Anda di halaman 1dari 19

Materi Perkuliahan

Pengantar Ilmu Politik

Ade Reza Hariyadi, SIP., M.Si


STIAMI - 2016

SEJARAH, DEFINISI DAN RUANG LINGKUP ILMU POLITIK


Politik berasal dari istilah polis (negara kota), masyarakat. Politik adalah
usaha untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik (en dam onia atau
good life)
Ilmu Politik dalam artian yang luas telah berkembang sejak 5-6 abad
sebelum masehi dan tergolong ilmu sosial yang tertua di dunia. Para filsuf
Yunani kuno seperti Aristoteles, Plato, Herodotus, telah mengkaji bentukbentuk kekuasaan, masyarakat, dan negara.
Jean Bodin (1530-1596), memperkenalkan ilmu politik sebagai ilmu
negara.
Namun, secara formal bahasan mengenai ilmu politik mengalami
perkembangan pada abad 18 dan 19, dan lebih banyak dipengaruhi oleh
ilmu hukum dan memusatkan kajian pada institusi negara.
Pada tahun 1870 berdiri Ecole Libre des Sciences Politiques di Paris.
London School of Economics and Political Science (1895)
American Political Science Association (APSA)pada tahun 1904.

Tidak ada suatu definisi yang baku mengenai politik. Namun,


politik secara umum dapat dimaknai sebagai bermacam-macam
kegiatan dalam suatu negara yang meliputi: kekuasaan,
pengambilan keputusan, distribusi dan alokasi kekuasaan,
kebijakan publik, pemerintahan, dll.
Harold D. Laswell, politik persoalan who gets what, when and
how.
Ilmu Politik mempelajari negara, tujuan negara dan lembaga
yang melaksanakan tujuan tersebut; hubungan antara negara
dengan warga negaranya serta dengan negara lain. ( Roger F.
Soltau, Introduction to Politics, London; Longmans, 1961)
J. Barents (1965); ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari
kehidupan negara.

KONSEP KEKUASAAN
Kekuasaan (Power) : kemampuan untuk mempengaruhi,
menggerakan seseorang atau kelompok sesuai dengan kepentingan
dan tujuan sang pemilik kekuasaan.
Kekuasaan Politik : kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan
umum (pemerintahan) baik terbentuknya maupun akibat-akibatnya
sesuai dengan tujuan tujuan pemegang kekuasaan itu sendiri.
Robert M. MacIver : kemampuan untuk mengendalikan tingkah
laku orang lain, baik secara langsung dengan jalan memberi
perintah, maupun tidak langsung dengan menggunakan segala
sarana dan cara yang tersedia.
Hubungan kekuasaan; selalu terdapat pihak yang memberikan
perintah (the ruler) dan pihak yang menerima perintah (the ruled).
Esensi kekuasaan adalah hak mengadakan sanksi yang
diselenggarakan melalui kekerasan, koersi maupun persuasi.

Kekuasaan meliputi :
scope of power (cakupan) : menunjuk pada kegiatan,
perilaku, serta sikap dan keputusan yang menjadi objek
dari kekuasaan.
domain of power (wilayah) : menunjuk pada objek yang
dikuasai, baik individu atau kelompok.
Sumber kekuasaan :
1.Instrumen kekerasan/represif
2.Sumber daya ekonomi/capital
3.Hukum
4.Politik
5.Ilmu pengetahuan
6. dll

Cara cara mempertahankan kekuasaan:


1.Menghapus atau membuat aturan aturan yang dapat
bermanfaat bagi pemupukan, dan pengamanan jalannya
kekuasaan.
2.Mengadakan sistem kepercayaan (belief system) yang akan
dapat memperkokoh kedudukan penguasa atau golongannya
melalui agama, ideologi, dll
3.Pelaksanaan administrasi dan birokrasi yang kokoh dan
efektif.
4.Konsolidasi kekuatan pendukung baik vertikal maupun
horizontal.

LAPISAN KEKUASAAN
Menurut MacIver ada tiga pola umum sistem lapisan kekuasaan atau
piramida kekuasaan :
1. Tipe kasta : adalah sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisah
yang tegas dan kaku. Biasanya dijumpai pada masyarakat
berkasta, dimana hampir hampir tidak terjadi gerak sosial
vertikal.
2. Tipe Oligarkis; masih mempunyai garis pemisah yang tegas. Akan
tetapi dasar pembedaan kelas kelas sosial ditentukan oleh
kebudayaan masyarakat, terutama pada kesempatan yang diberikan
kepada warga negara untuk memperoleh kekuasaan tertentu.
Kesempatan untuk melakukan mobilitas vertikal masih terbuka.
3. Tipe demokratis; menunjukan kenyataan akan adanya garis
pemisah antara lapisan sosial yang sifatnya sangat dinamis dan
dapat berubah ubah.

WEWENANG
Wewenang (authority) adalah kekuasaan yang dilembagakan (Robert Bierstadt).
Legitimasi menyangkut pengakuan terhadap penerapan kewenangan.
Bentuk wewenang (Max Weber, 1864-1922):
1. Kharismatis : berdasarkan pada kemampuan khusus dan citra diri yang
diperoleh karena keturunan, wahyu, anugerah Tuhan yang melekat, diatur oleh
kaidah-kaidah tradisional dan cenderung irasional.
2. Tradisional : dimiliki karena seseorang atau kelompok tadi mempunyai
kekuasaan dan wewenang yang telah melembaga dan bahkan menjiwai
masyarakat. Ciri-ciri utamanya adalah adanya ketentuan tradisional yang
mengikat penguasa yang memiliki wewenang, serta orang-orang lainnya
dalam masyarakat..
3. Legal-rasional; bersifat legal karena bersandar pada sistem hukum positif
yang berlaku dalam masyarakat. Wewenang ini biasanya dimiliki oleh
pemimpin pemimpin atau penguasa formal.

Cakupan wewenang
Wewenang resmi dan tidak resmi; wewenang resmi
sifatnya sistematis, diperhitungkan dan rasional.
Wewenang tidak resmi biasanya timbul dalam hubungan
hubungan antar pribadi yang sifatnya situasional.
Wewenang pribadi dan teritorial;
wewenang pribadi
berisfat konsentris, terpusat dan terpancarkan dari pusat
pribadi yang berkuasa. Wewenang teritorial, wilayah
tempat tinggal memegang peranan yang vital.
Wewenang terbatas dan menyeluruh; wewenang terbatas
hanya pada lingkup tertentu dan dibatasi, sebaliknya
adalah menyeluruh.

Unsur Unsur Saluran Kekuasaan dan


Dimensinya
Kekuasaan dapat dijumpai pada interaksi sosial antar manusia maupun antar
kelompok, dan mempunyai sejumlah unsur pokok yakni :
1. Rasa takut; memberikan rasa kepatuhan atau tunduk akibat situasi yang terpaksa.
Perasaan ini menyebabkan orang yang bersangkutan cenderung meniru tindakan
tindakan orang yang ditakuti (dependent behaviour).
2. Rasa Cinta; menghasilkan kepatuhan yang positif dan bersifat voluntary dari
orang bersangkutan.
3. Kepercayaan (trust); kepatuhan yang timbul karena keyakinan pada seseorang atas
kekuasaan yang dimilikinya.
4. Pemujaan; kepatuhan terhadap penguasa akibat kedudukannya yang menjadi pusat
pemujaan masyarakat.

Kekuasaan dapat disalurkan dalam berbagai instrumen, diantaranya :


Instrumen militer, ekonomi, politik, tradisi, ideologi, agama, dll

Menurut Robert M. MacIver, negara merupakan asosiasi yang


menyelenggarakan penertiban didalam suatu masyarakat dalam suatu
wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh
suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan untuk
memaksa. (Robert M. MacIver, The Modern State, Oxford University
Press, London, 1985)
Harold J. Laski melihat negara sebagai suatu masyarakat yang
diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan
yang secara sah berada dalam posisi lebih tinggi daripada individu atau
kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu.
Max Weber : negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli
dalam penggunaan kekerasan dalam wilayahnya.

KONSEP NEGARA

Teori Terbentuknya Negara


Teori Perjanjian Asali, manusia mengadakan original compact
(perjanjian asali) untuk bersatu dalam suatu masyarakat politik.
perjanjian ini diadakan untuk mengkontrol pelanggaran hukum
karena persaingan dan konflik antar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya. (John Locke; Two Treatises of Government (1690),
Negara berasal dari suatu perjanjian bebas antara individu-individu
yang sebelum perjanjian itu belum bermasyarakat Dengan
demikian, negara adalah produk perjanjian yang dilakukan antar
individu yang dibentuk untuk mengakhiri state of nature dan
menciptakan masyarakat sipil. (Thomas Hobbes, Inggris 15881679).

Contract Social, Rousseau mencoba menunjukan bagaimana


negara seharusnya supaya manusia didalamnya tetap bebas dan
alamiah. Negara absolute harus dibongkar dan diganti dengan
negara yang secara langsung mengungkapkan kehendak rakyat
sendiri. Sehingga setiap individu yang masuk dalam negara
tidak kehilangan individualitas alamiahnya. Negara ideal itu
dibentuk melalui paham kehendak umum.
Kehendak umum adalah kehendak bersama semua individu
yang mengarah pada kepentingan umum. Kehendak umum
(volente generale) ini dapat disaring dari kehendak semua
(volente de tous) melalui pemungutan suara. (Du Contract
Sosial, Jean Jacques Rousseau, Geneva, Swiss, 1712-1778)

Unsur, Sifat dan Tujuan Negara


a.Unsur Negara : sebagai suatu organisasi politik memiliki unsur unsur yang terdiri
dari wilayah, penduduk, pemerintah, dan kedaulatan.
b.
Sifat Negara : memaksa, monopoli, mencakup semua (all encompassing)
c.Tujuan dan Fungsi Negara
Tujuan terakhir setiap negara adalah menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya
(bonum publicum, common good, common wealth). Sedangkan Soltau : negara
bertujuan untuk memungkinkan rakyatnya berkembang serta mengembangkan daya
ciptanya sebebas mungkin.
.Menurut Undang Undang Dasar 1945, tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
adalah :
..untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial..

Charles E Meriam menyebutkan bahwa negara menyelenggarakan lima fungsi


penting yakni: keamanan ekstern, ketertiban intern, keadilan, kesejahteraan umum
dan kebebasan.
Sedangkan menurut Miriam Budiarjo, terlepas dari bentuk ideologinya, negara
menyelenggarakan minimum beberapa fungsi yang harus dijalankan, yakni :
1. Melaksanakan penertiban (law and order); guna mencapai tujuan bersama dan
mencegah terjadinya konflik diantara masyarakat.
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Usaha ini dilakukan
melalui pembangunan nasional yang dilakukan pemerintahan sebuah negara.
3. Pertahanan; hal ini dimaksdukan bahwa negara menjalankan pertahanan dari
setiap kemungkinan ancaman atau serangan dari luar. Dalam kepentingan ini
maka negara membentuk apparatus militer untuk menjalankan fungsi pertahanan.
4. Menegakan keadilan; hal ini dilaksanakan melalui badan pengadilan.
5. Keseluruhan fungsi negara ini dijalankan oleh pemerintah yang dibentuk untuk
mencapai tujuan tujuan bersama.

KEDAULATAN NEGARA
Pengertian kedaulatan tersebut dalam sejarah ilmu politik
pertama kali dilontarkan oleh Bodin (1530-1596) dalam bukunya
Six Lives de la Republique. Dalam teorinya Bodin menyatakan
bahwa kedaulatan adalah satu hal yang esensial dalam sebuah
negara, dan bahwa pemegang kekuasaan yang sah dalam negara
sajalah raja. Kekuasaan raja hanya bisa di batasi oleh hukum
Tuhan dan hukum alam.
Negara merupakan lembaga yang secara definitif memastikan
aturan aturan kelakuan dalam wilayahnya, terungkap dalam
istilah kedaulatan. (Frans Magnis Suseno, Etika Politik; Prinsip
Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2001)

Suatu negara yang berdaulat biasanya ditandai dengan kemampuan untuk


mengurus kepentingan dalam negeri dan luar negerinya sendiri dengan tidak
bergantung kepada negara lain. Kedaulatan negara juga dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk menjalankan apa yang disebut sebagai otoritas tertinggi dalam
batas batas wilayah negaranya. (John T Rourke, International Politics on the
World Stage, The Dushkin Publishing Group, Inc, Connecticut, 1989)
Kedaulatan menyangkut gagasan tentang persamaan kedudukan hukum diantara
deretan bangsa bangsa di dunia. Kedaulatan bisa dibagi dua, yakni kedaulatan
internal (internal sovereignty) dan kedaulatan eksternal (external sovereignty).
1. Kedaulatan internal adalah satu kemampuan untuk mengatur organisasi negara,
pembentukan hukum, susunan peradilan, dan sistem pemerintahan yang sesuai
dengan kehendak dan keinsyafan sendiri, tanpa keharusan adanya persetujuan
dan ijin negara lain. Kekuasaan ini bersifat mengikat kepada semua penduduk
dan segala bentuk asosiasi mereka di wilayah yuridiksi negara bersangkutan.
2. kedaulatan eksternal (external sovereignty) berarti bahwa tidak ada pihak dari
luar negara yang berhak untuk mengatur sesuatu dalam wilayah negara itu.

Kedaulatan keluar dapat diungkapkan dalam dua patokan;


dalam patokan kekebalan dan dalam patokan kesamaan
kesanggupan semua negara untuk menciptakan hukumnya
sendiri dan untuk bertindak. Patokan kedua mengatakan
bahwa semua negara memiliki hak yang sama untuk
menetapkan undang undang dalam wilayah mereka dan
untuk bertindak atas nama negaranya sendiri berhadapan
dengan negara luar. Sedangkan patokan kekebalan (principle
of impermeability) menyatakan bahwa sebuah negara tidak
boleh dimasuki dalam bentuk apapun oleh negara lain.
Kedaulatan negara ini menuntut adanya loyalitas mutlak dari
warganegaranya.

Negara Kesatuan (Unitarian State)


Negara Federal
Negara Protektorat
Negara Persemakmuran (Commonwealth State)
Negara Dominion

Bentuk Negara

Anda mungkin juga menyukai