Skenario 2 Nyeri Kepala
Skenario 2 Nyeri Kepala
wb
Nyeri kepala
PENDAHULUAN
Nyeri kepala gejala dari berbagai macam penyakit
dari ringan-berat
Prevalensi seseorang = 93%
Timbul akibat rangsangan di kepala dan leher
yang peka nyeri
Otak tidak peka nyeri
KLASIFIKASI
Nyeri kepala primer (mayoritas)
Migren
Nyeri kepala tipe tegang
Nyeri kepala kluster dan nyeri kepala trigeminal otonomik yang
lain
Nyeri kepala primer lainnya
Nyeri kepala sekunder (gejala dari penyakit yang mendasari)
Nyeri kepala yang berhubungan dengan :
Trauma kepala / leher
Kelainan vaskuler kranial atau servikal
Kelainan non vaskuler intracranial
Substansi / withdrawalnya
Infeksi
Kelainan hemostasis
Kelainan di cranium, mata, leher, telinga, hidung, sinus, gilut,
atau struktur fasial lainnya
Kelainan psikiatrik
Neuralgia kranial, sentral atau nyeri kepala fasial
primer dan nyeri kepala lainnya
Neuralgia kranial dan penyebab sentral nyeri fasial
Nyeri kepala lainnya, neuralgia kranial, sentral atau
nyeri fasial primer
PATOFISIOLOGI NYERI KEPALA
Struktur di kepala yang peka terhadap nyeri
INTRAKRANIAL
Sinnus Cranialis dan Vena afferent
Arteri dan duramater
Arteri basis kranii COWill
Duramater yang berdekatan
dengan PD
SCALP
EKSTRAKRANIAL
Mukosa sinus paranasalis dan
cavum nasi
Gigi
Telinga luar dan tengah
Arteri ekstrakranial
NC
SARAF
5,7,9,12
Spinal Nerve Servikal 1,2,3
Hal yang dapat
menimbulkan nyeri
kepala
Inflamasi struktur peka nyeri
Inflamasi neurogenic steril
Aktivasi mekanoreseptor
Destensi/dilatasi pembuluh
darah
Tarikan pada arteri
Pergeseran struktur peka
nyeri
Peningkatan TIK
Kontraksi kronik otot-otot
kepala dan leher
Teknanan langsung pada
DIAGNOSA
Anamnesa Khusus
Anamnesa Umum
Pemeriksaan Fisik
Neurologis
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan radiologi
MIGREN
DIAGNOSA
Migren
nyeri kepala primer berulang dengan
manifestasi serangan selama 4-72jam
unilateral, berdenyut, intensitas sedang
dekripsi atau berat, bertambah berat dengan
aktivitas fisik rutin
diikuti dengan nausea dan atau fotofobia
dan fonofobia.
Fase prodormal
Aura
Migre Headache
n postdormal
Prodorm
timubul gejala gejala iritabilitas, exitabilitas,
hiperaktiv, atau depresi yang timbul dalam
24jam sebelum periode nyeri kepala (headache).
Nyeri
ke sisi lain pada saat serangan ulang.
Sifat nyeri berdenyut, intensitas sedang sampai
berat, di perberat dengan beraktivitas dan
lokasinya berada di frontal, unilateral, bilateral,
si malaise.
Diagnosis
didapat dengan anamnesis yang baik meliputi
riwayat keluarga, gejala gejala yang menyerati
dan trigger.
2 mayor subtype
Tanpa aura
Dengan aura
Migren tanpa aura
suatu serangan nyeri kepala berulang dimana
didahului gejala neurologi fokal yang reversible
secara bertahap 5-20menit dan berlangsung
kurang dari 60menit
Migren dengan aura
secara primer mempunyai ciri gejala fokal
neurologi yang biasanya didahului atau kadang
disertai nyeri kepala. didapat dengan
anamnesis yang baik meliputi riwayat keluarga,
gejala gejala yang menyerati dan trigger.
Kriteria Migren tanpa aura
Berlangsung 4-72jam, unilateral,
berdenyut, brtambah berat
o/aktivitas. Disertai nausea, mual
muntah, fotofobi & Fonofobia.
Kriteria Migren dengan aura
Adanya aura ggg.visual, sensoris,
dan ggg.bicara
Patofisiologi
Aura visual paling sering terdapat pada migren aura, menyebar ke salah
satu hemisfer, meningkat dan meluas penyebarannya.
Konsep dasar pathogenesis migren adalah :
Keadaan ini akan berlanjut dan akan menjadi proses cortical spreading
depression dan akan timbul aura.
Cortical Spreading Depression (CSD) dan Mekanisme yang Mendasari Aura
Aura migren : suatu gelombang eksitasi neuron pada titik cortical grey matter (kecepatan 2-
6 mm/menit)
Penyebaran ini diikuti gelombang neuronal suppression pada tempat yang sama (basis
neuroelektrikal).
Pembuluh darah area ini secara simultan berdilatasi dan konstriksi.
Basis neurokimiawi pada CSD adalah lepasnya kalium dan glutamate (excitatory amino
acid) dari jaringan neural. Proses ini menimbulkan depolarisasi dan akan melepaskan lebih
banyak neurotransmitter yang akan mencetuskan CSD
Aktivasi Perifer dan Sentral N. Trigeminus
Aktivitas dorsolateral pontine prominen pada patofisiologi migren episodic maupun kronis.
Di sekitar pembuluh darah besar, pial vessel, sinus venosus besar, dan duramater terdapat
suatu pleksus dari serabut saraf besar tidak bermielin yang berasal dari divisi ganglion
oftalmikus trigeminal di fossa posterior dan dari upper cervical dorsal roots. Serabut
trigeminal mensarafi pembuluh darah serebral yang berasal dari neuron trigeminal ganglion
yang mengandung substansi P dan calcium sinus superior, menimbulkan rasa nyeri.
Fase sentral sensitisasi pada migren, induksi nyeri yang ditimbulkan oleh komponen inflamasi
yang dilepas dari duramater, seperti ion potassium, proton, histamine, 5-HT (serotonin),
bradikinin, prostaglandin E2 di pembuluh darah serebral dan serabut saraf yang dapat
menimbulkan nyeri kepala.
Penatalaksanaan Pengobatan Migren
2. Terapi abortif
Abortif non spesifik : Pada serangan ringan - sedang atau serangan berat atau berespon baik terhadap
obat yang sama analgetik over the counters, analgesic non spesifik, NSAID oral.
Abortif spesifik : Bila tidak respon terhadap analgetik / NSAID, dipakai obat spesifik seperti Ergotamin,
Dihydroergotamin (DHE), Triptan (Naratriptan, Rizatriptan, Sumatriptan, Zolmitriptan)
yang merupakan agonis selektif reseptor serotonin pada 5-HT1B/1D.
Di samping itu Ergotamine dan DHE diberikan pada migren sedang - berat apabila
analgesik non spesifik kurang terlihat hasilnya atau timbul efek samping.
3. Terapi preventif
Terapi preventif harus selalu diminum tanpa melihat adanya serangan atau tidak.
Pengobatan dapat diberikan dalam jangka waktu episodik, jangka pendek (subakut) atau jangka
panjang (kronik).
Terapi episodik faktor faktor pencetus nyeri kepala dikenal dengn baik sehingga dapat
diberikan analgetik sebelumnya.
Terapi preventif jangka pendek pasien akan terkena faktor resiko yang telah dikenal dalam
jangka waktu tertentu seperti pada migren menstrual.
Terapi preventif kronik diberikan dalam beberapa bulan bahkan tahun tergantung respon
pasien. Biasanya diambil patokan minimal 2 sampai 3 bulan
TTH
DIAGNOSA
Terminologi
rasa nyeri yang mendalam
seperti tertekan berat atau terikat erat, umumnya
bilateral
awalnya timbul secara episodik dan terkait dengan
stres
tetapi kemudian nyaris setiap hari muncul dalam
bentuk kronis dan tanpa ada kaitan lagi dengan
psikologis.
Terdapat tegang yang menimbulkan nyeri akibat
kontraksi menetap otot- otot kulit kepala, dahi,
dan leher yang disertai dengan vasokonstriksi
ekstrakranium
Termasuk sakit kepala primer karena tidak
menunjukkan adanya proses organik yang
mendasarinya
Epidemiologi
Penderita wanita lebih banyak daripada yang pria.
Usia paling sering menderita sakit kepala jenis ini
yaitu 35 dan 40 tahun.
Di Indonesia angka kejadian Episodik Tension type
Headache 31%, Chronic Tension type Headache
(CTTH) 24% dari seluruh nyeri kepala
Klasifikasi
Berdasar PERDOSSI yaitu IHS (International
Headache Society 2004) dan ICD 10 (WHO 2007) :
1. Tension type headache episodik yang infrequent
-Tension type headache episodik yang infrequent
berhubungan dengan nyeri tekan perikranial dan
tidak berhubungan dengan nyeri tekan perikranial
2. Tension type headache episodik yang frequent
-Tension type headache episodik yang frequent
berhubungan dengan nyeri tekan perikranial dan
tidak berhubungan dengan nyeri tekan perikranial
3. Tension type headache kronik
Tension type headache kronik berhubungan
dengan nyeri tekan perikranial dan tidak
berhubungan dengan nyeri tekan perikranial
4. Probable Tension type headache
-Probable Tension type headache episodik yang
infrequent dan frequent
Kriteria Diagnostik
A. Paling tidak terdapat 10 episode serangan dengan rata-rata <1 hari/bulan (<12
hari/tahun), dan memenuhi kriteria B-D.
B. Nyeri kepala berlangsung 30 menit sampai 7 hari.
C. Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas :
Lokasi bilateral.
Menekan/mengikat (tidak berdenyut).
Intensitasnya ringan atau sedang.
Tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga.
D. Tidak didapatkan :
Mual dan muntah (bisa anoreksia).
Lebih dari satu keluhan: fotofobia atau fonofobia.
E. Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain.
Tension Type Headache yang Frequent
Kriteria Diagnostik
A. Paling tidak terdapat 10 episode serangan dalam 1-1,5 hari/bulan selama paling
tidak 3 bulan (12-180 hari/tahun), dan memenuhi kriteria B-D.
B. Nyeri kepala berlangsung 30 menit sampai 7 hari.
C. Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas :
Lokasi bilateral.
Menekan/mengikat (tidak berdenyut).
Intensitasnya ringan atau sedang.
Tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga.
D. Tidak didapatkan :
Mual dan muntah (bisa anoreksia).
Lebih dari satu keluhan: fotofobia atau fonofobia.
E. Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain.
Tension Type Headache Kronik
Kriteria Diagnostik
A. Nyeri kepala timbul 15 hari/bulan, berlangsung > 3 bulan ( 180 hari/tahun)
dan juga memenuhi kriteria B-D.
B. Nyeri kepala berlangsung beberapa jam atau terus-menerus.
C. Nyeri kepala memiliki paling tidak 2 karakteristik berikut :
Lokasi bilateral.
Menekan/mengikat (tidak berdenyut).
Ringan atau sedang.
Tidak memperberat dengan aktivitas yang rutin.
D. Tidak didapatkan :
Lebih dari satu keluhan : fotofobia, fonofobia atau mual yang ringan.
Mual yang sedang atau berat, maupun muntah.
E. Tidak ada kaitan dengan penyakit lain.
Probable Tension Type Headache