Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
oleh :
Frita Dwi Luhuria
Preseptor :
dr. Rinang Mariko, Sp.A
I. Definisi
Belum ada kesepakatan
karakteristik :
(1) Obstruksi saluran nafas yang
reversibel baik secara spontan
maupun pengobatan
(2) Inflamasi saluran nafas.
(3) peningkatan respon saluran
nafas terhadap berbagai ransangan
(hiperaktivitas
2. Prevalensi
Faktor : jenis kelamin, umur pasien, status
atopi, faktor keturunan, serta faktor
lingkungan
Anak laki- laki berbanding perempuan 1,5 :
1 tetapi menjelang dewasa perbandingan
tersebut sama dan pada menopause
perempuan lebih banyak dari laki- laki.
Di Indonesia prevalensi asma berkisar
antara 5-7%.
3. Klasifikasi
Terdiri atas : asma alergik (ekstrinsik)
dan non alergik (intrinsik)
Mc. Connel dan Holgate membagi
asma menjadi 3 kategori, yaitu: (1)
Asma intrinsik (2)Asma Ekstrinsik
(3)Asma yang berkaitan dengan
penyakit paru obstruktif kronis.
4. Patogenesis
Belum diketahui pasti
Merupakan inflamasi dan respons saluran
nafas yang berlebihan.
Sel inflamasi berperan terutama sel mast,
eosinofil, sel limfosit T, makrofag, neutrofil
dan sel epitel.
Faktor lingkungan dan berbagai faktor lain
berperan sebagai penyebab atau pencetus
inflamasi saluran napas pada penderita
asma.
Remodeling
Perubahan struktur yang terjadi :
Hipertrofi dan hiperplasia otot polos
jalan napas, hipertrofi dan
hiperplasia kelenjar mukus,
Penebalan membran reticular basa,
Pembuluh darah meningkat, Matriks
ekstraselular fungsinya meningkat,
Perubahan struktur parenkim,
Peningkatan fibrogenic growth factor
menjadikan fibrosis.
5. Faktor Resiko
Risiko berkembangnya asma
merupakan interaksi antara faktor
pejamu (host factor) dan faktor
lingkungan
6. Gambaran Klinis
Serangan episodik batuk, mengi dan
sesak nafas. Pada awal serangan
sering gejala tidak jelas seperti rasa
berat didada, dan pada asma alergik
sering disertai pilek atau bersin.
Meskipun mulanya batuk tanpa
sekret, namun selanjutnya akan
mengeluarkan sekret mulai dari
jernih hingga mukopurulen.
Tabel : Derajat Asma Bronkial Berdasarkan
Berat Serangan
7. Diagnosis
Anamnesis:
Riwayat penyakit / gejala :
Bersifat episodik, seringkali reversibel dengan
atau tanpa pengobatan
Gejala berupa batuk , sesak napas, rasa berat di
dada dan berdahak
Gejala timbul/ memburuk terutama malam/ dini
hari
Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat
individu
Respons terhadap pemberian bronkodilator
Hal lain yang perlu dipertimbangkan
dalam riwayat penyakit :
Riwayat keluarga (atopi)
Riwayat alergi / atopi
Penyakit lain yang memberatkan
Perkembangan penyakit dan
pengobatan
Pemeriksaan Fisik :
Penemuan tanda fisik pasien asma,
tergantung dari derajat obstruksi saluran
nafas. Ekspirasi memanjang, mengi,
pernafasan cepat sampai sianosis.
Pemeriksaan Penunjang :
Spirometri
Uji provokasi bronkus
Pemeriksaan sputum
Uji kulit
Foto toraks
Analisa gas darah
8. Diagnosis Banding