Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK 8

Struktur Asam Amino Esensial dan Non Esensial

-Anggun Setya Rini


- Clara Fandadari Pujiastuti
- Diana Putri Veronika
- Ensi Yanita
- Ita Listyaningsih
- Martha Dinata
- Rahmi Adelina
- Risa Rahima Ningtyas
- Selva Bertiani SY
Pengertian Asam Amino

asam amino adalah zat organik yang mengandung


gugus amino dan karboksil yang merupakan
senyawa dasar dalam pembentukan protein.
Berdasarkan fungsi biologisnya asam amino dibagi
menjadi 2 :
- Asam amino esensial
- Asam amino non esensial
Asam amino esensial

Asam esensial merupakan asam amino yang tidak


dapat disintesis oleh tubuh. Dari sekitar dua puluhan
asam amino yang kita kenal, sekitar sepuluh macam
tidak bisa dibentuk oleh tubuh manusia dan harus
didatangkan dari asupan makanan. Itulah yang disebut
asam amino esensial, sering juga disebut asam amino
indispensable. Asam amino esensial ini diperlukan
untuk pertumbuhan tubuh.
Berbeda dengan lemak atau karbohidrat yang bisa
disimpan, tubuh kita tidak dapat menyimpan asam
amino. Itu sebabnya asupan asam amino yang cukup
dari makanan selalu diperlukan setiap hari.
Struktur asam amino esensial
1. Histidine
Histidina merupakan satu dari 20 asam
amino dasar yang ada dalam protein.
Bagi manusia histidina merupakan asam
amino yang esensial bagi anak-anak. Rantai
samping imidazol dan nilai pKa yang relatif
netral (yaitu 6,0) berarti bahwa perubahan
sedikit saja pada pH sel akan mengubah
muatannya. Sifat ini menjadikan histidina
sering menjadi bagian dari gugus katalitik
pada enzim maupun ligan koordinasi
pada metaloprotein.
Histidina menjadi prekursor histamin, suatu
amina yang berperan dalam sistem saraf,
dan karnosin, suatu asam amino.
Terdapat dua enantiomer histidina yaitu D-
histidin dan L-histidin, namun yang lebih
dominan adalah L-histidin (atau S-histidin).
2. Isoleucine
Isoleusina adalah satu dari asam
amino penyusun protein yang
dikode oleh DNA. Rumus
kimianya sama dengan
leusin tetapi susunan atom-
atomnya berbeda. Ini berakibat
pada sifat yang berbeda.
Isoleusina bersifat hidrofobik
(tidak larut dalam air) dan
esensial bagi manusia.
3. Leucine
merupakan asam amino yang
paling umum dijumpai
pada protein. Ia mutlak
diperlukan dalam
perkembangan anak-anak dan
dalam
kesetimbangan nitrogen bagi
orang dewasa. Ada dugaan
bahwa leusina berperan dalam
menjaga perombakan dan
pembentukan protein otot.
Leusina tergolong asam
amino esensial bagi manusia.
4. Lysine
Lysine merupakan asam
amino penyusun protein yang
dalam pelarut air bersifat basa,
seperti juga histidin. Lisina
tergolong asam amino esensial bagi
manusia, yakni asam amino yang
dibutuhkan untuk kesehatan, tetapi
tidak dapat diproduksi sendiri oleh
tubuh manusia. Kebutuhan rata-
rata per hari adalah 1 - 1,5 g. Lisina
menjadi kerangka bagi
niasin (vitamin B1). Kekurangan
vitamin ini dapat
menyebabkan pelagra.
5. Methionine
Metionina, bersama-sama
dengan sisteina, adalah asam
amino yang memiliki atom S.
Asam amino ini penting
dalamsintesis protein (dalam
proses transkripsi, yang
menerjemahkan urutan basa
nitrogen di DNA untuk
membentuk RNA) karena kode
untuk metionina sama dengan
kode awal (start) untuk suatu
rangkaian RNA. Biasanya,
metionina awal ini tidak akan
terikut dalam protein yang kelak
terbentuk karena dibuang
dalam proses pascatranskripsi.
6. Phenylalanine
adalah suatu asam amino penting dan
banyak terdapat pada makanan, yang
bersama-sama dengan asam
amino tirosina
dan triptofan merupakan
kelompok asam amino aromatik yang
memiliki cincin benzena. Fenilalanina
bersama-sama
dengan taurin dan triptofan merupaka
n senyawa yang berfungsi sebagai
penghantar atau penyampai
pesan pada sistem saraf otak.
7. Threonine
merupakan salah satu dari 20 asam amino penyusun protein. Bagi manusia,
treonina bersifat esensial.
Secara struktural, treonina memiliki dua pusat perputaran sehingga ada
empat kemungkinan stereoisomer untuk treonina, atau
dua diastereomer bagi L-treonin. Meskipun demikian, nama L-treonin hanya
dipakai untuk satu enantiomer: asam (2S,3R)-2-amino-3-hidroksibutanoat.
Diastereomer kedua, (2S,3S), yang jarang muncul di alam, dinamakan L-allo-
treonin.
Rantai samping treonina dapat mengalami glikolisasi dengan atom oksigen.
Kehadiran enzim treonina-kinase dapat menyebabkan fosforilasi pada
treonina, menghasilkan fosfotreonina, senyawa antara penting pada
biosintesis metabolit sekunder.
Treonina banyak terkandung pada produk-produk dari susu, daging, ikan,
dan biji wijen.
8. Tryptophan
Gugus fungsional yang dimiliki triptofan, indol,
tidak dimiliki asam-asam amino dasar lainnya.
Akibatnya, triptofan menjadi prekursor banyak
senyawa biologis penting yang tersusun dalam
kerangka indol. Triptofan adalah
prekursor melatonin (hormon perangsang
tidur), serotonin (suatu transmiter pada sistem
saraf) dan niasin (suatu vitamin).
Triptofan tidak dapat diproduksi oleh tubuh,
tetapi didapat sebagai nutrisi asupan dari proses
pencernaan dengan enzim proteolitik. Asam
amino ini banyak dikandung oleh
cokelat, oat, durian, mangga, dried
dates, susu, yogurt, keju, dagingmerah, telur,
daging unggas, wijen, chickpeas, biji bunga
matahari, biji labu, spirulina, kacang.
9. Valine
adalah salah satu dari 20 asam
amino penyusun protein yang dikode oleh DNA.
Dalam ilmu gizi, valina termasuk kelompok asam
amino esensial. Namanya berasal dari nama
tumbuhan valerian (Valeriana officinalis).
Sifat valina dalam air adalah hidrofobik ('takut
air') karena ia tidak bermuatan. Pada penyakit
anemia "bulan sabit" (sel-sel eritrosit tidak
berbentuk seperti pil tetapi seperti bulan
sabit, sickle-cell anaemia), valina menggantikan
posisi asam glutamat, asam amino lain
yang hidrofilik ('suka air'), pada hemoglobin.
Akibatnya bentuk sel berubah dan kehilangan
kemampuan mengikat oksigen secara efektif.
Valina diproduksi dengan
menggunakan treonin sebagai bahan baku.
Sumber pangan yang kaya akan valina mencakup
produk-produk peternakan
(daging, telur, susu, keju) dan biji-bijian yang
mengandung minyak (misalnya kacang
tanah, wijen, dan lentil).
Asam Amin non Esensial

Ada sepuluh asam amino yang bisa dibentuk


oleh tubuh manusia, dan disebut asam
amino non esensial atau asam amino
dispensable. Karena bisa dibentuk sendiri
oleh tubuh maka tidak harus memperoleh
asupan dari makanan.
1. Alanine

Alanina (Ala, A) atau asam 2-aminopropanoat merupakan salah satu asam


amino bukan esensial. Bentuk yang umum di alam adalah L-alanin (S-alanin)
meskipun terdapat pula bentuk D-alanin (R-alanin) pada dinding sel bakteri
dan sejumlah antibiotika. L-alanin merupakan asam amino proteinogenik
yang paling banyak dipakai dalam protein setelah leusin (7,8% dari struktur
primer dari 1.150 contoh protein).

Alanina biasanya dibuat melalui transfer satu gugus amina ke asam piruvat.
Reaksi transaminasi bersifat reversibel (dapat-balik) sehingga alanina mudah
dibuat dari piruvat dan berhubungan erat dengan jalur metabolik utama
seperti jalur glikolisis, glukoneogenesis, dan daur sitrat.Gugus metil pada
alanina sangat tidak reaktif sehingga jarang terlibat langsung dalam fungsi
protein (enzim). Alanina dapat berperan dalam pengenalan substrat atau
spesifisitas, khususnya dalam interaksi dengan atom nonreaktif seperti
karbon. Dalam proses pembentukan glukosa dari protein, alanina berperan
dalam daur alanina.

Setiap bahan pangan yang kaya protein seperti daging, ikan, susu, telur, dan
kacang-kacangan kaya akan alanina.
2. Arginine
Asam amino arginina memiliki
kecenderungan basa yang cukup tinggi
akibat eksesi dua gugus amina pada
gugus residunya. Asam amino ini
tergolong setengah esensial bagi
manusia dan mamalia lainnya,
tergantung pada tingkat perkembangan
atau kondisi kesehatan. Bagi anak-anak,
asam amino ini esensial.
Pangan yang menjadi sumber utama
arginina adalah produk-produk
peternakan (dairy products) seperti
daging, susu (dan olahannya), dan telur.
Dari produk tumbuhan dapat
disebutkan cokelat dan biji kacang
tanah.
3. Asparagine
Asparagina (bahasa Inggris: asparagine, Asn,
Asx, N, B) adalah analog dari asam aspartat
dengan penggantian gugus karboksil oleh
gugus karboksamid. Asparagina bersifat
netral (tidak bermuatan) dalam pelarut air.
Asparagina merupakan asam amino
pertama yang berhasil diisolasi. Namanya
diambil karena pertama kali diperoleh dari
jus asparagus.
Fungsi biologi
Asparagina diperlukan oleh sistem saraf
untuk menjaga kesetimbangan dan dalam
transformasi asam amino. Ia berperan pula
dalam sintesis amonia.
Sumber
Daging (segala macam sumber), telur, dan
susu (serta produk turunannya) kaya akan
asparagina.
4. Aspartic acid
Asam aspartat/aspartic acid (atau sering
disebut aspartat saja, karena terionisasi di
dalam sel), merupakan satu dari 20 asam
amino penyusun protein. Asparagin
merupakan asam amino analognya karena
terbentuk melalui aminasi aspartat pada
satu gugus hidroksilnya.
Asam aspartat bersifat asam, dan dapat
digolongkan sebagan asam karboksilat.
Bagi mamalia aspartat tidaklah esensial.
Fungsinya diketahui sebagai pembangkit
neurotransmisi di otak dan saraf otot.
Diduga, aspartat berperan dalam daya
tahan terhadap kepenatan. Senyawa ini
juga merupakan produk dari daur urea dan
terlibat dalam glukoneogenesis.
5. Cysteine
Sisteina / cyteine merupakan asam amino bukan esensial bagi
manusia yang memiliki atom S, bersama-sama dengan metionina.
Atom S ini terdapat pada gugus tiol (dikenal juga sebagai sulfhidril
atau merkaptan). Karena memiliki atom S, sisteina menjadi sumber
utama dalam sintesis senyawa-senyawa biologis lain yang
mengandung belerang. Sisteina dan metionina pada protein juga
berperan dalam menentukan konformasi protein karena adanya
ikatan hidrogen pada gugus tiol.
Sisteina mudah teroksidasi oleh oksigen dan membentuk sistina,
senyawa yang terbentuk dari dua molekul sisteina yang berikatan
pada atom S masing-masing. Reaksi ini melepas satu molekul air
(reaksi dehidrasi).
Sumber utama sisteina pada makanan adalah cabai, bawang putih,
bawang bombay, brokoli, haver, dan inti bulir gandum (embrio). L-
sistein juga diproduksi secara industri melalui hidrolisis rambut
manusia dan babi serta bulu unggas, namun sejak tahun 2001 juga
telah dapat diproduksi melalui fermentasi mikroorganisme.
Serat wol dari domba juga banyak mengandung sisteina. Bagi
domba, sisteina esensial yang harus dipasok dari rumput-rumputan
yang dimakannya. Karena itu, jika rumput tidak tersedia domba tidak
memproduksi wol. Namun, domba transgenik yang memiliki enzim
penghasil sisteina (dari metionin) telah berhasil dikembangkan
sehingga ketergantungan akan rumput menjadi berkurang.
6. Glutamic acid
Asam glutamat termasuk asam amino yang bermuatan
(polar) bersama-sama dengan asam aspartat. Ini terlihat
dari titik isoelektriknya yang rendah, yang menandakan
ia sangat mudah menangkap elektron (bersifat asam
menurut Lewis).
Asam glutamat dapat diproduksi sendiri oleh tubuh
manusia sehingga tidak tergolong esensial. Saat
pertama kali diketemukan pada tahun 1970, asam
glutamat dan beberapa asam amino lainnya dianggap
sebagai neurotoksin, ketika senyawa diberikan sebagai
asupan melalui mulut kepada model hewan yang belum
dewasa. Degenerasi neuron akut ditemukan pada area
yang tidak terlindungi oleh sawar darah otak, terutama
pada area nukleus arsuat pada hipotalamus
Ion glutamat merangsang beberapa tipe saraf yang ada
di lidah manusia. Sifat ini dimanfaatkan dalam industri
penyedap. Garam turunan dari asam glutamat, yang
dikenal sebagai mononatrium glutamat ( dikenal juga
sebagai monosodium glutamat, MSG, vetsin atau
micin), sangat dikenal dalam dunia boga Indonesia
maupun Asia Timur lainnya sebagai penyedap masakan.
7. Selenocysteine
Selenocysteine berperan penting dalam
proses kehidupan dengan menjadi
komponen beberapa macam enzim.
Enzim yang diketahui mengandung
selenocysteine sebagai salah satu
residunya adalah enzim-
enzim glutathione
peroxidase,tetraiodothyronine 5'
deiodinase, thioredoxin
reductase, formate
dehydrogenase, glycine reductase, dan
beberapa macam hydrogenase. Kita
ambil contoh dari salah satu enzim
tersebut untuk mengetahui peran
selenocysteine bagi kehidupan
8. Glycine
Glycine adalah asam amino non-
esensial yang memiliki salah satu
struktur paling sederhana di antara
semua asam amino. Glycine
ditemukan pada protein pada
semua mahkluk hidup, dan
penting untuk sintesis protein dan
juga adenosine triphosphate
(ATP). Glycine adalah bagian dari
banyak protein, terutama karena
secara fisik kecil. Ini bagian kecil
protein juga membantu
pengetahuan dan memori.
9. Glutamine
Glutamine adalah satu dari 20 asam amino yang memiliki kode
pada kode genetik standar. Rantai sampingnya adalah suatu
amida. Glutamina dibuat dengan mengganti rantai samping
hidroksil asam glutamat dengan gugus fungsional amina.
Glutamina merupakan bagian penting dari asimilasi nitrogen yang
berlangsung pada tumbuhan. Amonia yang diserap tumbuhan
atau hasil reduksi nitrit diikat oleh asam glutamat menjadi
glutamina dengan bantuan enzim glutamin sintetase atau GS.
Pada eukariota, glutamina dianggap sebagai molekul penyimpan
NH+ di dalam otot dan transportasi antar organ bagi senyawa
tersebut. Meskipun kadar glutamina di dalam protein otot hanya
sekitar 4% dibandingkan dengan jumlah seluruh asam amino
yang terkadung dalam protein tersebut, otot dalam mengandung
lebih dari 40% glutamina dan plasma darah mengandung lebih
dari 20%. Mamalia dapat mensintesis glutamina dalam berbagai
jaringan, namun pada fase pertumbuhan atau pada saat sakit,
permintaan akan molekul glutamina akan meningkat melebihi
jumlah pasokannya, sehingga pada saat ini glutamina menjadi
asam amino esensial.
Glutamina dijadikan suplemen atlet binaraga untuk mengganti
kerusakan otot dengan segera akibat latihan beban yang berat.
Metabolisme glutamina dapat terbagi menjadi reaksi yang
memanfaatkan gugus -nitrogen, seperti sintesis nukleotida dan
heksoamina, dan yang memanfaatkan gugus -nitrogen setelah
mengkonversi glutamina menjadi asam glutamat.
Glutamin dapat ditemukan dalam darah seseorang
10. Serine
Serina merupakan asam amino penyusun protein yang umum ditemukan
pada protein hewan. Protein mamalia hanya memiliki L-serin. Serina
bukan merupakan asam amino esensial bagi manusia. Namanya diambil
dari bahasa Latin, sericum (berarti sutera) karena pertama kali diisolasi
dari protein serat sutera pada tahun 1865. Strukturnya diketahui pada
tahun 1902.
Biosintesis
Sintesis serina (dan glisina) berawal dari oksidasi 3-fosfogliserat (3-PGA)
yang membentuk 3-fosfohidroksipiruvat dan NADH. Reaksi transaminasi
dengan asam glutamat menghasilkan 3-fosfoserina dan glisina, yang
diikuti dengan dilepasnya gugus fosfat.
Fungsi biologi dan kesehatan
Serina penting bagi metabolisme karena terlibat dalam biosintesis
senyawa-senyawa purina dan pirimidina, sisteina, triptofan (pada
bakteria), dan sejumlah besar metabolit lain.
Sebagai penyusun enzim, serina sering memainkan peran penting dalam
fungsi katalisator enzim. Ia diketahui berada pada bagian aktif
kimotripsin, tripsin, dan banyak enzim lainnya. Berbagai gas-gas
perangsang saraf dan senyawa aktif yang dipakai pada insektisida bekerja
melalui residu serina pada enzim asetilkolin esterase, sehingga
melumpuhkan enzim itu sepenuhnya. Akibatnya, asetilkolina (suatu
neurotransmiter) yang seharusnya segera diuraikan oleh enzim itu segera
setelah bekerja malah menumpuk di sel dan mengakibatkan kekejangan
dan kematian.
Sebagai penyusun protein non-enzim, rantai sampingnya dapat
mengalami glikolisasi yang dapat menjelaskan gangguan akibat diabetes.
Serina juga merupakan satu dari tiga asam amino yang biasanya
terfosforilasi oleh enzim kinase pada saat transduksi signal pada
eukariota
11. Proline
Prolina merupakan satu-satunya asam amino dasar
yang memiliki dua gugus samping yang terikat satu-
sama lain (gugus amino melepaskan satu atom H
untuk berikatan dengan gugus sisa). Akibat
strukturnya ini, prolina hanya memiliki gugus amina
sekunder (-NH-). Beberapa pihak menganggap prolina
bukanlah asam amino karena tidak memiliki gugus
amina namun imina namun pendapat ini tidak tepat.
Adanya rantai siklik yang terbentuk antara gugus
amina dan residu menyebabkan prolina memiliki
karakter yang khas (relatif sangat kaku) dan
menentukan konformasi protein secara kuat. Prolina
dapat berperan sebagai pengubah struktur -heliks
dan juga sebagai titik belok bagi -sheets.
Peran biologi
Fungsi terpenting prolina tentunya adalah sebagai
komponen protein. Sel tumbuh-tumbuhan tertentu
yang terpapar kondisi lingkungan yang kurang cocok
(misalnya kekeringan) akan menghasilkan prolina
untuk menjaga keseimbangan osmotik sel.
12. Taurine
Taurina atau asam 2-aminoetanasulfonat adalah turunan asam amino yang
banyak terdapat dalam empedu dan pada jaringan lainnya dalam kadar rendah
dari banyak binatang, termasuk manusia. Taurina juga ditemukan di
tumbuhan, jamur, dan beberapa spesies bakteri, tapi dalam jumlah yang lebih
sedikit. Taurina adalah turunan dari sisteina, asam amino yang mengandung
belerang (S). Taurina tergolong sebagai asam amino kondisional, artinya
merupakan asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan dapat
dihasilkan sendiri oleh tubuh manusia dewasa
Taurina telah diuji dalam berbagai percobaan dengan tikus dan terbukti
bermanfaat untuk mencegah kegemukan, menurunkan kadar gula darah,
mencegah kelelahan otot, dan memperbaiki kerusakan hati akibat konsumsi
alkohol.
Taurina memainkan peranan penting dalam mencerna lemak, penyerapan
vitamin yang larut dalam lemak dan mengatur kadar kolesterol dalam tubuh
(Anyvitamins). Selain itu, taurina bersama dengan Zinc (Zn) berperan penting
dalam menjaga kesehatan mata dan penglihatan.Taurina merupakan asam
amino kondisional yang dapat diproduksi sendiri oleh tubuh manusia dewasa .
Sumber utama taurina adalah daging dan ikan. Karena taurina memiliki
pengaruh yang besar terhadap kesehatan mata dan penglihatan, maka anak
pada masa pertumbuhan perlu untuk mendapatkan asupan taurina yang
cukup.
Kekurangan Taurina
Kekurangan taurina dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan
metabolisme lemak. Beberapa pendapat mengemukakan bahwa kekurangan
taurina juga dapat menjadi salah satu faktor pemicu epilepsi.
13. Tyrosine

Tirosina (bahasa Yunani: tyros, berarti keju, karena ditemukan pertama kali dari keju) (bahasaInggris:
tyrosine, 4-hydroxyphenylalanine, Tyr, Y) merupakan satu dari 20 asam amino penyusun protein. Ia
memiliki satu gugus fenol (fenil dengan satu tambahan gugus hidroksil). Bentuk yang umum adalah L-
tirosina (S-tirosina), yang juga ditemukan dalam tiga isomer struktur: para, meta, dan orto. Pembentukan
tirosina menggunakan bahan baku fenilalanina oleh enzim fenilalanin hidroksilase. Enzim ini hanya
membuat para-tirosina. Dua isomer yang lain terbentuk apabila terjadi "serangan" dari radikal bebas pada
kondisi oksidatif tinggi (keadaan stress).
Oksidasi tirosina menghasilkan monoiodotirosin (MIT) dan di-iodotirosin (DIT). Kombinasi dari dua
molekul DIT menghasilkan hormon tiroksin (T4), sedangkan kombinasi antara molekul DIT dan MIT
melalui proses monodeiodinasi menghasilkan hormon
Fungsi biologi dan kesehatan
Dalam transduksi signal, tirosina memiliki peran kunci dalam pengaktifan beberapa enzim tertentu
melalui proses fosforilasi (membentuk fosfotirosina). Bagi manusia, tirosina merupakan prekursor hormon
tiroksin dan tri-iodotironina yang dibentuk di kelenjar tiroid, pigmen kulit melanin, dan dopamin,
noradrenalin dan adrenalin.
Tirosina merupakan salah satu asam amino esensial bagi manusia, di dalam sel dopaminergik pada otak,
tirosina dikonversi menjadi levodopa dengan enzim tirosina hidroksilase, DOPA merupakan bagian dari
manajemen terhadap penyakit Parkinson. Sedang pada adrenal medula, tirosina dikonversi menjadi
hormon jenis katekolamin yaitu noradrenalin dan adrenalin.
14. Ornithine
Ornitina (bahasa Inggris: ornithine, diaminovaleric acid)
adalah asam amino non-esensial hasil reaksi hidrolisis
arginina oleh enzim arginase pada lintasan katabolisme
dalam siklus urea. Meskipun berupa asam amino,
ornitina tidak memiliki berkas genetik, sehingga tidak
terdapat lintasan transkripsi genetik pada sintesis
senyawa organik ini, dan tidak terdapat protein yang
memiliki ornitina pada rangkaian peptidanya.
Ornitina dapat terkonversi menjadi sitrulina, atau
memasuki lintasan dekomposisi dengan melepaskan
gugus CO2 menjadi putresina pada proses pembusukan

Anda mungkin juga menyukai