antibodi ke antigen, proses ini
membutuhkan pemaparan dari agen asing sehingga anti
body dapat di hasilkan. Bayi umumnya tidak dapat
mengahsilkan Ig ( ImunoGlobin) sendiri samapai usia 2
bulan. Bayi menerima dari imun ibu yang berasal dari
sirkulasi plasenta dan ASI. Bila ibu memiliki anti body
terhadap penyakit menular tertentu, anti body tersebut
mengalir ke bayi melalui plasenta. Diantara anti bodi
tersebut mungkin adalah anti body terhadap gondok,difteri,
dan campak. Imunitas pasif ini berakhir dalam beberapa
minggu sampai beberapa bulan.

D. Sistem Pencernaan
1. Mulut
Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya
harus rata dan simetris.
2. Lambung
Pada saat lahir, kapasitas lahir antara 30-60 ml dan
meningkat dengan cepat sehingga pada hari ke tiga dan
keempat, kapasitanya mencapai 90ml
3. Usus
Usus pada bayi jika di bandingkan dengan panjang
tubuh bayi terlihat sangat panjang. Feses pertama bayi
adalah hitam kehijauan, tidak berbau, substansi yang
kental/lengket yang di sebut mekonium. Yang biasanya
keluar dalam 24 jam pertama. Feses ini mengandung
sejumlah cairan amnion, vernix, sekresi saluran
pencernaan, empedu, lanugo, dan zat sisa dari jaringan
tubuh

E. Sistem Ginjal dan Keseimbangan Cairan


Pengeluaran urine pada janin terjadi pada
bulan ke empat. Sementara itu, pada saat
lahir fungsi ginjal bayi sebanding dengan
30% sampai 50% dari kapasitas dewasa
dan belum cukup matur untuk
memekatkan urin. Artinya, pada semua
bayi semua struktur ginjal sudah ada
tetapi kemampuan ginjal untuk
mengosentrasikan urine dan mengatur
kondisi cairan setra fluktuasi elektrolit
belum maksimal.

F. Sistem Adaptasi Perubahan Kulit


Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk
pada saat lahir, tetapi masih belum
matang .
G. Persyarafan
Sistem persyarapan bayi cukup berkembang
untuk bertahan hidup tetapi belum
terintegrasi secara sempurna. Pertumbuhan
otak setelah lahir mengikuti pola
pertumbuhan cepat, yang dapat di prediksi
selama priode bayi samapi awal masa
kanak-kanak.

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR

1. Pengkajian
a. Aktivitas
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak
semi-koma,saat tidur dalam meringis atau tersenyum adalah bukti
tidur dengan gerakan mata cepat (REM) tidur sehari rata-rata 20 jam.
b. Sirkulasi
- nadi apical 120-160 dpm (115 dpm pada 4-6 jam, meningkat sampai
120 dpm pada 12-24 jam setelah kelahiran)
- Nadi perifer mungkin melemah,murmur jantung sering ada selama
periode transisi, TD berentang dari 60-80 mmHg (sistolik)/40-45
mmHg (diastolik)
- Tali pusat diklem dengan aman tanpa rembesan darah,menunjukan
tanda-tanda pengeringan dalam 1-2 jam kelahiran mengerut dan
menghitam pada hari ke 2 atau ke 3.
c. Eliminasi
Abdomen lunak tanpa distensi,bising usus aktif pada beberapa jam
setelah kelahiran. Urin tidak berwarna atau kuning pucat,dengan 6-10
popok basah per 24 jam.Pergerakan feses mekonium dalam 24 sampai
48 jam kelahiran.

d. Makanan atau cairan


Berat badan rata-rata 2500-4000 gram.
Penurunan berat badan di awal 5%-10%
Mulut: saliva banyak,mutiara Epstein(kista epithelial)dan lepuh cekung
adalah normal palatum keras/margin gusi,gigi prekosius mungkin ada.
e. Neurosensori
Lingkar kepala 32-37 cm,fontanel anterior dan posterior lunak dan datar,
Kaput suksedaneum dan molding mungkin ada Selama 3-4 hari, Mata dan
kelopak mata mungkin edema, Strabismus dan fenomena mata boneka
sering ada.
Bagian telinga atas sejajar dengan bagian dalam dan luar kantus
mata(telinga tersusun rendah menunjukan abnormalitas ginjal atau
genetik)
Pemeriksaan neurologis : adanya reflek moro,plantar,genggaman palmar
dan babinski, respon reflex di bilateral/sama (reflex moro unilateral
menandakan fraktur klavikula atau cedera pleksus brakialis),gerakan
bergulung sementara mungkin terlihat.
Tidak adanya kegugupan,letargi,hipotonia dan parese.

f. Pernapasan
Pola pernapasan diafragmatik dan
abdominal dengan gerakan sinkron dari
dada dan abdomen(inspirasi yang lambat
atau perubahan gerakan dada dan
abdomen menunjukan distress
pernapasan)pernapasan dangkal atau
cuping hidung ringan,ekspirasi sulit atau
retraksi interkostal.(ronki pada inspirasi
atau ekspirasi dapat menandakan aspirasi)

g. Keamanan
Warna kulit:akrosianosis mungkin ada,kemerahan
atau area ekomotik dapat tampak di atas pipi atau
di rahang bawah atau area parietal sebagai akibat
dari penggunaan forsep pada kelahiran
Ekstremitas:gerakan rentang sendi normal kesegala
arah,gerakan menunduk ringan atau rotasi medial
dari ekstremitas bawah,tonus otot baik.
h. Seksualitas
Genitalia wanita : Labia vagina agak kemerahan
atau edema,tanda vagina/hymen dapat terlihat,
rabas mukosa putih (smegma)atau rabas berdarah
sedikit (pseudo menstruasi) mungkin ada.
Genitalia pria :Testis turun, skrotum tertutup dengan
rugae, fimosis biasa terjadi(lubang prepusium
sempit, mencegah retraksi foreksim ke glan).

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Tinggi infeksi berhubungan
dengan terputusnya kontinuitas jaringan
akibat pemotongan tali pusat.
kurang pengetahuan cara merawat bayi.
risti hipotermi berhubungan dengan
adaptasi lingkungan dari intra ke exstra
uteri.

3. Rencana Tindakan.
1. Resiko Tinggi infeksi b/d terputusnya kontinuitas
jaringan akibat pemotongan tali pusat.
Hasil;
- tidak ada tanda2 infeksi
- tali pusat kering dan putus pd waktunya.
Intervensi Keperawatan:
pantau tanda-tanda infeksi,balut tali pusat dgn
kasa kering,pertahan kanpusat ttp krng,obs kulit
dan tali pusat setiap hari.cuci tgn sblm dan ssdh
memegang bayi.

2. kurang pengetahuan cara merawat bayi b/d


kurang pengalaman..
Hasil;
- ibu mengatakan sdh mgrti cara
merawat bayi,ibu mampu mengetahui
cara merawat bayi dan beri asi,ibu jga
mgtkan mengerti cara merawat tali
pusat.
Intervensi keperawatan;
ajarkan cara cara menyusui bayi yang
benar,ajarkan cara memandikn bayi,ajarkan
pada ibu cara merawat tali pusat bayi,

3. risti hipotermi b/d adaftasi lingkungan


dari intra ke exstra uteri.
Hasil;
- suhu tbuh dlm bts normal,akral
hangat,bayi
tidak mengiggil,
Intervensi Keperawatan;
ukur suhu neonatus,atur suhu
ruangan,keringkan tubuh bayi dan
pakaikan baju dll,anjurkan ibu selalu
dekap bayi supaya ttp hangat,kaji suhu
tubuh bayi.

Anda mungkin juga menyukai