Anda di halaman 1dari 65

#Arist Merdeka Sirait

#Arist
Tempat/Tgl. Lahir Merdeka
: Pematang Sirait
Siantar, 17 Agustus 1960
Tempat/Tgl.
Tempat Lahir
Tinggal : :Jl.
Pematang
JatijajarSiantar, 17 Agustus
II No. 70 1960
Cimanggis,
Tempat Tinggal : Jl. Jatijajar II No. 70 Cimanggis,
RT. 02 RW. 09. Kelurahan, Jatijajar,
RT. 02 RW. 09. Kelurahan, Jatijajar,
Kecamatan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat.
Kecamatan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat.
Pekerjaan
Pekerjaan : :Komisi
Komisi Nasional Perlindungan
Nasional Perlindungan Anak.
Anak.
Jabatan
Jabatan : :Ketua
KetuaUmum
Umum
Pendidikan
Pendidikan : :Sarjana
Sarjana Hukum
Hukum
Pengalaman Organisasi

Sekretaris Eksekutif Yayasan Saluran
Informasi Sosial dan Bimbingan Hukum
(SISBIKUM)- Jakarta.
Pendiri Yayasan KOMPAK Indonesia di
Jakarta.

Badan Pendiri Yayasan MAHARDHIKA di


Medan
Dewan Presidium NGO Coaition for
Convention on the Rights of The Children
(CRC

Anggota Majelis Nasional Perhimpunan


Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia
(PBHI).
National Coordinator Global March Against Child
Labour (GLOBAL MARCH)

Pendiri Children in Need Special Ptotection (CNSP)


Center Indonesia.

Direktur Eksekutif Komisi Nasional Perlindungan Anak.

Staff Pelayanan Masyarakat Kota (PMK) HKBP Distrik VIII


Jawa Kalimantan.

Anggota Pendiri Forum Buruh Jabodetabek (FBJ).

Pendiri Gabungan Serikat Buruh Independen (GSBI)

Pendiri Teater Buruh Indonesia (TBI) di Jakarta;


Anggota Jaringan Kerja Buruh Anak di Asia
Anggota Majelis Nasional Perhimpunan
Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (PBHI).
Anggota Pendiri Komisi Nasional Perlindungan
Anak
(KOMNAS ANAK)
Sekretaris Jenderal Komisi Nasional
Perlindungan Anak.
Penggagas dan Pencetus Lahirnya Kongres
Anak Indonesia (KAI).
Ketua Dewan Pengurus Nasional
Himpunan BATAK TIONGHOA
(BATIN) Indonesia, Bidang HAM dan
Perlindungan Anak.
Dewan Pembina Forum Komunikasi Untuk
Kesejahteraan Masyarakat
Tobasa (FKKMT) Porsea,
Toba Samosir..
PENGALAMAN NASIONAL
DAN INTERNATIONAL

Dewan Juri Nasional Lomba Penulisan Artikel Issu Anak,


Kerjasama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) UNICEF, Jakarta
2011
Dewan Juri Nasional Lomba Kesadaran Hukum Tingkat
Nasional --BPHN-RI, 2012 di Jakarta.
Dewan Juri Nasional Lomba Kesadaran Hukum Tingkat SLTA-
BPHN, di Jakarta 2013.
Tim Seleksi Nasional untuk Pemberian Bantuan
Yayasan/Lembaga Bantuan Hukum untuk anak berhadapan
dengan Hukum, Program KEMENHUKAM, Jakarta 2013.
Dewan Juri Nasional Lomba Kebudayaan, Kemendikbud,
Jakarta 2014.
Tim Panel Bahaya Pornografi, Kekerasan Terhadap anak dan
Penggunaan Internet, Kemenmimfo RI No. 290/2015
Tim Perumus Analisis Sistim Peradilan Tindak Pidana Anak,
BPHN, Jakarta 2014
Narasumber di berbagai pertemuan Nasional, Media Cetak dan
Elektronik.
Alternative Labour Disputue Resolution Course, West Virginia
University,--- USA, 1995
International Conference on Child Labour ----- Pakistan, 1992
Community Organizing Action Training ---- Korea Selatan, 1985
Child Exploitation Sexual Commercial International Congress, Oslo,
Swedia, 1996.
Child Labour International Conference ---Roma, Italya, 1996
International Labour Movement Consultation ----Jerman, 1995.
International NGO Conference on ASEM Pararel Meeting --- Pirsburg,
South Africa, 2001
Clean Clothes Campaign International Meeting, Amsterdam, 1998
International NGO Meeting ASEM Paralel Meeting ----London, 1999
International Meeting for Woman Movement -----India, 2001.
Fasilitator Pendampingan Anak Yang Membutuhkan Perlindungan
Khusus di Jakarta, Jakarta 2002.
International Child Labour Conference ----Bangkok, 2002.
International Trade Union Meeting ----London, 2003.
Sport Shoes International Campaign ----Perancis, 2004
PENGHARGAAN :
Penghargaan Yayasan ELHAM untuk
Kategori Pejuang Hak Asasi Manusia
2008

Penghargaan SOEGENG SOERIADI


SYNDICATE on GOOD GOVERNANCE
Kategori Gerakan Masyarakat
Sipil 2009

Penghargaan ELSHINTA untuk


acara Talks and News 2010

Penghargaan SEPUTAR INDONESIA


Untuk Kategori Pejuang Publik
2013
Soldiering on Childrens
Rights
The Jakarta Post June 23-2006

TANGAN-TANGAN PEDULI MASA


DEPAN ANAK INDONESIA,
Majalah BNN 2007

BAPAK ANAK-ANAK
Majalah Esquire 2014

Buku Saku
MENJAGA dan Melindungi
ANAK
Edisi 2011
MEMUTUS
MATA RANTAI
KEKERASAN
TERHADAP ANAK
# ARIST MERDEKA SIRAIT
Komisi Nasional Perlindungan Anak
Profil Singkat
KOMISI NASIONAL PERLINDUNGAN ANAK
Komisi Nasional Perlindungan Anak adalah lembaga
perlindungan anak independen yang memfokuskan
diri sebagai lembaga promosi, pemenuhan dan
perlindungan anak di Indonesia.

Komisi Nasional Perlindungan Anak adalah


lembaga perlindungan Anak yng didirikan tahun
1998 atas inisiasi pemerintah (Kementerian
Sosial dan dukungan Badan Dunia Untuk
Anak--UNICEF ) dengan melibatkan lintas
kementerian dan lembaga dengan status
organisasi pemerintah non-struktural.
VISI

Terwujudnya kondisi
perlindungan anak yang
optimum dalam mewujudkan
anak yang handal,
berkualitas dan berwawasan
menuju masyarakat yang
sejahtera dan mandiri.
MISI
1.Melindungi anak dari setiap orang dan/atau lembaga yang
melanggar hak anak, serta mengupayakan pemberdayaan
keluarga dan masyarakat agar mampu mencegah terjadinya
pelanggaran hak anak.

2.Mewujudkan tatanan kehidupan yang mampu memajukan dan


melindungi anak dan hak-haknya serta mencegah pelanggaran
terhadap anak sendiri.

3.Meningkatkanupaya perlindungan anak melalui peningkatan


kesadaran, pengetahuan dan kemampuan masyarakat serta
meningkatkan kualitas lingkungan yang memberi peluang,
dukungan dan kebebasan terhadap mekanisme perlindungan
anak.
Tugas POKOK
a) Pencegahan, yaitu menyelenggarakan
berbagai upaya preventif, Deteksi Dini
dan nintervensi krisis untuk mencegah
agar tidak terjadi, tidak berulang dan
tidak meluasnya pelanggran terhadap
hak-hak anak, baik yang disebabkan
oleh perlakuan salah, penelantaran dan
eksploitasi maupun gangguan lainnya
yang dilakukan terhadap anak sehngga
pada gilirannya anak dapat tumbuh
kembang secara wajar.

a) Rehabilitatif, yaitu menyelenggarakan


berbagai upaya penyembuhan dan
pemulihan, baik melalui proses rujukan
kepada lembaga/institusi yang
a) Pengembangan, yaitu menyelenggarakan
berbagai upaya pemberdayaan dan
peningkatan kemampuan anak, keluarga
dan lingkungannya, agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri dan mampu
berperan aktif dalam melaksanakan fungsi
sosialnya dalam kehidupan sehari-hari.

Penunjang, yaitu menyelenggarakan berbagai


upaya suportif (upaya yang kondusif) bagi
kelancaran pelaksanaan perlindungan terhadap
hak-hak anak di Indonesia baik melalui upaya
penyempurnaan legislasi, pemantapan kualitas
kelembagaan dalam masyarakat, peningkatan
kesadran, kepedulian dan peran aktif semua pihak
yang terkait, maupun melalui penyelenggaraan
instalasi pendukung.
1. Melakukan pengumpulan data, informasi
dan investigasi terhadap pelanggaran hak
anak.

2. Melakukan kajian hukum dan kebijakan


regional dan nasional yang tidak memihak
pada kepentingan terbaik anak.

3. Memberikan penilaian dan pendapat kepada


pemerintah dalam rangka mengintegrasikan
hak-hak anak dalam setiap kebjijakan.

4. Memberikan pendapat dan laporan


independen tentang hukum dan kebijakan
berkaitan dengan anak.
SIAPA ITU ANAK ?
ANAK : adalah seseorang yang berusia
di bawah 18 (delapan belas tahun)
termasuk yang masih dalam
kandungan (CRC dan UU No.
23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak)

HAK ANAK: adalah bagian dari


hak asasi manusia yang
wajib dijamin, dilindungi,
dan dipenuhi oleh orang
tua, keluarga,
masyarakat, pemerintah,
dan negara.
MENGAPA ANAK PERLU
dilINDUNGi DARI KEKERASAN
1. Anak adalah Titipan dan Anugerah Tuhan

2 ANAK MEMPUNYAI HAK HIDUP

3. Anak adalah Dambaan Keluarga.

4. Anak Adalah Keberlangsungan Negara dan Penerus Bangsa.

5. Anak Rentan terhadap Segala bentuk Eksploitasi, kekerasan,


diskriminasi, dan Penelantaran.

6. Anak sebagai sosok yang lemah dan merupakan kelompok paling


rentan dalam situasi apun dalam keluarga, masyarakat dan negara.

7. Anak sebagai individu yang tidak mampu membela dan


melindungi dirinya sendiri.
Indonesia Darurat kekerasan
Sejak 4 tahun (2010-2014),
KOMNAS Perlindungan Anak
telah melaporkan bahwa
INDONESIA telah berada
dalam status DARURAT
KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP
ANAK.

Kondisi kedaruratan itu dikuatkan


dengan Fakta dan data pengaduan
kekerasan terhadap anak yang
diterima KOMNAS Perlindungan
Anak menunjukkan jumlah
PENGADUAN pelanggaran hak anak
terus meluas dan meningkat.
Data yang dikumpulkan dan dianalis
Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN)
Komnas Anak mencatat :

21.689.797 kasus pelanggaran


Hak Anak yang tersebar di 34 provinsi,
dan di 179 Kabupaten Kota.

58 % dari pelanggaran hak


anak tersebut merupakan Kejahatan

seksual , selebihnya 42 % adalah


kasus kekerasan fisik, penelantaran,
penculikan, eksploitasi ekonomi,
perdagangan anak (child trafficking) untuk
tujuan eksploitasi seksual komersial serta
kasus-kasus perebutan anak.

Data ini bersumber dari laporan masyarakat melalui pelayanan


pengaduan langsung (hotline service), pemberitaan media massa serta
dan pengelolaan data dan informasi yang dikumpulkan oleh Lembaga
Perlindungan Anak (LPA) di 34 provinsi.
DATA Kejahatan Seksual Terhadap Anak
Dilaporkan Ke Komnas Anak :
Tahun 2010 : 2.046 Kasus
: 859 Kasus (42%) Kejahatan Seksual
T ahun 2011 : 2.426 Kasus
: 1.407 kasus (58%) Kejahatan Seksual
Tahun 2012 : 2.637 Kasus
: 1.634 kasus (62%) Kejahatan Seksual
Tahun 2013 : 3.339 Kasus
: 2.070 kasus (52%) Kejahatan Seksual
Tahun 2014 : 3.726 kasus (47%) Kejahatan Seksual
Tahun 2015 : 1.725 Kasus (Jan-Juni) 51 % Kejahatan Seks
237 Kasus : Pelaku nya Anak dibawah 14 tahun
82 % korban berasal dari keluarga menengah bawah
10 dari Kejahatan Seksual, adalah 6 INCEST
Predator KEKERASAN Terhadap Anak
LINGKUNGAN RUMAH (Ayah/Bapa
kandung/tiri, Abang/kakak, paman,
Tukang kebun, Sopir Jemputan dan
Kerabat Dekat Keluarga).

LINGKUNGAN SEKOLAH (Guru


Reguler, Guru Spiritual, Penjaga
Sekolah, Keamanan Sekolah,
penjaga sekolah, Tukang Kebun
dan pengelolah sekolah)

LINGKUNGAN SOSIAL/RUANG PUBLIK


(Tetangga, Pedagang Keliling,
Teman sebaya)

LINGKUNGAN PANTI/BOARDING
SCHOOL (Pengelolah panti, pengasuh,
sesama anak asuhan Panti)
Sebaran
Kejahatan Seksual
Sebaran Kasus Kejahatan
Seksual terhadap anak masif
(terjadi di desa dan kota),

Lingkungan terdekat anak,


Rumah, Sekolah, dan Lingkungan
Sosial Anak Seperti Panti Asuhan
maupun Sekolah
Berasrama/Boarding School
merupakan PERSEMAIAN
Kekerasan.
Penegakan Hukum
Penegakan hukum terhadap kejahatan seksual terhadap anak
belum menunjukkan keberpihakan terhadap anak sebagai
korban. Aparat penegak hukum masih mengunakan kaca mata
kuda dalam menangani perkara kejahatan dan kekerasan
seksual terhadap anak. Putusan Hakim dalam perkara kejahatan
seksual masih belum mencerminkan rasa keadilan bagi korban.
Fakta menunjukkan bahwa masih banyak hakim
memutuskan BEBAS bagi para pelaku kejahatan
seksual terhadap yang dilakukan orang dewasa,
seperti apa yang terjadi di Pengadilan Labuhan Batu,
Pengadilan Negeri Medan , Lampung dan Pengadilan
Negeri Tapanuli Utara,dengan alasan tidak cukup
bukti, sementara UU RI. No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak mensyaratkan hukuman bagi
pelaku kejahatan seksual minimal 3 tahun dan
maksimal 15 tahun. Namun justru masih banyak
hakim memutuskan perkara tidak maksimal dan tidak
berkeadilan bagi korban.
penyebab Kejahatan
seksual
1. Merajalelanya pengaruh tontonan pornogarfi dan
porno-aksi yang mudah diakses masyarakat.
2. Pornografi dan porno aksi telah menjadi adiksi dan
penyakit yang harus disembuhkan bagi
pelanggannya.
3. Runtuhnya ketahanan keluarga atas nilai-nilai
agama,sosial, etika moral serta degradasi nilai
solidaritas antar sesama,
4. Pengaruh gaya hidup yang tidak diimbangi dengan
kemampuan ekonomi.
5. Budaya PeRmisif
6. Budaya meniru
7. Sikap Feodal ....
DEFINISI KEKERASAN
Segala bentuk perbuatan
atau tindakan terhadap
anak yang berakibat
timbulnya kesengsaraan
atau penderitaan secara
fisik,seksual,
psikis/mental/emosi, dan
penelantaran termasuk
pemaksaan dan
merendahkan martabat
Bentuk KEKERASAN
Yang Terjadi di Sekitar Kita

KASUS KEKERASAN SEKSUAL


Waktu: Agustus 2013
Lokus : Bekasi, Jawa Barat
Korban: RI (11), meninggal dunia
Akibat vagina rusak;
Pelaku : Orangtua Kandung
ANGELINE (8) BALI
KASUS KEKERASAN

Waktu: Mei 2015


Lokus : Denpasar, Bali
Modus: Ditelantarkan,
dianiaya, dibunuh,
dikubur tidak layak.

Korban: Angeline (8)


Pelaku: Margriet C.
Megawe (Ibu Angkat,..
(Asisten Rumah
Tangga);

Posisi Kasus: P21


Kekerasan
FISIK

KASUS KEKERASAN FISIK


Waktu: MEI 2011
Lokus : Malang, Jawa Timur
Korban: IF (3), meninggal dunia
Akibat luka bakar
Pelaku : Orangtua Kandung
KEKERASAN Seksual dan FISIK

KASUS KEKERASAN Fisik


Waktu: Juli2013
Lokus : Purwokerti, Jateng
Modus: Fenis di gunting
Korban: Andhika S ( 8)
Pembantaian Ibu dan Anak

KASUS KEKERASAN
Waktu: Agustus 2015
Lokus : Teluk Bintuni, Papua Barat
Modus: Dibunuh dengan sajam
Korban: Cicilia (6); Andika (3)
Kejahatan SEKSUAL
DANI (8) Korban Penelantaran

KASUS PENELANTARAN
Waktu: Mei 2015
Lokus : Cibubur, Jakarta
Modus: Ditelantarkan
Korban: Dani (8), DI (4), A (5), CK (10) dan LA (10)
Pelaku: UP dan NS(Orangtua Kandung)
Kekerasan FISIK

Korban : Fery (5 bln)


Peristiwa : Juni 2012
Pelaku : Ibu Kandung
Lokus : Koja, Jakarta Utara
Modus : Kedua tangan dan
kakinya di patahkan
Ratusan Anak Korban Sodomi

S AN
E RA
K EK
SUS UAL 4 bar
KA EKS i 201 i , Ja
S Me u m
tu : k ab i
ak S u om
W us : so d ak
k i n
Lo us: D 114 a
d
Mo rban :
Koo
Anak
Korban
HIV/AIDS
Yang
Tertular dari
Ibunya
MUTILASI ANAK

KASUS KEKERASAN
Waktu: Agustus 2014
Lokus : Kab. Siak, Riau

Modus: Dimutilasi
Kemudian dagingnya di jual
Korban : 10 orang anak
Usia dibawah 8 tahun
Penelantaran Anak
KASUS KEKERASAN
SEKSUAL
Waktu: Juni 2014
Lokus : Jakarta
Modus: Dilecehkan, Disodomi
Korban : 4 orang
PENYEKAPAN ANAK
Anak Korban Kekerasan FISIK

KASUS KEKERASAN FISIK


Waktu: Maret 2014
Lokus : Jakarta
Modus: Disiksa, Dieksploitasi
Korban: Iqbal Saputra (3,5)
Pelaku: Wawan (Pacar Ibu);
PENELANTARAN ANAK
KEKERaSAN FISIK
KEKERASAN
fisik
DAMPAK KEKERASAN
TERHADAP ANAK
LANGSUNG (jangka pendek):
FISIK : mengakibatkan luka, patah
tulang, terbakar, infeksi, meninggal
dll
PSIKIS : takut, cemas, sulit makan,
gangguan tidur.

TIDAK LANGSUNG (Jangka panjang ):


PERTUMBUHAN : menjadi terhambat,
kurang gizi (anoreksia, ansietas,
depresi), hamil, infeksi kronis, cacat
dll
PERKEMBANGAN : terganggu emosi,
kognitif , moral.
Prestasi akademik rendah, tidak
kreatif, tidak produktif.
Gangguan perilaku : cemas, depresif,
tidak percaya diri, merasa bersalah,
agresif, psikopat, DAN Menjadi calon
pelaku kekerasan, kriminal.
KEJAHATAN SEKSUAL
Pengertian umum Kejahatan
Seksual adalah setiap perbuatan yang berupa
pemaksaan hubungan seksual, dengan cara tidak wajar
dan/atau tidak disukai, pemaksaan hubungan seksual
dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan
tertentu (Penjelasan Pasal 8, UUPKDRT).

Kekerasan Seksual Terhadap


Anak :
Melibatkan seorang anak dalam kegiatan seksual yang dia
sendiri belum sepenuhnya paham, tidak pernah diberi
pemberitahuan sebelumnya, atau secara perkembangannya
belum siap.
Dapat berupa kontak langsung (berhubungan
4 Penyebab utama terjadinya
kekerasan terhadap anak
Ada anak yang
berpotensi menjadi
korban
Ada anak / orang
dewasa yang
berpotensi menjadi
pelaku kekerasan
Ada peluang, karena
kurang pengawasan
Ada pencetus dari anak
atau pelaku
Anak berpotensi menjadi
KORBAN
1. ....nakal, bandel, tidak bisa diam, tidak menurut,
cengeng, pemalas, penakut, anak jalanan.. dll Biasanya
anak dalam ciri2 seperti ini sangat rentan kekerasan Fisik
+ Psikis (karena : anak hiperaktif, ADHD, mental
retardasi, ketidak tahuan orangtua, guru dll)
2. ....baju ketat, mini, payudara membesar, bermain di
rumah tetangga tidak ada anak kecil , mandi sendiri, tidur
sendiri, kamar mandi bersama, kamar tidur bersama,
terbuka , ... dll
Anak dalam ciri seperti ini sangat rentan
kekerasan Seksual (karena : ketidak tahuan anak
+ orangtua, anak pubertas dini, terpapar
pornografi , kemiskinan dll)
Anak yang berpotensi menjadi PELAKU

ANAK DENGAN KELAINAN PRILAKU :


Sering menganggu orang lain, membolos, prestasi
akademik rendah, mencuri , Sering berkelahi, merokok,
miras, NAPZA, pornografi, dan sering tawuran .

