Anda di halaman 1dari 15

REGULASI EKSPRESI GEN PADA

EUKARIOT, PROKARIOT DAN VIRUS


MODUL BIOLOGI MOLEKULER

THERESIA ALFIONITA
SINULINGGA
FAA 113 043
Perubahan Ekspresi Gen pada
Bakteri
Pada bakteria, gen dikat pada satu operon.
Operon bakteri adalah wilayah pada DNA yang
meliputi gen-gen cotranskripsi menjadi RNA yang
sama ditambah semua cis-acting sequences yang
dibutuhkan untuk mentranskripsi gen-gen ini,
termasuk gen promotor sebagai operator dan sequen
lain yang termasuk pada regulasi transkripsi gen-gen
ini.
Regulasi transkripsi bakteri diregulasi oleh produk
gen regulator, yang umumnya protein dan sebut
represor atau aktivator.
Represor dan aktivator bekerja berlawanan arah.
Perubahan Ekspresi Gen pada
Virus
Strategi replikasi dari beberapa virus tergantung pada
material genetik alami dari virus tersebut.
Proses ekspresi gen akan menentukan semua proses
infeksi virus (akut, kronis, persisten, atau laten).
Kelas I: DNA utas ganda
Kelas II: DNA utas tunggal
Kelas III: RNA utas ganda
Kelas IV: RNA utas tunggal (+)
Kelas V: RNA utas tunggal (-)
Kelas VI: RNA utas tunggal (+) dengan DNA Intermediat
Kelas VII: DNA utas ganda dengan RNA Intermediat
Gambar 2.1 Tujuh Klasifikasi
Transfer Gen Antar
Bakteri
Sel High Frequency
Recombinant
Penelitian mengenai konjugasi pada bakteri
menjadi di permudah ketika galur-galur
terisolasi dari biakan-biakan F+ yang
mengalami rekombinasi seksual dengan sel-
sel F- pada laju 103 kali lebih besar dari sel-
sel F+ x F- . Maka galur galur donor yang
baru disebut galur rekombinasi berfrekuensi
tinggi (Hfr). Sel sel Hfr muncul dari sel F+
yang didalamnya factor F menjadi terpadu
ke dalam kromosom bakteri.
Lanjutan....
Hfr adalah galur E.coli yang faktor fertilitynya telah
berintegrasi ke dalam kromosom E.coli sehingga
galur ini dapat memindahkan (mentransfer)
penanda-penanda kromosom dengan frekuensi yang
lebih tinggi dari pada F-. Hfr mampu memindahkan
penanda-penanda kromosom dengan frekuensi
sekitar 10-2-10-4 tetapi dalam memindahkan faktor
fertility sangat lambat hanya dengan frekuensi 10-6-
10-7, sehingga dalam konyugasi dengan F- hampir
tidak ditemukan adanya F- yang berubah menjadi
F+ dan Hfr.
F' adalah galur Hfr yang bertindak seperti F+
dimana bagian yang berintegrasi ke dalam
kromosom tadi dapat ke luar dan membawa F' yang
disebut merodiploid merozigot.
Movable Genetic Element
Transposon merupakan elemen genetik
yang berpindah dapat berupa satu gen
atau beberapa gen yang bertaut (linkage)
sehingga disebut juga elemen genetik
yang dapat bertransposisi (transposable
genetic elements) atau unsure
transposable. Transposon disebut juga
dengan gen loncat (jumping genes),
elemen genetik bergerak (mobile genetic
element), sekuensi insersi, dan kaset.
Lanjutan....
Elemen genetik yang dapat bertransposisi
tersebut ditemukan baik dalam prokaryot,
eukaryot, maupun dalam bakteriofag.
Transposisi dapat menyebabkan
terjadinya penyusunan kembali
(rearrangement) genom suatu jasad.
Berdasarkan mekanisme perpindahan
(transposisi), transposon dapat di
kelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu
transposon potong-tempel, transposon
repliktif, dan retrotransposon.
Gambar 2.4 Transposon potong-
tempel
Gambar 2.5 Transposon
replikatif
Gambar 2.6 Retrotransposon
Prion
Prion (proteinaceous infectious particles) adalah pembawa
penyakit menular yang diketahui terdiri dari protein. Prion
hanya berisi protein tanpa asam nukleat, karena prion
terlalu kecil untuk menampung asam nukleat dan karena
prion tidak dapat dirusak oleh agen pencerna asam
nukleat. Prion tahan terhadap semua prosedur yang
bertujuan mengubah atau menghidrolisa asam nukleat
termasuk ensim protease, sinar ultraviolet, radiasi dan
berbagai zat kimia seperti deterjen, zat yang menimbulkan
denaturasi protein seperti obat disinfektan atau
pemanasan atau perebusan.
Penyakit yang disebabkan oleh prion disebut Transmissible
Spongiform Encephalopathies (TSEs) merupakan penyakit
yang menyerang susunan syaraf pusat
Gambar 2.7 Daerah Otak Yang
Terinfeksi Prion

Anda mungkin juga menyukai