Anda di halaman 1dari 21

ASSALAMUALAIKUM

KELOMPOK 16

1
Sudah Sangat Lemah
Seorang ibu membawa anak laki-lakinya yang
berusia 5 tahun ke Puskesmas. Ibu menceritakan
anaknya terlihat semakin pucat, lemah dan kurus
dalam sebulan terakhir, padahal makan biasa-biasa
saja, seperti sebelum kelihatan sakit. Si Ibu juga
melihat perut anaknya semakin buncit. Si anak juga
beberapa hari terakhir mengeluh perutnya tidak
enak. Memang sejak 3 bulan terakhir, anaknya ikut
memulung, bersama ayah dan ibunya. Hasil
anamnesis tentang riwayat penyakit, riwayat
pendarahan (-), diare (+).
2
sebulan yang lalu berobat ke Pustu dan diberikan oralit dan
tablet yang katanya mengurangi mules dan satu tablet yang
dilarutkan di air sebelum diminum, menderita penyakit berat
lain (-), waktu berumur 4 tahun anaknya 2 kali mengeluh gatal,
seperti ada yang bergerak-gerak di dalam anusnya, dan gatal
sering dialami malam hari, tapi setelah minum obat dari
Puskesmas, keluhannya hilang. Ditanyakan tentang kebiasaan
BAB dan BAK, ibunya tidak pernah memperhatikan, karena
anaknya sudah bisa cebok sendiri, selain itu, mereka juga
melakukannya dipinggir sungai.

3
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan: tanda vital masih
dalam batas normal, konjungtiva tampak pucat, BB 17 kg,
TB 100 cm. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan
penunjang, untuk memastikan penyebabnya dan
menentukan penatalaksanaan.
Bagaimana anda menjelaskan tentang kasus yang terjadi
diatas?

4
Identifikasi Istilah
1. Oralit
Adalah larutan untuk merawat diare, larutan ini
sering disebut rehidrasi oral. Larutan ini mempunyai
komposisi campuran natrium klorida, kalium
klorida,glukosa,anhidrat dan nantrium bikarbonat

5
Identifikasi Masalah
1. Mengapa pasien tampak lemah pucat dan kurus
dalam sebulan terakhir?..
2. Mengapa perut anak tsb semakin buncit dan merasa
perutnya tidak enak?...
3. Apakah ada hubungan ia memulung dengan
keluhannya?...
4. Mengapa pada anamnesis pasien mengeluhkan
diare?...
5. Mengapa pasien mengalami gatal dianusnya dan
dialami pada malam hari?...
6
Analisa Masalah
1. - Tampak lelah dan kurus karena terjadi malabsorpsi karena cacing banyak
mengabsorpsi sari-sari makanan dan toksin dari cacing tersebut membuat
pasien anoreksia.
- pucat disebabkan karena cacing menyerap zat-zat besi bdalam tubuh.
2. Penumpukan cacing diusus menyebabkan pasien selalu merasa kenyang dan
perut tampak buncit
3. Ada yaitu pemulung identik kontak langsung dengan tanah dimana telur
cacing banyak pada media tanah kemungkinan tetelan oleh si pasien dan
mengalami cacingan
4. Nyeri yang disebabkan oleh cacing yang memakan sari-sari makanan itu yang
kemudian membuat diare terjadi
5. Anus atau vulva yang terasa gatal terutama dimalam hari dikarenakan
keluarnya cacing yang keluar tepat saat malam tiba dengan tujuan menaruh
telur.

7
Strukturisasi

8
Learning Objective
Askariasis
(definisi prognosis)

9
Definisi
Ascariasis adalah suatu penyakit infeksi
yang disebabkan oleh cacing gelang (ASCARIS
LUMBRICOIDES ). Diindonesia prevalensi
ascariasis tinggi, terutama pada anak usia 5-15
tahun, yaitu antara 50-90 % dan diperkirakan
807-1,221 juta orang didunia terinfeksi ascariasis

10
Epidemiologi
Ascariasis tersebar diseluruh dunia terutama
didaerah tropis dan sub tropis yang kelembaban
Udaranya tinggi.Diindonesia prevalensi cacing
gelang 60-90% dan merupakan prevalensi Terbesar
dibandingkan cacing lainnya. Prevalensi ditemukan
tinggi di beberapa pulau di Indonesia yaitu di pulau
Sumatera (78%), Kalimantan (79%), Sulawesi (88%),
Nusa Tenggara Barat (92%), dan Jawa Barat (90%) (Sutanto,
2008)

11
Etiologi
ASCARIS LUMBRICOIDES
- Cacing jantan berukuran 15 - 25 cm x 3 mm
disertai ujung posteriornya yang melengkung ke
arah ventral dan diikuti adanya penonjolan spikula
yang berukuran sekitar 2 mm. Selain itu, di bagian
ujung posterior cacing juga
terdapat banyak papil papil kecil (Soedarto, 2009).
- Cacing betina berukuran 25- 35 cm x 4 mm
dengan ujung posteriornya lurus. Cacing betina
Memproduksi 200 telur / harinya cacing ini memiliki
3 buah bibir

12
Cacing ini berbentuk seperti gelang
Berwarna merah dengan
bagian kepala dan ekor yang lancip dan
mempunyai kutikulum rata, bergaris halus dan 3
buah bibir satu yang lebar di mediodorsal dan
sepasang di ventrolateral.

13
Penularan
Makanan
Air
Tanah
yang terkontaminasi oleh telur cacing

14
Faktor Resiko
Kebiasaan tidak mencuci tangan
Kurangnya penggunaan jamban
Kebiasaan menggunakan tinja sebagai pupuk
Kebiasaan tidak memasak air atau makanan
dengan matang

15
Patofisiologi

16
Manifestasi Klinis
Badan terasa lemah
demam
Sakit perut + diare
Nafsu makan menurun
BB menurun
Perut membesar
Tinja berwarna hitam
Anemia
Mual muntah
17
Diagnosa
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan penunjang
- Tinja
- lab darah tepi
- foto rontgen abdomen

18
Penatalaksanaan
Nonfarmakologi
- Edukasi
Farmakologi
- Piratel pamoat 10 mg/ kg BB dosis tuggal
atau
- Mebendazol 500 mg/Kgbb dosis tunggal
- Albendazol 400 mg /kgbb dosis tunggal

19
Komplikasi
Anemia defisiensi zat besi
obstruksi ileus
Apendisitis

20
Prognosis
Pada umumnya, askariasis memiliki prognosis yang baik.
Kesembuhan askariasis dengan pengobatan mencapai
70% hingga 99%

21

Anda mungkin juga menyukai

  • Slide Efusi Pleura
    Slide Efusi Pleura
    Dokumen26 halaman
    Slide Efusi Pleura
    Rosa Nurhalizah Akn
    100% (1)
  • Luts
    Luts
    Dokumen13 halaman
    Luts
    Rosa Nurhalizah Akn
    Belum ada peringkat
  • Pola Asuh
    Pola Asuh
    Dokumen7 halaman
    Pola Asuh
    Rosa Nurhalizah Akn
    Belum ada peringkat
  • Ileus Paralitik
    Ileus Paralitik
    Dokumen31 halaman
    Ileus Paralitik
    Rosa Nurhalizah Akn
    100% (1)
  • Edema Paru
    Edema Paru
    Dokumen24 halaman
    Edema Paru
    Rosa Nurhalizah Akn
    Belum ada peringkat
  • Sidang Skripsi
    Sidang Skripsi
    Dokumen27 halaman
    Sidang Skripsi
    Rosa Nurhalizah Akn
    Belum ada peringkat
  • Tulang Fibula
    Tulang Fibula
    Dokumen20 halaman
    Tulang Fibula
    Rosa Nurhalizah Akn
    Belum ada peringkat