Anda di halaman 1dari 51

FORMULASI

SEDIAAN
SIRUP DAN
EMULSI

Dieah Siti Rahmawati


1406640083
Dini Maulidina
1406557705
JURNAL 1

Dieah
PENDAHULUAN
Daun Legundi banyak digunakan sebagai
jamu anti asma.
Daun legundi mengandung senyawa ester,
alkaloid (vitristin), glikossida flavon (artemisin
dan 7 desmetil artemetin), dan komponen
non flavonoid friedelin sitosterol, glukosida,
serta senyawa hidrokarbon.
Viteksikarpin merupakan senyawa flavonoid
yang berkhasiat sebagai anti asma yang
berperan dalam menghambat efek
pelepasan histamin dari sel mast dengan
cara menstabilkan fungsi membrane sel.
Metodologi

Penentuan
Persiapan Pembuatan Uji Kualitas
Dosis
Bahan Ekstrak Ekstrak
Ekstrak

Uji
Pemilihan
Pembuatan Evaluasi Penetapan
Formula
Sirup Sirup Kadar Relatif
Terpilih
Viteksikarpin
Persiapan Bahan
Bahan yang digunakan, berupa daun legundi yang diperoleh dari daerah
Kalibawang kabupaten Kulon Progo. Daun setelah dipanen dicuci bersih
di bawah air yang mengalir guna menghilangkan kontaminan yang melekat
dikeringkan di dalam oven dengan suhu 50 C sampai diperoleh bentuk
yang rapuh sehingga mudah untuk diserbuk.

Pembuatan Ekstrak
Maserasi
1 kg serbuk selama 1 Maserat
daun minggu disaring Ekstak
legundi + 7,5 dengan kemudian kental
L etanol 70 % pengaduka diuapkan
n setiap hari
Pembuatan Sirup
1,5 g ekstrak Dilakukan
kental + propilen pengadukan Tambahkan
glikol + asam disertai larutan gula
sitrat dimasukkan pemanasan aduk hingga
dalam gelas hingga terbentuk homogen
beker larutan homogen

Tambahkan Lakukan
Masukkan dalam essen dan pengadukan
labu takar 150 ml aquades hingga dan masukkan
batas volume ke dalam botol
Uji Kualitas Ekstrak
Susut Identifikasi
Organoleptis Kekentalan Daya lekat
Pengeringan (KLT)

Penentuan Dosis
Pada penelitian ini digunakan dosis 300 mg untuk orang dewasa.

Ekstrak yang dibutuhkan untuk membuat 150 ml sirup yaitu 1,5 g.


Hasil Uji Kualitas ekstrak

Rendemen Daya Lekat Susut Viskositas Identifikasi


Pengeringan
Rendemen 3,83 0,39 4,4 % 2110 Rf 0,12
sebesar menit 0,48 101,98
20,3 % dPa.S
yaitu 203
g.
Hasil Uji Ekstrak Kental
Formula Sirup Ekstrak
Daun Legundi
Hasil Uji Organoleptis Sirup

Hasil Uji didominasi dengan rasa pahit.


Formulasi 1,2,3 mengandung endapan yang lebih sedikit
dibandingkan formula kontrol.
Formula 1 dan 2 dapat diterima dipasaran, sedangkan
formula 3 kurang dapat diterima dipasaran karena memiliki
rasa yang lebih pahit.
Evaluasi Sirup
Kemudahan Tanggap
Organoleptis Viskositas
dituang Rasa

Penetapan Kadar Relatif


Viteksikarpin
Penetapan kadar relatif dilakukan dengan cara membandingkan
kadar viteksikarpin ekstrak daun legundi dengan kadar viteksikarpin
sirup ekstrak daun legundi. Kadar viteksikarpin ekstrak dianggap 100
%. Penetapan kadar relatif dilakukan secara KLT densitometri,
menggunakan TLC Scanner. Fase gerak yang digunakan yaitu
nheksan : etilasetat (3 : 2).
Hasil Uji Waktu Alir

Keempat formula sirup ini relatif mudah dituang karena


kekentalan formulasi sirup tidak terlalu tinggi.
Uji Viskositas
Kontrol Formula I Formula II Formula III
50,44 cps 68,93 cps 69,76 cps 75,78 cps
Semakin besar kadar PG yang ditambahkan bobot jenis
dan kekentalan sirup meningkat

Uji Tanggap Rasa


Formula 1,2, dan 3 mengandung endapan lebih sedikit
dibandingkan kontrol
Formulas 3 memiliki rasa yang lebih pahit dari formula lainnya
sehingga kurang dapat diterima pasar
Hasil Uji Penetapan Kadar
Relatif Viteksikarpin
Kontrol : 83,29 %
Formula 1 : 88,28 %
Formula 2 : 86,36 %
Formula 3 : 70,10 %
Hasil Identifikasi Senyawa Aktif
dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Identifikasi senyawa aktif dilakukan
secara KLT Densitometri, menggunakan
TLC Scanner, dengan fase gerak n-
heksan : etiasetat (3:2).
Dihasilkan bahwa ekstrak daun legundi
mengandung senyawa aktif turunan
flavonoid yang disebut viteksikarpin.
Pada UV 254nm baik dengan maupun
tanpa sitroborat tampak adanya
senyawa yang menunjukkan
viteksikarpin yaitu pada nilai Rf 0,12
Kesimpulan
Sirup formula I (PG 11 %) merupakan formula terpilih,
karena memiliki rasa dan penampilan menarik,
kekentalan yang rendah, endapan paling sedikit, kadar
relatif viteksikarpin paling tinggi, dan lebih layak
diterima pasar dibandingkan formula II, III, dan kontrol
JURNAL 2

Dieah
Pendahuluan

Rambut merupakan bagian dari identitas, wajar


apabila masalah kerusakan maupun kerontokan
rambut menjadi keluhan.
Masalah kerontokan menjadi hal yang sangat
dikhawatirkan perhatian para produsen.
Dihasilkan produk-produk sintesis dan herbal. Namun
bahan yang bersifat sintesis pada produk dinilai
kurang aman.
Pendahuluan

Sejak dulu secara tradisional banyak tanaman yang


digunakan sebagai pemacu pertumbuhan rambut.
Salah satunya adalah seledri.
Pada penelitian diketahui flavonoid dan saponin
berperan dalam memberi efek mempercepat
pertumbuhan rambut (Winanti, 2005) dan penyubur
rambut (Sri Rahayu, 2007).
Alat
Timbangan pH meter
Cawan penguap Grinder
Alat pencukur rambut Ayakan mesh 20
Kaca pembesar Moisture balance
Penangas air Lemari pendingin
Timbangan analitik Pinset
Rotary evaporator Viskometer Brookfield
Botol coklat Jangka sorong
Oven
Bahan
Aquadest HCl
herba seledri Kloroform
caprilyc/capric trigliserida Amoniak
PEG-40 Hydrogenated Castor Oil pereaksi Dragendorf, Mayer, dan
Gliserin Wagner,

etanol 70% FeCl3 1%

Aquabidest Aminexil

serbuk magnesium methyl paraben

natrium hidroksida propyl paraben.

Pada penelitian ini digunakan hewan coba berupa kelinci jantan New
Zealand White berumur 7-9 bulan dengan bobot berkisar 2-3 kg
Pembuatan
Ekstrak
Herba bersih dan
Herba seledri Dibersihkan bebas air
dipisahkan dari dengan air dikeringkan dalam
akar mengalir, ditiriskan oven pada suhu
50oC

Dibersihkan kembali,
Serbuk kering Tambah 20 bagian
digrinder hingga simplisia pelarut (etanol 30%),
menjadi simplisia dimasukkan ke rendam selama 6 jam
serbuk, diayak dengan dalam botol pertama sambil
ayakan mesh 20 sesekali diaduk
coklat,

Didiamkan selama 18 Ulangi proses penyarian Filtrat dipekatkan


jam, dipisahkan maserat sekurangnya dua kali dengan Rotary
dengan cara dengan jenis dan jumlah evaporator pada
pelarut yang sama
suhu 50oC, lalu
pengendapan ekstrak dikentalkan
Serbuk Herba Seledri

Yang diperoleh adalah sebanyak 1350 g dari


15.000 g simplisia basah dengan rendemen
sebesar 9,2%
Ekstrak herba seledri sebanyak 1.350g serbuk
simplisia herba seledri dimaserasi dengan 4500
L Etanol 30% selama dua hari dan didapat hasil
ekstrak kental herba seledri sebanyak 350
gram.
Pembuatan Sediaan Emulsi
Ekstrak Herba Seledri
Sediaan emulsi perangsang
pertumbuhan rambut dibuat 4 formula,
yaitu satu formula mengandung sediaan
tanpa penambahan ekstrak dan tiga
formula mengandung ekstrak dengan
konsentrasi 2,5%, 5% dan 7,5%.
Dibuat berupa emulsi minyak dalam air
Pembuatan Sediaan Emulsi
Ekstrak Herba Seledri
Pembuatan Sediaan Emulsi Ekstrak
Herba Seledri
Fase air dan fase minyak masing-masing
dipanaskan diatas pengangas sampai suhu 70oC

Dicampur dan diaduk selama 10 menit

Pengadukan dengan homogenizer dengan


kecepatan 3000rpm
Ekstrak seledri dilarutkan dalam etanol, tambahkan
kedalam basis emulsi

Aduk hingga homogen


Sedian Emulsi Ekstrak
Herba Seledri
Uji stabilitas
Sediaan emulsi diuji stabililitasnya selama 8
minggu pada dua temperatur yaitu temperatur
kamar (25-30C) dan temperatur 40C
(stabilitas dipercepat),kemudian diamati
secara berkala selama 1 bulan sekali.
Parameter uji stabilitas yang akan dilakukan
adalah uji organoleptik, pH, berat jenis, dan
viskositas. Uji organoleptik pada sediaan
diamati secara visual meliputi warna, bau,
homogenitas dan bentuk.
Uji Efektivitas Sediaan
Perangsang Pertumbuhan
Rambut Ekstrak Herba Seledri
Kelinci yang digunakan adalah kelinci jantan
ras New Zealand white, berumur 7-9 bulan
dengan bobot badan antara 2-3 kg (15 ekor)
terdapat 6 perlakuan, tiap perlakuan masing-
masing terdiri minimal 4 ekor kelinci. S
Uji Efektivitas Sediaan
Perangsang Pertumbuhan
Rambut Ekstrak Herba Seledri
Punggung kelinci dibagi menjadi 6 kotak dengan posisi
3 kotak pada punggung sebelah kiri dan 3 kotak pada
punggung sebelah kanan menggunakan spidol
Luas masing-masing kotak yaitu 2 x 2 cm dengan jarak
tiap kotak sebesar 2 cm
Rambut pada setiap kotak dicukur sampai bersih lalu
diolesi alkohol 70% sebagai antiseptik
Uji Efektivitas Sediaan
Perangsang Pertumbuhan
Rambut Ekstrak Herba Seledri
Enam bagian pada kotak tersebut merupakan daerah
perlakuan yang meliputi:
P1. Daerah I tidak diolesi sediaan
P2 Daerah II diolesi basis sediaan
P3. Daerah III diolesi dengan formula A
P4. Daerah IV diolesi dengan formula B
P5. Daerah V diolesi dengan formula C
P6. Daerah VI diolesi dengan Aminexil sebagai
kontrol positif.
Uji Efektivitas Sediaan
Perangsang Pertumbuhan
Rambut Ekstrak Herba Seledri
Pengamatan dilakukan dengan mengambil 6 helai
rambut kelinci dengan cara dicabut menggunakan
pinset diluruskan dan diletakkan pada alas berwarna
gelap serta ditempelkan dengan selotip.
Diukur rambut kelinci terpanjang dengan
menggunakan jangka sorong.
Data rata-rata panjang rambut yang diperoleh diolah
secara statistika untuk melihat apakah ada perbedaan
yang bermakna antara daerah uji dengan kontrol.
Uji Efektivitas Pertumbuhan Rambut
Analisis Data

Untuk menganalisa efektifitas sediaan emulsi


ekstrak herba seledri, data yang diperoleh diuji
statistika menggunakan metode Rancangan Acak
Kelompok.
Distribusi data yang normal dan homogen diolah
dengan metode uji ANOVA yang dilanjutkan
dengan uji Tukey.
Terdapat 6 perlakukan yang terdiri dari 5 kali
ulangan.
Kesimpulan
Herba seledri dalam bentuk ekstrak kental dapat
diformulasikan sebagai sediaan emulsi perangsang
pertumbuhan rambut yang stabil. Ketiga formula emulsi
stabil jika disimpan pada suhu kamar yaitu 25-30C.
Sediaan emulsi ekstrak herba seledri (Apium graveolens
L.) mempunyai khasiat mempercepat pertumbuhan
rambut pada kelinci jantan, dari ketiga formula emulsi
ekstrak herba seledri formula C dengan konsetrasi 7,5%
ekstrak herba seledri merupakan formula yang
mempunyai aktifitas yang paling efektif dalam
mempercepat pertumbuhan rambut kelinci
Referensi

Lisprayatna L, Murti Y.B, Sulaiman T.N.S. (2012). Formulasi


Sirup Ekstrak Daun Legundi (Vitex trifolia L.) . Yogyakarta :
Majalah Obat Tradisional
Pertanyaan?

Devina : fungsi utama PG, kenapa hanya PG yang dibedain


persentasenya?
Aulia : Hubungan si PG dengan kadar relativenya apa?
Kenapa seledrinya dipisahin dari akarnya?
ibu : sudah ada data uji empiriskah sebelumnya? In vivo atau invitro?
Penentuan dosisnya berdasarkan apa kenapa dipake 300 mg?
apakah itu ujinya udah terkait toksitas akut? apakah udah adanih
data empirisnya tentang efektifitas seledri terhadap rambut atau
sebelumnya udah ada uji?
Devina : fungsi utama PG, kenapa hanya
PG yang dibedain persentasenya?

Propilen glikol merupakan bahan yang membantu meningkatkan kelarutan


senyawa dalam ekstrak tumbuhan obat dan berfungsi sebagai antiseptik
serta mampu melawan jamur (Owen dan Weller, 2006).
Bahan ini terbukti mampu meningkatkan kelarutan air dan minyak serta air
dan benzil benzoat (Martin dkk., 1990). Penggunaan propilen glikol dalam
bidang farmasetika ialah berdasarkan atas aktivitas ikatan jembatan
hidrogen, pembentukan kompleks, dan penurunan tegangan permukaan
(Gennaro, 1990).
Karena jumlah PG yang mempengarungi kadar relative viteksikarpin
Aulia : Hubungan propilen glikol
dengan kadar relative
viteksikarpin apa?
Semakin tinggi kadar PG, semakin rendah kadar
relative viteksikarpin dalam sirup dibandingkan
terhadap kadar relative viteksikarpin dalam
ekstrak.
Aulia: Kenapa seledri dipisah
dari akarnya?
Apium graveolens Linn
Ada tiga kelompok :
Seledri daun atau seledri iris (A. graveolens Kelompok secalinum)
yang biasa diambil daunnya dan banyak dipakai di masakan
Indonesia.
Seledri tangkai (A. graveolens Kelompok dulce) yang tangkai
daunnya membesar dan beraroma segar, biasanya dipakai
sebagai komponen salad.
Seledri umbi (A. graveolens Kelompok rapaceum), yang
membentuk umbi di permukaan tanah; biasanya digunakan
dalam sup, dibuat semur, atau schnitzel. Umbi ini kaya provitamin
A dan K.
diuretik, antispasmodik
Bu Berna : Sudah ada data uji empiriskah
sebelumnya terkait penggunaan daun
legundi sebagai obat asma?
Dalimarta (1999) salah satu
tanaman yang secara empirik
digunakan oleh masyarakat
untuk merangsang pertumbuhan
rambut, dan banyak yang
didasarkan secara ilmiah ,
adalah seledri
Bu Berna : Sudah adakah uji toksisitas
terkait daun legundi?
TOKSISITAS
Penelitian mengenai aktivitas farmakologi dari legundi sudah banyak
dilakukan bahkan dengan metode bioassayguided separation dapat
diidentifikasi senyawa-senyawa aktifnya. Namun, tidak banyak penelitian-
penelitian yang melaporkan tentang toksisitas tanaman tersebut. Hanya
Ikram et al. (1987) yang yang melaporkan bahwa ekstrak larut kloroform
dan n-heksan tidak menunjukkan efek toksik dan efek samping nyata
pada kelinci. Meskipun demikian, masih diperlukan penelitian toksikologi
lainnya untuk menambah data-data ilmiah tanaman Legundi
Bu Berna : Penentuan dosisnya
berdasarkan apa kenapa dipake 300 mg?

Penentuan dosis ekstrak


Hasil penelitian terdahulu menunjukkan kadar 0,5 mg/ml
(dengan volume pemberian 100 L/hari) ekstrak etanol daun
legundi mampu menghambat kontraksi trakhea karena
pemberian histamin (Astuti, 1997). Pada penelitian ini
digunakan dosis 300 mg untuk manusia dewasa. Ekstrak yang
dibutuhkan untuk membuat 150 mL sirup yaitu 1,5 g.
Bu Berna : Fungsi asam sitrat dalam
formula tersebut apa?
Propilen glikol berfungsi untuk membantu
pelarutan senyawa ekstrak serta sebagai
pengawet
Asam sitrat berfungsi sebagai pengatur pH
Sakarosa berfungsi sebagai pemanis
Essen anggur berfungsi sebagai perisa
anggur
Aqua destilata berfungsi sebagai pelarut

Anda mungkin juga menyukai