Anda di halaman 1dari 18

TUNTUTAN DAN SEBAB:

GUGATAN
MALPRAKTEK Perubahan
MENINGKAT masyarakat yang
semakin gemar
menuntut
Jumlah ganti rugi
(litigious society)
yang semakin hari
semakin spektakuler ataukah karena
ada sebab lain???
Predisposing factor
adverse events
Health (yang pada hakekatnya
care
receiver
merupakan kesenjangan
antara harapan pasien
adanya gugatan malpraktek KONFLIK / ketika memilih rumah
ketidaksesuaian
logika atas
SENGKETA sakit dengan kenyataan
sesuatu masalah belum dapat dibuktikan MEDIS yang diperolehnya
menyusul dilakukannya
Health
care
upaya medis).
provider
Trigger factors
perbedaan persepsi,
komunikasi ambigius atau gaya individual
dari pihak dokter (arogan, ketus, enggan
meberikan informasi dan sebagainya), atau
dari pihak pasien sendiri (misalnya pasien
dengan chronic complainer atau sifat yang
temperamental).
Tarif yang tinggi memicu munculnya klaim atas
pelayanan yang kurang sempurna.
PERBEDAAN PERSEPSI???

faktor daya
tahan tubuh

kepatuhan pasien mekanisme


pertahanan tubuh

UPAYA MEDIS upaya MASYARAKAT


yang penuh uncertainty dan
hasilnya pun tidak dapat TIDAK
respon individual diperhitungkan secara jenis dan tingkat PAHAM
terhadap obat matematis virulensi penyakit

kualitas obat stadium penyakit

MEDICINE is a science of the uncertainty, an art of the probability


Pemahaman masyarakat yang kurang memadai
Mengenai hakekat upaya medis
Mengenai hukum, misalnya tentang bentuk perikatan menyusul
disepakatinya hubungan terapetik (yang konsekuensinya
memunculkan hak dan kewajiban pada masing masing pihak)
Pengertian malpraktek

Perikatan yang terjadi antara


health care receiver dan health care provider
inspanning-verbintenis (perikatan upaya)
sehingga konsekuensi hukumnya, dokter atau rumah sakit tidak
dibebani kewajiban (prestasi) untuk mewujudkan hasil berupa
kesembuhan, melainkan hanya dibebani kewajiban melakukan
upaya yang benar dan sesuai standar (standard of care)
ADVERSE EVENT
Banyak gugatan pasien lewat jalur hukum kandas di pengadilan kualitas dari
gugatan itu sendirilah yang kabur (obscure libel) karena tidak didukung oleh logika
medis dan logika hukum yang benar
bayi yang ditolong kelahirannya dengan vacuum extractive 3 tahun yang lampau,
sekarang menderita komplikasi kelumpuhan otot leher
terjadinya Steven Johnson Syndrome akibat reaksi obat (yang seringkali mustahil
dapat diramalkan sebelumnya oleh dokter)

Adanya generalisasi setiap ADVERSE EVENT sebagai MALPRAKTEK

MALPRAKTEK ADVERSE EVENTS

ADVERSE MALPRAKTEK
EVENTS
ADVERSE EVENT
Institute of Medicine sekitar 2,9% - 3,7%
dari pasien rawat inap mengalami adverse
event, berupa:
Perpanjangan hospitalisasi
Cacat saat meninggalkan rumah sakit
Cacat tetap
Adverse drug event
Infeksi luka
Meninggal dunia
ADVERSE EVENT:
Kejadian yang berlawanan dengan harapan pasien (tentunya juga harapan dokter),
bersifat injury dan kejadian tersebut lebih disebabkan oleh intervensi medik daripada
oleh penyakitnya sendiri.

PREVENTABLE ADVERSE EVENT:


Adverse event yang disebabkan oleh ERROR (diagnostic, treatment, preventive and
others) dan sebetulnya dapat dicegah.

NEGLIGENT ADVERSE EVENT:


Preventable adverse event yang dapat dikaitkan dengan pelanggaran hukum (berupa
negligence).

Kasus malpraktek (negligence atau


culpa) (0,56%)
Preventable adverse event (70%)

ADVERSE EVENT

Institute of Medicine, 2001


Teori Perrow (the Perrows Normal Accident Theory) :
1. Dalam sistem tertentu, kecelakaan tidak dapat dihindari sama
sekali.
2. Dalam industri yang komplek dan berteknologi tinggi, kecelakaan
merupakan hal yang normal.

Dalam upaya keselamatan pasien, The National Patient Safety


Foundation menyimpulkan :
1. Keselamatan pasien (patient safety) diartikan sebagai upaya
menghindari dan mencegah adverse event (adverse outcome)
yang disebabkan oleh proses layanan serta meningkatkan mutu
outcome.
2. Keselamatan pasien tidak hanya tertumpu pada orang (person),
peralatan atau departemen saja, tetapi juga interaksi dari berbagai
komponen dan sistem.
Sebelum menggugat, pasien dan pengacaranya perlu pula
memahami logika hukum :

Hubungan terapetik antara pasien dan rumah sakit merupakan hubungan


kontraktual dan oleh karenanya semua asas dalam berkontrak berlaku,
utamanya asas utmost of good faith (iktikad baik).

Perikatan yang timbul sebagai konsekuensi hubungan terapetik merupakan


jenis perikatan dimana dokter atau rumah sakit hanya dibebani kewajiban
oleh hukum untuk memberikan upaya yang benar (inspanning atau
effort), bukan hasil (resultaat atau result).

Adverse event yang terjadi tidak secara otomatis merupakan bukti adanya
malpraktek.

Kesalahan diagnosis tidak dapat dikatakan sebagai malpraktek sepanjang


dokter, dalam membuat diagnosis telah memenuhi ketentuan dan
prosedur.
Dokter dapat dituntut pidana apabila tindakannya memenuhi rumusan
pidana beserta unsur unsurnya (mens rea dan actus reus).

Tanggungjawab pidana (criminal responsibility) selalu bersifat individual


dan personal serta tidak dapat dialihkan kepada pihak lain (baik individu
maupun korporasi).

Dokter juga dapat digugat membayar ganti rugi jika pasien menderita
kerugian akibat ingkar janji atau karena tindakan melawan hukum
(onrechtmatige-daad).

Tanggung gugat (civil liability) atas terjadinya malpraktek yang dilakukan


oleh dokter adakalanya dapat dialihkan ke pihak lain berdasarkan doktrin
tanggung-renteng (doctrine of vicarious liability).
adanya tindakan yang salah dalam rangka
pelaksanaan suatu profesi
MAL PRAKTEK (professional misconduct, unreasonable
(salah) (pelaksanaan lack of skill or fidelity in professional or
/tindakan) fiduciary duties, evil practice or illegal or
immoral conduct).

Medical Malpractice /
Malpraktek Medik
Tindakan dari tenaga kesehatan yang salah dalam rangka
pelaksanaan profesi di bidang kedokteran
Norma
Kesalahan ETHICAL MALPRACTICE
Etika
Tidak setiap ethical malpractice
Perbedaan : merupakan legal malpractice,
menyangkut
PROFESI substansi, otorita,
tetapi semua bentuk legal
tujuan dan saksi
malpractice sudah pasti
merupakan ethical malpractice.

Norma Kesalahan LEGAL MALPRACTICE


Hukum

Lord Chief Justice Coleridge, 1893 :


It would not be correct to say that every moral obligation involves a legal
duty, but every legal duty is founded on a moral obligation.
KELALAIAN MEDIK
(Culpa, Negligence)

Dalam hukum pidana, untuk menilai seseorang bertindak


hati-hati atau sebaliknya dengan memperbandingkan
tindakan seseorang tersebut dengan tindakan orang lain.

Terdapat dua kategori orang lain yang dimaksud, yaitu :

orang yang sekategori dengan seseorang yang dinilai tindakannya


orang yang memiliki kategori lebih
JENIS KELALAIAN
Kealpaan ringan
Apabila dalam situasi dan kondisi yang sama, tindak orang yang
memiliki kategori lebih dari seseorang yang dinilai tindakannya
tersebut sama dengan tindakan seseorang yang dinilai, maka
seseorang yang dinilai tindakannya tersebut dinyatakan berhati-hati.
Sebaliknya apabila tindakan orang itu berbeda, maka tindakan orang
yang dinilai itu dinyatakan tidak berhati-hati (kealpaan ringan).

Kealpaan berat
Apabila dalam situasi dan kondisi yang sama, tindakan orang yang
sekategori dengan seseorang yang dinilai tindakannya tersebut
sama dengan tindak seseorang yang dinilai, maka seseorang yang
dinilai tindakannya tersebut dinyatakan berhati-hati. Sebaliknya
apabila tindakannya berbeda, maka tindakan orang yang dinilai itu
dinyatakan tidak berhati-hati (kealpaan berat).
UNSUR UNSUR KELALAIAN

Duty to use
due care

Direct
Deriliction
Causation
(Proximate 4D (Breach of
Duty)
Cause)

Damage
(injury)
MALPRAKTEK MEDIK
VS
KELALAIAN MEDIK

Malpraktek Medik, mencakup: Kelalaian Medik


Unsur kelalaian Ketidaksengajaan
Tindakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja Kurang teliti, kurang hati hati,
(ada motif) dan melanggar undang undang acuh tak acuh, sembron, tak
Tindakannya dilakukan secara sadar, dan tujuan dari peduli terhadap kepentingan
tindakannya memang sudah terarah kepada akibat orang lain
yang hendak ditimbulkan atau tidak perduli Tidak ada motif ataupun
terhadap akibatnya, walaupun ia mengetahui atau tujuan untuk menimbulkan
seharusnya mengetahui bahwa tindakannya itu akibat yang terjadi
bertentangan dengan hukum yang berlaku
Kesalahan baik sengaja maupun tidak sengaja dalam menjalankan
profesi medik yang tidak sesuai dengan standard profesi medik dan
Malpraktek standard prosedur operasional dan berakibat buruk/fatal dan atau
Medik mengakibatkan kerugian lainnya pada pasien , yang mengharuskan
dokter bertanggung jawab secara administratif dan atau secara
perdata dan atau secara pidana.

Standar profesi medik adalah batasan kemampuan minimal yang


harus dikuasai oleh seorang dokter untuk dapat melakukan kegiatan
UU No.29 profesionalnya pada masyarakat secara mandiri, yang disusun oleh
Tahun 2004 Ikatan Dokter Indonesia.
Tentang Standar prosedur operasional adalah suatu perangkat instruktif
Praktik tentang langkah langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu
Kedokteran proses kerja rutin tertentu. Standar prosedur operasional disusun
oleh institusi tempat dokter bekerja (rumah sakit, puskesmas, dan
lain-lain).

Anda mungkin juga menyukai