Anda di halaman 1dari 35

KONSERVASI AIR

Pertemuan 15
AIR

Dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3 dijelaskan


bahwa sumber daya air merupakan bagian
dari kekayaan alam yang dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk
kemakmuran rakyat Indonesia.
Permasalahan yang terjadi
Gambaran Luar Negeri

BELANDA
Konservasimerupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con
(together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya
memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara
bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902)
yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep
konservasi.

Pengelolaan yang dilakukan terhadap sumber daya alam dengan cara yang
bijaksana, sehingga dapat menjamin kesinambungan persediaan dan kualitas
nilai dan keragamannya (KBBI)
Konservasi Air (UU No 5 Tahun 1990)

Pengelolaan sumber daya air yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana


untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.

Tujuan
Terwujudnya kelestarian sumber daya air serta keseimbangan ekosistemnya
sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat
dan mutu kehidupan manusia
METODE KONSERVASI

(1) Metode Vegetatif


menggunakan tanaman/tumbuhan/sisa-sisa tanaman
(2) Metode Mekanik
perlakuan fisik terhadap tanah (pencegah erosi)
(3) Metode Kimia
dicampurkan ke tanah untuk pembentukan struktur tanah.
Metode Vegetatif

Fungsi
a. Kanopi tanaman dapat menahan pukulan langsung butiran hujan
terhadap permukaan tanah.
b. Batang, perakaran, dan seresah tanaman dapat menahan atau
mengurangi aliran permukaan.
c. Perakaran dan seresah tanaman dapat meningkatkan kapasitas
infiltrasi.
d. Seresah tanaman dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan
bahan organik dan kesuburan tanah.
Macam-macam Metode Vegetatif

(1) Penanaman tanaman penutup tanah secara terus-menerus.


Digunakan untuk tanah yang tidak diusahakan (misal kelerengan tinggi)
(2) Penanaman Strip (Strip Cropping)
Penanaman memotong lereng / menurut kontur
Berselang seling, tanaman semusim dengan penutup tanah
Lebar strip 20 50 meter
Kelerengan 6 15 %
Metode Mekanik

Fungsi
Memperlambat aliran permukaan, menampung dan menyalurkan aliran
permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak, memperbaiki atau
memperbesar infiltrasi air kedalam tanah dan memperbaiki aerasi
tanah, dan penyediaan air bagi tanaman.
Macam-macam Metode Mekanik

PENGENDALIAN ALIRAN PERMUKAAN


Kemungkinan terbaik untuk konservasi air adalah mengendalikan bagian
air hujan yang mengalir diatas permukaan tanah. Pengendalian air
permukaan dilakukan dengan cara memperpanjang waktu air tertahan
di permukaan tanah dan meningkatkan jumlah air yang masuk ke
dalam tanah (pengendalian water balance).
Berikut adalah beberapa contohnya antara lain :
a. Pembuatan Teras
b. Pembuatan Rorak
c. Pembuatan Embung
Pembuatan Teras

Pembuatan teras dimaksudkan untuk mengubah permukaan-permukaan


tanah miring menjadi bertingkat-tingkat untuk mengurangi kecepatan
aliran permukaan dan menahan serta menampung agar lebih banyak air
yang meresap ke dalam tanah.
Ada beberapa macam teras yang disesuaikan dengan tingkat kemiringan
lereng antara lain teras datar (<5%), Teras Guludan (sampai 6%), dll.
Gambar Teras Datar (< 5%)
Gambar Teras Guludan (1 - 6%)
Gambar Teras Kredit (3 - 10%)
Konsep Ekohidraulik
Pembuatan Rorak

Rorak merupakan petak kecil yang berukuran : panjang 1 -2 meter, lebar


0.25 0.50 meter dan dalam 0.50 meter (namun ukuran tersebut
tergantung pada kondisi lahan & kemiringan tanah yang akan dilakukan
pemanenan air).

Tujuan dibangun rorak memperkecil air limpasan dan memperbesar


resapan air limpasan serta menampung sedimen-sedimen dari bidang
olah.
Saluran resapan air dan bangunan
rorak pada sistim teras gulud
Pembuatan Embung

Merupakan bangunan seperti rorak hanya perbedaan ukuran


lebih besar, pada umumnya embung berukuran panjang 5 -10
meter, lebar 3 5 meter dan dalam 3 - 5 meter
Fungsi embung sebagi pemanenan air dan resapan air sebagai
penyimpan air pada waktu musim kemarau dengan demikian
intensitas penanaman tidak lagi musim kemarau menjadi
kendala
Bentuk Embung

1. Embung Pertanian
2. Embung Tradisional
Embung Pertanian

Embung pertanian dirancang untuk mengairi


lahan bertanian berskala yang cukup luas
Bangunan embung pertanian adalah
permanen atau semi permanen.
Persyaratan
Luasan pembuatan embung sebagai daerah
tangkapan air relatif cukup luas
Lokasi bangunan embung relatif dekat dengan
lahan pertanian
Pembuatan bangunan tidak jauh dari pintu air
pembuangan, dengan tujuan jika terjadi kelebihan
air pada musim penghujan air mudah dikeluarkan
pada pintu keluar.
Jika bangunan embung dibuat pada lahan miring,
harus diperhatikan sifat-sifat tanahnya terutama
stabilitas dan porositasnya.
Embung Tradisional
Merupakan bangunan tangkapan air yang bersekala
kecil
Dibangun secara perseorangan bangunan sangat
sederhana dengan memanfaatkan lapisan padas
(kedap air) sebagai dasar bangunan embung.
Luasan sesuai kemampuan petani, embung
tersebut pada umumnya berukuran panjang 2 4
meter, lebar 1- 3 meter dan dalam 3 5 meter
Bangunan embung tanpa ada penyemenan atau
pelapisan plastik baik pada dasar dan sisi embung
Persyaratan :

Embung tradisional dibangun pada tanah-tanah yang


mempunyai porositas rendah sehingga daya lolos air
kecil.
Lokasi pembuatan embung diletakan pada areal yang
mudah untuk mengairi tanaman pokok
Dibuat saluran air masuk dan keluar
PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN
DILAKUKAN DENGAN CARA :
PEMANENAN AIR HUJAN
Pemanenan Air hujan sedah banyak dilakukan sejak lama. Pemanenan air
hujan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan ternak,
terutama selama musim kemarau.
-pengumpulan air hujan yang mengucur dari atap rumah
-dalam skala besar pemanenan air hujan dilakukan dengan daerah
tangkapan air
PENGUMPULAN

AREA TERBUKA (GROUND CATCHMENT SYSTEM): COCOK UNTUK SISTEM


KOMUNITAS, CURAH HUJAN KECIL

ATAP ATAU TENDA (ROOF CATCHMENT SYSTEM) EFEKTIP UNTUK CURAH


HUJAN LEBIHDARI 200 MM PERTAHUN SKINNER AND COTTON, 1992
METODE KIMIA
Penggunaan preparat kimia sintetis maupun alami
Untuk mendukung proses pembentukan agregat/struktur tanah

Contoh :
Preparat kimia SOIL CONDITIONER (Pemantap/memperbaiki
struktur tanah)
Keunggulan:
- Tahan terhadap serangan mikroba
- Dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman semusin (pada tanah
liat berat)
- Mempertinggi permeabilitas tanah sehingga erosi berkurang.
(1) MCS
Campuran dimethyldichlorosilane dan methyl-trichlorosilane
(Van Bavel, 1950)
Berupa cairan yang mudah menguap, gas yang terbentuk
bercampur dengan air tanah. Senyawa yang terbentuk
membuat agregat tanah stabil.
(2) Krilium (W.P. Martin & G. Taylor, 1952)
merupakan garam natrium dari polyacrylonitrile yang
terhidrolisa.
SOIL CONDITIONER mahal, maka dikembangkan bahan lain:
(a) Polimer tak terionisasi: Polyvinyl alcohol (PVA)
(b) Polyanion:
- Polyvinyl acetate (PVa)
- Polyacrylonitrile setengah terhidrolisa (Hp PAN)
- Poly acrylic acid (PAA)
- Vinyl acetate malcic acid copolymer (VAMA)
(c) Polication: Dimethylaminoethylmetacrylate (DAEMA)
(d) Dipole polimer (gugus + dan -) : Polyacrylamide (PAM)
(e) Emulsi Bitumen
Kelompok a,b,c & d bersifat non hidrofobik; Kelompok e bersifat non-
Page 34
hidrofilik; Kelompok b & e dapat meningkatkan KTK
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai