Anda di halaman 1dari 40

GIZI BURUK

Pembimbing :
dr. Florentina Mariane Rahardja Sp.GK

Kepaniteraan Klinik Departemen IKM dan Gizi


FK UNIKA ATMA JAYA
Periode 29 Mei-12 Agustus 2017
Standar antropometri penilaian status
gizi anak
Menurut KEMENKES 2010 :
-bahwa untuk menilai status gizi anak diperlukan standar
antropometri yang mengacu pada standar WHO (2005)
Ketentuan Umum
Umur : dihitung dalam bulan penuh. Contoh : umur 2
bulan, 29 hari dihitung sebagai umur 2 bulan
Gizi kurang dan gizi buruk adalah status gizi yang
didasarkan pada Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)
yang merupakan padanan istilah underweight (gizi kurang)
dan severely underweight (gizi buruk)
Klasifikasi KKP (DEPKES)
Indeks Simpangan Baku Status Gizi

Berat Badan terhadap Usia 2 SD Gizi lebih


(BB/U)
-2 SD sampai +2 SD Gizi baik

< -2 SD sampai -3 SD Gizi kurang

< -3 SD Gizi buruk

Tinggi Badan terhadap Usia -2 SD sampai +2 SD Normal


(TB/U)
< -2 SD Pendek

Berat Badan terhadap Tinggi > 2 SD Gemuk


Badan (BB/TB)
-2 SD sampai +2 SD Normal

< -2 SD sampai -3 SD Kurus

< -3 SD Sangat kurus


Prevalensi Gizi Kurang dan Gizi Buruk,
Stunting, Wasting, dan Obesitas pada Balita

Sumber : Riset Kesehatan Dasar 2013


Kriteria dan Klasifikasi Gizi
Buruk
Klasifikasi

Kurang
Dengan
Gizi
komplikasi
Buruk
Tanpa
komplikasi
Sumber: Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA. Depkes. 2011
Pemeriksaan
Bahaya Gizi Buruk

Glukosa darah < 54 mg/dl


Letargis Tidak sadar
Hipoglikemia Sadar Syok
Nadi lemah
(letargis)
Hilang kesadaran
Suhu < 36o C
Larutan Larutan RL : Dextrosa/ Glukosa 10% = 1:1
(RLG 5%) 15ml/kgBB selama 1 jam
Hipotermia + Hipoglikemia = Infeksi glukosa/ glukosa 10%
pertama
Lanjut: IV bolus

Karena cadangan energi terbatas gula pasir IV bolus


5ml/kgBB
Diare, muntah, pendarahan, sepsis
10% oral/ Lanjut: oral/
NGT 50 ml NGT
Letargis
Anak gelisah/ rewel
Tidak ada air mata
Dehidrasi Mata cekung
Mulut lidah kering
Haus
Turgor kulit melambat
CRT memanjang
Penyulit

Gangguan mata
Gangguan kulit/
akibat defisiensi vit Diare persisten Anemia Cacingan
dermatosis
A

Bercak bitot Konsumsi makanan tinggi


Tetes mata - laktosa Hb <4,0 g/dl
Kapsul vit A sesuai dosis umur Hipo/ hiperpigmentasi, Anak usia 4 tahun/ lebih yang
Formula bebas rendah laktosa atau
deskuamasi, lesi ulseratof belum mendapatkan obat
eksudatif + infeksi sekunder Hb 4,0-6,0 g/dl + distress dalam 6 bulan terakhir
napas atau tanda gagal jantung

Nanah/ radang Kerusakan mukosa usus/ Transfusi WB 10ml/kgBB


Tetes mata kloramfenikol 0.25%/ Kompres dengan larutan giardiasis dalam 3 jam. Tanda gagal
tetrasiklin 1% 4x/hari
KMnO4 1/10.000 selama 10 Kotrimoksasol 5-8mg/kgBB/hari jantung: PRC
Kapsul vit A sesuai dosis umur
Bila giardia + ganti metronidazole Fase transisi
menit + salep/ krim Zn Furosemid 1mg/kgBB
dengan minyak kastor

Umur BB Pirantel pamoat


Ulkus kornea Tinja mikroskopik +
(125mg tab) dosis
Tetes mata kloramfenikol 0.25%/ Metronidazole 30-50mg/kgBB/hari
tetrasiklin 1% 4x/hari selama 7-10 hari tunggal
Tetes maata atropine 1% 3x/hari Biasa defisiensi Zn
Kapsul vit A sesuai dosis umur
4-9 bulan 6- <8 kg tab
9-12 bulan 8- <10 kg tab
1-3 tahun 10- <14 kg 1 tab
3-5 tahun 14- <19 kg 1 tab
Bahaya Gizi Buruk
Hipoglikemia Hipotermia Dehidrasi
Glukosa darah < 54 Suhu < 36o C Diare, muntah,
mg/dl + Hipoglikemia + pendarahan, sepsis
Letargis Infeksi Letargis
Nadi lemah Karena cadangan Nadi lemah dan
Hilang kesadaran energi terbatas cepat
Hilang kesadaran
Akral dingin
Mata cekung
Haus
Penyulit
Gangguan mata
Gangguan kulit
Diare peristen
Anemia
Cacingan
TBC
Malaria
HIV
Alur Pelayanan
Gizi Buruk di Rumah Sakit atau Puskesmas
Rawat Jalan
Pendaftaran
Pengukuran antopometri
BB, TB / PB
Plotting pada grafik pertumbuhan anak BB/U,
TB/U, BB/TB

Pemeriksaan klinis
Diagnosis gizi kurang / buruk

Pelayanan
Pemberian konseling
Pemberian obat dan PMT
Kunjungan rumah
Rujuk
Kunjungan Rumah
Bila:
BB anak sampai minggu ke 3 tidak naik / turun
dibandingkan dengan BB saat masuk (kecuali bila
edema)
Anak 2x berturut-turut tidak datang tanpa
pemberitahuan
Rujukan
Bila :
Komplikasi medis / penyakit penyerta
Hingga kunjungan ke 3, BB anak tidak naik
Timbul edema paru
Rawat Inap
Perhatikan :
Kebutuhan Gizi Menurut Fase
Pemberian Makanan
Jadwal Pemberian Makanan Anak Gizi
Buruk Menurut Fase
Gizi buruk keterlambatan
perkembangan mental dan perilaku
Penelitian di Colombia anak dengan gizi buruk
menunjukkan perkembangan psikologikal yang buruk hal
serupa juga ditemukan di Peru, Chile, dan Amerika Serikat
Keterlambatan perkembangan mental dan perilaku tidak
hanya disebabkan karena gizi buruk saja, tetapi juga
sedikitnya stimulasi intelektual yang diberikan pada anak
keluarga dan komunitas ikut berperan
Berikan stimulasi sensorik dan dukungan emosional berupa :
Kasih sayang
Lingkungan yang ceria
Permainan yang terstruktur selama 15-30 menit
Aktivitas fisik segera setelah kambuh
Keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain)
Tindak Lanjut di Rumah (Minggu 7-26)
Bila gejala klinis dan BB/TB-PB 2 SD, dapat dikatakan
anak sembuh
Pola makan dan stimulasi tetap dilanjutkan di rumah
Beri contoh kepada orang tua :
Menu dan cara membuat makanan dengan kandungan
energi dan zat gizi yang padat
Terapi bermain terstruktur
Sarankan :
Memberi makan porsi kecil dan sering sesuai umur
anak
Membawa anaknya kembali kontrol
Bulan I 1x / minggu
Bulan II 1x / 2 minggu
Bulan III 1x/ bulan
Pemberian imunisasi dasar dan ulangan
Pemberian vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan sekali
Pemberian Makanan Tambahan
Pemulihan (PMT-P)
Tatalaksana di tingkat posyandu / pos pemulihan gizi
Komposisi energi : 350 kkal, protein 15 gram
Bentuk :
Kudapan dari bahan makanan setempat
Dibagikan bahan makanan mentah (tepung beras, susu
bubuk, gula, minyak, dll)
Lama pemberian : 90 hari
Memantau peningkatan berat badan anak setiap
bulan
Kriteria Pemulangan
Edema / (x) , anak sadar dan aktif
BB/TB > -3 SD
Komplikasi sudah teratasi
Ibu telah mendapat konseling gizi
BB 50 g/kg BB/minggu selama 2 minggu berturut-
turut
Selera makan sudah baik, makanan yang diberikan
dapat dihabiskan
Referensi
Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk,
Kemenkes RI, 2011
Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor :
1995/MENKES/SK/XII/2010.

Anda mungkin juga menyukai