PENYEBAB :
Meniru atau mengimitasi dari: orangtua, teman, TV,
Videogame, dan Film
Korban bullying dari sesama anak
Korban kekerasan oleh orang dewasa, orangtua, guru
Tekanan kelompok :
butuh diakui kelompok
kesamaan identitas : handphone, sepatu, dll
Orang dewasa berpotensi
menjadi PELAKU
Karena Kepribadian otoriter, kaku, kasar, agresif, - tekanan :
pekerjaan, ekonomi , masalah keluarga dll
- konsep keliru : kekerasan untuk disiplin, ilmu hitam?
- ketidak tahuan : tahapan perkembangan prilaku anak,
parenting, ketidaktahuan menghargai anak. Dalam kondisi
seperti ini berpotensi menjadi pelaku kekerasan Fisik dan Psikis.

Maniak pornografi, miras, NAPZA, karena :


- pengaruh teman, pergaulan, kelainan biologis
- problem sexual dalam diri / dalam keluarga
- mudah didapat : pornografi, miras, NAPZA
Dalam kondisi ini berpotensi pelaku kekerasan
Seksual
Peluang KEKERASAN, tanpa pengawasan / perlindungan

anak hanya dgn pembantu, ayah tiri, ibu tiri, paman


tetangga tidak peduli / tidak bisa ikut campur
anak sendiri di toilet / kamar mandi , kamar tidur,
terbuka,
anak bermain dengan orang dewasa dipeluk,
dipangku , tidak ada pengawasan
anak tidak diajarkan potensi bahaya
anak di sekolah posisi tidak berdaya, tidak bisa
melawan (guru, teman lebih kuat, kakak kelas,
bullying)
anak dalam kondisi seperti berpeluang
terjadi kekerasan seksual, fisik atau psikis :
di rumah, sekolah, atau di TPA dll
Ada pencetus dari korban dan pelaku
. PENCETUS DARI ANAK :
anak rewel, aktifitas berlebihan, menganggu orang
lain, tidak menurut perintah, merusakan barang,
( Umumnya kondisi ini Mencetuskan kekerasan fisik dan
psikis)

Anak ke toilet sendiri, terbuka, posisi tidur, baju sexy, kamar


terbuka, sering dipeluk, dipangku, kondisi ini dapat
Mencetuskan kekerasan seksual

PENCETUS DARI PELAKU :


Kondisi tertekan oleh masalah pekerjaan, ekonomi,
masalah rumah tangga, kondisi ini dapat
Mencetuskan kekerasan fisik dan psikis
terangsang oleh pornografi, miras, NAPZA dan
dorongan seksual tidak tersalurkan kondisi ini dapat
Mencetuskan kekerasan seksual

CONTOH KEKERASAN SEKSUAL


Alat kelamin diraba-raba, payudara
diremas-remas, pantat dicolek, dipaksa
melakukan pornografi (mis: foto/video,
tayangan on-line) dan porno aksi (mis:
oral/anal seks).
Diperkosa, disodomi.
Dijual pada mucikari, dipaksa menjadi
pelacur, dipaksa bekerja di warung remang-
remang.
Penjualan anak.
Wisata seks
Promosi dan distribusi pornografi yang
melibatkan anak-anak.

