Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS

Hiv/aids DENGAN tbc paru

Bunga Syifa Fauzia Yusuf

PEMBIMBING
dr. Aprilia Maya Putri S.
Identitas Pasien
Nama : Tn. F
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Sukapura,Jakarta Utara
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status pernikahan : Belum menikah
Pendidikan terakhir : SMK
Anamnesis
Keluhan utama
Batuk berdahak terus-menerus dan tidak
kunjung sembuh sejak 2 bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan
batuk berdahak terus-menerus dan tidak
sembuh-sembuh meskipun sudah berobat sejak
2 bulan yang lalu, dahak berwarna kuning dan
terkadang sampai merasa sesak saat batuk.
Keluhan disertai demam hilang timbul dan
berkeringat saat malam hari. Terkadang juga
disertai dengan mual dan muntah. Pasien juga
mengeluh sering sariawan. Nyeri menelan (-).
Pasien merasa lemas, pusing, nafsu makan berkurang
dan merasa berat badannya semakin hari semakin
menurun (pasien mengaku BB biasanya 58 kg,
dan BB saat ini 47 kg). Buang air besar dan buang
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit asma, jantung, hipertensi,
gastritis dan DM disangkal. Riwayat sakit
paru disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang
mengalami keluhan yang sama. Riwayat DM,
hipertensi, peny.jantung, TB Paru, asma,
serta alergi dalam keluarga disangkal.
Riwayat Sosial
Riwayat berganti-ganti pasangan seksual
(+). Riwayat penggunaan narkoba jarum
suntik bersama (+).
Riwayat minum alkohol (-) . Riwayat
konsumsi rokok (+) 1 bungkus/hari.
Riwayat pengobatan
Pasien sudah beberapa kali datang ke
puskesmas untuk berobat batuk dan demam,
tetapi tidak ada perbaikan.
Riwayat terapi TB Paru (-) . Riwayat terapi ARV
sebelumnya (-) .
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Berat badan: 47 Kg
Tinggi badan : 165 cm
IMT : 17.27

Tanda vital
Tekanan darah: 110/80mmHg

Nadi : 92x/menit
Respiras i : 24x/menit
Suhu : 37.8 C
Status Generalis

Kulit
Hidung
Thorax
Abdomen
Pemeriksaan Penunjang
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL

Hemoglobin P : 14-18 gr/dL


10.2
W : 12-16 gr/dL
Leukosit 3.9 5.0-11.0x 103 mm3
Trombosit 292 150-450x103/mm3
Hematokrit 31 35-55%
Eritrosit P : 4.6 6.5 jt/mm3
3.28
W : 3.5-5.5 jt/mm3
GDS 140 <140 Mg/dl
Ureum 27 <41.0 Mg/dl
Creatinin 1,0 <1.1 Mg/dl
SGOT 51 P:37 W:31
SGPT 39 P:42 W:32
IMUNOSEROLOGI
Hasil Nilai normal
Tes HIV

Hasil R1 Reaktif Non reaktif

Hasil R2 Reaktif Non reaktif

Hasil R3 Reaktif Non reaktif


Kesimpulan hasil tes
Reaktif Non reaktif
HIV
MIKROBIOLOGI
Hasil Nilai normal
Sediaan BTA
(Spesimen dahak)

A (sewaktu) Negatif Negatif

B (pagi) Negatif Negatif

C (sewaktu) - Negatif
Pemeriksaan Radiologi (Foto Ro Thorax
PA)
Jantung tidak membesar, CTR
<50 %
Aorta dan mediastinum
superior tidak melebar
Trakhea di garis tengah
Hilus tampak menebal
Tampak bercak infiltrat di
apeks paru kanan

Kesan : TB Paru
Daftar Masalah
1. HIV/AIDS stadium 3
2. TB paru
Assessment : TB Paru
S : Tn. F, 28 tahun, mengeluh batuk berdahak
terus-menerus sejak 2 bulan yang lalu, dahak
berwarna kuning dan terkadang sesak. Demam
hilang timbul dan berkeringat saat malam hari.
Nafsu makan berkurang dan berat menurun

O : Tekanan darah : 110/80mmHg . Nadi: 92


x/menit .
Respirasi : 24x/menit. Suhu :37.8 C. Rhonki +/- di
bagian apex paru kanan. Hasil Ro.thorax PA : TB
Paru
DEFINISI
TB paru adalah penyakit infeksi pada paru-paru
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri aerobik
yang berbentuk batang, berukuran 0,5-3m,
tidak membentuk spora, dan terklasifikasikan sebagai
bakteri basil tahan asam.
DIAGNOSIS
Anamnesis
Batuk lebih dari 2 minggu(kering-purulen-darah)
Sesak nafas
Keringat malam
Berat badan menurun
Nafsu makan berkurang
Demam
Cepat lelah
Malaise
Nyeri dada
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
Peningkatan suhu tubuh (>37,5oC)
Konjungtiva pucat (anemis)
Pembesaran kelenjar getah bening
(regio leher)
Clubbing finger
Malnutrisi (IMT)
Auskultasi paru (tidak khas, bisa normal
atau pun rhonki basah (cracles/rales))
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium darah
Anemia, leukositosis, hiponatremia
Radiologi
Rontgen toraks : gambaran infiltrat
di hilus, paratrakeal, apikal lobus superior/
apikal lobus inferior.
Kultur
Sputum (s,p,s) / bronkoskopi fiberoptik
Darah
Tes matoux/tuberkulin
Alur diagnosis
Pengobatan OAT pada TB-
HIV
Pada dasarnya pengobatannya sama dengan pengobatan TB tanpa HIV/AIDS

Prinsip pengobatannya adalah menggunakan kombinasi beberapa jenis obat


dalam jumlah cukup dan dosis serta jangka waktu yang tepat

Pemberian tiasetazon pada HIV/AIDS sangat berbahaya

Injeksi streptomisin hanya boleh diberikan jika tersedia alat suntik sekali
pakai yang steril
Desentisasi obat (INH, rifampisin) tidak boleh dilakukan

Pada pasien HIV/AIDS terdapat kolerasi antara imunosupresi yang berat


dengan derajat penyerapan
Dosis untuk paduan OAT KDT untuk
Kategori 1
\\
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAA
N
Fase Fase
Intensif Lanjutan
Durasi pengobatan Durasi pengobatan
selama 2 bulan selama 4 bulan
anya masa
Obat pengobatan
yang diberikan: pada penderita
Obat TB paru men
yang diberikan:
uatu masalah dan tantangan bagi tenaga medis, per
-Isoniazid DOTS atau
-Isoniazid
danya suatu upaya agar penderita tidak sampai putu
-Rifampisin -Rifampisin
at yang pengawas
bisa berakibat
-Pirazinamid
minum
resistennya obat
kuman TB terhad
ntibiotik yang diberikan dan lebih memperlama mas
-Etambutol / streptomisin
pengobatan penderita sendiri.
Assessment : HIV/AIDS
S : Tn. F, 28 tahun, mengeluh batuk berdahak
terus-menerus dan demam yang tidak sembuh-
sembuh meskipun sudah berobat ke Puskesmas
sejak 2 bulan yang lalu. Sering sariawan. Merasa
lemas, pusing, nafsu makan menurun. Berat badan
menurun >10% (BB biasanya 58 kg, BB saat ini 47
kg).
Riwayat berganti-ganti pasangan seksual (+) dan
penggunaan narkoba jarum suntik bersama (+).

O : Tekanan darah: 110/80mmHg . Nadi : 92


x/menit .
Respirasi : 24x/menit . Suhu :37.8 C. Pemeriksaan
HIV (Human Immunodeficiency
Virus):
Retrovirus yang menyerang sel-sel imun
(makrofag & limfosit T) sehingga
menurunkan
imunitas tubuh dan menyebabkan
penyakit AIDS.
AIDS (Acquired Immuno
Deficiency Syndrome):
Suatu sindrom / kumpulan gejala akibat
infeksi HIV
dan ditandai oleh imunosupresi berat
yang
menimbulkan infeksi oportunistik,
neoplasma sekunder,
dan manifestasi neurologis.
Faktor resiko
Gejala dan Tanda Klinis yang Patut Diduga Infeksi
HIV
Keadaan Umum
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium
Darah:

Panduan nasional : strategi 3 dan selalu

didahului dengan konseling pra tes.


Ketiga tes tersebut dapat menggunakan
reagen tes cepat/dengan ELISA.
Perhitungan sel T limfosit CD4+,

menentukan stadium penyakit infeksi HIV


.
Stadium Klinis Infeksi HIV
Penatalaksanaan
Anjuran Pemilihan Obat ARV Lini Pertama
Suatu kombinasi obat yang digunakan
pasien yang belum pernah mendapat ARV
sebelumnya. Umumnya panduan lini
pertama terdiri dari dua NRTI dan satu
NNRTI.
Ada 4 panduan untuk lini pertama:
AZT-3TC-NVP [Zidovudine-Lamivudine
Nevirapine]
AZT-3TC-EVF [Zidovudine-Lamivudine
Efavirenz]
TDF-3TC(atau FTC)- [Tenofovir-Lamivudine (atau
NVP Emtricitabine) Nevirapine]
TDF-3TC(atau FTC)- [Tenofovir-Lamivudine (atau
Terapi ARV untuk Pasien Ko-Infeksi
TB/HIV
CD4 Paduan yang dianjurkan Keterangan
Berapapun Mulai terapi TB. Mulai terapi ARV
jumlah CD4 Gunakan paduan yang segera setelah terapi
mengandung EFV TB dapat ditoleransi
(AZT atau TDF) + 3TC + EFV (antara 2 minggu-8
Setelah OAT selesai maka bila minggu)
perlu EFV diganti dengan NVP
CD4 tidak Mulai terapi TB Mulai terapi ARV
mungkin segera setelah terapi
diperiksa TB dapat ditoleransi
(antara 2 minggu-8
minggu)

Pada kasus diberikan terapi :


TDF (300 mg) 1x1
EFV (600 mg) 1x1
3TC (150 mg) 2x1
Profilaksis kotrimoksasol 1x960mg

Anda mungkin juga menyukai