Anda di halaman 1dari 54

PORTOFOLIO

PPOK Eksaserbasi Akut


IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. MI
Umur : 56 tahun
Jenis kelamin : Laki Laki
Alamat : Simpati
Tanggal masuk : 19 Juli 2016
A. Anamnesa

Keluhan utama
Os datang dengan keluhan sesak
nafas yang memberat dalam 4 hari
sebelum masuk Rumah Sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang
Sesak nafas ini dialami pasien sejak 1 bulan yang lalu. Sesak
dirasakan semakin memberat dalam 4 hari sebelum masuk Rumah
Sakit. Sesak nafas berbunyi menciut, diperberat dengan
beraktivitas dan berkurang jika beristirahat. Sesak tidak
dipengaruhi oleh makanan, debu, cuaca, dan posisi.
Pasien juga mengeluhkan batuk sejak 4 hari sebelum masuk
Rumah Sakit, berdahak warna putih, sulit dikeluarkan.
Demam (+) dialami 4 hari sebelum masuk Rumah Sakit.
Keluhan nyeri dada dan/atau bengkak di kaki disangkal pasien.
Mual (+), muntah (-), nafsu makan menurun, penurunan berat
badan (-).
BAB dan BAK biasa
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Asma dan Tuberkulosis Paru
disangkal.
Pasien sebelumnya menderita penyakit
Hipertensi dan Stroke.
Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat
sebelumnya untuk penyakit ini.
Riwayat minum obat paket selama 6
bulan disangkal.
Sebelumnya, pasien mendapat
pengobatan untuk penyakit Hipertensi
dan Stroke.
Tidak ada anggota keluarga
yang pernah mengalami batuk-
batuk lama dan sesak napas.
Tidak ada anggota keluarga
yang menderita TB paru.
Riwayat asma dalam keluarga (-
).
Pasien memiliki kebiasaan merokok sebanyak 1
bungkus per hari selama 35 tahun, berhenti
merokok sejak 2 tahun SMRS.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit
Sedang
Kesadaran : Compos
mentis
Kooperasi : Kooperatif
Keadaan Gizi : Cukup
Tekanan Darah : 160/ 120 mmHg
Pernafasan : 32 kali/menit
Nadi : 88 kali/menit
PEMERIKSAAN FISIK

Antropometri
BB : 75 kg
TB : 170 cm
BMI : 24,48 = BMI
Preobese
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS INTERNUS
Kepala : Tidak ada kelainan.
Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera tidak ikterik,
pupil bulat, isokor (diameter 3mm/3mm), RC +/+.
Kulit : Turgor kulit baik, tidak ikterik / sianosis / pucat.
Mulut : mukosa mulut dan bibir basah, deviasi sudut
mulut (+) ke kanan.
Leher : JVP 5-2 cmH2O, trakea di tengah.
KGB : tidak terdapat pembesaran di leher, axilla dan
inguinal.
JANTUNG
Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi: Bising tidak ada, bunyi jantung tambahan tidak ada.

PARU-PARU
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada pernafasan yang tertinggal,
Palpasi : Fremitus melemah kanan dan kiri
Perkusi : Hipersonor kedua lapangan paru
Auskultasi: Ekspirasi memanjang, ronkhi (+/+), wheezing (+/+),.
ABDOMEN
Inspkesi : Distensi tidak ada
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Supel, tidak ada nyeri tekan, hati dan limpa tidak
teraba
Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen

EKSTREMITAS
Capillary refill time baik, edema (-/-), sianosis (-/-), termor (-/-),
hemiplegia dekstra.
Diagnosa Kerja
PPOK Eksaserbasi Akut + Bronkopneumonia + Hipertensi +
Post Stroke
PENATALAKSANAAN
Umum
O2 canul 2-4 liter/menit
Inf RL 20 tpm

Khusus
Nebu Salbutamol 6x1
Drip Aminophylline 11 cc dalam infus RL (8 jam/kolf)
Injeksi Ceftriaxone 1x2gr (ST)
Injeksi Bromhexin HCl 3 x 4 mg
Methylprednisolone tab 2 x 4 mg
Cetirizin tab 1 x 10 mg
Candesartan tab 1 x 8 mg
Paracetamol tab (K/P)
RENCANA

Cek Darah Lengkap


Rontgen Thorax PA
Fisioterapi Dada
PEMERIKSAAN PENUNJANG (20/7/2016)

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL

Hb 13,0 g/dl 12-16

Leukosit 7.300 /ul 4800-10800

Hematokrit 43,0 % 37-47

Trombosit 317 10^3 150-450


Interpretasi Rontgen Thorax PA
Inspirasi tidak maksimal
Trakea di tengah
Pelebaran sela iga
Hiperlusensi lapangan paru
Gambaran infiltrat di lapangan paru kiri dan kanan
bawah
Kesan: PPOK dan Bronkopneumonia
FOLLOW UP 20 JULI 2016
S : Sesak Nafas (+) berkurang
Batuk (+)
Demam
Nafsu makan menurun
O :
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 160/120 mmHg
Nadi : 86 kali/menit
Nafas : 30 kali/menit
Suhu : 37,0 C
Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : ekspirasi memanjang (+/+)
rhonki (+/+), wheezing (+/+)
A: PPOK Eksaserbasi Akut + Bronkopneumonia + Hipertensi + Post Stroke +
Gastritis

Umum
O2 2 3 L/menit
IVFD RL 8 jam/kolf
Khusus
Nebu Salbutamol 6 x 1
Nebu Fluticasone Propionate 2 x 1
Drip Aminophylin 11 cc dalam infus RL (8 jam/kolf)
Injeksi OMZ 1 x 1
Injeksi Ceftriaxone 1 x 2gr (ST)
Injeksi Bromhexin HCl 3 x 4 mg
Cetirizin tab 1 x 10 mg
Candesartan tab 1 x 16 mg
Paracetamol tab (K/P)
Clopidogrel 1 x 1 tab
Simvastatin 1 x 20 mg
Piracetam 2 x 1200
RENCANA : Fisioterapi Dada
FOLLOW UP 21 JULI 2015
S : - Sesak Nafas (+) berkurang
Batuk (+)
Demam (-)
Nafsu makan (+) berkurang
O :
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah :140/100 mmHg
Nadi : 88 kali/menit
Nafas : 28 kali/menit
Suhu : 36,8 C
Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Suara nafas ekspirasi memanjang
rhonki (+/+), wheezing (+/+)
A: PPOK Eksaserbasi Akut + Bronkopneumonia + Hipertensi + Post
Stroke + Gastritis
Umum
O2 2 3 L/menit
IVFD RL 8 jam/kolf
Khusus
Nebu salbutamol 6 x 1
Drip Aminophylin 11 cc dalam infus RL (8 jam/kolf)
Injeksi Dexamethasone 3 x 1
Injeksi OMZ 1 x 1
Injeksi Ceftriaxone 1 x 2gr (ST)
Injeksi Bromhexin HCl 3 x 4 mg
Cetirizin tab 1 x 10 mg
Candesartan tab 1 x 16 mg
Paracetamol tab (K/P)
Clopidogrel 1 x 1 tab
Simvastatin 1 x 20 mg
Piracetam 2 x 1200
RENCANA : Fisioterapi Dada
FOLLOW UP 22 JULI 2015
S : - Sesak Nafas (+) berkurang
Batuk (+)
Demam (-)
O :
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah :180/100 mmHg
Nadi : 90 kali/menit
Nafas : 26 kali/menit
Suhu : 36,8 C
Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Suara nafas ekspirasi memanjang
rhonki (+/+), wheezing (-/-)
A: PPOK Eksaserbasi Akut + Bronkopneumonia + Hipertensi + Post
Stroke + Gastritis
Umum
O2 2 3 L/menit
IVFD RL 8 jam/kolf
Khusus
Nebu salbutamol 6 x 1
Drip Aminophylin 11 cc dalam infus RL (8 jam/kolf)
Injeksi Dexamethasone 3 x 1
Injeksi OMZ 1 x 1
Injeksi Ceftriaxone 1 x 2gr (ST)
Injeksi Bromhexin HCl 3 x 4 mg
Cetirizin tab 1 x 10 mg
Candesartan tab 1 x 16 mg
Paracetamol tab (K/P)
Clopidogrel 1 x 1 tab
Simvastatin 1 x 20 mg
Piracetam 2 x 1200
Pasien dipindahkan ke ruang rawat Neurologi
(22/07/16) pukul 19:00 untuk penatalaksanaan
keluhan defisit neurologis mendadak
Definisi
Penyakit paru yang ditandai oleh hambatan
aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel,
bersifat progresif, dan berhubungan dengan
respons inflamasi paru, disertai efek
ekstraparu.2
Klasifikasi
Penggolongan emfisema dan bronkitis kronik
TIDAK DIGUNAKAN
EPIDEMIOLOGI

WHO : Penyakit ke-5 terbanyak di dunia


Penyebab kematian no.3 di dunia

The Asia Pacific COPD Round Table Group


Penderita PPOK di Indonesia sekitar 4,8 juta orang
(5,6%)

Tidak ada data yang akurat di Indonesia mengenai PPOK.


EPIDEMIOLOGI
PPOK adalah salah satu penyakit tidak menular yang
menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia.
Penyebabnya antara lain:
meningkatnya usia harapan hidup
semakin tingginya pajanan faktor risiko, meliputi
faktor pejamu terkait PPOK, meningkatnya jumlah
perokok pada usia muda, serta pencemaran udara.
FAKTOR RISIKO
Defisiensi -1-antitripsin
Gen Kelainan kromosom 2q, perubahan
TGF1, TNF, mEPHX1.

Asap rokok: tipe perokok, IB


Lingkungan Zat Kimiawi: debu, uap, gas buang
kendaraan, asap kompor

Tumbuh/ Hubungan berat lahir dan Volume


Ekspirasi Paksa (VEP1)
Kembang
Stres
Oksidatif
Virus
Infeksi
Bakteri

Status
Sosioekonomi

Gizi Malnutrisi

Meningkatkan resiko
Asma PPOK sebanyak 12x lipat.
PATOGENESIS
Hambatan aliran udara merupakan perubahan fisiologi
utama pada PPOK diakibatkan oleh perubahan khas
pada saluran nafas bagian proksimal, perifer, parenkim
dan vaskularisasi paru karena suatu inflamasi kronik dan
perubahan struktural pada paru. Peningkatan penebalan
pada saluran nafas kecil dengan peningkatan formasi
folikel limfoid dan deposisi kolagen dalam dinding luar
saluran nafas mengakibatkan restriksi pembukaan jalan
nafas.
Gangguan keseimbangan oksidan dan antioksidan
Radikal bebas batuk kronis mudah terinfeksi
destruksi struktur alveolar kematian sel hambatan
jalan udara progresif dan ireversibel.
DIAGNOSIS
Dispnea: progresif, memberat dengan aktivitas,
persisten, berbunyi. Pasien menggambarkannya
sebagai: peningkatan usaha nafas, berat saat bernafas,
terengah-engah.
Batuk kronik: intermitten, bisa tidak produktif
Produksi sputum kronik
Riwayat terpapar faktor risiko
Inspeksi
- Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup
mencucu)
- Barrel chest (diameter antero - posterior dan
transversal sebanding)
- Penggunaan otot bantu napas
- Hipertropi otot bantu napas
- Pelebaran sela iga
- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut
vena jugularis di leher dan edema tungkai
Palpasi
Fremitus melemah, sela iga melebar
Perkusi
Hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma
rendah, hepar terdorong ke bawah

Auskultasi
- suara napas vesikuler normal, atau melemah
- terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas
biasa atau pada ekspirasi paksa
- ekspirasi memanjang
- bunyi jantung terdengar jauh
Pemeriksaan Penunjang
1. Faal paru
Spirometri
Uji Bronkodilator
2. Darah Lengkap
3. Radiologi: foto toraks proyeksi PA dan lateral
- Hiperinflasi
- Hiperlusen
- Ruang retrosternal melebar
- Diafragma mendatar
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana Umum
1. Edukasi
Tujuan edukasi pada pasien PPOK :
Mengenal perjalanan penyakit dan pengobatan
Melaksanakan pengobatan yang maksimal
Mencapai aktivitas optimal
Meningkatkan kualitas hidup
Skala prioritas bahan edukasi sebagai berikut :
Berhenti merokok, disampaikan pertama kali kepada penderita pada waktu
diagnosis PPOK ditegakkan
Pengunaan obat - obatan : macam obat dan jenisnya, cara penggunaannya yang
benar (oral, MDI atau nebuliser), waktu penggunaan yang tepat (rutin dengan
selang waktu tertentu atau kalau perlu saja), dosis obat yang tepat dan efek
sampingnya
Penggunaan oksigen : kapan saja oksigen harus digunakan, berapa dosisnya,
mengetahui efek samping kelebihan dosis oksigen
Mengenal dan mengatasi efek samping obat atau terapi oksigen
Penilaian dini eksaserbasi akut dan pengelolaannya : Menjelaskan mengenai tanda
eksaserbasi, yaitu : batuk atau sesak bertambah, sputum bertambah, dan sputum
berubah warna.
Mendeteksi dan menghindari pencetus eksaserbasi
Menyesuaikan kebiasaan hidup dengan keterbatasan aktivitas.
Obat-obatan
1. Bronkodilator
Agonis 2 : nebulisasi untuk eksaserbasi
Antikolinergik : mekan sekresi lendir
Kombinasi Agonis 2 dan antikolinergik
Xantin : derajat sedang dan berat
2. Antiinflamasi : metilprednisolone atau prednison
3. Antibiotik: Lini I: amoksisilin dan makrolid, Lini II:
amoksisilin dan as.klavulanat, sefalosporin, kuinolon
4. Antioksidan : N-asetilsistein
5. Mukolitik
6. Antitusif
Terapi Oksigen
Indikasi terapi oksigen:
PaO2 < 60mmHg atau Sat O2 < 90%
PaO2 diantara 55 - 59 mmHg atau Sat O2 > 89%
disertai Kor Pulmonal, perubahan P pulmonal, Ht >55%
dan tanda - tanda gagal jantung kanan, sleep apnea,
penyakit paru lain.

Terapi oksigen di RS dan rumah. Rumah PPOK derajat


berat dengan gagal nafas kronik:
Jangka panjang
Saat aktivitas
Saat sesak mendadak
Terapi oksigen jangka panjang yang diberikan di rumah
pada keadaan stabil terutama bila tidur atau sedang
aktivitas, lama pemberian 15 jam setiap hari, pemberian
oksigen dengan nasal kanul 1-2 L/mnt. Terapi oksigen
pada waktu tidur bertujuan mencegah hipoksemia yang
sering terjadi bila penderita tidur.

Terapi oksigen pada waktu aktivitas bertujuan


menghilangkan sesak napas dan meningkatkan
kemampuan beraktivitas. Sebagai parameter digunakan
analisis gas darah atau pulse oksimetri. Pemberian
oksigen harus mencapai saturasi oksigen di atas 90%.
Ventilasi Mekanik
Ventilasi mekanik pada PPOK digunakan pada
eksaserbasi dengan gagal napas akut, gagal napas akut
pada gagal napas kronik. Ventilasi mekanik dapat
dilakukan dengan cara :
- ventilasi mekanik dengan intubasi
- ventilasi mekanik tanpa intubasi
Kriteria PPOK stabil adalah :
- Tidak dalam kondisi gagal napas akut pada gagal
napas kronik
- Dapat dalam kondisi gagal napas kronik stabil, yaitu
hasil analisa gas darah menunjukkan
PCO2 < 45 mmHg dan PO2 > 60 mmHg
- Dahak jernih tidak berwarna
- Aktivitas terbatas tidak disertai sesak sesuai derajat
berat PPOK (hasil spirometri)
- Penggunaan bronkodilator sesuai rencana pengobatan
- Tidak ada penggunaan bronkodilator tambahan

Di poliklinik dan rumah


Gejala eksaserbasi: 1,3
1. Batuk makin sering/hebat
2. Produksi sputum bertambah banyak
3. Sputum berubah warna
4. Sesak napas bertambah
5. Keterbatasan aktivitas bertambah
6. Terdapat gagal napas akut pada gagal napas kronik
7. Kesadaran menurun
Tatalaksana Eksaserbasi Akut
1. Optimalisasi obat-obatan
2. Terapi Oksigen
3. Terapi Nutrisi
4. Rehabilitasi fisik dan respirasi
5. Evaluasi progresivitas penyakit
6. Edukasi
Indikasi rawat:
Peningkatan gejala (sesak, batuk) saat tidak beraktivitas
PPOK dengan derajat berat
Terdapat tanda-tanda sianosis dan atau edema
Disertai penyakit komorbid lain
Sering eksaserbasi
Didapatkan aritmia
Diagnostik yang belum jelas
Usia lanjut
Infeksi saluran nafas berat
Gagal napas akut pada gagal napas kronik
Indikasi Rawat ICU
Sesak berat setelah penanganan adekuat di ruang
gawat darurat atau ruang gawat
Kesadaran menurun, letargi atau kelemahan otot-otot
respirasi
Setelah pemberian oksigen tetapi terjadi hipoksemia
atau perburukan PaO2 < 50 mmHg atau PaCO2 > 50
mmHg memerlukan ventilasi mekanis (invasif atau
non invasif)
Memerlukan penggunaan ventilasi mekanis invasif
Ketidakstabilan hemodinamik
KOMPLIKASI
1. Gagal napas
Gagal napas kronik
Gagal napas akut pada gagal napas kronik
2. Infeksi berulang
3. Kor pulmonal
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai