Anda di halaman 1dari 16

ASMA BRONKHIALE

DEFINISI
Menurut GINA tahun 2002

Asma adalah kelainan Inflamasi kronik saluran


nafas. Proses inflamasi ini melibatkan berbagai sel
inflamasi antara lain sel mast, eosinophil, limfosit T dan
neutrophil. Pada individu yang sensitive kelainan
inflamasi ini menyebabkan gejala-gejala yang
berhubungan dengan obtruksi saluran nafas yang
menyeluruh dengan derajat yang bervariasi, yang
sering membaik (reversible) secara spontan maupun
dengan pengobatan. Inflamasi ini juga menyebabkan
hiperreaktivitas bronkus terhadap berbagai ransangan.
Menurut PDPI (pedoman diagnosis dan
penatalaksanaan di Indonesia)

Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran


napas yang melibatkan banyak sel dan elemennya.
Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan
hiperresponsif jalan napas yang menimbulkan gejala
episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada
terasa berat dan batuk- batuk terutama malam dan
atau dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan
obstruksi jalan napas yang luas, bervariasi dan
seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa
pengobatan
FAKTOR RESIKO
INSIDENSI

Pada masa kanak-kanak, prevalensi laki-laki :


perempuan adalah 1,5:1. tetapi menjelang dewasa,
perbandingan menjadi seimbang, dan
pada saat menopause perempuan > laki-laki.
Umumnya, prevalensi asma anak lebih tinggi dari
dewasa.
Di Indonesia, prevalensi asma berkisar antara 5-7%
KLASIFIKASI
Menurut konsensus internasional (GINA), asma
diklasifikasikan berdasarkan etiologi, pola
serangan, derajat beratnya penyakit, dan
berdasarkan tingkat terkontrolnya serangan
asma.
Klasifikasi berdasarkan etiologi :

1. Asma Intrinsik
Asma yang tidak disebabkan oleh faktor
alergen/factor lingkungan, cth: krn stres.
2. Asma ektrinsik
Penyakit asma yang berhubungan dengan atopi
(alergi), suatu predisposisi genetik yang
berhubungan langsung dengan IgE sel mast dan
respon eosinofil terhadap alergen yang umum., cth :
alergi debu.
Klasifikasi berdasarkan pola waktu serangan:

1. Asma Intermiten, pada jenis ini serangan asma timbul


kadang-kadang. Diantara dua serangan, nilai APE
normal, tidak terdapat atau hanya ada hiperreaktivitas
bronkus yang ringan.

2. Asma Persisten, terdapat Variabilitas APE antara siang


dan malam hari, serangan sering terjadi, dan terdapat
hiperreaktivitas bronkus. Pada beberapa penderita asma
persisten yang berlangsung lama, faal paru tidak pernah
kembali normal meskipun diberikan pengobatan
kortikosteroid yang intensif.

3. Brittle Asthma, penderita jenis ini mempunyai saluran


napas yang sensitif, variabilitas obstruksi seluruh saluran
napas dari hari ke hari sangat ekstrim. Penderita ini
mempunyai risiko tinggi untuk mengalami eksaserbasi
Klasifikasi berdasarkan berat penyakit:

1. Asma Intermitten (Intermittent Asthma)


2. Asma Persisten Ringan (Mild Persistent Asthma)
3. Asma Persisten Sedang (Moderate Persistent Asthma)
4. Asma Persisten Berat (Severe Persistent Asthma)
Klasifikasi berdasarkan tingkat terkontrolnya
gejala klinis asma:
ifikasi berdasarkan ringan, sedang, beratnya penyaki
DAFTAR PUSTAKA
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Ed 4. Pusat Penerbitan
Ilmu Penyakit Dalam FK UI.

http://www.klikpdpi.com/konsensus/asma/asma.pdf

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/
infodatin-
asma.pdf

http://ginasthma.org/wp-content/uploads/2016/04/GINA-2016-m
ain-
report_tracked.pdf

Anda mungkin juga menyukai