Anda di halaman 1dari 13

Asuhan keperawatan

pasien dengan sistem


muskuloskeletal.
KEL 14:
RYAN ISMAN
SUWANTO
Pengertian

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari


kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya
saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari
tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang
tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka
mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya.
Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.
Tanda-tanda Dislokasi:

a) Dislokasi sendi rahang


Terjadi karena menguap atau tertawa terlalu lebar, terkena pukulan keras ketika
rahang sedang terbuka.
b) Dislokasi sendi bahu
Tanda-tanda korban yang mengalami Dislokasi sendi bahu yaitu:
Sendi bahu tidak dapat digerakakkan
Korban mengendong tangan yang sakit dengan yang lain
Korban tidak bisa memegang bahu yang berlawanan
Kontur bahu hilang, bongkol sendi tidak teraba pada tempatnya
Teknik penatalaksanaan:

a) Pembalutan
Tujuan pembalutan:
Mencegah kontaminasi
Digunakan untuk penekanan dalam menghentikan perdarahan
Memperbaiki suhu tubuh
Meletakkan sesuatu seperti bidai
b) Pembidaian
Tujuan pemasangan bidai:
Mempertahankan posisi bagian patah agar tidak bergerak
Mengurangi rasa nyeri
Mencegah terjadinya komplikasi
Memudahkan dalam transportasi korban
Sprain

Sprain adalah cidera dimana sebagian dari ligamen robek, kondisi ini
biasanya disebabkan karena memutar secara mendadak, dimana sendi
bergerak melebihi batas normal. Organ yang paling sering terkena
sprain adalah lutut dengan pergelangan kaki. atau Sprain adalah
kekoyakan pada otot, ligament atau tendon yang dapat bersifatsedang
atau parah, dalam bahasa kita disebut kesleo (Smeltzer Suzame,
2001).
STRAIN

Strain adalah tarikan pada otot, ligament atau tendon yang disebabkan oleh
regangan (streech) yang berlebihan , dalam bahasa kita disebut kram
otot(Smeltzer Suzame, 2001).
etiologi
1. Strain
a. Pada strain akut
Ketika otot keluar dan berkontraksi secara mendadak.
b. Pada strain kronis
Terjadi secara berkala oleh karena penggunaaan yang berlebihan / tekanan
berulang-ulang, menghasilkan tendonitis (peradangan pada tendon

2. Sprain
Penggunaan daya yang tidak semestinya, pemelintiran atau mendorong /
mendesak sendi pada saat berolah raga atau aktivitas kerja
Manajemen Terapi

1. Strain dan Sprain :


Terapi RICE yaitu dengan istirahat (rest) selama 3-6minggu, kompres es
(ice)
15-30menit, balut tekan dengan bahan yg lunak seperti kain (Compress),
daerah yang cidera ditinggikan (elevate) dan Immobilisasi. Jika tingkat
cedera strain dan sprain sudah derjat III maka langsung dibawa kerumah
sakit untuk dilakukan pembedahan agar dapat mengembalikan fungsi
anatomi normalnya.
Penatalaksanaan medis

strain
a. fisioterapi
B.Posisi ditinggikan atau diangkat.
C.Elektromekanis
D.latihan rom
sprain
Pembedahan
Fisioterapi
Dengan pembalutan, cast atau pengendongan (sung)
SINDROME KOMPARTEMEN

Sindroma kompartemen adalah masalah medis akut yang menyertai


cedera, pembedahan atau pada kebanyakan kasus penggunaan otot
yang berulang dan meluas, yang mana meningkatkan tekanan
(biasanya disebabkan oleh radang) dalam ruang yang tertutup
(kompartemen fascia) pada tubuh dengan suplai darah yang tidak
memadai. Tanpa terapi bedah yang tepat, hal ini mungkin
menyebabkan kerusakan saraf dan kematian otot. Kondisi ini paling
sering terlihat pada kompartemen anterior dan posterior pada kaki.
Penyebab

Penggunaan otot berlebihan


Luka bakar
Operasi
Gigitan ular
Gips
Balutan yang terlalu ketat
Manifestasi Klinis

Pain (nyeri) : nyeri yang hebat saat peregangan pasif pada otot-otot
yang terkena, ketika ada trauma langsung
Pulselesness (berkurang atau hilangnya denyut nadi )
Parestesia (rasa kesemutan)
penanganan

Penanganan kompartemen secara umum meliputi:


1. Terapi Medikal/non bedah
2. Terapi Bedah

Anda mungkin juga menyukai