Hal hal yang bisa memperbesar


kemungkinan terjadinya kekerasan
seksual terhadap anak di tingkat
keluarga adalah:

Pengetahuan dan keterampilan pengasuhan yang buruk


Tingkat pendidikan yang rendah
Penyalagunaan alkohol dan NAPZA
Adanya kekerasan dalam rumah tangga
Pengendalian diri rendah
Catatan kekerasan sebelumnya
Penyakit kejiwaan
Pengangguran dan kemiskinan
Jam kerja yang panjang
Stress
Isolasi sosial, misalnya berasal dari kelompok minoritas
Ketidakpedulian diantara anggota rumah tangga dan
masyarakat sekitarnya.
Dan lain - lain
Upaya Pencegahan Kejahatan
Seksual
Berikan pengertian tentang sentuhan yang harus
dihindari oleh ank-anak. Pada setiap bagian tubuh yang
pribadi, jelaskan sentuhan yang salah dan buruk.
Sentuhan yang menyenangkan dan baik adalah ciuman
pipi antara orangtua dan anak saat pamit ke sekolah
atau kalau berpergian, berpelukan dengan saudara jika
bertemu dan berpisah, dan berjabat tangan dengan
orang lain.

Memahami pertumbuhan, perkembangan dan perilaku


anak sesuai usianya.

Mengenal anak tentang kesehatan reproduksi termasuk


mengenali bagian-bagian tubuhnya serta fungsi bagian
tubuh tersebut. Bagian tubuh pribadi seperti alat
kel;amin, pantan, penis, anus, payudara dan vagina.
Ajarkan anak untuk menolak dan
mengatakan TIDAK saat menerima
sentuhan buruk dan tidak nyaman dan
mewaspadai tawaran atau iming-iming.

Membangun komunikasi terbuka dengan


anak dan menjadi pendengar yang baik.

Mintalah anak untuk tidak takut .

Memberitahu orangtua atau guru jika


terjadi kekerasan seksual kepadanya.
Apa Yang harus dilakukan Orangtua

# MEREDEFINISI FUNNGSI KELUARGA:


Keluarga sebagai benteng menjaga dan melindungi anak.
Pendidik UTAMA dalam Menanamkan nilai2 kebaikan :
Menjadi pendengar yang baik bagi anak,
Berlaku sebagai sahabat anak
Menyediakan waktu yang berkualitas untuk anak,
Mengenali pergaulan/teman-teman anak
Melakukan kegiatan bersama termasuk beribadah,
Terlibat dalam kegiatan sekolah anak,
Mengikuti pertkembangan informasi teknologi
TIPS untuk menghindari
kekerasan terhadap ANAK
# HARGAI ANAK DAN BERSIKAP ADIL :

Dengan menciptakan suasana hangat dan


penuh kasih sayang. Berilah penghargaan bila
anak melakukan perbuatan terpuji dan
beritahu kesalahannya bila melakukan
tindakan tidak baik. Dengan demikian anak
belajar menghargai orang lain, terutama
orang tuanya.
#DENGARKAN KELUHAN ANAK :
Bila anak berperilaku buruk, seperti melawan, suka
memukul atau berbohong, maka pahamilah perasaaanya
lebih dulu dan dengarkanlah penolakan serta
keluhannya.
# UNGKAPKAN DENGAN JELAS KETIDAK
SETUJUAN ANDA KETIKA ANAK TIDAK
BERPRILAKU BAIK :

Hindari ungkapan yang memojokan dan


menyalahkan anak. Ketimbang mengatakan
Ayo, cepat mandi, mama tidak suka punya
anak bau dan pemalas! Leebih baik katakan,
Yuk mandi sayang, supaya wangi dan bersih.
Setelah itu, kita jalan-jalan.

# PERINGATKAN LEBIH AWAL :

Ketika anda ingin anak anda melakukan


sesuatu, cobalah ingatkan lebih awal dan
berikan pilihan serta penjelasan. Misalnya,
Nak, sepuluh menit lagi waktunya tidur ya,
supaya besok pagi kamu tidak terlambat
bangun dan tidak mengantuk ketika sekolah .
# MENGHINDAR KETIKA MARAH
Ketika anda marah karena perilaku anak, maka
menghindarlah seketika dari anak-anak kemudian
tenangkanlah diri anda, setelah itu dialogkan dengan
anak, mengapa anda marah.

# BERUPAYAH LEBIH AKRAB :

Binalah hubungan yang lebih hangat dan akrab denan


anak, sehingga anak akan menjadi lebih terbuka pada
orang tua. Oleh karena itu jadilah contoh bagi
anak dalam menanamkan nilai-nilai moral dan
sosial yang berlaku. Karena dunia anak adalah
dunia yang penuh kegembiraan dan keceriaan,
karena itu kekerasan bukanlah cara yang tepat
untuk menghadapi anak-anak.
Langkah Strategis
Memutus Mata Rantai Kekersan Terhadap Anak

Untuk MEMUTUS Mata Rantai


Darurat Kekerasan Terhadap Anak,
Komnas Perlindungan Anak sebagai
lembaga independen dibidang promosi dan
perlindungan anak di Indonesia mengajak
peran serta/keterlibatan Masyarakat
Menentang segala bentuk eksploitasi,
penelantaran, Penganiayaan
kejahatan/Kekerasan Terhadap anak melalui
langkah Strategis :
Mendorong Pemerintah dan DPR-D di masing-
masing Kabupaten Kota dan Propinsi untuk
menginisiasi lahirnya PERDA Perlindungan
Anak..
Mendorong/MEMBANTU masing2 pemerintah
Daerah Kota/Kabupaten/Propinsi UNTUK
menetapkan Kota Layak Anak sebagai
mekanisme/sistem pembangunan berbasis
anak.
Mendorong Pemerintah daerah Pusat Menyusun RENCANA AKSI
NASIONAL Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual Terhadap
Anak (GN AKSA) yang implementatif, agresif, massif dan
berkesinambungan,
Dan Mengusulkan kepada Presiden atas dukungan DPR untuk
menetapkan HARI ANTI KEKERSAN TERHADAP ANAK.
Mendesak DPR-RI dan Pemerintah untuk menetapkan
Kekerasan Terhadap Anak merupakan KEJAHATAN LUAR
BIASA (Extra Ordinary Crime) seperti NARKOBA, KORUPSI dan
TERORIME

Mendorong REVISI terhadap pasal 81 dan 82 UU RI No. 23


tahun 2002 terntang Perlindungan Anak, untuk mengubah
hukuman 3 tahun minimal dan 15 tahun maksimal bagi para
pelaku kejahatan seksual orang dewasa menjadi minimal 20
tahun, maksimal seumur hidup ditambah dengan pemberatan
hukum KASTRASI (KEBIRI) melalui suntik Kimia dan
memberikan hukuman Sosial.

Mendorong Pemerintah segera melakukan langkah-langkah


strategis PENCEGAHAN Pelanggaran Hak Anak melalui
penguatan organisasi dan peran serta masyarakat dengan
membentuk TIM REAKSI CEPAT (TRC) Perlindungan Anak
disetiap Desa/RT dan RW dengan melibatkan Ketua Rukun
Tetangga, Kepala Desa, Karang Taruna, PKK, Posyandu, sistem
Linngkungan Masyarakat, Polisi Masyarakat (Polmas).
Mendorong Pemerintah Pusat dan Daerah untuk
melakuka penguatan Kelembagaan
Perlindungan Anak , Pembuatan Sistem
Pendataan dan Sistem Managamen
Perlindungan Anak serta membangun Sitem
Rujukan NASIONAL perlindungan anak berbasis
anak.

Mendorong peran Pemerintah, aparat penegak


hukum, masyarakat, tokoh masyrakat dan agama,
kalangan kampus/akademisi, untuk bersama-sama
memerangi PORNOGRAFI dan PORNO AKSI,
melalui gerakan Nasional DARURAT Kejahatan
PORNOGRAFI dan situs2 Pornografi Anak.
Mendorong Pemerintah pusat dan Daerah bersama
masyarakat untuk membangun Rumah Perlindungan
Sosial Anak (RPSA) untuk menampung dan
memberikan pelayanan dan perlindungan terpadu
bagi anak yang membutuhkan perlindungan
Khusus.

Meminta Kepala Kepolisian RI untuk meningkatkan


status Unit Perlindungan perempuan dan Anak (PPA)
yang tersebar dan berada di Polres dan melekat pada
Kasat Reskrim SAAT INI, menjadi setingkat Kasat reskrim
(Kasat Reskrim PPA), sedangkan tingkatan unit PPA yang
semula berada di POLRES menjadi melekat pada Kasat
reskrim di masing-masing Polsek, sehingga Polisi dalam
memberikan pelayanan terhadap kasus-kasus
pelanggaran hak anak dapat dilakukan maksimal, cepat,
dan berpihak bagi korban.
INDONESIA SATU
AKSI
MENENTANG
KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP
ANAK
INDONESIA HEBAT, INDONESIA BEBAS
DARI KEKERASAN

Anda mungkin juga menyukai