Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN KEMITRAAN

ANTARA TENAGA KERJA


KELOMPOK 3
AHMAD HAFI
FITRIA KHAIRUNNISA
NUR LIANA

DEFINISI KOLABORASI
Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering
digunakan untuk menggambarkan suatu hubungan kerja
sama yang dilakukan pihak tertentu.
Partnership kolaborasi merupakan usaha yang baik
sebab mereka menghasilkan outcome yang lebih baik
bagi pasien dalam mencapai upaya penyembuhan dan
memperbaiki kualitas hidup.

HUBUNGAN PERAWAT-PASIEN
Hubungan antara perawat dan pasien merupakan
hubungan yang berlandaskan atas asas kepercayaan
dari pasien terhadap perawat yang dikenal dengan
istilah transaksi terapeutik.

Beberapa pakar dalam hokum kesehatan(teori Solis, teori Szasz dan


Hollender), mengemukakan tiga hubungan tenaga kesehatan dan pasien,
yaitu :

Activity-Passivity Relation (Pola hubungan aktif-pasif)


Secara social, hubungan ini bukanlah hubungan yang sempurna karena
hubungan ini berdasarkan atas kegiatan seseorang (perawat) terhadap
orangl lain (pasien) sedemikian rupa sehingga pasien itu tidak dapat
melakukan fungsi dan peran secara aktif.
Guidance-Cooperation Relation (Pola hubungan membimbing dan
bekerja sama)
Pola dasar ini dtemuka pada sebagian hubungan pasien dengan perawat
yaitu pada keadaan penyakit pasien yang tidak terlalu berat.

Mutual Participation Relation (Pola hubungan saling berperan serta).


Secara filosofis, pola ini berdasarkan pada pendapat bahwa semua
manusia memiliki hak dan martabat yang sama. Hubungan ini lebih
berdasar pada struktur social yang demokratis.
Secara psikologis, pola hubungan berperan serta saling bergantungan
berlandaskan proses identifikasi atau pengenalan yang amat kompleks.

HUBUNGAN PERAWAT-DOKTER
. Hubungan antara perawat dan dokter penting dalam meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan. Hubungan professional antara
perawat dan dokter yang sesuai dengan kewenangan profesi masingmasing, akan bermanfaat juga dalam proses tindakan medis dan
mengantisipasi terjadinya kekeliruan selama menjalankan proses
tersebut.

KONSEP KOLABORASI
Pola pertama merupakan model hirarkis, menekankan komunikasi
satu arah, kontak terbatas antara pasien dan dokter, dan dokter
merupakan tokoh yang dominan.
Pola kedua merupakan model praktik kolaborasi yang menekankan
komunikasi dua arah, tapi tetap menempatkan dokter pada posisi
utama dan membatasi hubungan antara dokter dan pasien.
Pola ketiga agak merubah pola tersebut. Pola ini lebih berpusat
pada pasien, dan emua pemberi pelayanan harus saling bekerja
sama, juga dengan pasien.

Dari penjabaran sifat kolaborasi dapat disimpulkan bahwa kolaborai


dapat dianalisis melalui empat buah indikator :
1.

Kontrol-Kekuasaan

. Berbagi kekuasaan atau control kekuasaan bersama dapat dibina


apabila baik dokter maupun perawat terdapat kesempatan sama untuk
mendiskusikan pasien tertentu Beberapa peneliti telah mengembangkan
instrument penelitian untuk mengukur kontrol-kekuasaan pada
interaksi perawat-dokter.
2.

Lingkup Praktik

. Lingkungan praktik menunjukkan kegiatan dan tanggung jawab masigmasing pihak. Meskipun perawat dan dokter memiliki bidang praktik
yang terpisah sesuai dengan peraturan praktik perawat dan dokter,
tapi ada tugas-tugas tertentu yang dibina bersama.

3.

Kepentingan Bersama

. Para teoris ini menjabarkan kepentingan bersama secara operasional


menggunakan istilah tingkat ketegasan masing-masing (usaha untuk
memuaskan sendiri) dan faktor kerja sama (usaha untuk memuaskan
kepentingan pihak lain).
4.

Tujuan Bersama

. Tujuan manajemen penyembuhan sifatnya lebih terorientasi kepada


pasien dan dapat membantu menentukan bidang tanggung jawab yang
erat kaitannya dengan prognosis pasien. Ada tujuan yang sepenuhnya
menjadi tenggung jawab perawat, ada yang dianggap sebagai
tanggung jawab sepenuhnya dari dokter , ada pula tujuan yang
merupakan tanggung jawab bersama antara dokter dan perawat.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai