Anda di halaman 1dari 39

SENYAWA KARBON

A. Atom Karbon ( C )
Karbon adalah salah satu unsur yang terdapat dialam
dengan symbol system periodik adalah C. Nama
karbon berasal dari bahasa latin carbo yang berarti
coal atau charcoal. Istilah coal menyatakan
sediment berwarna hitam atau coklat kehitaman yang
bersifat mudah terbakar dan terutama memiliki
komposisi utama belerang, hydrogen, oksigen dan
nitrogen
Atom Karbon ( C ) memiliki 4 elektron valensi.
Dengan nomor atom 6, atom C memiliki 4 elektron
valensi, sehingga untuk mencapai kestabilan (mencapai
konfigurasi oktet) maka atom C akan membentuk
ikatan kovalen tanpa adanya PEB (Pasangan Elektron
Bebas).
B. Rantai Karbon ( C )
Atom C dengan 4 elektron valensi dapa membentuk ikatan
antar atom C berupa ikatan tunggal, rangkap dan rangkap
3, juga lingkar (siklik) jumlah senyawa C sangat banyak.

C. SIFAT SIFAT KARBON


a. Amorf
Unsur karbon dalam bentuk amorf, selain terdapat di alam, seperti arang,
kokas, batu bara, dan karbon hitam memiliki sifat yang rapuh.
b. Grafit
Grafit adalah zat bukan logam yang mampu mengantarkan panas dengan
baik. Bentuk kristal mikro grafit banyak kita kenal sebagai arang, jelaga,
atau jelaga minyak.
c. Intan
Bentuk unsur karbon yang ketiga adalah intan. Intan secara alami diperoleh dari
karbon yang dikenal tekanan dan suhu tinggi dalam perut bumi
SENYAWA- SENYAWA KARBON
Karbon dioksida
Karbon dioksida di temukan di atmosfir lapisan bumi dan terlarut dalam air.
Karbon juga merupakan bahan batu besar dalam bentuk karbonat unsur kalsium,
magnesium dan besi. Batubara, minyak ,dan gas bumi adalah hidrokabon
Karbon Monoksida
Karbon monoksida dapat di buat secara komersil dengan hydrogen melalui
pembentukan uap kembali atau pembakaran sebagai hidrokarbon dengan reaksi
CO2+H2CO2+H2, gas ini tidak berwarna dan mempunyai titidk didih -190. Dapat
di gunakan sebagai bahan industry melalui reaksi 2CO(g) + O 2(g) 2CO2(g).
Karbonat dan Bikarbonat
Bikarbonat adalah zat atmosfer, yaitu ia dapat bereaksi baik dengan asam
maupun basah. Bikarbonat tidak stabil bila dipanaskan, ia terurai membentuk
karbonat. Kalium bikarbonat bubuk digunakan dalam alat pemadam kebakaran
karena ia mudah terurai dengan menghasilkan karbon dioksida. 2KHCO 3 K2CO3 +
H2O + CO2.
ALKANA
Alkana (CnH2n+2)
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik
jenuh, yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua
ikatan karbonnya merupakan ikatan tunggal. Alkana juga
di sebut parafin yang berarti alifatis kecil (sukar beraksi).
alkana tidak bercabang
yang sering disebut sebagai
deret homolog dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tata Nama Alkana:

1. Pilih Rantai Induk: rantai yang terpanjang dalam


molekul.
2. Beri nomor cabang, karenanya rantai induk diberi
nomor urut, dengan sedemikian rupa rantai cabang
mendapat nomor yang terkecil.
3. Beri nama cabang dengan nama alkil khiran il,
sama dengan nama alkana hanya ana diganti il,
misal: metana metil, propana propil.
4. Jika terdapat lebih dari satu cabang sejenis, nama
cabang disebut sekali saja dengan diberi awalan yang
menyatakan jumlah cabang. 2 : di, 3 :tri, 4 :tetra,
5:penta, dst...
Beberapa nama alkil:
Sifat-Sifat Alkana:
1. Sukar larut dalam senyawa polar (air) tetapi larut
dalam pelarut non-polar.
2. Pada T kamar C1 C4 berwujud gas, suku-suku
berikutnya berwujud cair, suku tinggi berwujud > C18
berwujud gas.
3. Semakin banyak rantai C T didih semakin tinggi,
untuk jumlah C yang sama semakin banyak cabang
T didih semakin kecil.
4. Sukar bereaksi dengan senyawa lain, disebut parafin
(afinitas kecil).
Reaksi Reaksi Alkana:
Rx. Pembakaran
menghasilkan CO2, CO, H2O dan Jelaga (partikel C)
Rx. Substitusi : penggantian atom H dari alkana dengan
atom lain, khususnya Halogen Rx. Halogenasi
Rx. Perengkahan (Cracking)
Alkana rantai panjang menjadi potongan-potongan C yang
pendek. Terjadi pada P dan T tinggi tanpa O2
ALKENA
Hidrokarbon alifatik (rantai terbuka), dan tidak jenuh
dimana pada salah satu rantai C-C nya (ikatan rangkap
2) C = C -
Rumus Umum: Cn H2n
n : jumlah atom C
Tata nama sama seperti alkana, hanya saja akhiran
ana diganti dengan ena, misal : etana etena

Deret Homolog:
Tata Nama Alkena:

1. Tentukan rantai induk, rantai C terpanjang yang


mengandung ikatan rangkap.
2. Beri nomor rantai induk, sedemikianrupa rantai ikatan
rangkap memiliki nomor yang terkecil.
3. Jika ada cabang, nama cabang sesuai dengan jumlah
atom C alkilnya, jika lebih dari satu, tata nama cabang
sama aturannya dengan nama alkana
4. Urutan:
nomor cabang-nama alkil-nomor rangkap-nama induk
Reaksi Reaksi Alkena:
Rx. Pembakaran
menghasilkan CO2, CO, H2O dan lebih banyak Jelaga
(partikel C)
Rx. Adisi (Penambahan = Penjenuhan)
Dari ikatan rangkap Ikatan tunggal (jenuh) dengan cara
menangkap 2 atom lain pada ikatan rangkap C = C
untuk memperoleh ikatan tunggal.
a. Reaksi Hidrogenasi: Alkena + H2
b. Reaksi Hidrohalogenasi: Alkena + HX (Hidrogen
Halida)
c. Reaksi Halogen: Alkena + Unsur Halogen (F, Cl, Br, I)
Rx. Polimerisasi: (molekul kecil molekul besar
ALKUNA
Hidrokarbon alifatik (rantai terbuka), dan tidak jenuh
dimana pada salah satu rantai C-C nya (ikatan rangkap
3)
Rumus Umum: Cn H2n-2
n : jumlah atom C
Tata nama sama seperti alkana, hanya saja akhiran
ana diganti dengan una, misal : etana etuna

Deret Homolog:
Reaksi Reaksi Alkuna:
Rx. Pembakaran
menghasilkan CO2, CO, H2O dan lebih banyak Jelaga
(partikel C)
Rx. Adisi (Penambahan = Penjenuhan)
Untuk penjenuhan alkuna dibutuhkan pereaksi 2x lipat
dari alkena.
a. Reaksi Hidrogenasi: Alkuna + 2H2
b. Reaksi Hidrohalogenasi: Alkuna + 2HX (Hidrogen
Halida)
c. Reaksi Halogen: Alkuna + 2Unsur Halogen (F, Cl, Br, I)
Rx. Polimerisasi: (molekul kecil molekul besar
SENYAWA TURUNAN ALKANA
Tata Nama Senyawa Turunan Alkana

Nomor cabang-cabang-nama cabang urut abjad-nomor gugus


fungsi-nama induk

1. Mengidentifikasi gugus fungsi.


2. Memilih rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang
mengandung gugus fungsi.
3. Menulis nomor, dimulai dari salah satu ujung sedemikian
sehingga posisi gugus mendapat nomor terkecil.
4. Menuliskan nama, dimulai dari nama cabang-cabang
(nama alkil sesuai dengan jumlah atom C), kemudian
nama rantai induk. Cabang-cabang sejenis digabung dan
dinyatakan dengan awalan di-, tri-, tetra- dst. Penulisan
cabang yang berbeda diurutkan sesuai dengan abjad.
A. ALKOHOL / ALKANOL (R OH)
Alkohol adalah etana dengan satu atom H diganti oleh
gugus fungsi OH
Rumus Umum : CnH2n+2O
IUPAC : Mengganti akhiran a menjadi ol
Metana metanol, etana etanol, dst...

TRIVIAL : R OH : alkil alkohol


Metil alkohol, etil alkohol, isopropil alkohol (IPA)
Klasifikasi Alkohol:
Berdasarkan jenis atom C yang mengikat gugus OH :
1. Alkohol Primer : R CH2 OH
misal: metanol, etanol, 1-propanol
2. Alkohol Sekunder : R CHR OH , terikat pada atom
C sekunder
misal: 2-propanol
3. Alkohol Tersier : R RCR OH, terikat pada atom
tersier
misal: 2-metil-2-propanol
Beberapa Reaksi Alkohol:
1. Dehidrasi Alkohol (Pelepasan H2O)
Alkohol jika dipanaskan bersama H2SO4 pekat akan
mengalami dehigrasi membentuk eter atau alkena.
Pemanasan pd T 130C menghasilkan eter, sedangkan
pada T 180 C menghasilkan alkena

2. Oksidasi Alkohol
alkohol sederhana mudah terbakar membentuk CO2
dan H2O. Namun dengan pengoksidasi sedang dan
dalam lingkungan asam, alkohol teroksidasi :
Beberapa Reaksi Alkohol:
3. Reaksi alkohol dengan Na atau K
terjadi pada alkohol kering (tdk mengandung air) shg
dapat bereaksi dengan Na atau K, sehingga atom H
dari gugus OH diganti dengan Na dan K Na
Alkoholat

Jika terdapat air, maka alkohol akan terurai mjd


alkohol dan NaOH
R-ONa + H2O R-OH + NaOH
Beberapa Reaksi Alkohol:
4. Esterifikasi : Pembentukan ester
Alkohol + Asam alkanoat Ester + H2O

Ester tidak bereaksi dengan oksidator , reduktor


maupun basa, sehingga umumnya digunakan sebagai
pelarut.
B. ETER / ALKOKSI ALKANA (R O R)

IUPAC : Menetapkan alkil yang lebih kecil sebagai alkoksi


dan alkil yang lebih besar sebagai alkana.

TRIVIAL : menyebutkan nama alkil-alkilnya urut abjad


dan diakhiri dengan eter. Jika kedua alkil sama maka
diawali dengan di-, tri-, dsb...
C. ALDEHID / ALKANAL dan KETON
Aldehid adalah gugus karbonil mengikat satu alkil dan satu
atom H
Rumus Umum : CnH2nO
IUPAC : nama alkana rantai induk a diganti al
Misal: butanol butanal
Menentukan rantai terpanjang yang mengandung gugus
fungsi, sehingga atom C pada gugua CHO memiliki
nomor 1.
TRIVIAL : mengambil nama asam karboksilat dengan
mengubah asam-oat atau asam-at menjadi akhiran
aldehid.
Misal: asam asetat asetaldehid (CH3-CHO)
Contoh:
Keton adalah senyawa karbon yang mengandung gugus
fungsi CO- yang terikat pada dua gugus alkyl R dan R.
keton yang dianggap berasal dari senyawa alkana disebut
alkanon.
Rumus Umum: CnH2nO R CO R
IUPAC : sama dengan mengubah huruf terakhir a pada
alkana dengan huruf on. Menentukan rantai terpanjang
yang melewati gugus fungsi CO- . Penomoran dimulai
dari ujung terdekat gugus fungsi.
TRIVIAL : diambil dari nama alkil yang terdekat gugus
karbonil kemudian ditambahkan kata keton.

