Anda di halaman 1dari 44

Presentasi Laporan

Kasus

F.20.0 SKIZOFRENIA PARANOID

Oleh:
Dokter Muda FK UNISMA

Pembimbing:
dr. Anna, Sp.KJ

LABORATORIUM ILMU JIWA


KEPANITERAAN KLINIK MADYA
RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
Identitas
Pasien
Nama : Sdr. N
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
TTL :21 Agustus 1991
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan : SMA ( tamat)
Agama : Islam
Alamat : Sidoarjo
Suku : Jawa
Tanggal MRS ; 18-12-2016
Tanggal periksa : 18-12-2016 Anamnesa
Anamnes
a
KU:
Ketakutan tanpa
sebab
Autoanamnesa
Pasien laki-laki datang ke IGD RSJ Lawang. Pasien mengingat nama
lengkapnya, nama keluarganya (orang tua dan adik), usia dan tanggal
lahir pasien. Pasien mengetahui bahwa dirinya saat ini ada di RSJ Lawang,
dan sebelumnya pernah masuk rumah sakit ini 1 tahun yang lalu. Pasien
memiliki orientasi waktu yang baik dan bisa menceritakan atau
mengingat pendidikan terakhirnya. Pasien juga menyadari alasan dibawa
ke RSJ Lawang adalah karena ketakutan kemudian memecahkan kaca
jendela hingga tangannya terluka. Pasien mengatakan bahwa pasien
melihat hantu diluar rumahnya.
Pasien terkadang mendengar bisikan-bisikan yang menyuruh pasien
untuk mematung atau tidak bergerak, kemudian pasien merasa
ketakutan. Kadang merasa ada jin yang meraba tangannya sehingga
membuat takut dan merinding.
Pasien merasa berdosa kepada orang tuanya karena bodoh, sering
bermain game yang tidak bermanfaat, merasa banyak dosa karena jarang
ibadah dan berdoa sehingga menganggap dirinya akan dimasukkan ke
neraka Hutoma, kemudian pasien ketakutan.
Pasien meyakini bahwa bangkitnya partai komunis di indonesia dan
heteronamnesis

Dua tahun yang lalu (sore hari


sebelum perubahan perilaku mulai
muncul) pasien pernah diingatkan oleh
pamannya bagaimana cara bersikap
yang baik terhadap orang tuanya,
setelah itu pasien merasa sangat berdosa
kepada ayah dan ibunya. Sejak saat itu
pasien semakin tertutup, pendiam, sering
melamun, tidak mau berinteraksi dengan
dunia luar dan hanya berkomunikasi
dengan HP, namun ayahnya tidak
mengetahui apa isi HP-nya.
Satu tahun yang lalu pernah masuk rumah sakit
(MRS) dan rawat inap selama satu bulan dengan
keluhan gelisah, sering mondar-mandir, melamun,
tidak bisa tidur, merasa ketakutan karena dikejar
makhluk berbulu yang akan mencelakai ibunya, serta
sering mendengarkan bisikan-bisikan. Saat
diwawancarai, pasien mengatakan merasa bersalah
dengan temannya yang bernama MK (sahabat pasien
dari kecil) karena tidak mengembalikan kaset game
milik temannya. Meskipun sudah dijelaskan bahwa
teman tidak mempermasalahkan hal tersebut, pasien
tetap merasa bahwa MK selalu ada didekatnya dan
kadang memasuki tubuhnya, sehingga pasien pernah
mencoba mau bunuh diri dengan pisau dan
meminum racun serangga karena merasa bersalah
pada MK. Pasien juga berkali-kali minta maaf kepada
ayah dan ibunya karena merasa berdosa dan bodoh
serta takut dan bingung jika berada di keramaian.
Saat keluar dari RSJ Lawang setelah MRS
pertama, pasien meminta dibelikan komputer
untuk bermain Facebook dan Twitter. Setelah
beberapa bulan kemudian (+ 8 bulan
kemudian) pasien bercerita kepada ibunya
bahwa dia dibenci beberapa orang teman
facebooknya karena telah menghapus
keanggotaan orang tersebut pada suatu
komunitas dunia di internet sehingga pasien
diancam akan dibunuh dan dicari oleh CIA
(agen luar negeri) sehingga pasien merasa
ketakutan dan tidak ingin membuka internet
lagi (komputer disembunyikan di bawah tempat
tidur). Ibu pasien tidak dapat memastikan
kebenaran informasi yang dikatakan pasien.
Sekitar 2 bulan terakhir ini pasien jarang mengkonsumsi
obat. Pasien malas minum obat karena setelah minum obat
badannya terasa lemas dan berat. Ibu pasien yang bertugas
mengawasi konsumsi obatny beranggapan bahwa keluhan
atau keadaan pasien mulai membaik, sehingga obat
diberikan hanya saat pasien mulai ketakutan dan menjadi
semakin diam. Saat mulai jarang mengkonsumsi obat, pasien
sering menyendiri, melamun, dan mudah tersinggung, saat
tersinggung pasien menjadi semakin pendiam. Selain itu juga
susah jika disuruh mandi dan beribadah (sholat) tetapi masih
mau makan sendiri. Kadang tidak bisa tidur dan merasa
melihat makhluk halus (wewe gombel dan kakek-kakek).
Pasien pernah berkeinginan bunuh diri tetapi setelah itu
menjadi takut dan tidak berani bunuh diri. Pasien juga sering
tiba-tiba merasa bersalah dan minta maaf kepada orang
tuanya, merasa berdosa dan bodoh.
Satu hari sebelum MRS yang kedua, pasien
sempat dinasihati atau dimarahi oleh ibunya
karena ibunya sedang dalam keadaan lelah dan
pasien sedang ketakutan. Setelah itu pasien
tiba-tiba diam dan beberapa saat kemudian
(sore hari) tiba-tiba memecahkan kaca jendela
dengan alasan takut melihat wewe gombel.
Pasien ketakutan dan setelah memecahkan kaca
pasien meminta maaf kepada orang tuanya
karena sudah membuat malu keluarga didepan
tetangga-tetangganya`
RPD

Riwayat Psikiatrik
Saat MRS yang pertama Skizofrenia
Paranoid Fluoxetin 20mg 0-1-0,
Clorpromazine 100mg 0- -1, Diazepam 5
mg 0-0-1 diperbolehkan pulang dan rawat
inap serta dinyatakan sembuh.
Riwayat Penggunaan NAPZA &
Psikoaktif :
tidak mengkonsumsi rokok, alkohol, atau
narkoba.
Riwayat Penyakit Medik Umum
diabetes mellitus - , HT -, kejang atau
penyakit infeksi lainnya - , riwayat trauma
kepala
R. Kehidupan
Pribadi
R. Persalinan, kehamilan, perkembangan
lahir spontan, cukup bulan, normal, ditolong o/
bidan. Perkembangan sedikit lebih cepat dibanding
teman sebaya.
R. Sosial & Pekerjaan
Anak pertama dr 3 bersaudara, bejarak 11 tahun dg
adiknya, sangat disayang ibunya ibu protektif &
khawatir
jarang beraktivitas di luar rumah.
Takut bermain musik padahal memiliki bakat
bermain organ meskipun tanpa diajari.
Punya sedikit teman, jarang bergaul, sehari-hari
hanya bermain game serta bermain Facebook dan
Pasien hanya memiliki 1 sahabat dari SD -
SMA (Sdr. RK) sering tidak cocok
pemikirannya dengan teman lainnya saat
ini jarang bertemu karena Sdr.RK bekerja di
luar kota.

Pasien sering mendapatkan sertifikat


penghargaan dan selalu peringkat 10
terbesar.

Tapi saat SMA kelas 2 tidak naik kelas karena


jarang masuk sekolah dengan alasan sering
pergi main game.
Faktor Keturunan
Tidak ada anggota keluarga yg sakit sperti
pasien

Faktor Organik
Pasien tidak memiliki riwayat cidera kepala,
kejang, dan pemakaian zat atau obat
Pemeriksaan Fisik
(Data RM Tgl 18-12-
2016)

Vital sign
Tensi : 120/80 mmHg
Suhu : 36,2 0 C
Nadi : 90 x/menit
RR : 20 x/menit

Status Neurologik
Kesadaran : GCS 4.5.6
Pemeriksaan Generalis:
Kepala/Leher : anemis (-/-), ikterik
(-/-), ianosis (-), dispneu (-), JVP tidak
meningkat
Thorax (Paru & jantung) : Normal
Chest
Cor : I: ictus cordis tidak tampak
P: ictus cordis tidak teraba
P: pembesaran jantung (-)
A: S1S2 tunggal, reguler, murmur
(-)
Pulmo : I: Simetris, retraksi
(-)
P: simetris, tumor (-)
P: sonor
A: vesikuler Rh -/-, Wh -/-
Pemeriksaan Generalis:
Abdomen
I: flat, spider nevi (-)
A: BU (+) normal
P: suple, tumor (-), defans muscular (-),
nyeri palpasi (-)
P: timpani, meteorismus (-)

Ekstremitas : Akral hangat, edema - /


-
-/-
Pemeriksaan Saraf
GCS : E4 V5 M6
Meningeal Sign : kaku kuduk (-)
Refleks Fisiologik : BPR +2/+2 APR
+2/+2
TPR +2/+2 KPR
+2/+2
Refleks Patologik :Babinski (-) / (-)
Tromer (-) / (-)
Chaddock (-) / (-)
Status Psikiatrik

Kesan Umum : Pasien berpakaian rapi,


roman wajah sesuai dengan usianya,
pasien tidak berbau, kooperatif dan ada
kontak mata, postur tubuh tampak tegap
tetapi berjalan pelan.
Kontak : Verbal (+), relevan, lancar,
non verbal (+),
Kesadaran : berubah kualitatif,
kuantitatif composmentis
Orientasi : W/T/O +/+/+ baik
Daya ingat : Tidak ditemukan
kelainan daya ingat
Persepsi : Halusinasi visual (+/pasien
melihat bayangan atau hantu ),
halusinasi auditorik (+/pasien
menjelaskan terkadang ada bisikan-
bisikan yang menyuruh pasien untuk
mematung atau tidak bergerak, pasien
merasa ketakutan) halusinasi perabaan
(+/pasien merasa ada jin yang
meraba-raba tangannya, pasien
merasa ketakutan
Proses berpikir : Bentuk : non realistik
Arus :
asosiasi longgar
Isi : waham dosa, pikiran bunuh diri, idea of
reference (pasien merasa berdosa kepada
orang tuanya karena bodoh, sering bermain
game yang tidak bermanfaat, merasa banyak
dosa dan akan dimasukkan ke neraka
Hutoma, Pasien meyakini bahwa bangkitnya
partai komunis di indonesia dan perang di
Syria adalah karena statusnya di akun
Facebook tetapi saat dibuktikan
kebenarannya pasien menyangkalnya,

Afek/emosi : dangkal
Kemauan : ADL (+) sosial (menurun), pekerjaan
(menurun)
Psikomotor : meningkat
DIAGNOSIS
MULTIAKSIAL
Axis I : F 20.03 Skizofrenia Paranoid Episodik
Berulang
Axis II : Ciri kepribadian pasien pendiam &
tertutup
Axis III : tidak ditemukan
Axis IV : masalah berkaitan dg keluarga
(terlalu memanjakan & protektif shg dpt
menghambat perkembangan kedewasaan,
keberanian, mental, serta keterbukaan pribadi dr
pasien), lingkungan sosial (jarang berinteraksi dg
lingkungan sekitar, hanya memiliki satu orang
sahabat yg dirasa cocok dg dirinya tetapi setelah
itu pasien jarang bertemu), pendidikan (tidak naik
kelas saat SMK karena jarang masuk kelas)
kurangnya perhatian pengawas minum obat
PENATALAKSANAA
N

Pasien dirawat inapkan


Medikamentosa
Fluoxetin 20 mg (0-1-0)
Clorpromazine 100 mg (0-
1/2-1)
Diazepam 5 mg (0-0-1)
ECT (Electro Convulsion
Therapy)
PEMERIKSAAN
MONITORING
Selalu mengawasi PENUNJANG
pasien Pemeriksaan
Menjauhkan dr laboratorium :
barang-barang yg Darah rutin, urine
beresiko sebagai alat lengkap, faal hepar,
untuk bunuh diri faal ginjal, dan gula
Mengevaluasi darah.
prkembangn keluhan
pasien
Observasi vital sign
dan keadaan umum
Efek samping obat
PSIKOTERA SOSIOTERAP
Memotivasi SPIRITUAL
PI I
Menjelaskan
Memotivasi u/
pasien agar dpt terus
menjalani kepada keluarga
berdoa&mendekatk
pengobatan pasien ttt keadaan
an diri kpd Tuhan,
sesuai yang pasien, faktor
minta ridho atas
dianjurkan pencetus, perjalan
kesembuhan
Memotivasi penyakit,
pasien
pasien u/dpt pngobatan,
Stimulasi &
berkomunikasi komplikasi,
mengajak pasien u/
dan terbuka kemungkinan2 /
turut ibadah sebisa
dengan prognosis kondisi
mungkin & selalu
permasalahan pasien
berdoa.
yang dihadapi Menjelaskan &
beri pengarahan
ttg sikap & peran
keluarga thdp
kondisi pasien
Quo ad vitam

Dubia ad bonam

Quo ad
functionam

Dubia ad bonam

Quo ad
sanactionam

Dubia ad malam
Hal-hal yang Hal-hal yang
meringankan memberatkan

Kondisi ekonomi
berkecukupan Onset muda
meskipun tidak faktor pencetus kurang
mewah jelas
tidak menikah riwayat sosial buruk
perhatian dan riwayat pendidikan
sikap keluarga baik (pernah tdk naik kelas
tidak ada faktor saat SMK karena tdk
keturunan masuk kelas meskipun
tidak ada faktor prestasinya bagus)
organik ciri kepribadian
jenis penyakit premorbid tertutup,
(Skizofrenia pendiam
paranoid) penyakit berulang
(sebelumnya pernah
SKIZOFRENIA
istilah yg digunakan u/
menggambarkan suatu gangguan
psikiatrik mayor yang ditandai
dengan adanya perubahan pada
persepsi, pikiran, afek & perilaku
seseorang (Sadock,dkk., 2003)
Faktor Genetik
Faktor Biokimia
Faktor Psikologis &
Sosial
Patogenes
is
Fase
cemas, gelisah,
merasa diteror
atau depresi,
berlangsung
ggg jiwa yg nyata secara beberapa hari
klinis (kekacauan dlm beberapa bulan
pikiran, perasaan,
perilaku), penilaian thdp
realita terganggu,
pemahaman diri (tilikan)
buruk / tdk ada bbrp gejala klinis
hilang,
tinggal 1/2 gejala
sisa / negatif
(penarikan diri &
Pedoman Diagnosa PPDGJ
III
* Harus ada sedikitnya 1 gejala berikut ini yg amat jelas
(dan biasanya 2 gejala atau lebih bila gejala2 itu kurang
jelas atau kurang tajam) :
- Isi Pikiran
thought eco
thought insertion or withdrawl
thought broadcasting
- Waham
delusion of control
delusion of passivity
delusion of influence
delusion perception
- halusinasi auditorik
- waham-waham menetap jenis lainnya
Pedoman Diagnosa PPDGJ
III
* Atau paling sedikit 2 gejala dibawah ini yg
harus selalu ada secara jelas:
- Halusinasi menetap dr panca-indera apa saja (terjadi
tiap hari slm berminggu2 / berbulan2 terus menerus)
- Perilaku katatonik (gaduh-gelisah, posisi tubuh ttt,
fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor)
- Arus pikiran yg terputus (break) atau yang mengalami
sisipan (interpolation) yg berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yg tdk relevan atau neologisme.
- Gejala gejala negatif; tapi harus jelas hal tersebut
tdk disebabkan o/ depresi atau medikasi neuroleptika.
* Berlangsung selama kurun waktu satu bulan
atau lebih
* Harus ada suatu perubahan yg konsisten &
bermakna dlm mutu keseluruhan dr bbrp
aspek perilaku pribadi
Klasifik
asi
Pedoman Diagnostik :
* Memenuhi kriteria umum diagnosis
skizofrenia.
* Sebagai tambahan:
-Halusinasi dan/atau waham harus menonjol
-Gangguan afektif, dorongan kehendak dan
pembicaraan, serta gejala katatonik secara
relatif nyata/ tidak menonjol.
Klasifik
asi
Pedoman Diagnostik :
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
Diagnosis hebefrenia u/ pertama kali hanya ditegakkan pd
usia remaja / dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 th).
Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan
senang menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian
untuk menentukan diagnosis.
Umumnya diperlukan pengamatan kontinu selama 2 / 3 bln
lamanya, u/ memastikan bahwa gambaran yg khas berikut
ini memang benar bertahan :
Perilaku yg tidak bertanggung jawab & tak dpt
diramalkan, serta mannerisme
Afek pasien dangkal dan tidak wajar
Proses pikir mengalami disorganisasi dan
pembicaraan tak menentu serta inkoheren.
Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan
proses pikir umumnya menonjol.
Klasifik
Pedoman Diagnostik :
asi
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus
mendomaninasi gambaran klinisnya:
Stupor atau mutisme
Gaduh gelisah
Menampilkan posisi tubuh tertentu
Negativisme
Rigiditas
Flexibilitas cerea
Gejala-gejala lain seperti komen, automatism
dan pengulangan kata-kata serta kalimat-kalimat
Pada pasien yg tdk komunikatif dg manifestasi perilaku
dr gangguan katatonik, diag. skizofrenia mungkin harus
ditunda sampai diperoleh bukti yg memadai ttg adanya
gejala2 lain.
Klasifik
asi
Pedoman Diagnostik :
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
Tidak memenuhi kriteria u/ diagnosis
skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau katatonik
Tidak memenuhi kriteria u/ skizofrenia residual
atau depresi pasca skizofrenia
Klasifik
asi
Pedoman Diagnostik :
Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau:
Pasien telah menderita skizofrenia selama 12 bln
terakhir ini
Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada, dan
Gejala2 depresif menonjol & mengganggu, & telah ada
dlm kurun waktu paling sedikit 2 minggu
Apabila tdk lagi menunjukkan gejala skizofrenia,
diagnosis menjadi Episode Depresif. Bila gejala
skizofrenia masih jelas & menonjol, diag. harus tetap
salah satu dr subtipe skizofrenia yg sesuai (F 20.0 F
20.3)
Klasifik
asi
Untuk diagnosis yg meyakinkan, persyaratan berikut
ini harus dipenuhi semua:
-Gejala negatif dr skizofrenia yg menonjol
-Sedikitnya ada riwayat 1 episode psikotik yg jelas
dimana masa lampau yg memenuhi kriteria diagnostik
skizofrenia
-Sudah melampaui kurun waktu 1 th dimana intensitas &
frekuensi gejala yg nyata seperti waham & halusinasi
minimal & telah timbul sindrom negatif dr skizofrenia
-Tdk terdapat dementia / penyakit/gangguan otak
organik lain, depresi kronis/institusionalisasi yg dpt
menjelaskan disabilitas negatif tersebut.
Klasifik
asi
Diagnosis sulit dibuat scr meyakinkan krn tergantung pd
pe-mantapan perkembangan yg berjalan perlahan &
progresif dr:
-Gejala negatif yg khas dr skizofrenia residual tanpa didahului
riwayat halusinasi, waham / manifestasi lain dr episode psikotik.
-Disertai dg perubahan perilaku pribadi yg bermakna
bermanifestasi sbg kehilangan minat yg mencolok, tdk berbuat
sesuatu, tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri secara sosial
Gangguan ini krng jelas gejala psikotiknya dibandingkan
subtipe skizofrenia lainnya
PENATALAKSANAAN

Terapi
Farmakolog
1. Obati antipsikotik konvensional /
generasi pertama
Kelebihan : mengobati gejala positif
skizofrenia
Kekurangan : kurang efektif thdp gejala
negatif
2. Obat antipsikotik atipikal /
antipsikotik generasi kedua
Kelebihan : lingkup efek lebih luas
untuk gejala skizofrenia, efektif
mengobati gejala positif (ex: halusinasi
& delusi) serta dpt membantu
PENATALAKSANAAN

Cara
Pemberia
- n awal sesuai dosis anjuran
Mulai dg dosis
- Naikkan tiap 2-3 hari sampai mencapai dosis
efektif (mulai timbul peredaan sindrom psikosis)
- Evaluasi tiap 2 minggu dan bila perlu dinaikkan
- Dosis optimal pertahankan sekitar 8-12 mgg
(stabilisasi)
- Dosis turunkan tiap 2 mgg ke dosis
maintenance
- Dosis dipertahankan 6 bln - 2 th (diselingi drug
holiday 1-2 hari/minggu)
- Tappering of (dosis turun tiap 2-4 mgg) sampai
PENATALAKSANAAN

Terapi
Psikososial
-Terapi perilaku
-Terapi berorientasi
keluarga
-Terapi kelompok
-Psikoterapi individual
-Perawatan di Rumah Sakit
Prognosis
Faktor yang mempengaruhi:
usia tua, faktor pencetus jelas, onset akut, riwayat sosial baik, tdk
menikah, riwayat sosial/pekerjaan pramorbid baik, gejala depresi,
sistem pendukung dr keluarga baik, dan gejala positif prognosis
baik
Onset muda, tidak ada faktor pencetus, onset tidak jelas, riwayat sosial
buruk, autistik, menikah, riwayat keluarga skizofrenia, system
pendukung buruk, gejala negatif, riwayat trauma prenatal, sering
relaps, riwayat agresif prognosis buruk

Anda mungkin juga menyukai