Anda di halaman 1dari 35

KULIAH PENDAHULUAN

BLOK KESEHATAN JIWA


dr. Sufi Desrini M.Sc

Blok Kesehatan Jiwa 03/11/2014 [01]

1
TIM BLOK
dr. Sufi Desrini M.Sc
dr. Novyan L M.Sc

2
Deskripsi
Ilmu Kesehatan Jiwa merupakan bagian dari
kurikulum pendidikan kedokteran berbasis
kompetensi (KBK) yang mempelajari konsep
kesehatan dan gangguan jiwa yang merupakan
bagian dari kesehatan manusia secara holistik,
psikodinamika dan mekanisme adaptasi merupakan
bagian dari proses terjadinya gangguan jiwa yang
fungsional dan gangguan jiwa yang bersifat organik.
Dalam blok ini diharapkan mahasiswa mempunyai
pengetahuan dan ketrampilan medik yang
komprehensif sesuai dengan standar kompetensi
dokter dalam penatalaksanaan gangguan kesehatan
jiwa baik secara individual maupun dalam
komunitas.

3
Pelaksanaan:
Dilaksanakan dalam kurun waktu 4 minggu

4
Hubungan dengan blok
lain
Blok Sistem Saraf
Blok Kesehatan Masyarakat dan
Pengaruh Lingkungan
Blok Pengobatan Rasional

5
Lingkup Cabang ilmu
terkait
Cabang ilmu yang terkait dengan
blok Kesehatan Jiwa adalah:
Ilmu Jiwa
Ilmu Syaraf
Farmakologi
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Psikologi
Evidence Based Medicine
Agama Islam
6
Kompetensi dan Learning
Outcome
Area Komunikasi Efektif
Menggunakan komunikasi yang efektif ,
secara verbal dan non verbal dalam
anamnesis guna membantu menegakkan
diagnosis dan dalam proses konseling
untuk mengidentifikasi dan memberikan
nasihat/edukasi masalah stressor
psikososial yang dihadapi oleh pasien
Menggunakan komunikasi efektif dengan
masyarakat dalam pemberian edukasi dan
upaya promosi kesehatan jiwa dan
7
gangguan jiwa
Kompetensi dan Learning
Outcome
Menggunakan komunikasi efektif dengan
teman sejawat dan profesi kesehatan
lainnya dalam penatalaksanaan pasien
dengan gangguan jiwa maupun dalam
upaya peningkatan kesehatan jiwa
masyarakat
Area Keterampilan Klinis
Mengeksplorasi dan mengidentifikasi
masalah pasien dengan pasangannya,
keluarganya, situasi kritis, sesudah
percobaan bunuh diri, dan dengan
8 kelompok sosial.
Kompetensi dan Learning
Outcome
Menilai hasil pemeriksaan psikiatrik
Menggumpulkan dan mencatat informasi
dari pasien dan keluarganya untuk kasus
relevan blok jiwa dalam bentuk rekam
medis (status pasien gangguan jiwa)
Melakukan psikoterapi suportif untuk
membantu pasien dalam memecahkan
masalah
Mengetahui kriteria pemilihan dan tehnik
terapi non farmakologi pada kasus
gangguan jiwa
9
Outcome
Area Pengelolaan Masalah Kesehatan
Mengidentifikasi peran keluarga pasien,
pekerjaan, dan lingkungan sosial sebagai faktor
yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit
dan terhadap pertimbangan terapi
Memilih dan menentukan terapi yang rasional
dan holistik pada pasien dengan gangguan jiwa
Merujuk ke sejawat lain sesuai dengan standar
pelayanan yang berlaku, tanpa atau sesudah
terapi pendahuluan
Merencanakan dan melaksanakan upaya
promotif dan prevensi kesehatan jiwa
masyarakat dengan tujuan meningkatkan taraf
kesehatan jiwa dan mencegah terjadinya
gangguan jiwa
10
Kompetensi dan Learning
Outcome
Area pengelolaan informasi
Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
untuk penelusuran referensi gangguan kesehatan
jiwa
Menjelaskan hasil penelusuran referensi kesehatan
jiwa yang diperoleh dengan cara telaah kritis
Area Kompetensi Mawas Diri dan Pengembangan Diri
Mampu memahami dan menilai kepribadian diri,
inteligensi diri dan kedewasaan diri dalam
beradaptasi, serta potensi positif dan potensi negatif
yang dimiliki
Mampu mengoptimalkan potensi positif dan
mengolah potensi negatif diri
Mampu menjaga kesehatan jiwa pribadi
Mempunyai kesadaran untuk belajar sepanjang
hayat baik dalam ilmu kedokteran maupun dalam
ilmu-ilmu lain yang bermanfaat

