Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRESENTASI JURNAL (PJ)

MODUL BEDAH MULUT

A Comparison of Equifalent doses of Lidocaine


and Articaine in Maxillary Posterior Tooth Extraction
: Case Series


PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
PENDAHULUAN
Dalam beberapa tahun terakhir ini, beberapa penelitian telah
dilakukan untuk mengetahui perbandingan efektifitas dari
penggunaan lidokaine 2% dan artikain 4%. Lebih khusus
perbandingan tersebut dengan keadaaan-keadaan seperti
kemampuan membius gigi rahang atas dengan pulpitis ireversibel.
Hasil dari beberapa penelitian tersebut saling bertentangan.
Beberapa penelitian mendapatkan bahwa articaine lebih efektif
dibandingkan lidokaine dalam penggunaan pada gigi dengan pulpitis
ireversibel. Dalam studi lain didapatkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan pada penggunaan lidokain 2% dan articain 4% pada
anastesi gigi rahang atas dengan pulpitis ireversibel.
Salah satu pertimbangan utama dalam penelititan perbandingan ini
yaitu dosis yang digunakan dalam penelitian ini berbeda.
Membandingkan bahwa konsentrasi dari artikain 4% lebih banyak
berisis obat adiktif dibandingkan lidokain 2%, maka perbandingan
volume yang digunakan yaitu lidokain dua kali lebih banyak sehingga
diharapkan artikain 4% lebih baik dibandingkan lidokain 2%
LAPORAN KASUS
Penelitian ini menggunakan kriteria inklusi yaitu pasien dengan
keadaan gigi belakang rahang atas pulpitis ireversibel. Pasien
tanpa kelainan hipertensi DM dan tidak memiliki alergi obat
yang digunakan dalam penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada 41 pasien dengan dibagi menjadi
dua grup
Grup 1 : anastesi infiltrasi rahang atas dengan 3,6 ml
lidokaine 2%
Grup 2 : anastesi infiltrasi rahang atas dengan 1,8 ml articaine
4%
Kemudian setiap pasien diberikan tes setelah anastesi dengan
pain scale dari 0-10
Hasil dari penelitian ini mendapatkan bahwa tidak teradapat
perbedaan efek dari grup satu dan dua dalam rasa sakit
sebelum perawatan dan saat perawatan. Terdapat perbedaan
hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang
mendapatkan hasil bahwa articaine lebih efektif digunakan.
Perbedaan hasil ini dapat terjadi karena dosis yang
digunakan dan keadaan gigi yang digunakan.
Prosedur ekstraksi gigi dengan pulpitis reversibel
lebih mudah dan lebih sering berhasil bila
dibandingkan dengan perawatan ekstirpasi. Keadaan
gigi dengan pulpitis ireversibel 8 kali lebih sering
gagal dibandingkan dengan keadaan pada gigi yang
normal, sehingga pasien dengan keadaan gigi lain
mungkin tidak berlaku dengan hasil penelitian ini.
Hasil dari penelitian ini tidak terdapat perbedaan
rasa sakit sebelum dan saat perawatan antara grup 1
dengan grup 2.
DISKUSI
ANASTESI LOKAL

ARTICAIN LIDOKAIN
REVIEW JURNAL LAIN
Clonidine kedokteran gigi pertamakali mengenal anastesi pada tahun
1844 oleh Horrace Wells, pasien menghirup nitro oxide dan kemudian
dilakukan ekstraksi. Anastesi lokal dimulai pada saat ditemukan cocain
pada tahun 1860. Kemudian dikembangkan menjadi novocain1904
kemudian menjadi lignocain oleh Lofgreb dan Lundquist pada 1942
yang menjadikan hal tersebut revolusi dalam kedokteran gigi. Saat ini
standar obat yang digunakan yang terbaru seperti bupivacain,
etidocain, articain, lidokain, dll
Artikaine diketahui memiliki kemiripan dengan lidokain seperti dalam
efeknya pada penggunaan tanpa campuran menyebabkan keadaan
jantung stabil. Apabila dicampur dengan adrenalin perlu kehati-hatian
pada pasien dengan hipertensi. Pengaruh lain yaitu berhentinya darah
lebih baik dan efek pada tulang baik, tetapi memiliki kelemahan
parestesia meskipun hasil penelitian yang menyebutkan articaine dapat
menyebabkan parastesia belum banyak.
Articaine masih jarang digunakan dalam kedokteran gigi, meskipun
waktu onsetnya lebih pendek, waktu anastesi yang lebih panjang dan
difusi yang baik menjadikan articaine obat yang ideal digunakan dalam
perawatan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai