Leonid
Gani
Amazihon
Toharin
o
Jayanti Ajar
Dewi Prasakti
KUSTA
Sinonim : LEPRA = MORBUS
HANSEN
Definisi :
Penyakit infeksi kulit yang bersifat kronik
Afinitas utama adalah saraf perifer lalu kulit, mukosa traktus respiratorius atas kemudian
organ lain, kecuali : saraf pusat.
EPIDEMIOLOGI
Cara penularan:
Kontak langsung antar kulit lama dan erat
Masa tunas
Bervariasi
40 hr 40 th
Umumnya 3 5 tahun
Penyebaran oleh orang yang terinfeksi
MORBUS HANSEN
Mycobacterium leprae
Basil tahan asam
Positif gram
Ukuran 3 8 Um x 0,5 Um
Biakan medium artifisial (-)
1. Bercak kulit yang mati rasa (total/sebagian) berupa makula atau plak hipopigmentasi/eritematosa
2. Penebalan saraf tepi, rasa nyeri +/- dan gangguan fungsi saraf +/-
- gangguan fgs sensoris: mati rasa
- gangguan fgs motoris: kelemahan atau kelumpuhan otot
- gangguan fgs otonom: kulit kering dan retak2
KERUSAKAN SARAF
1. Pemeriksaan Bakterioskopik
Membantu menegakkan diagnosis
Bahan dari kerokan jaringan kulit atau usapan dan kerokan mukosa hidung, pewarnaan dengan
ZIEHL - NEELSEN
Pengamatan pengobatan
M. leprae terlihat merah
solid : batang utuh hidup
fragmented : batang terputus
granular : butiran mati
Indeks Bakteri :
Kepadatan BTA ( solid + non solid ) pada satu sediaan
Nilai IB adalah:
0 bila tidak ada BTA dalam 100 lapang pandang (LP)
1+ bila 1 10 BTA dalam 100 LP
2+ bila 1 10 BTA dalam 10 LP
3+ bila 1 10 BTA dalam 1 LP
4+ bila 11 100 BTA dalam 1 LP
5+ bila 101 1000 BTA dalam 1 LP
6+ bila > 1000 BTA dalam 1 LP
Indeks Morfologi
- Persentase bentuk solid dibandingkan dgn jumlah solid dan non solid
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemeriksaan Histopatologik
Untuk memastikan gambaran klinis
Penentuan klasifikasi kusta
3. Pemeriksaan Serologis
Tes ELISA (Enzyme Linked Immuno-sorbent Assay)
Tes MLPA (Mycobacterium Leprae Particle Aglutination)
Tes ML dipstick (Mycobacterim Leprae dipstick)
DIAGNOSIS BANDING
Dermatofitosis
Tinea versikolor
Pitiriasis rosea
Pitiriasis alba
Psoriasis
Neurofibromatosis
dll
PENGOBATAN
Pemberian MDT
Mencegah dan mengobati resistensi
Memperpendek masa pengobatan
Mempercepat pemutusan mata rantai penularan
PENGOBATAN
Obat alternatif :
Ofloksasin
Minosiklin
Klaritromisin
PENGOBATAN
WHO (1998)
RFT & RFC tidak dianjurkan lagi
Pasien dinyatakan sembuh jika :
Kasus MB 12 dosis dalam 12 18
bulan
Kasus PB 6 dosis dalam 6 9 bulan
REAKSI KUSTA
Reaksi adalah gejala yang timbul akibat reaksi tubuh humoral dan seluler
yang merugikan tubuh.
Suatu keadaan akut pd perjalanan penyakit kusta yg kronik
Penyebab utama kerusakan saraf dan cacat
Dapat terjadi pada awal, selama & setelah terapi
Pembagian :
Reaksi tipe I ~ reversal hipersensitifitas tipe IV
Reaksi tipe II ~ ENL hipersensitifitas tipe III
Ke-2 tipe reaksi ini dpt berlangsung ringan - berat
TERDIRI ATAS 2 TIPE REAKSI
YAITU:
1. Lesi kulit -tambah aktif, menebal, merah, -Lesi membengkak sampai ada yg
teraba panas dan nyeri tekan pecah merah, teraba panas dan nyeri
-makula yg menebal dpt sampai tekan
membentuk plak -Ada lesi kulit baru, tangan & kaki
membengkak, sendi-sendi sakit
2. Saraf tepi tidak ada neuritis (tidak ada Ada neuritis (nyeri tekan dan
nyeritekan dan gangguan fungsi) gangguan fungsi saraf)
1. Lesi kulit ENL yg nyeri tekan jumlah -ENL nyeri tekan, ada yg sampai pecah (ulserasi)
sedikit, biasanya hilang sendiri -Jumlah banyak
dalam 2-3 hari -Berlangsung lama
2. Konstitusi Demam tidak ada sampai demam Demam ringan sampai berat
ringan
3. Saraf tepi Tidak ada neuritis (nyeri tekan & Neuritis (+) nyeri tekan & ggn fungsi saraf
gangguan fungsi saraf)
4. Organ tubuh Tidak ada gangguan Terjadi peradangan pada organ tubuh.
Mata iridocytitis
Testisepididymoorchitis
Ginjalnephritis
Sendiarthritis
Kel. Limfe lymphadenitis
Gangguan pada tulang, hidung & tenggorokan
Reaksi Kusta
Prinsip penanganan reaksi kusta :
1.Penanganan neuritis mencegah kecacatan /
kontraktur dll.
2.Tindakan agar tidak terjadi kebutaan bila
mengenai mata.
3.Membunuh kuman penyebab.
4.Mengatasi rasa nyeri yg timbul.
PENGOBATAN REAKSI
Prinsip pengobatan :
1. Pemberian obat anti reaksi
2. Istirahat atau imobilisasi
3. Analgetik, sedatif untuk mengatasi rasa nyeri
4. MDT diteruskan
PENGOBATAN REAKSI
Neuritis (-)
Kortikosteroid (-)
Analgetik kalau perlu
PENGOBATAN REAKSI
Reaksi ENL (Tipe 2)
Ringan rawat jalan, istirahat
Berat rawat inap
Obat :
Prednison: 30 60 mg/hr untuk reaksi
berat/ringan
Klofazimin 200 300 mg/hr
Thalidomide teratogenik, di Indonesia (-)
Komplikasi
KOMPLIKASI
.
Lepra or P. Versikolor ???
Terima Kasih