11
Kompetensi dan Learning
Outcome
Area Kompetensi Etika, Moral dan
Profesionalisme dalam Praktek
Memahami dan menerapkan akhlaq yang
terpuji sesuai dengan ajaran Islam
(akhlaqul karimah) dalam kehidupan
sehari-hari dan dalam praktek kedokteran
Mampu menerapkan manajemen qalbu
(tadzkiyatun nafs) dalam kehidupan
sehari-hari dan dalam praktek kedokteran
Menerapkan akhlaqul karimah dalam
pengelolaan Masalah Kesehatan Jiwa

12
Tujuan Belajar
Melakukan auto/allo-anamnesis stressor
psikososial sesuai dengan kasus yang diberikan
Melakukan psikoterapi suportif/konseling sesuai
dengan kasus yang diberikan
Menggumpulkan dan mencatat informasi dari
pasien dan keluarganya untuk kasus relevan
blok jiwa dalam bentuk rekam medis (status
pasien gangguan jiwa)
Menilai pemeriksaan psikiatri (menggali
simtomatologi) pada gangguan jiwa
Menjelaskan indikasi, mekanisme kerja,
kontraindikasi, efek samping dan cara
pemilihan terapi psikofarmaka secara fisiologis
dan molekuler

13
Tujuan Belajar
Mengetahui kriteria pemilihan dan tehnik
terapi non farmakologi pada kasus
gangguan jiwa
Melihat tehnik terapi non farmakologi pada
kasus gangguan jiwa melalui media visual
Menjelaskan upaya promotif dan prevensi
kesehatan jiwa masyarakat
Menjelaskan konsep kesehatan dan
gangguan jiwa menurut ilmu psikiatri dan
menurut perspektif Islam
Menjelaskan siklus kehidupan manusia
dalam perspektif ilmu psikiatri dan Islam
Menjelaskan klasifikasi gangguan jiwa
14
Tujuan Belajar
Menjelaskan konsep kecerdasan
emosi, spiritual dan sosial
Menjelaskan konsep psikodinamika
dan mekanisme adaptasi
Membuat diagnosis klinik berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan psikiatrik
dan penunjang dan memberikan
terapi pendahuluan serta merujuk ke
spesialis jiwa untuk Gangguan tingkah
laku dan perkembangan
15
Tujuan Belajar
Mengetahui gambaran klinik dan
segera merujuknya untuk kasus
gangguan keterampilan intelektual
Mengetahui gambaran klinik dan
segera merujuknya untuk kasus
gangguan perkembangan motorik
Mengetahui gambaran klinik dan
segera merujuknya untuk kasus
gangguan koordinasi
Mengetahui gambaran klinik dan
segera merujuknya untuk kasus
16 gangguan perhatian dan tingkah laku
Tujuan Belajar
Mengenali gejala klinik dan segera
merujuknya Gangguan TIC
Membuat diagnosis klinik
berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan psikiatrik dan
penunjang serta merujuknya ke
spesialis jiwa dan menindaklanjuti
sesudahnya untuk gangguan
ekskresi
17
Tujuan Belajar
Membuat diagnosis klinik berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan psikiatrik dan
penunjang serta merujuk secepatnya
ke spesialis jiwa dan menindaklanjuti
sesudahnya untuk gangguan berbicara
Membuat diagnosis klinik berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan psikiatrik dan
penunjang serta segera merujuk ke
spesialis untuk Sindroma dan
gangguan mental organik

18
Tujuan Belajar
Membuat diagnosis klinik berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan psikiatrik
dan penunjang serta memberikan
terapi pendahuluan dan merujuknya
untuk Gangguan mental dan perilaku
akibat penggunaan zat psikoaktif
Membuat diagnosis klinik berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan psikiatrik
dan penunjang serta memberikan
terapi pendahuluan dan merujuknya
untukGangguan psikotik
19
Tujuan Belajar
Gangguan suasana perasaan
(mood/afektif):
Membuat diagnosis klinik berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan psikiatrik dan
penunjang serta memberikan terapi
pendahuluan dan merujuknya untuk
gangguan afektif bipolar
Mengetahui gambaran klinik dan segera
merujuknya untuk gangguan suasana
perasaan yang menetap
Mengetahui gambaran klinik dan
segera merujuknya untuk gangguan
afektif unipolar
20
Tujuan Belajar
Gangguan jiwa neurotik, gangguan
somatoform dan gangguan terkait
stress:
Membuat diagnosis klinik
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
psikiatrik dan penunjang serta
memberikan terapi pendahuluan dan
merujuknya untuk gangguan anxietas
fobik, gangguan obsesif-kompulsif,
gangguan stress pasca trauma dan
gangguan disosiatif
21
Tujuan Belajar
Membuat diagnosis klinik
berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan psikiatrik dan
penunjang dan memberikan terapi
pendahuluan serta merujuknya untuk
Gangguan somatoform
Membuat diagnosis klinik
berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan psikiatrik dan
penunjang dan memberikan terapi
pendahuluan serta merujuknya
Gangguan anxietas lainnya
22
Tujuan Belajar
Membuat diagnosis klinik berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan psikiatrik dan
penunjang dan memberikan terapi
pendahuluan serta merujuknya untuk
disfungsi seksual
Membuat diagnosis klinik berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan psikiatrik dan
penunjang dan mampu menangani
mandiri hingga selesai untuk gangguan
tidur non organik : dissomnia
Mengetahui gambaran klinik dan
segera merujuknya untuk Gangguan
tidur non organik: parasomnia
23
Tujuan Belajar
Membuat diagnosis klinik
berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan psikiatrik dan
penunjang serta merujuk secepatnya
ke spesialis jiwa dan menindaklanjuti
sesudahnya untukGangguan makan
Membuat diagnosis klinik
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
psikiatrik dan penunjang serta
merujuk ke dokter spesialis dan
menindaklanjuti sesudahnya untuk
gangguan kepribadian

24
Tujuan Belajar
Membuat diagnosis klinik
berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan psikiatrik dan
penunjang serta merujuk ke dokter
spesialis dan menindaklanjuti
sesudahnya untuk gangguan
preferensi seksual/parafilia
Mengenali gambaran klinik dan
segera merujuknya untuk
Gangguan indentitas jenis kelamin
25
Tujuan Belajar
Membuat diagnosis klinik
berdasarkan anamnesis
pemeriksaan fisik dan
penunjang serta merujuk ke
dokter spesialis dan
memberikan terapi
pendahuluan serta merujuknya
untuk efek samping terapi zat
psikoaktif
26
Tujuan Belajar
Mengetahui ilmu psikiatrik forensik
Membuat diagnosis klinik
berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik-psikiatrik dan
penunjang dan mengusulkan terapi
pendahuluan serta merujuknya
untuk gangguan psikosomatis dan
neuropsikiatri pediatrik
Menjelaskan telaah kritis
terhadapan penelurusan referensi
27 gangguan jiwa
Bentuk Kegiatan Belajar
Diskusi tutorial
Kuliah pakar
Keterampilan medik
Simptomatologi, diagnosis
multiaksial dan status psikiatri
Anamnesis stressorpsikososial
dan konseling.
Melihat tehnik terapi non
farmakologi pada kasus
gangguan jiwa melalui media
visual (klasikal)
28
Penugasan =jurnal reading
Sistem Penilaian (1)
Komponen nilai blok adalah sebagai
berikut :
Nilai ujian tulis
Persentase : 50% dari blok
Soal dalam bentuk tertulis (MCQ)

Syarat ujian tulis:


kehadiran kuliah pakar 75%
Kehadiran diskusi tutorial 75%

29
Sistem penilaian (2)
Nilai tutorial
Persentase : 25 % dari blok
Penilaian dilakukan selama proses
diskusi yang dibimbing oleh tutor.
Terdiri atas komponen :
-Nilai keaktifan : persentase 60 %
dari nilai tutorial
-Rentang nilai : 0 100
-Nilai minikuis : persentase 40 %
dari nilai tutorial
30
Sistem Penilaian (3)
Nilai keterampilan medik
Persentase : 15% dari nilai blok
Syarat mengikuti ujian keterampilan
medik adalah memenuhi kehadiran >
75%, dengan alasan apapun

Nilai Penugasan
Persentase : 10% dari nilai blok
Penanggung jawab : dr Novyan L M.Sc

31
Skenario 1
Ketakutan Yang Tidak Wajar

Seorang laki-laki berusia 29 tahun, dibawa ke Puskesmas oleh


keluarganya karena sudah satu bulan ini menunjukkan perubahan
tingkah laku. Dia nampak murung seperti berpikir berat, tidak nafsu
makan, mengurung diri di kamar, gelisah dan sulit tidur.
Pekerjaannya menjadi terganggu, sering tidak masuk kerja dan
mendapatkan peringatan dari tempat kerjanya. Alasannya pasien
merasa tidak nyaman bekerja karena yakin ada yang mengawasi
dan tidak suka kepadanya. Belakangan ini ia sering tampak
ketakutan dan mengatakan ada orang di luar rumah yang
mengintai ingin membunuhnya. Ia yakin pikirannya dapat terbaca
oleh orang lain dan bisa disiarkan. Ia takut pergi ke luar dari
kamarnya, bahkan sampai buang air kecil di dalam kamar. Sejak
kecil ia seorang yang pendiam dan sulit bergaul dengan orang
lain.

32
Skenario 2
Kisah Seorang Pengusaha

Seorang laki-laki, 45 tahun, pengusaha yang dulunya sukses


namun tiga tahun yang lalu mengalami kerugian yang sangat
besar dan akhirnya perusahaannya jatuh. Sejak perusahaannya
jatuh, istrinya sering marah-marah, menghina, meminta cerai dan
akhirnya meninggalkannya sejak satu tahun yang lalu. Ia
mengatakan bahwa ia sulit tidur dan selalu terbangun malam hari,
sering sakit kepala dan nyeri persendiaan. Keluhan ini dirasakan
sejak tiga tahun yang lalu. Ia pernah memeriksakan diri ke dokter
dan dikatakan tidak ada kelainan apapun. Dua bulan yang lalu
dadanya terasa nyeri seperti ditimpa benda berat dan sering terasa
sesak Kemudian, ia memeriksakan diri ke dokter dan dikatakan
jantungnya agak lemah. Hal itu membuat dirinya terpukul.
Sebulan terakhir ini ia lebih sering menarik diri dan kadang timbul
pemikiran untuk bunuh diri.

33
Skenario 3
Mencari Jati Diri
Seorang mahasiswa, usia 19 tahun,belakangan ini sering tidak
masuk kuliah. Ia juga mendapatkan teguran dari dosen
pembimbing akademik karena prestasi belajarnya terus menurun.
Apabila datang kuliah, ia tampak tidak bersemangat, kadang-
kadang dengan mata merah, hidung berair, berbicara cadel dan
gagap. Menurut teman kosnya, ia suka mabuk-mabukan dan
pernah ditemukan dalam keadaan sakauw. Latar belakang
keluarganya kurang harmonis dan ia berkembang menjadi anak
dengan kepribadian tidak stabil.

34
KONTRAK BELAJAR
DITANDATANGANI
Dikumpulkan paling lambat jumat, 14
November 2014 ke tutor masing2.

35

Anda mungkin juga menyukai