LEUKEMIA
LIMFOBLASTIK AKUT
I. PENDAHULUAN
Leukemia
akut
Leukemia
kronik
agresif
lambat
lebih mudah
diobati
lebih sulit
diobati
LEUKEMIA
Leukemia
Limfoblastik
Akut dan
Kronis
Tujuan
Leukemia
Mieloblastik
Akut dan
Kronis
Manfaat
2.2 Etiologi
umumnya penyebab leukemia tidak dapat diketahui secara pasti.
Beberapa faktor lingkungandan kondisi klinis yang berhubungan dengan
LLA adalah :
1). Radiasi Inonik.;
2). Paparan dengan benzene kadar tinggi dapat menyebabkan aplasia
sumsung tulang, kerusakan kromosom dan leukimia;
3). Merokok sedikit meningkatkan risiko LLA pada usia diatas 60 tahun;
4). Obat kemotrapi;
5). Infeksi virus Epstein Barr berhubugan kuat dengan LLA L3;
6). Pasien dengan sindrom down dan Wiskott-Aldrich mempunyai risiko
yang meningkat untuk menjadi LLA
2.4 Klasifikasi
The French-American-British (FAB) mengklasifikasikan leukemia
akut berdasarkan morfologinya
L1 : sel sel limfoblas kecil dengan sitoplasma sempit, anak inti
tidak tampak dengan kromatin homogen
L2 : Limfoblas lebih besar dengan sitoplasma lebih luas, kromatin
lebih kasar, satu atau lebih anak inti
L3 : Limfoblas besar, sitoplasma basofilik dan bervakuol, anak inti
banyak, kromatin berbercak.
Pemeriksaan fisik
- adanya memar, petekie, limfadenopati dan hepatosplenomegali
- inspeksi pasien akan tampak pucat dan lesu, perdarahan kulit
dapat pula berupa purpura ataupun ekimosis, perdarahan pada
mukosa.
- Keluhan nyeri tulang dan sendi dapat ditemukan adanya
pembengkakan sendi dan efusi terutama pada ekstremitas bawah
- susunan saraf pusat jarang terjadi, meskipun ada dapat berupa
papil edema, perdarahan retina, kelumpuhan saraf kranial,
paraplegia dan paraparese.
Sitokimia
Pada LLA, pewarnaan
Sudan black dan
mieloperoksidase akan
memerikan hasil yang
negative
Chest x-ray
dapat mengungkap
tanda-tanda dari
penyakit di dada.
2.6 Diagnosis
2.6.1 Pendekatan Diagnosis
-Anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah lengkap
dapat dipakai untuk menegakkan diagnosis leukemia
-diagnosis pasti harus dilakukan aspirasi sumsum tulang
-Pemeriksaan LCS dapat menentukan derajat LLA
2.7 Terapi
Keberhasilan terapi LLA terdiri dari kontrol sumsum tulang dan
penyakit sistemiknya, juga terapi atau pencegahan SSP.
Lama terapi rata-rata LLA bervariasi antara 1,5-3 tahun dengan
tujuan untuk eradikasi populasi sel leukemia
Terapi LLA dibagi menjadi :
Induksi remisi
Intensifikasi atau konsolidasi
Profilaksis susunan saraf pusat (SSP)
Pemeliharaan jangka panjang
Profilaksis SSP
Sekitar 50%-70% pasien LLA yang tidak mendapat terapi profilaksis
ini akan menjadi relaps pada SSP
Profilaksis SSP dapat terdiri dari kombinasi kemoterapi intratekal,
radiasi kranial dan pemberian sistemik obat yang mempunyai
bioavabilitas SSP yang tinggi seperti metotreksat dosis tinggi dan
sitarabin dosis tinggi
Pemeliharaan Jangka Panjang
Terapi ini terdiri dari 6-merkaptopurin tiap hari dan metotreksat
seminggu sekali selama 2-3 tahun
Dosis pemeliharan:
6 MP 70-90 mg/m2 PO tiap hari
Metotreksat 15 mg/m2 PO tiap minggu
Pemeliharaan diterukan sampai 3 tahun, lalu periksa apus sumsum
tulang, cairan spinal, biopsy testis. Bila terdapat remisi, obatobatan distop. Dosis pemeliharaan disesuaikan dengan target
leukosit 3000-3500/mm3, jika leukosit meninggi, dosis metotreksat
dinaikan.
Pencegahan infiltrasi ke SSP :
Dilakukan pada keadaan remisi
Radiasi kranial 2400 rad dal dosis terbagi (200 rad/kali)
Metotreksat intratekal 10 mg/m2, 2 kali seminggu sebanyak 5 dosis
Modifikasi dosis
Vinkristin 1 mg bila bilirubin >2mg%
Doksorubisin: dosis diturunkan 25%, bila bilirubin 2-3 mg%, 50%
bila bilirubin 3-4 mg%, 75% bila bilirubin >4mg%
Metotreksat: dosis diturunkan: 25% bila kreatinin 1,5-2 mg%, 50%
bila kreatinin >2 mg%
HIDAC 1 gram/m2: bila usia 60 tahun, kreatinin > 2 mg%, kadar
metotreksat 20 mmol/L
Faktor yg
mempengaruhi
Umur
Faktor
Prognosi
s
Ph positif, (25%)
Ph negatif,(75%)
1. AYAs ( Adolescent and Young Adults), adalah
pasien yang berumur 15 sampai 39 tahun.
2. Dewasa Tua, adalah pasien yang berumur
40 tahun keatas.
a. Umur, leukemia pada pasien tua lebih sulit pada
pengobatan.
b. Philadelphia chromosome,
c. Perubahan Kromoso
d. Jumlah sel Darah putih
TERAPI TARGET
Tyrosine kinase
inhibitor
TKIs ini digunakan
untuk subtipe LLA
dengan kromosom
Philadelphia.
Monoclonal antibodi
Monoclonal antibodi
adalah tipe yang
laindari terapi target
untuk pengobatan
LLA. Monoclonal
antibodi adalah tipe
protein imun sistem
yang dibuat di lab.
TERAPI RADIASI
Terapi radiasi digunakan energi rays yang tinggi untuk pengobatan
kanker. Sinar rays dapat merubah gen dari sel tersebut. Sinar ini
dapat membunuh sel kanker atau menghentikan selkanker baru
yang baru terbentuk
Beberapa efek samping dari radiasi terapi adalah :
- Perubahan Kulit
- Rambut rontok
- Fatigue
- Diare
- Kembung
2.8 Prognosis
Kebanyakan pasien LLA dewasa dapat mencapai remisi tapi tidak
sembuh dengan kemoterapi saja, dan hanya 30% yang bertahan
hidup lama.
III. PENUTUP
Kesimpulan
Saran
TERIMAKASIH