Anda di halaman 1dari 48

HIV / AIDS DAN

PENYALAHGUNAAN NAPZA

Dr. EFIO LASYERA


PUSKESMAS MUARA PANAS
AIDS (ACCUIRED IMMUNE DEVICIENCY
SYNDROME TANDA-TANDA KEKURANGAN
KEKEBALAN TUBUH )
Sekumpulan Gejala penyakit yang disebabkan
menurunnya sistim kekebalan tubuh karena
terinfeksi HIV

HIV (HUMAN IMMUNODEVICIENCY VIRUS


= VIRUS PERUSAK KEKEBALAN TUBUH )
Virus penyebab AIDS, menyerang sistem
Kekebalan tubuh, sehingga tubuh tidak
mampu melindungi diri dari berbagai
penyakit
SEJARAH
1981 DITEMUKAN DI AMERIKA
1983 DITEMUKAN PENYEBABNYA ADALAH VIRUS
1986 VIRUSNYA DISEBUT H I V
1987 DITEMUKAN I DI INDONESIA (BALI)
SUMBAR
HIV/AIDS : 3.500 Kasus (Rangking 13)
RSUP M.Jamil 2004-Maret 2008 : 192
Meninggal : 83 (43,5 %)
Sekarang menduduki peringkat 2 setelah jawa timur pada
tahun 2010 (52 kasus)
DISTRIBUSI
DISTRIBUSI KASUS
KASUS MENURUT
MENURUT GOLONGAN
GOLONGAN
UMUR
UMUR
Gejala Penyakit
Gejala Mayor:

- Berat badan menurun lebih


dari 10% dalam 1 bulan
- Diare kronis lebih dari 1 bulan
- Demam berkepanjangan
lebih dari 1 bulan
- Penurunan kesadaran dan
gangguan neurologis
- Demensia/ HIV ensefalopati
Gejala Minor:
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Dermatitis generalisata (Bercak gatal
seluruh tubuh)
- Adanya herpes zoster multisegmental
dan herpes zoster berulang
- Kandidiasis orofaringeal
- Herpes simpleks kronis progresif
- Limfadenopati generalisata
- Infeksi jamur berulang pada kelamin
wanita
- Retinitis
Bagaimana HIV menjadi AIDS?

Tahapan virus HIV gejala AIDS:


1. Tahap 1: Periode Jendela (2minggu-6bulan)
- HIV masuk ke dalam tubuh antibody HIV dalam darah
(+). Orang tsb sudah bisa menularkan virus
- Penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
gejala lain bisa berupa demam, pembesaran KGB, nyeri tenggorok
(tidak khas)
- Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini

2. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) 5-10 tahun:


- HIV berkembang biak dalam tubuh
- Penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang

3. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
- Sistem kekebalan tubuh semakin turun
(Pemeriksaan CD4 dan Limfosit-T)
- Mulai muncul gejala infeksi oportunistik,
misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di
seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
- Umumnya berlangsung selama lebih dari 1
bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
4. Tahap 4: AIDS

-Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat


lemah
-Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik)
semakin parah : Infeksi Kulit/Selaput lendir
oleh jamur, Infeksi Paru, Infeksi usus (Diare
berat, terus menerus), Infeksi otak (Kekacauan
mental, kelumpuhan)
PERJALANAN PENYAKIT

MASA MENULAR
WINDOW
PERIOD
HIV (+) AIDS
2-24 5 10 TAHUN 2-3 tahun
minggu

infeksi
PENULAR

1.DARAH ATAU BAGIAN DARAH


PENDERITA
2.CAIRAN TUBUH (SEKRET)
TERUTAMA KELENJER KELAMIN
CARA
PENULARAN
KONTAK LANGSUNG ANTARA PENULAR
DENGAN :
DARAH ATAU BAGIAN DARAH PENERIMA
JALUR PENULARAN
INFEKSI HUBUNGAN SEKSUAL
INFEKSI SUNTIKAN
(tattoo,tindik)
INFEKSI TRANSFUSI DAN
PENCANGKOKAN
INFEKSI PERINATAL (tali pusat, saat
melahirkan dan saat menyusui)
RISIKO TINGGI !!!!
GONTA GANTI PASANGAN SEKSUAL
PENERIMA TRANSFUSI DARAH DAN
CANGKOK ORGAN
BAYI DARI IBU HIV(+)
PENCANDU NAPZA dg SUNTIKAN
PASANGAN SEKSUAL PENGIDAP HIV(+)
TERPAJAN ALAT MEDIS YANG
TERKONTAMINASI HIV
TIDAK MENULAR !!
KONTAK DENGAN KULIT UTUH
MELALUI UDARA

PAKAIAN
GIGITAN SERANGGA
MELALUI KOLAM RENANG
TOILET/ FASILITAS UMUM
PENCEGAHAN !!
HUBUNGAN SEKSUAL SESUAI
DENGAN TUNTUNAN AGAMA
HINDARI PEMAKAIAN JARUM
SUNTIK, TATO DAN AKUPUNKTUR
YANG TAK STERIL
SELEKSI DARAH DAN INDIKASI
TRANSFUSI DAN CANGKOK
ORGAN TUBUH
PENCEGAHAN !!
PASANGAN PENGIDAP HIV HARUS
MENGGUNAKAN PELINDUNG
HINDARI KEHAMILAN PADA IBU HIV.
HINDARI PEMAKAIAN PISAU CUKUR,
GUNTING KUKU, SIKAT GIGI DAN
LAIN-LAIN ALAT TAJAM MILIK
PENDERITA HIV
CARA PENCEGAHAN HIV/AIDS
Abstinensia : tidak berhubungan sex
diluar nikah
Be Faithfull : Setia pada pasangan
Condom : Selalu pakai pelindung bila
berhubungan seks dengan orang
risiko tinggi
Drug : Tidak menggunakan
obat-obatan dan napza (terutama
suntikan)
Equipment : Memakai alat yang steril
dan tidak bergantian
Material genetik virus HIV
adalah RNA (asam
ribonukleat).Untuk
Daur Hidup Virus tumbuh, materi genetik ini
perlu diubah menjadi DNA
(asam deoksiribonukleat),
diintegrasikan ke dalam
DNA inang, dan
selanjutnya mengalami
proses yang akhirnya akan
menghasilkan protein.
Protein-protein yang
dihasilkan kemudian akan
membentuk virus-virus
baru.
Pengobatan
Meliputi aspek Medis Klinis ,Psikologis dan Aspek Sosial.
Aspek Medis meliputi :
1. Pengobatan Suportif.
Memperbaiki daya tahan tubuh & meningkatkan
kualitas hidup

2. Pencegahan dan pengobatan infeksi Oportunistik.


TB, Kandidiasis, Retinitis, dll

3. Pengobatan Antiretroviral.
Terapi anti-HIV yang dianjurkan saat ini adalah
HAART (Highly Active Antiretroviral Therapy), yang
menggunakan kombinasi minimal tiga obat
antiretroviral(ARV). Terapi ini terbukti efektif dalam
menekan replikasi virus (viral load)
NAPZA
Narkoba atau NAPZA adalah bahan /
zat yang dapat mempengaruhi kondisi
kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran,
perasaan dan perilaku ) serta dapat
menimbulkan ketergantungan fisik dan
psikologi.
Yang termasuk dalam NAPZA adalah :
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya.
NARKOTIKA : UU RI No 22 / 1997,

zat atau obat yang berasal dari


tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semisintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
Narkotika terdiri dari
3 golongan :

1. Golongan I :
Narkotika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi, serta mempunyai potensi sangat
tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.
2. Golongan II :
Narkotika yang berkhasiat pengobatan,
digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi dan / atau
untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Morfin, Petidin.
Golongan III :
Narkotika yang berkhasiat pengobatan
dan banyak digunakan dalam terapi dan /
atau tujuan pengebangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Codein.
PSIKOTROPIKA : UU No.5 tahun 1997

zat atau obat, baik alamiah


maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas
pada aktifitas mental dan
perilaku.
Psikotropika terdiri dari 4 golongan :
Golongan I :
Psikotropika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan.
Contoh : Ekstasi.
Golongan II :
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat
digunakan dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :
Amphetamine.
Golongan III :
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :
Phenobarbital.

Golongan IV :
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan
dan sangat luas digunakan dalam terapi
dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Diazepam, Nitrazepam
ZAT ADIKTIF LAINNYA :

Bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif


diluar Narkotika dan Psikotropika, yang
dapat menyebabkan ketergantungan yang
bersifat permanen dan berbahaya karena
dapat mematikan sel otak, meliputi:
a. Alkohol
b. Bahan Inhalasi (hirup) dan solven (pelarut)
seperti Lem, Bensin, Penghapus Cat Kuku, dll
c. Tembakau rokok, steroid (doping)
DAMPAK ROKOK TERHADAP
PEROKOK PASIF
Perokok pasif memiliki kadar racun 2-4
kali lebih tinggi dibanding perokok aktif
Asap yang dihirup berpotensi
menyebabkan kanker paru
Anak-anak perokok pasif sering
menderita batuk pilek dan infeksi paru-
paru
EFEK NAPZA

Golongan Depresan
( Downer ).
Adalah jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi
aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat
pemakainya menjadi tenang dan bahkan membuat
tertidur bahkan tak sadarkan diri.
Contohnya:
Opioda (Morfin, Heroin, Codein), sedative
(penenang), Hipnotik (obat tidur) dan Tranquilizer
(anti cemas ).
Golongan Stimulan
( Upper ). Adalah jenis NAPZA
yang merangsang fungsi tubuh dan
meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini
membuat pemakainnya menjadi aktif, segar
dan bersemangat.
Contoh:
Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.
Golongan
Halusinogen.
Adalah jenis NAPZA yang dapat
menimbulkan efek halusinasi yang bersifat
merubah perasaan, pikiran dan seringkali
menciptakan daya pandang yang berbeda
sehingga seluruh perasaan dapat
terganggu.
Contoh: Kanabis ( ganja ).
Penyalahgunaan adalah : penggunaan salah
satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala
atau teratur diluar indikasi medis, sehingga
menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis
dan gangguan fungsi sosial.
Ketergantungan adalah : keadaan dimana
telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis,
sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA
yang makin bertambah ( toleransi ), apabila
pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan
akan timbul gejala putus obat ( withdrawal
symptom ).
GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA :

1. Perubahan Fisik :
- Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan,
bicara pelo ( cadel ), apatis ( acuh tak acuh ),
mengantuk, agresif.
- Bila terjadi kelebihan dosis ( Overdosis ) : nafas sesak,
denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin,
bahkan meninggal.
- Saat sedang ketagihan ( Sakau ) : mata merah, hidung
berair, menguap terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh,
malas mandi, kejang, kesadaran menurun.
- Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak
perduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi
keropos, bekas suntikan pada lengan.
2. Perubahan sikap dan perilaku :

- Prestasi di sekolah menurun


- Pola tidur berubah
- Sering mengurung diri
- Sering berbohong, sering terlibat
kekerasan dan sering berurusan
dengan polisi.
- Sering bersikap emosional, mudah
tersinggung, pemarah, kasar
bermusuhan pencurigaan, tertutup dan
penuh rahasia.
Komplikasi Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang
banyak dan cukup lama. Pengaruhnya pada :
a. Otak dan susunan saraf pusat :
- gangguan daya ingat
- gangguan perhatian / konsentrasi
- gangguan bertindak rasional
- gagguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi
- gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja
- gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan
baik / buruk.
b. Pada saluran napas : dapat terjadi radang paru
( Bronchopnemonia ). pembengkakan paru ( Oedema
Paru )
c. Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan
pembuluh darah jantung.
d. Hati : terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui
jarum suntik, hubungan seksual.
e. Penyakit Menular Seksual ( PMS ) dan HIV / AIDS.
f. Sistem Reproduksi : sering terjadi
kemandulan.
g. Kulit : terdapat bekas suntikan bagi pengguna
yang menggunakan jarum suntik, sehingga
mereka sering menggunakan baju lengan
panjang.
h. Komplikasi pada kehamilan :
- Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS.
- Kandungan : abortus, keracunan kehamilan,
bayi lahir mati
- Janin : pertumbuhan terhambat, premature,
berat bayi rendah.
CARA MENANGKAL
PENYALAHGUNAAN NAPZA
1. Memahami diri sendiri
2. Mengembangkan rasa percaya diri
3. Mengembangkan kemampuan
mengelola pikiran, emosi/perasaan dan
perilaku
4. Mengembangkan kemampuan
mengelola stress
5. Memiliki dan meningkatkan keterampilan
menyelesaikan masalah
CARA MENANGKAL
PENYALAHGUNAAN NAPZA
6. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
secara efektif terhadap teman sebaya dan orang
dewasa
7. Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT
dengan rajin beribadah & berdoa
8. Mengisi waktu dengan kegiatan positif
9. Aktif dalam kegiatan pencegahan
penyalahgunaan NAPZA di sekolah
10. Berani katakan TIDAK terhadap bujukan/ajakan
teman-teman untuk punmenggunakan NAPZA
jenis apa
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai