Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 7

Awaludin Risyadi (145080301111021)


Intan Rahma Widyastuti (145080301111023)
Khoirut Tamam (145080301111029)
Romalya Surya Dewi (145080301111035)
Endah Wisriana Wati Dewi (145080301111037)

KELAS : T03
Menurut Keputusan menteri kelautan perikanan (2013):
1. Harus mempunyai fasilitas penyimpanan dingin
2. Mempunyai tempat khusus untuk unit pengendalian
kemanan hasil perikanan
Menurut Standar Nasional Indonesia (2009):
1. Bahan kemasan ikan pindang bersih
2. Teknis pengemasan produk akhir dilakukan dengan cepat
3. Ikan pindang disimpan dalam ruangan yang terlindung dari
penyebab yang dapat merusak atau menurunkan mutu
produk seperti panas, insekta dan binatang pengerat
4. ikan pindang disimpan pada ruang dengan suhu dingin/beku.
Tahap proses Jenis Bahaya Justifikasi Bahaya Tindakan Pencegahan

Disribusi dari 1. Oksidasi Bisa menurunkan mutu ikan pindang Menggunakan kemasan primer (plastik)
Produsen 2. Kerusakan menjadi tengik, warna menjadi coklat, serta dan kemasan sekunder (kertas karton)
(ekor patah, penampakan yang jelek
kulit terkelupas,
dan perubahan
warna)
Penanganan Sanitasi dan 1. Adanya lalat yang dapat meletakan telur 1. Menjadikan tempat jualan bersih,
pengecer /penjual Hygiene dalam produk, sehingga tumbuhnya tidak ada genangan air, terdapat
belatung dalam produk pembuaangan limbah dan
2. Kontaminasi M.O akibat sanitasi dan pengolahannya.
hygiene yang jelek dapat menyebabkan 2. membuat kemasan sekunder/tersier
naiknya kadar Histamine yang (plastik bening)sebagai penanganan
membahayakan konsumen produk selama proses penjualan agar
3. penggunaan coolbox yang baik serta meminimalkan kontaminasi
adanya bahan pendingin 3. membuat coolbox sederhana dengan
bahan kayu serta asbes dengan
penambahan es sebagai pengawet.
Tahap Proses Jenis Bahaya Justifikasi Bahaya Alasan Keputusan

Distribusi dan Kontaminasi Sanitasi dan Hygiene Karena kemasan dan tempat
Penanganan tempat serta kemasan adalah faktor utama dalam
dapat menyebabkan menjaga mutu produk ikan
kemunduran mutu bandeng sesuai sanitasi dan
produk, seperti oksidasi, hygiene sehingga konsumen
kontaminasi bakteri, merasa aman untuk
serta kerusakan produk mengkonsumsi produk
tersebut
Untuk kemasan primer sebaiknya menggunakan plastik vakum,
dan untuk kemasan sekundernya menggunakan kardus.
Hal ini menjadi solusi untuk mempertahankan mutu produk
pindang, dan juga membantu dalam proses penanganan
produk pindang saat dipedagang eceran/penjual di pasar.
Data Uji Formalin
HASIL UJI
NO JENIS IKAN PINDANG NAMA PASAR
FORMALIN
IKAN PINDANG SALEM POSITIF
1 PASAR ORO-ORO DOWO
IKAN PINDANG TONGKOL POSITIF
IKAN PINDANG SALEM POSITIF
2 PASAR BLIMBING
IKAN PINDANG TONGKOL POSITIF

Analisa Data Uji Formalin


hasil uji identifikasi formalin secara kualitatif yang telah
dilakukan pada hari kamis 1 Juni 2017, didapatkan hasil analisa
bahwasannya sampel bahan baku yaitu ikan pindang tongkol dan ikan
salem yang diperoleh dari pasar Oro-oro Dowo dan Blimbing
menunjukkan hasil positif atau mengandung formalin (berwarna Ungu)
Produk ikan pindang Tongkol dan Salem di pasar Oro oro
dowo lebih baik dari segi sanitasi dan hygiene
Namun kedua pasar tetap kurang dalam
penanganan(kemasan) dan penyimpanan
Serta ditemukannya hasil positif formalin pada kedua pasar
yang diambil dari distributor dari pasar Gadang
Tahap 1 4
Didapatkan standar produk ikan pindang (SNI dan HACCP)
Penentuan Lokasi berdasarkan perbedaan sanitasi dan
hygiene (perbandingan pengendalian kualitas hasil perikanan)
Tahap 5 8
Didapatkan ternyata banyak point yang tidak sesuai SNI dan
HACCP, sehingga perlu diadakan tindakan koreksi (sanitasi dan
hygiene, penanganan, dan penyimpanan)
9 11
Didapatkan solusi untuk memperbaiki penanganan produk ikan
pindang dengan kondisi pedagang (pengemasan primer dan
sekunder)

Note = meski belum tentu dilakukan karena keterbatasan


distributor yang sesuai

Anda mungkin juga menyukai