Anda di halaman 1dari 18

SISTEM RUJUKAN

SISTEM RUJUKAN

Indonesia (1952) kematian


ibu merupakan masalah
mendesak & butuh penanganan
secepatnya
1952 : BKIA di tiap kabupaten
Repelita III : Posyandu
cermin peran serta masyarakat
dlm menurunkan kematian ibu &
bayi
Kebijakan Nasional :
1. Desa : Polindes dgn bidan

2. Kecamatan : PKM dgn


dokter & bidan
3. Kab/Kota & Prop. : RS
dgn dokter SpOG & dokter
SpA (PONEK)
Tolak ukur keberhasilan
pelayanan obstetri terhadap ibu
hamil :
1. Angka Kematian Ibu

2. Angka Kematian Perinatal

Tinggi : pelayanan blm memadai


Rendah : pelayanan sdh mulai
baik
Rujukan hrs dilakukan secara
tepat & menghindari:
1. Keterlambatan mengambil
keputusan untuk merujuk
2. Keterlambatan mencapai
tempat tujuan rujukan
3. Keterlambatan memperoleh
pelayanan di tempat tujuan
rujukan
Rujukan adalah pelimpahan
tanggung jwb timbal balik secara
vertikal maupun horizontal
Prinsip : usaha masyarakat utk
menempatkan tiap kasus agar
terdapat kesesuaian tingkat
penyulit yg dihadapi dgn
kemampuan tempat pelayanan
kesehatan
Tujuan sistim rujukan :
1. Tiap penderita dapat
pertolongan yg sebaik-
baiknya
2. Jalin kerja sama

3. Jalin pelimpahan
pengetahuan dan
keterampilan
Kegiatan rujukan :
1. Transfer of knowledge

2. Transfer of document

3. Transfer of specimen

4. Transfer of patient

Terbanyak : transfer of patient


Menurut SKN, rujukan dibedakan
atas :
1. Rujukan Kesehatan : terkait
dgn upaya pencegahan
penyakit & peningkatan
derajat kesehatan
2. Rujukan medik : dikaitkan dgn
upaya penyembuhan penyakit
& pemulihan kesehatan
Hal-hal yg hrs dipikirkan dlm
pelaksanaan rujukan medik :
1. Mengapa kita melakukan rujukan
medik ?
2. Apa yg hrs dirujuk ?
3. Kapan merujuk penderita ?
4. Siapa yg akan dirujuk ?
5. Kemana hrs melakukan rujukan
medik ?
6. Bagaimana melakukan rujukan
medik yg baik ?
RUJUKAN PELAYANAN
KEBIDANAN
Meliputi :
1. Pengiriman org sakit dr unit
kesehatan yg kurang lengkap ke
unit yg lbh lengkap
2. Rujukan kasus kehamilan,
persalinan & nifas patologik
3. Pengiriman kasus masalah
reproduksi lain
4. Pengiriman bhn laboratorium
Kasus obstetri yg sering dirujuk
(Puji Rochyati) :
1. Primipara muda umur < 16 thn

2. Primipara tua umur > 35 thn

3. Primipara sekunder dgn umur


anak terkecil > 5 thn
4. TB < 145 cm

5. Bad of Obstetri History

6. Kehamilan dgn penyakit ibu yg


pengaruhi kehamilan
Faktor penghambat
kelancaran pasien dirujuk :
1. Faktor transportasi

2. Komunikasi yg kurang

3. Kurang kesadaran,
perhatian & keterampilan
petugas kesehatan
Stabilisasi kondisi penderita &
merujuk dgn cepat & tepat penting
dlm menyelamatkan kasus gawat
darurat.
Unsur stabilisasi kondisi pasien yg
dirujuk :
1. Penanganan pernapasan &
pembebasan jln napas
2. Kontrol perdarahan
3. Pemberian cairan infus IV
4. Kontrol nyeri
Prinsip umum dlm rujuk kasus
adl pasien hrs didampingi o/
tenaga yg terlatih shg cairan
infus IV dan O2 dpt diberikan.
Bila tdk didampingi : pendamping
hrs diberi petunjuk bgm
menangani cairan IV dlm
perjalanan ke tempat rujukan,
kondisi pasien dijaga agar tetap
dlm kondisi hangat & kaki hrs
dlm posisi lbh tinggi
Upaya penurunan kematian ibu
dpt dipercepat mll upaya
pencegahan proaktif dgn cara
perencanaan persalinan aman
dgn menerapkan Rujukan
Terencana srt menekan adanya
Rujukan Terlambat.
Rujukan Terencana : rujukan
pd ibu hamil tua dgn masalah/
faktor risiko, ibu yg blm inpartu.
Rujukan Terencana tdd :
1. Rujukan Dini
Berencana/Rujukan Dalam
Rahim
2. Rujukan Tepat Waktu

Anda mungkin juga menyukai