Anda di halaman 1dari 53

OBAT ANASTESI:

SEDASI-HIPNOTIK

INTAN PURNAMASARI
DEFINISI:
Sedatif: substansi yang memiliki aktifitas moderat yang
memberikan efek menenangkan
Hipnotik: substansi yang dapat memberikan efek mengantuk
dan yang dapat memberikan onset serta mempertahankan
tidur.
GOLONGAN:
1. Benzodiazepin
2. Barbiturat
3. Lainnya
GOLONGAN BEZODIAZEPIN
Yang termasuk golongan ini : - diazepam
- midazolam
Aksi :
Membentuk ikatan dgn reseptor spesifik di
daerah korteks dan memudahkan ikatan dgn
reseptor GABA
MEKANISME KERJA
Kadar puncak pada SSP terjadi 4-8 menit setelah penyuntikan
intravena, dengan waktu paruh 20 jam
Redistribusi cepat setelah penyuntikan intravena
Efek anxiolisis, sedasi, antikonvulsi dan relaksasi otot
skeletal.
INDIKASI PENGGUNAAN KLINIS

Premedikasi
Diazepam : 5 10 mg i.v.
Midazolam : 0,05 0,1 mg / kg BB i.v.
Induksi
Diazepam : 0,2 1 mg / kg BB i.v.
Midazolam : 0,15 mg / kg BB i.v.
Sedasi
Diazepam : 5 10 mg i.v.
Midazolam : 2,5 5 mg i.v.
EFEK SAMPING
Aspirasi
Hipoventilasi
Apnea
Obstruksi jalan nafas
Depresi kardiopulmonal
2. BARBITURAT
Derivat asam barbiturate. Asam barbiturate (2,4,4-
trioksoheksahidropirimidin)
Hasil reaksi kondensasi antara ureum dengan asam
malonat.
Efek utama barbiturate ialah depresi SSP.
BARBITURAT

FARMAKOKINETIK
Hilang kesadaran terjadi dalam waktu 30 detik (waktu sirkulasi
ekstremitas atas ke otak)
Kelarutan lemak tinggi sehingga pulih sadarnya (5-10 menit)
dan redistribusi ke otot2 dan organ2 dgn aliran darah tinggi
berlangsung sangat cepat
BARBITURAT
FARMAKODINAMIK
SSP :
Menyebabkan hilang kesadaran dan hiperalgesia
Menurunkan metabolisme dan aliran darah otak
Sistem Kardiovaskular
Menurunkan tekanan darah dan curah jantung
Meningkatkan laju nadi akibat refleks baroreseptor
Sistem Pernafasan :
Menurunkan laju nafas dan volume tidal
Apnu dpt terjadi 30-90 dtk stlh penyuntikan dosis tidur

PEMAKAIAN KLINIS
Induksi anestesia : 3 6 mg / kg BB i.v.
THIOPENTAL
Tiopental
1. Di gunakan untuk induksi pada anestesi umum.
2. Operasi yang singkat (reposisi fraktur, insisi, jahit luka).
3. Sedasi pada analgesik regional
4. Mengatasi kejang-kejang pada eklamsia, epilepsi, dan tetanus
Fenobarbital
1. Untuk menghilangkan ansietas
2. Sebagai antikonvulsi (pada epilepsi)
3. Untuk sedatif dan hipnotik
KONTRAINDIKASI
Alergi barbiturat
Penyakit hati
Penyakit ginjal
Hipoksia
Parkinson
3.LAINNYA
Propofol
Cairan emulsi isotonik berwarna putih
2,6-di-isopropylphenol
Mekanisme kerja: Propofol memberikan efek sedatif
hipnotik melalui interaksi reseptor GABAA
Tujuan penggunaan: obat induksi, pemeliharaan anastesi,
pengobatan mual muntah dari kemoterapi
DOSIS
Sedasi: bolus, iv 5-50 mg
Induksi: IV 2-2.5 mg/kg
Pemeliharaan: bolus IV, 25-50 mg, infus 100-200
g/kg/menit, antiemetik: IV 10 mg.
EFEK SAMPING
Dapat menyebabkan nyeri selama pemberian pada 50%
sampai 75%. Nyeri ini bisa muncul akibat iritasi pembuluh
darah vena, nyeri pada pemberian propofol dapat
dihilangkan dengan menggunakan lidocain (0,5 mg/kg) dan
jika mungkin dapat diberikan 1 sampai 2 menit dengan
pemasangan torniquet pada bagian proksimal tempat
suntikan, berikan secara I.V melaui vena yang besar. Gejala
mual dan muntah juga sering sekali ditemui pada pasien
setelah operasi menggunakan propofol
KONTRAINDIKASI
Propofol merupakan emulsi lemak sehingga pemberiannya
harus hati hati pada pasien dengan gangguan metabolisme
lemak seperti hiperlipidemia dan pankreatitis.
ANASTESI INHALASI
Anestesi Inhalasi :
anestesi umum dgn gas atau cairan anestetika volatil yg
diinspirasi masuk ke peredaran darah akhirnya ke jaringan otak
Obat anestetika inhalasi :
N 2O - Isofluran
Halotan - Desfluran
Enfluran - Sevoluran
RUTE ANESTETIKA
INHALASI
Di inspirasi (dihirup)

Uptake (ambilan) dalam alveolus

Difusi ke dalam pembuluh darah paru

Distribusi oleh darah

Difusi ke dalam jaringan otak

Organ-organ lain
FARMAKOKINETIK
KONSENTRASI ANESTETIK DLM
ALVEOLI

Pada waktu induksi ditentukan oleh :


1. Konsentrasi inspirasi
2. Ventilasi alveolar
3. Koefisien partisi darah/gas
4. Curah jantung atau aliran darah paru
5. Hubungan ventilasi-perfusi
Farmakokinetik
KONSENTRASI ANESTETIK DLM ALVEOLI
DITENTUKAN OLEH
1. Konsentrasi inspirasi
Tergantung dari : - sirkuit mesin
- Kecepatan aliran gas segar
Konsentrasi alveoli selalu < konsentrasi inspirasi ec.
Uptake alveolus terus berlangsung
Peningkatan konsentrasi inspirasi mempercepat induksi
Pengaruh gas kedua (second gas effect) : konsentrasi inspirasi
tinggi (N2O) meningkatkan konsentrasi anestetik lain dlm
alveolar yg diberikan bersama-sama
Farmakokinetik
KONSENTRASI ANESTETIK DLM ALVEOLI
DITENTUKAN OLEH
2. Ventilasi alveolar
Hiperventilasi meningkatkan konsentrasi dalam
alveoli
Konsentrasi alveoli lebih cepat
dibanding konsentrasi inspirasi
Konsentrasi anestesia dlm alveoli lebih rendah bila ada
sumbatan nafas
Bermakna pada anestetik yg kelarutan dalam darah rendah
Farmakokinetik
KONSENTRASI ANESTETIK DLM ALVEOLI
DITENTUKAN OLEH
3. Koefisien partisi darah/gas
= rasio konsentrasi anestetik dalam darah dibandingkan dalam gas
Koef tinggi = sangat larut dalam darah sejumlah besar anestetik
yg ada dlm alveoli berdifusi ke dlm darah
Anestetika dgn koef darah/gas tinggi = kelarutan dlm tinggi:
konsentrasi anestetik dlm alveoli meningkatnya lambat =
induksi lambat, pemulihan lambat
Koef darah/gas : induksi cepat, pemulihan cepat (N2O > desfluran
> sevofluran > enfluran > halotan)
Farmakokinetik
KONSENTRASI ANESTETIK DLM ALVEOLI
DITENTUKAN OLEH
4. Curah jantung atau aliran darah paru
Peningkatan curah jantung anestetik cpt keluar dari paru
konsentrasi anestetik dlm alveoli menjadi > rendah ec.
berdifusi ke dalam darah induksi lambat, pulih lambat
Bermakna pada anestetik dgn kelarutan dlm darah tinggi
Farmakokinetik
KONSENTRASI ANESTETIK DLM ALVEOLI
DITENTUKAN OLEH
5. Hubungan ventilasi - perfusi

Gangguan akan memperlambat peningkatan konsentrasi

anestetik dlm alveoli


FARMAKOKINETIK
Ekskresi / eliminasi
1. Ekshalasi
2. Metabolisme : hati
3. kulit
INDIKASI ANESTETIK
INHALASI
Induksi (t.u. anak)
pemeliharaan

Dosis anestetik inhalasi ~ MAC


Minimum Alveolar Concentration (MAC) : konsentrasi
terendah anestetik dlm alveolus yg mencegah adanya
gerakan terhadap rangsang nyeri (bedah) pada 50%
pasien
Makin rendah MAC potensi
GAS GELAK (N2O - NITROUS OXIDE)
Sifat fisik :
Gas anestetika inargonik
Bentuk gas tidak berwarna, tidak berbau dan tidak iritatif
Tidak mudah terbakar, tidak bereaksi dengan sodalisme
Koefisien partisi darah / gas : 0,46
MAC : 105
N2O

FARMAKOKINETIK
Uptake dan eliminasi sangat cepat dibandingkan anestetik
inhalasi lain, ok. koefisien partisi darah / gas rendah (0.46)
Eliminasi ekshalasi
Biotransformasi -?
N2O

FARMAKODINAMIK
SSP
Analgesia {MAC tinggi (104) harus dikombinasi dgn anestetik lain}
Sistem kardiovaskular
Menekan miokardium (ringan)
Tekanan darah & laju jantung tidak berubah
Meningkatkan tekanan vaskuler paru
Sistem pernafasan
Menekan pernafasan (sangat ringan)
Penggunaan klinis
Kombinasi N2O:O2 = 70%:30%; 60%:40%; 50%:50%
N2O
EFEK YG MERUGIKAN
Hipoksia difusi
Pada penghentian N2O, N2O cpt berdifusi dari darah masuk
ke paru mengakibatkan tekanan parsial O2 dialveoli turun, >
rendah dari tek inspirasi O2 yg berakibat hipoksia
Mengisi ruang2 gas tertutup dalam tubuh
Normal : diisi oleh nitrogen
Kelarutan dalam darah N2O > 31x N2 : pada ruang2 gas tertutup
lebih banyak N2O yg masuk berdifusi dibanding N2 yg keluar
Ruang gas tertutup : telinga tengah, lumen usus, pneumotoraks
Menghambat sintesis tetrahydrofolat
HALOTAN
Sifat fisik :
Cairan tidak berwarna, bau enak, mudah menguap, tidak
mudah meledak atau terbakar
Tidak bereaksi dengan sodalime absorber
Mudah diurai oleh cahaya
Tekanan uap : 243
Koefisien partisi darah / gas : 2,3
MAC : 0,74
HALOTAN
FARMAKODINAMIK
Kardiovaskular
Tekanan darah, laju jantung
Kepekaan jantung terhadap katekolamin disritmia
Vasodilatasi umum
Pernafasan :
Tidak ada iritasi jalan nafas
Laju nafas cepat dan dangkal
Bronkodilator
HALOTAN
Farmakodinamik
SSP
Aliran darah otak dan tekanan intra kranial
Neuromuskular
Relaksasi otot yang baik
Relaksasi otot uterus
Ginjal
Aliran darah ginjal, kecepatan filtrasi glomenular pengeluaran urin
Hati :
Toksis terhadap hati
Hepatitis halotan
HALOTAN
PENGGUNAAN KLINIS
Perlu alat penguap (Vaporizer)
Pemberian adrenalin aman
Konsentrasi 1 : 100.000 dalam 10 menit atau kecepatan 30
ml/jam
ENFLURAN

Sifat Fisik :
Golongan eter halogenated
Bentuk cair, mudah menguap, bau enak, tidak muntah
terbakar
Tekanan uap : 180
Koefisien partisi darah / gas : 1,8
MAC : 1,7
ENFLURAN
FARMAKODINAMIK
Kardiovaskular
Depresi kontraktilitas miokardium
TD, curah jantung, pemakaian O2 miokardium
laju jantung
kepekaan jantung terhadap katekolamin ringan
Pernafasan
laju nafas, volume tidal tetap
Depresi fungsi mukosiliar
Bronkodilator
ENFLURAN
Farmakodinamik
SSP
Depresi hipnotik
Perubahan EEG bentuk epileptiform
aliran darah otak, tekanan intrakranial
Neuromuskular
Relaksasi otot skelet
Tidak merelaksasi otot uterus (Konsentrasi 0,5 - 0,8%)
Potensiasi obat pelumpuh otot
Ginjal
aliran darah ginjal , kec. Filtrasi glomerulus
Urin output
ENFLURAN
PENGGUNAAN KLINIS
Tidak pada pasien gagal ginjal
Hati-hati pada pasien bedah saraf, hemodinamik tidak stabil,
hipertermi maligna
Tolerans terhadap dosis adrenalin 4,5 g/kg BB
ISOFLURAN
Status fisik :
Isomer enfluran
Bentuk cair, bau merangsang, tidak mudah meledak
Tekanan uap : 250
Koefisien partisi darah / gas : 1,4
MAC : 1,2
ISOFLURAN

FARMAKODINAMIK
Kardiovaskular :
Depresi jantung minimal
Curah jantung dipelihara laju jantung
Aliran darah perifer, tahanan vaskular sistemik , TD
Vasodilator arteri koroner coronary steal syndrome
Pernafasan :
Ventilasi semenit
Iritasi refleks jalan nafas atas
Bronkodilator
ISOFLURAN

FARMAKODINAMIK
SSP
Aliran darah otak dan tekanan intrakranial tetap
Gambaran EEG tidak berubah

Neuromuskular :
Relaksasi otot skelet
Tidak relaksasi otot uterus
ISOFLURAN

PENGGUNAAN KLINIS
Hati-hati pada pasien penyakit jantung

koroner dan hipovolemik berat


DESFLURAN
Sifat fisik :
Ion atom khlor menggantikan ion flour dari isofluran
Bentuk cairan, tidak berbau dan tidak mudah meledak
Tekanan uap : 687
Koefisien partisi darah/gas : 1,3
MAC : 6
DESFLURAN
FARMAKODINAMIK
Kardiovaskular
tahanan vaskular sistemik
TD dan curah jantung
Laju jantung
Pernafasan :
Vol. Tidal , laju nafas
Iritasi jalan nafas hipersalivasi, larinospasme
SSP
aliran darah otak, tekanan intrakranial
DESFLURAN
FARMAKODINAMIK
Neuromuskular
Potensiasi dengan obat pelumpuh otot
Ginjal dan hati : tidak berpengaruh buruk
Biotransformasi dan Ekskresi
Metabolisme minimal
Ekskresi lewat urin
SEVOFLURAN
Sifat Fisik
Golongan flour halogeneted
Bentuk cairan, tidak berbau, dapat bereaksi dengan sodalime
Tekanan uap : 160
Koefisien partisi otak / darah : 1,7
MAC : 2
SEVOFLURAN
FARMAKODINAMIK
Kardiovaskular
Depresi kontraktilitas miokardium ringan
Laju jantung tidak meningkat = curah jantung
Pernafasan :
Depresi nafas
Bronkondilator
SSP
Aliran darah otak, tekanan intrakranial
Kebutuhan O2 otak
SEVOFLURAN
FARMAKODINAMIK
Neuromuskular
Relaksasi otot intubasi trakea
Ginjal
Aliran darah ginjal
Hati
Menjaga aliran rahan hati dan penghantaran O2
SEVOFLURAN
PENGGUNAAN KLINIS

Pilihan utama anestetika untuk induksi


inhalasi
Hati-hati pada pasien dengan disfungsi
ginjal
TABEL 1: SIFAT FISIK DAN KIMIA
ANESTETIK INHALASI
TABEL 2: FARMOKOLOGI KLINIK
ANESTETIK INHALASI

Anda mungkin juga menyukai