Anda di halaman 1dari 13

2.

2 Tinjauan Berdasarkan Kasus


1. Konsep Berdasarkan Kasus
a) Definisi
Depresi adalah gangguan alam perasaan yang disertai oleh komponen psikologis dan komponen somatic yang terjadi akibat
kesedihan yang panjang.
b) Patofisiologi
1) Penyebab terjadinya depresi:
Kekecewaan
Kurang rasa harga diri
Perbandingan yang tidak adil
Penyakit
Aktivitas mental yang berlebihan
Penolakan
2) Gejala klinis depresi
Aspek disforik
Berasaan bersalah, berdosa, dan penyesalan
Nafsu makan berkurang
Berat badan menurun
Gangguan tidur
Hilangnya rasa senang
Agitasi atau retardasi
Gangguan seksusal
Pikiran-pikiran tentang kematian
3) Tingkat depresi
Depresi ringan
Depresi sedang
Depresi berat
4) Penatalaksanaan depresi
Menurut (Tomb, 2003, hal.61) Semua pasien depresi harus mendapatkan psikoterapi, dan beberapa memerlukan tambahan terapi
fisik. Kebutuhan terapi khusus bergantung pada diagnosis, berat penyakit, umur pasien, respon terhadap terapi sebelumnya.
a) Terapi psikologik
b) Terapi fisik
5) Konsep dasar asuhan keperawatan dengan gangguan alam perasaan

a. Pengkajian

1) Faktor Predisposisi

a) Faktor genetik
Mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan melalui garis keturnuan.
b) Teori agresi berbalik pada diri sendiri
Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan dari perasaan marah yang dialihkan pada diri sendiri
c) Teori kehilangan
Berhubungan dengan faktor perkembangan: misalnya kehilangan orang tua pada masa kecil, perpisahan yang bersifat traumatis
dengan orang yang sangat dicintai
d) Teori kepribadian
Mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan seseorang mengalamui depresi atau mania
e) Teori kognitif
Mengemukakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang dipengaruhi oleh penilaian negative terhadap diri sendiri,
lingkungan dan masa depan.
f) Teori belajar ketidakberdayaan
Mengemukakan bahwa depresi dimulai dari kehilangan kendali menghadapi masalah
g) Model perilaku
Mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya pujian positif selama berinteraksi dengan lingkungan
h) Model biologis
Mengemukakan bahwa depresi terjadi perubahan kimiawi, yaitu defisiensi ketekolamin, tidak berfungsi endoktrin dan hipersekresi
kortisol
2) Faktor Presipitasi
Stresor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan meliputi faktor biologis, psikologis, dan sosial budaya. Faktor biologis
meliputi perubahan fisiologis yang disebabkan oleh obat-obatan atau berbagai penyakit fisik seperi infeksi, neoplasma dan
ketidakseimbangan metabolisme. Faktor psikologis meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta, seseorang dan
kehilangan harga diri. Faktor sosial budaya meliputi kehilangan peran, perceraian, kehilangan pekerjaan.
3) Perilaku dan Mekanisme Koping
perilaku yang berhubungan dengan depresi bervariasi. Pada keadaan depresi kesedihan dan kelambatan dapat menonjol atau dapat
terjadi agitasi. Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang memanjang adalah denial dan supresi, hal ini untuk
menghindari tekanan.
b. Analisia Data
1) Data Subjektif
Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.
2) Data Objektif
Gerakan tubuh yang terhambat, ekspresi wajah murung, pasien tampak malas, sukar tidur dan sering menangis.
c. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang umum muncul pada klien dengan gangguan alam perasaan, yaitu.:
a) Sedih kronis
b) Gangguan pola istirahat/tidur
d. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Perkenalkan diri dengan klien
2. Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empati
3. Dengarkan pernyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak memakai bahasa nonferbal
4. Perhatikan pembicaraan pasien serta beri respon sesuai dengan keinginannya
5. Terima pasien apa adanya tanpa membandingkan dengan orang lian
6. Klien dapat menggunakan koping adaptif
7. Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat memahami apa yang dirasakan pasien
8. Diskusikan dengan pasien manfaat dari koping yang biasa digunakan
9. Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih
10. Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah
LEMBAR KERJA

1. KATA KUNCI
Critical thinking in nursing process
Lampu kamar menyal
Depresi
Tindakan invasive
Membalikkan badan kearah berlawanan
Mata bengkak dan merah

2. PERTANYAAN PENTING
1) Apa karakteristik dari berpikir kritis?
2) Setelah mendapat tindakan infasiv, manfaat apa yang didapat oleh pasien dari tindakan
tersebut?
3) Apa peran perawat dalam kasus ini?
4) Apa yang melatar belakangi pasien sehingga mengalami kondisi tersebut ?

3. JAWABAN PENTING
Karakteristik berpikir kritis adalah:
Konseptualisasi: pikiran abstrak yangdigenerisasi secara otomatis menjadi symbol-simbol dan
disimpan dalam otak
Rasional dan beralasan: argument yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai
dasar kuat sari fakta fenomena nyata
Reflektif: bahwa seirang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi
akan menyediakan waktu untuk menyimpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta dan kejadian
Bagian dari suatu sikap: pemahaman ini harus diambil pemikir kritis akan selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih
baik atau lebih buruk dari yang lain
Kemandirian berpikir: Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasiv menerima pemikiran dan keyakinan orang
lain menganalisi semua itu, memutuskan secara benar dan dapat dipoercaya
Berpikir adil dan terbuka: mencoba untuk beruba dari pemikiran yang salah dan kurang mengutungkan menjadi benar dan lebih
baik.
Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan: berpikir kritis digunakan untuk mengefalusi suatu argumentasi dan kesimpulan,
mencipta suatu pemikiran baru dan alternative solusi tindakan yang akan diambil.
2) Tindakan infasiv mnerupakan tindakan medis keperawatan berupa memasukan atau melukai jaringan yang dimasukkan melalui organ
tubuh tertentu. Contoh infasiv sederhana yang sering dilakukan padan anaka pemasangan inpus. Tindakan infasiv tentu saja akan
menimbulkan nyeri dan rasa sakit pada anak pemksangan bisa dilakukan berkali- kali pada anak selama anak masa perawatan.
3) Hubungan perawat dengan kondisi klien:
Melaksanakan hubungan BHSP dengan klien
Melaksanakan rencana dan tindakan terhadap klien
Memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya secara wajar
Memberikan solusi dan saran
Melayani klien dengan baik
4) Latar belakang:
Intoleran aktivitas factor yang berhubungan: kelemahan dan keletihan dperesi, dan nutrisi
tidak adekuat
Ansietas factor yang berhubungan: konflik psikologis, kebutuhan tidak terpenuhi, konflik
nilai/ tujuan yang tidak didasari perubahan dalam fungsi peran, perubahan pola interaksi,
dan ancaman terhadap konsep diri
Koping keluarga, ketidak mampuan factor yang berhubungan konflik peran, pertengkaran.

INFORMASI TAMBAHAN
a) Sebagai perawat harus menciptakan komunikasi yang baik dengan klien
b) Perawat tidak boleh langsung membuat keputusan tentang kondisi klien
c) Memperhatikan perkembangan kesehatan klien
d) Memberikan obat penenang pada pasien
Analisis Sintesa

GEJALA
Susah tidur
Depresi
Mata bengkak
Mata merah

Kesimpulan yang diambil:


Ny. B tidak dalam keadaan baik tetapi ia tidak Cara penanganan:

tahu bagaimana cara meminta bantuan pada Menenangkan pasien

orang lain Mencoba untuk berkomunikasi dengan pasien

Ny. B pada saat itu mengalami mimpi buruk saat pasien dalam keadaan stabil/tenang

sehingga ia terbangun dan menangis sampai Memberikan solusi yang terbaik buat pasien

matanya bengkak
TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA
Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang pentingnya
berpikir kritis dalam keperawatan, dan apabila dalam menangani pasien
perawat dapat berpikir kritis dalam menangani pasien dalam keadaan
apapun

INFORMASI BARU
Setelah dilakukan diagnose diketahui pasien mengalami depresi intoleransi
aktivitas dimana penurunan dalam kapasitas fisiologi seseorang untuk
melakukan aktivitas sampai tingkat yang diinginkan atau yang dibutuhkan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam kasus yang dibahas perawat harus mampu berfikir secara kritis dalam memecahkan masalah yang
dihadapi oleh pasien dan seorang perawat harus dapat memberikan saran ataupun solusi. Pemikiran kritis
menyangkut pula pemikiran logis yang diteruskan dengan pengambilan keputusan. Dari pendapat-pendapat di
atas dapat dikatakan bahwa berpikir kritis itu meliputi dua langkah besar yakni melakukan proses berpikir
nalar (reasoning) yang diikuti dengan pengambilan keputusan/pemecahan masalah (deciding/problem
solfing). Dengan demikian dapat pula diartikan bahwa tanpa kemampuan yang memadai dalam hal berpikir
nalar (deduktif, induktif, dan reflektif), sesorang tidak dapat melakukan proses berpikir kritis secara benar.

4.2 Saran
Untuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis dalam keperawatan kita harus mengembangkan pikiran
secara rasional dan cermat, agar dalam berpikir kita dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah
keperawatan. Komunikasi yang baik antara perawat dan klien juga diperlukan dalam menciptakan rasa saling
percaya agar klien merasa nyaman dan tidak merasa terganggu dengan tindakan perawat.

Anda mungkin juga menyukai