Anda di halaman 1dari 43

Click icon to add

picture

Click icon to add


picture

Click icon to add


picture

KEBIJAKAN PEMERINTAH
MENGENAI
KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
DISAMPAIKAN DALAM

IN HOUSE TRAINING FOR RAILWAY ACCIDENT INVESTIGATORS

Click icon to add


picture

Click icon to add


picture

Ir. HERMANTO DWIATMOKO, MSTr


Direktur Jenderal Perkeretaapian
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Bandung, 9 September 2014

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
MANAJEMEN KESELAMATAN
PERKERETAAPIAN
UPAYA PEMERINTAH DALAM
PENINGKATAN KESELAMATAN
PERKERETAAPIAN
PENUTUP
2

PENDAHULUAN

DASAR HUKUM
UNDANG-UNDANG NO 23/2007 TENTANG
PERKERETAAPIAN

PERATURAN PEMERINTAH NO 56 /2009 TENTANG


PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN

2
PERATURAN PEMERINTAH NO 72/2009 TENTANG
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API

3
4

VISI PERKERETAAPIAN 2030


Visi Perkeretaapian
Perkeretaapian yang kompetitif, berintegrasi, berteknologi,
bersinergi dengan industri, terjangkau dan mampu menjawab
tantangan pembangunan di masa yang akan datang.

Perkeretaapian di Tahun 2030


Persentase penumpang mencapai 11-13% dan persentase lalu lintas
kereta api mencapai 15-17%;
Jaringan kereta api mencapai 10,000 km, jalur ganda dan elektrifikasi
pada jalur utama Pulau Jawa, dan pembangunan jaringan kereta api
Trans Sumatera;;
Kereta
api
sebagai
tulang
punggung
transportasi
masal
di
perkotaan/daerah padat penduduk di Jabodetabek, Bandung, Surabaya,
Medan, Yogyakarta, Palembang dan Semarang;
Pengoperasian Argo Cahaya (Kereta Kecepatan Tinggi/ HST) di Jawa;
Kereta api sebagai tulang punggung angkutan barang di Kalimantan,
Sulawesi, Papua;
Terpadu, aman, selamat, nyaman, diandalkan, dan pelayanan yang
memadai.
5

MANAJEMEN
KESELAMATAN
PERKERETAAPIAN
6

LANDASAN PIKIRAN
Untuk meningkatkan keselamatan dalam
penyelenggaraan perkeretaapian maka perlu
dilakukan pengawasan baik dari segi
prasarana, sarana, lalu lintas maupun sumber
daya manusia di bidang perkeretaapian
Pengawasan tersebut dilakukan untuk
mencegah kerugian yang lebih besar jika
terjadi kecelakaan atau sebagai antisipasi
terjadinya kecelakaan.

Untuk itu disusun Sistem Manajemen


Keselamatan Perkeretaapian

PENDEKATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN

Sistem Manajemen Keselamatan (SMK) adalah


suatu pendekatan sistematis untuk mengelola
keselamatan, termasuk struktur organisasi yang
diperlukan, kewajiban, kebijakan dan prosedur.

Tujuan : untuk memastikan bahwa manajemen dan


sumber daya organisasi melaksanakan upaya
peningkatan program keselamatan dengan melihat
pengukuran kinerja dan melakukan pemantauan
terhadap terlaksananya program-program tersebut
dengan baik.

RUANG LINGKUP SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN

1 . Sistem manajemen keselamatan harus mengatur hal-hal yang


mencakup: struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan
bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan perkeretaapian dalam rangka
pengendalian risiko.
2 . Sistem manajemen keselamatan juga merupakan proses sistematis
dan proaktif dalam mengelola keselamatan yang terintegrasi dari
sistem operasi, teknik, keuangan dan sumber daya manusia guna
mencapai operasi yang aman dengan resiko yang serendahrendahnya.

Mengurangi
tingkat
transportasi perkeretaapian

kecelakaan

Meminimalisir biaya langsung dan tidak


langsung akibat terjadinya kecelakaan.
Pengakuan sebagai transportasi publik
yang aman dan nyaman
Memberikan pengaruh positif bagi kultur
organisasi operator
Meningkatkan iklim kerja yang
produktif dan berdaya saing.

lebih

Mengurangi nilai dan tingkat penjaminan


aset
Terpenuhinya syarat regulasi
sistem operasi perkeretaapian

terkait
10

ELEMEN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN


Sumber
Daya dan
Faktor
Manusia

Target
Keselama
tan
Kebijakan
Keselama
tan

Pengelolaan
Kedaruratan

Pengelolaan
Keamanan

Struktur
Organisasi
dan
Tanggung
jawab
Budaya
Keselamatan

14
ELEMEN
SISTEM
MANAJEMEN
KESELAMATAN

Manajemen
Informasi
dan Kontrol
Dokumen
Koordinasi &
Komunikasi
Pelaksanaan
Sistem
Keselamatan

Manajeme
n Aset
Manajeme
n Resiko

Manajemen
Perubahan

Kesesuaia
n Regulasi
Audit &
Evaluasi
Keselamatan

11

UPAYA PEMERINTAH
DALAM PENINGKATAN
KESELAMATAN
PERKERETAAPIAN
12

POLA PIKIR PENINGKATAN KESELAMATAN


PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN
ROAD MAP TO
ZERO ACCIDENT

TINGKAT
KESELAMATAN
SAAT INI

PENYUSUNAN
REGULASI
UU/PP
PerMen/PerDirjen

Keterbatasan
Anggaran
Keterbatasan
SDM kompeten
SOP dalam
proses
Keterbatasan
peralatan

PENANGANAN
DAN ANALISIS
KECELAKAAN

PENINGKATAN
KELAIKAN
PRASARANA DAN
SARANA

PENINGKATAN
KESELAMATAN
PERKERETAAPIAN

FUNGSI
REGULATOR

INSPEKSI DAN
AUDIT
KESELAMATAN

EVALUASI

PENINGKATAN
KOMPETENSI
SDM

PENEGAKAN
HUKUM

13

KEJADIAN KECELAKAAN 2006


2014
NO

JENIS KECELAKAAN

1
2
3
4
5

Tabrakan KA dengan KA
Anjlokan
Terguling**
Banjir / Longsor
Lain - Lain
Jumlah

* s/d 28 Februari 2014

TAHUN
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014*
5

68
5
3
11

110
7
3
16

99
8
8
8

41
7
8
8

25
4
6
4

23
2
1
6

21
2
4
2

25
1
7
6

5
0
0
0

92

139

126

69

42

33

31

39

14

KORBAN KECELAKAAN 2006


2014
TAHUN
NO KORBAN

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014*

1 MENINGGAL

14

24

15

43

2 LUKA BERAT

32

10

49

102

32

75

58

23

12

51

137

59

47

97

24

37

49

28

124

247

106

128

198

51

49

LUKA
RINGAN

JUMLAH TOTAL

* s/d 28 Februari 2014

15

FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN


KA

16

KESELAMATAN DAN KUALITAS PELAYANAN


DI DALAM RIPNAS
1. Menjamin ketersediaan norma, standar, prosedur dan kriteria sebagai
pedoman dalam pelaksanaan program peningkatan keselamatan dan
kualitas pelayanan kereta api.
2. Menyusun dan melaksanakan rencana aksi secara terpadu antara lembaga
dalam rangka peningkatan keselamatan dan keamanan perkeretaapian;
3. Pengembangan sistem audit keselamatan yang menjamin terselenggaranya
program keselamatan pada operator penyelenggaraan perkeretaapian;
4. Melaksanakan sertifikasi kelaikan sarana, prasarana dan fasilitas operasi
perkeretaapian secara menyeluruh dan berkala;
5. Melaksanakan akreditasi terhadap lembaga pengujian, lembaga pendidikan
dan pelatihan SDM operasi dan penguji serta lembaga pendukung lainnya;
6. Peningkatan kapasitas dan keandalan prasarana, sarana dan fasilitas
pendukung operasi serta fasilitas perawatan kereta api;
7. Meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian keselamatan perkeretaapian;
8. Monitoring pelaksanaan program keselamatan dan operasi dari setiap
penyelenggara perkeretaapian.
9. Melaksanakan pelatihan dan sosialisasi keselamatan perkeretaapian.
17
10.Menyusun dan menetapkan Standar Pelayanan Minimal dalam
rangka

IMPLEMENTASI DAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN


MANAJEMEN KESELAMATAN
AUDIT KESELAMATAN

INSPEKSI (RAMP CHECK)

IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN

PEMANTAUAN TASPAT

PENEGAKAN HUKUM

PENELITIAN KECELAKAAN

SERTIFIKASI DAN PELATIHAN TEKNIS SDM

SOSIALISASI
KESELAMATAN
18

KEGIATAN AUDIT DAN PENINGKATAN KESELAMATAN


No

Kegiatan

Lokasi

Identifikasi daerah rawan kecelakaan

Seluruh Daop dan Divre

2010 s.d 2014

Sudah terlaksana dan


berkelanjutan

Audit keselamatan bidang sarana,


prasarana dan lalu-lintas
perkeretaapian

Seluruh Daop dan Divre

2010 s.d 2014

Sudah terlaksana dan


berkelanjutan

Inspeksi keselamatan perkeretaapian

Seluruh Daop dan Divre

2010 s.d 2014

Sudah terlaksana dan


berkelanjutan

Inspeksi angkutan lebaran

Kota yg memiliki
tarikan/bangkitan tinggi a.l.
Jakarta, Bandung,
Surabaya, Yogyakarta dan
Semarang.

2011 s.d 2014

Sudah terlaksana dan


berkelanjutan

Pengawasan monitoring pelanggaran


kecepatan kereta api

Seluruh Daop dan Divre

2010 s.d 2014

Sudah terlaksana dan


berkelanjutan

Promosi dan Sosialisasi


Keselamatan Perkeretaapian

Seluruh Daop dan Divre

2010 s.d 2014

Sudah terlaksana dan


berkelanjutan

Pengadaan dan Pemasangan Sistem


Automatic Train Protection (ATP)

Di lintas Stasiun Jenar


Stasiun Klaten Daop VI
Yogjakarta

2012 s.d 2014

Pilot project dan


berkelanjutan di
lintas Jawa

Pengadaan dan Pemasangan


Papan Tanda Larangan

Lintas Jakarta Kota


Bogor.
Lintas Jakarta Kota
Bekasi.
Lintas Tanah Abang
Serpong

2010 s.d 2014

Sudah terlaksana dan


berkelanjutan

Waktu Pelaksanaan
(tahun)

19

Keterangan

LANJUTAN
No

Kegiatan

Lokasi

Waktu Pelaksanaan
(tahun)

Pengadaan dan Pemasangan Sistem


Early Warning System (EWS)

Lintas Jawa - Sumatera

2014 s.d selesai

Akan dilaksanakan

10

Pengadaan dan Pemasangan


Pintu Perlintasan

Lintas Jawa - Sumatera

2014 s.d selesai

Akan dilaksanakan

20

Keterangan

1. IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN KECELAKAAN


Maksud :
Mengindentifikasi prasarana perkeretaapian yang
dianggap rawan terhadap kecelakaan.
Tujuan :
Melakukan pemeriksaan terhadap daerah rawan
kecelakaan dan rawan banjir.
Lingkup Kegiatan :
Pemeriksaan kondisi prasarana yang meliputi
Kondisi jalur
Jenis bantalan
Jenis penambat
Jembatan dan juga
Pemeriksaan Perlengkapan Peralatan
keselamatan di perlintasan sebidang.
21

2. AUDIT KESELAMATAN BIDANG SARANA, PRASARANA


DAN LALU-LINTAS PERKERETAAPIAN
Maksud :
Mengkaji kegiatan penyelenggaraan Sarana,
prasarana dan Lalu-lintas perkeretaapian telah
sesuai dengan Peraturan dan Ketentuan yang berlaku
Tujuan :
Peningkatan keselamatan penyelenggaraan Sarana,
prasarana dan Lalu-lintas perkeretaapian
Lingkup Kegiatan :
Melakukan evaluasi/kaji ulang terhadap
penyelenggaraan Sarana, prasarana dan Lalu-lintas
perkeretaapian yang dilaksanakan secara sistematis
dan independen untuk menegaskan ketaatan pada
standar atau ketentuan yang berlaku. Kegiatan audit
ini meliputi meliputi pengujian, perawatan dan
pemeriksaan.

3. INSPEKSI KESELAMATAN PERKERETAAPIAN


Maksud :
Membandingkan antara kondisi sarana, prasarana
dan operasional dengan ketentuan yang berlaku
dan memberikan rekomendasi kepada pimpinan
untuk peningkatan keselamatan
Tujuan :
Meningkatan keselamatan untuk pengguna jasa
transportasi dengan mengikuti persyaratanpersyaratan yang telah ditentukan dari segi
operasional perkeretaapian
Lingkup Kegiatan :
Pemeriksaan kelaikan operasi sarana
perkeretaapian
Pemeriksaan kelaikan operasi prasarana
perkeretaapian dan pemeriksaan kelengkapan
peralatan keselamatan di perlintasan sebidang

4. INSPEKSI ANGKUTAN LEBARAN


Pelaksanaan random check/inspeksi dilakukan
untuk mengetahui kelaikan sarana dan
prasarana kereta api yang sudah dioperasikan,
serta kompetensi SDM Operator (Masinis,
PPKA, dan PJL).
Inspeksi dilakukan selama angkutan lebaran
tahun 2011 s.d 2014, baik pada saat angkutan
lebaran, maupun pada saat arus balik lebaran.
Inspeksi dilakukan di kota-kota yang memiliki
tarikan dan bangkitan yang tinggi a.l. Jakarta,
Bandung, Surabaya, Yogyakarta dan
Semarang.

5. PENGAWASAN MONITORING PELANGGARAN


KECEPATAN KERETA API
Maksud :
Pengawasan dan monitoring pelanggaran
kecepatan kereta api terhadap pembatas
kecepatan yang ditentukan ini adalah
mencegah dan mengurangi tingkat
kecelakaan kereta api yang
diakibatkan oleh operasional kereta api.
Tujuan :
Peningkatan keselamatan.
Lingkup Kegiatan :
Pengawasan dan monitoring pelanggaran
kecepatan kereta api terhadap pembatas
kecepatan (Taspat).

6. PROMOSI DAN SOSIALISASI


KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

Maksud :
Peningkatan kesadaran masyarakat agar
ikut menjaga ketertiban, keamanan, dan
keselamatan penyelenggaraan
perkeretapian.
Tujuan :
Memberikan pembelajaran kepada
masyarakat untuk ikut meningkatkan
keselamatan penyelenggaraan
perkeretaapian.
26

LINGKUP KEGIATAN :

Melakukan sosialisasi tentang keselamatan di stasiun dan pemukiman


penduduk di sekitar jalur kereta api.
Pemasangan poster, stiker, papan peringatan, spanduk, dan baliho
tentang keselamatan di tempat yang telah ditentukan.
Penyelenggaraan seminar tentang peningkatan keselamatan di
perlintasan sebidang
Penanyangan iklan tentang keselamatan perkeretaapian di media
elektronik dan cetak.
Pembuatan dan pembagian booklet tentang keselamatan perkeretaapian.

27

7. PENGADAAN DAN PEMASANGAN SISTEM


AUTOMATIC TRAIN PROTECTION (ATP)
Maksud :
Pencegahan dan mengurangi tingkat kecelakaan kereta
api yang diakibatkan oleh kelalaian masinis yang di
akibatkan oleh melanggar sinyal.
Tujuan :
Peningkatan keselamatan penyelenggaraan
perkeretaapian khususnya kecelakaan yang disebabkan
oleh pelanggaran sinyal.
Lingkup Kegiatan :
Pemasangan Automatic Train Protection (ATP) pada
persinyalan di lintas Stasiun Jenar Stasiun Klaten
sebagai pilot project dan Onboard Device untuk sarana
perkeretaapian
28

8. PENGADAAN DAN PEMASANGAN PAPAN TANDA


LARANGAN
Maksud :
Agar masyarakat di sekitar jalur kereta api mengetahui bahwa jalur KA harus
bebas dari gangguan bangunan, tembok, pagar, tanaman yang tinggi atau
penempatan barang di jalur KA yang dapat menghalangi pandangan bebas
Masinis dan membahayakan keselamatan perjalanan KA.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat yang bermukim sepanjang jalur
KA agar lebih menghargai keselamatan perjalanan kereta api dan juga untuk
keselamatan bagi masyarakat itu sendiri.
Tujuan :
Terwujudnya jalur kereta api yang bebas dari gangguan bangunan, tembok,
dan tanaman tinggi maupun penempatan barang pada jalur kereta api yang
dapat mengganggu pandangan bebas Masinis dan membahayakan
keselamatan perjalanan kereta api serta menciptakan jalur kereta api yang
bersih dan tertib serta meningkatkan keselamatan operasi kereta api.
29

LINGKUP KEGIATAN DAN LOKASI KEGIATAN


Lingkup Kegiatan :
Pembuatan Papan Tanda Larangan;
Penempatan dan pemasangan papan tanda larangan
Lokasi Kegiatan
Lokasi pelaksanaan pemasangan papan tanda larangan yaitu pada lintas
jalur kereta api yang rawan terhadapkeselamatan perjalanan kereta api dan
banyak pemukiman liar (gubuk liar) pada jalur kereta api tersebut, yaitu :
Lintas Jakarta Kota Bogor.
Lintas Jakarta Kota Bekasi.
Lintas Tanah Abang Serpong

30

9. PENGADAAN DAN PEMASANGAN SISTEM EARLY


WARNING SYSTEM (EWS)

Maksud :
Pencegahan dan mengurangi tingkat kecelakaan kereta api yang diakibatkan
oleh kelalaian masinis yang di akibatkan oleh melanggar sinyal.

Tujuan :
Peningkatan keselamatan penyelenggaraan perkeretaapian
kecelakaan yang disebabkan oleh pelanggaran sinyal.

khusunya

Lingkup Kegiatan :
Pemasangan Early Warning System (EWS) di lintas Jawa dan Sumatera.
Lokasi:
Seluruh Lintas jawa dan Sumatera

31

10. PENGADAAN DAN PEMASANGAN PINTU


PERLINTASAN

Maksud :
Pencegahan dan mengurangi tingkat kecelakaan kereta api yang diakibatkan
oleh faktor Eksternal di perlintasan sebidang.

Tujuan :
Peningkatan keselamatan penyelenggaraan perkeretaapian khusunya
kecelakaan yang disebabkan oleh Faktor eksternal di perlintasan sebidang.

Lingkup Kegiatan :
Pengadaan dan Pemasangan Pintu perlintasan di lintas Jawa dan Sumatera.
Lokasi:
Seluruh Lintas jawa dan Sumatera

32

11. SAFETY ASSESSMENT

Maksud :
Pencegahan dan mengurangi tingkat kecelakaan kereta api yang diakibatkan
oleh pengoperasian kereta api.

Tujuan :
Peningkatan keselamatan
pengoperasian kereta api.

dengan

cara

mengendalikan

Lingkup Kegiatan :
penilaian tingkat bahaya dan resiko pada sarana dan prasarana
perkeretaapian.
Lokasi:
Seluruh Lintas jawa dan Sumatera

33

resiko

dalam

PENEGAKAN HUKUM DI
BIDANG PERKERETAAPIAN

KEBIJAKAN PENEGAKAN HUKUM


1. Penyidikan dan evaluasi pelanggaran tindak pidana
perkeretaapian
2. Penegakan hukum dan korwas di bidang perkeretaapian
3. Inventarisasi/sosialisasi/penertiban
bangunan/pemukiman liar di jalur KA
4. Pemeriksaan sertifikat SDM, sarana dan prasarana
perkeretaapian
5. Rakor PPNS Perkeretaapian
6. Penyegaran PPNS Perkeretaapian

PENYIDIKAN PELANGGARAN
TINDAK PIDANA PERKERETAAPIAN

Maksud :
Penegakan perundang-undangan agar dikemudian hari kejahatan
pidana di bidang perkeretaapian dapat diminimalisir
Tujuan :
Agar publik mengetahui bahwa mereka yang bersalah pasti akan
dIjatuhi hukuman setimpal dan para korban akan dilindungi oleh
undang undang tersebut

PENEGAKAN HUKUM DAN PENINGKATAN


KORWAS DI BIDANG PERKERETAAPIAN

Maksud :
Sebagai penegakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Perkeretaapian.
Tujuan :
Menjamin keselamatan, kelancaran dan ketertiban pengoperasian
kereta api serta meningkatkan kerja sama dalam rangka pembinaan
kepada operator dan seluruh stakeholder perkeretaapian.

INVENTARISASI/SOSIALISASI/PENERTIBAN
BANGUNAN LIAR DI JALUR KERETA API

Maksud :
Agar jalur kereta api bersih dari permukiman liar, sehingga menjadi
tertib dan teratur dan dapat memperlancar operasi kereta api serta
meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api.
Tujuan :
Agar di sepanjang jalur kereta api menjadi bersih dari permukiman
liar, tertib dan teratur, operasi kereta api lancar, serta meningkatkan
keselamatan perjalanan kereta api.

PEMERIKSAAN SERTIFIKAT SDM, SARANA DAN


PRASARANA PERKERETAAPIAN

Maksud :
Merupakan kewajiban dan ketaatan Pemerintah sebagai regulator
terhadap Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007.
Tujuan :
Meningkatkan ketertiban, keselamatan dan kelancaran, kenyamanan
pengoperasian kereta api.

RAKOR PPNS PERKERETAAPIAN

Maksud :
Meningkatkan sinergitas antara PPNS Perkeretaapian dengan instansi
penegak hukum lainnya (Polri/Kejaksaan/Pengadilan) dalam rangka evaluasi
penigkatan

kualitas

penyidikan

guna

mendukung

langkah-langkah

pelaksanaan penegakan hukum di bidang perkeretaapian yang mengacu


kepada Undang-Undang yang menjadi dasar hukumnya (UU No.23 Tahun
2007 tentang Perkeretaapian) dan KUHAP (UU No.88 tahun 1981)
Tujuan :
Diharapkan kegiatan PPNS Perkeretaapian kedepan lebih ditekankan pada
kegiatan berupa pencegahan untuk menghindari terjadinya pelanggaran yg
berakibat pada kecelakaan KA, seperti pembinaan dan pengawasan bagi
petugas operasi dan awak sarana perkeretaapian di lapangan.

PENYEGARAN PPNS PERKERETAAPIAN


Maksud :
Meningkatan kualitas penyidikan yang dilakukan oleh PPNS
Perkeretaapian dalam rangka penegakan hukum di bidang
Perkeretaapian.
Tujuan :
PPNS Perkeretaapian baik yg berada di Kantor Pusat maupun di
Daerah dapat bersinergi dan bekerjasama dlm rangka penegakan
hukum di bidang Perkeretaapian.

PENUTUP

42

Terima Kasih
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Jl. Medan Merdeka Barat No. 8, Jakarta Pusat 10110, Indonesia


Tel. +62 - 21 - 3506204, 385683 Fax. +62 - 21 - 3813972
Website : www.perkeretaapian.dephub.go.id

43

Anda mungkin juga menyukai