POTT's DISEASE
Michael Tambunan
1161050130
Pott's disease is named
after Percival Pott (1714-
1788) who was a surgeon
in London.
In 1782, Sir Percival Pott
described spinal TB and
surgical treatment of
paravertebral abscess.
Hence, spinal TB was
called 'Pott's Disease'.
Terbentuk dari 7
ruang tulang vertebra
Vertebra cervicalis 1
& 2 dimodifikasikan
untuk menyangga
dan menggerakan
kepala
VERTEBRA THORACALIS
Berbentuk triangular
Kelima ruas tulang
bergabung dan tidak
memiliki celah atau
diskus intervertebra
satu sama lainnya
FUNGSI VERTEBRA
Segmen anterior
( corpus vertebrae)
Sebagai penahan dan
peredam gerakan
Terdiri dari corpus
vertebra yang
dihubungkan satu
sama lain oleh discus
intervertebralis
Segmen posterior
(arcus vertebrae)
Berfungsi sebagai
pelindung organ dan
penentu arah
Arcus vertebrae dibentuk
oleh dua kaki atau
pediculus dan dua
lamina, serta didukung
oleh procesus yakni
procesus articularis,
procesus transversus,
dan procesus spinosus.
Spondilitis tuberkulosa adalah
peradangan granulomatosa di
tulang vertebrae yg bersifat kronis
destruktif oleh Mycobacterium
tuberculosis.
Spondylitis korpus vertebra dibagi menjadi
tiga bentuk :
Bentuk sentral
Dekstruksi awal terletak di sentral
korpus vertebra
Bentuk paradikus
Terletak di bagian korpus vertebra
yang bersebelahan dengan diskus
intervertebral
Bentuk anterior
Dengan lokus awal di korpus
vertebra bagian anterior, merupakan
penjalaran per kontinuitatum dari
vertebra di atasnya.
STADIUM
SPONDILITIS TUBERKULOSA
1. Stadium Implantasi
Daya tahan tubuh Duplikasi kuman
6- 8 minggu
Biasanya terjadi pada daerah paradiskus
Pada anak terjadi pada daerah sentral
vertebra
2. Stadium Destruksi Awal
Berlangsung 3 6 minggu
Terjadi destruksi pada corpus
vertebra dan penyempitan pada
diskus
3. Stadium Destruksi Lanjut
Destruksi masif - Kolaps vertebra
Masa kaseosa dan cold abses
yang terjadi 2-3 bulan setelah stadium
destruksi awal
sekuestrum + kerusakan diskus
vertebralis
Wedging anterior kifosis / gibbus
4. Stadium Gangguan Neurologis
Tekanan abses kekanalis spinalis.
Vertebra torakalis mempunyai kanalis
spinalis yang kecil
Kerusakan medulla spinalis akibat penyakit
Pott terjadi melalui kombinasi 4 faktor yaitu
:
Penekanan oleh cold absces
Iskemia akibat penekanan pada arteri
spinalis
Endarteritis tuberkulosa setinggi blokade
spinalnya
Penyempitan kanalis spinalis akibat
angulasi korpus vertebra yang rusak
Derajat I:Kelemahan pada anggota gerak bawah terjadi
setelah melakukan aktivitas atau setelah berjalan jauh.
Pada tahap ini belum terjadi gangguan saraf sensoris.
Derajat II:Terdapat kelemahan pada anggota gerak
bawah tapi penderita masih dapat melakukan
pekerjaannya.
Derajat III: Terdapat kelemahan pada anggota gerak
bawah yang membatasi gerak atau aktivitas penderita
serta terdapat hipestesia sampai anastesia
Derajat IV :Terjadi gangguan saraf sensoris dan motoris
disertai gangguan defekasi dan miksi.
ASIA IMPAIRMENT SCALE
5. Stadium Deformitas Residual
Stadium ini terjadi lebih kurang 3-5 tahun setelah
terjadi stadium implantasi.
Kifosis atau gibbus bersifat permanen karena
kerusakan vertebra yang masif disebelah depan.
EPIDEMIOLOGI
Mycobacterium
tuberculosis
bakteri tahan asam
tempat yg lembab,
gelap, dan pada suhu
kamar, kuman dapat
bertahan hidup selama
beberapa jam.
Dalam tubuh, dapat
dorman selama
beberapa tahun.
PATOFISIOLOGI
exposure to m. tuberculosis
Pulmonary tuberculosis
Hematogenous Spread plexus venosus batson
Accumulation of the bacteria in the vertebrae
Pott's Disease
Pott's Disease
Inspeksi
tuberkulosa kelihatan lemah, pucat, dan pada tulang
belakang terlihat bentuk kiposis.
Alignment tulang
Palpasi
Gibbus pada area tulangyang mengalami infeksi.
Abses paravertebra
Abses terbentuk di anterior rongga dada atau abdomen
Perkusi
Nyeri ketok pada tempat infeksi
Auskultasi
Pada Infi ltrat paru akan terdengar sebagai ronkhi
dengan predileksi di apeks paru.
paravertebral,
extradural or other soft
tissue cold abscess.
Pemeriksaan Fisik Neurologis
Gangguan fungsi motorik, sensorik, dan autonom.
Sensibilitas
Protopatis (raba, nyeri, suhu)
Proprioseptif (gerak, arah, rasa getar, diskriminasi 2 titik).
Rontgen
Foto toraks -> tuberkulosis paru
Foto polos vertebra-> osteoporosis, osteolitik dan
destruksi korpus vertebra, disertai penyempitan discus
intervertebralis yang berada di antara korpus tersebut,
massa abses paravertebral.
Pada foto AP -> abses paravertebral di daerah servikal
berbentuk sarang burung (birds net), di daerah torakal
berbentuk bulbus dan pada daerah lumbal abses terlihat
berbentuk fusiform.
Pada stadium lanjut terjadi destruksi vertebra yang hebat
sehingga timbul kifosis.
PENCITRAAN
Pemeriksaan CT scan :
CT scan dapat memberi gambaran tulang
secara lebih detail dari lesi irreguler,
skelerosis, kolaps diskus dan gangguan
sirkumferensi tulang.
Pemeriksaan MRI :
Mengevaluasi infeksi diskus intervertebra
dan osteomielitis tulang belakang.
Menunjukkan adanya penekanan saraf.
GIBBUS DAN ANGULASI
DESTRUKSI T12-L1
A 68-year-old man with tuberculous
infection. A, T1-weighted image
shows T12-L2 hypointensity, mild
anterior longitudinal ligament
spread, and epidural extension. B,
T2-weighted image shows T12-L2
inhomogeneous hyperintensity,
relative disc preservation (arrow),
and Grade 4 L1 destruction
(asterisk). C, Focal inhomogeneous
L1 and intraosseous rim
enhancement (arrow), which is
read on sagittal view.
complete destruction of a number of vertebrae has resulted in severe kyphosis
("hunchback") as well as scoliosis and loss of height.
PENATALAKSANAAN
TERAPI KONSERVATIF
Terapi konservatif
a. Medikamentosa :
b. Imobilisasi - 2-3 bulan
c. Pencegahan komplikasi imobilisasi lama
turning tiap 2 jam untuk menghindari ulkus dekubitus
latihan luas gerak sendi untuk mencegah kontraktur
latihan pernapasan untuk memperkuat otot-otot pernapasan dan
mencegah terjadinya orthostatik pneumonia
latihan penguatan otot
bladder training dan bowel training bila ada gangguan mobilisasi
bertahap sesuai dengan perkembangan penyakit
d. Program aktivitas hidup sehari-hari sesuai perkembangan
penyakit
TERAPI OPERASI
Indikasi operasi :
1) defisit neurologis akut, paraparesis, atau paraplegia.
2) deformitas tulang belakang yang tidak stabil atau disertai nyeri,
dalam hal ini kifosis progresif (30 untuk dewasa, 15 untuk anak
anak).
3) tidak responsif kemoterapi selama 4 minggu.
4) abses luas.
5) biopsi perkutan gagal untuk memberikan diagnosis.
6) nyeri berat karena kompresi abses.
Kontra-indikasi operasi :
Kegagalan pernapasan dengan kelainan jantung yang membahayakan
operasi
Tindakan bedah yang dapat dilakukan
1. drainase abses
2. debridemen radikal
3. penyisipan tandur tulang
4. artrodesis/fusi
5. osteotomi.
Pilihan tandur tulang
Tandur tulang yang dapat digunakan
pada penatalaksanaan bedah spondilitis
TB adalah tandur krista iliaka, tandur iga,
tandur tibia,tandur fi bula, hingga tandur
humerus
a) Atlanto-axial
dislocation-Extensor
view (MRI Scan),
b and c) Posterior
fusion done by
titanium wiring
(Skiagram),
d) Posterior fusion
done by multiple
titanium wiring
(Intraoperative)
a) Oral cavity
exposed after
application of boyle's
retractor,
b) Midline pharyngeal
incision,
c) Exposed odontoid
after the removal of
C1 arch,
d) Drilling of odontoid
along with lateral
pillar ensuring a good
size gutter
a lumbar laminectomy back surgery procedure.
Anterior Cervical Discectomy and Fusion
KOMPLIKASI
1. Osteititis pyogenik
2. Kifosis senilis
3. Skoliosis idiopatik
4. Infeksi enterik (contoh typhoid, parathypoid).
5. Tumor/penyakit keganasan .
6. Scheuermanns disease
PROGNOSA