Reaksi :
Aldehid + [O] asam karboksilat
Keton tidak teroksidasi

Manfaat :
Formaldehid untuk pengawet
Keton untuk pelarut industri cat
D. ASAM KARBOKSILAT (R-COOH)
Asam karboksilat/ Asam Alkanoat diturunkan dari
nama alkana yang sesuai dengan
mengganti akhiran a mjd oat dan
memberi awalan asam.
Rumus Umum : CnH2nO2
IUPAC : nama alkana rantai induk a diganti oat
Misal: Metana Asam metanoat

TRIVIAL : R OH : alkil alkohol


TRIVIAL : diambil dari sumber alami asam yang
bersangkutan.
Misal : asam metanoat disebut asam formiat
(formica=semut)
TRIVIAL :
Jika ada cabang, maka cabang dinyatakan dengan huruf
latin. Dimulai dari atom C yang terikat langsung
pada gugus COOH, yaitu atom C no 2 ()

IUPAC : asam 4-etil-2-metilheksanoat


TRIVIAL : asam -etil--metilheksanoat
Sifat Fisika Asam Karboksilat
Sembilan anggota pertama As. Karboksilat merupakan
cairan tdk berwarna, namun memilliki bau yang tidak
enak.
Diatas 10 merupakan padatan seperti lilin dan memiliki
tingkat penguapan yang rendah, sehingga tidak berbau.
Memiliki titik didih lebih tinggi daripada alkohol
C1 C4 larut dalam air, seiring peningkatan jumlah atom
C kelarutan dalam air berkurang.
Reaksi Asam Karboksilat
Rx. Netralisasi
Asam karboksilat bereaksi dengan NaOH, Na2CO3 dan
NaHCO3

Netralisasi adalah suatu proses untuk memisahkan asam lemak


bebas (ALB) dari minyak atau lemak, dengan cara mereaksikan
asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga
membentuk sabun (soap stock) dengan tujuan memurnikan
minyak.
Rx. Esterifikasi
Asam karboksilat bereaksi dengan Alkohol membentuk
ester .
E. ESTER (ALKIL ALKANOAT)
Ester : alkil adalah gugus karbon ynga terikat pada atom C
(gugus R), sedangkan alkanoat adalah
gugus R COO-

Rumus Umum : CnH2nO2


Sifat Fisika Ester :
Ester merupakan turunan As. Karboksilat dan memiliki
bau yang menyenangkan, aroma yang sedap.
Memiliki titik didih yang lebih rendah dibandingkan
dengan asam karboksilat.

Reaksi Ester:
Ester bersifat netral, biasanya mengalami reaksi kimia
dimanan gugus alkoksi OR diganti dengan gugus lain
a. Rx Hidrolisis suasana Asam
merupakan kebalikan dari reaksi esterifikasi, dengan
bantuan katalis asam, mrpk rx kesetimbangan.
a. Rx Hidrolisis suasana Basa
merupakan reaksi sempurna, ester dilepaskan dari
kesetimbangandiubah menjadi garam organik dan tidak
bereaksi kemballi dengan alkohol irreversible
Manfaat As. Karboksilat:
Asam format : insektisida, obat-obatan dan pewarna
Asam asetat : pewarna , insektisida, pengawet makanan

Manfaat Ester:
Aroma buah-buahan tiruan
Trigliserida adalah asam lemak yang terdiri dari
asam miristat (1-3%), asam palmitat (35-40%),
asa oleat (38-40%), asam stearat (3-6%), dan
asam linoleat (5-11%).

Asam lemak tidak lain adalah asam


alkanoat/asam karboksilat berderajat tinggi,
rantai C > 6 dan tidak bercabang.

Dengan mengetahui sifat fisika dan kimia jenis-


jenis asam lemak pada minyak sawit, maka kita
dapat memproses dan mengendalikan siaft-sifat
minyak.
SEKIAN &
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai